r~ PT.rOll1UftA~PUIRr 'Of n~J . GENERAL CONTRACTOR & SUPPLIER
"1iJ __./
Rukan Mitra Matraman Blok B-21 Lantai Ill JI. Raya Matraman 148 Jakarta Timur Telp. 021-85917519 Fax. 021 -85918169 Email :
[email protected]. id Kantor Operasional : Rukan Pondok Kelapa Blok D No. 8 JI. Raya Pondok Kelapa
Ouren Sawit Jakarta Timur. Tip : 021 22865084
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PENATAAN DAN RENOV ASI GEDUNG SERBAGUNA EKADIYASA A.
TINJAUAN UMJJM Maksud dan Tujuan
Kegiatan Pekerjaan Penataan dan Rene vasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat. B. JANGKA W,AKTU PELAKSANAAN I PJ~:RCEfATAN WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat adalah 90 hari ka ..·~nder. Agar jangka waktu penyelesaian pekerjaan bisa selesai lebih awal, perlu adanya metode-metode dalam pelaksanaan di lapangan yang efektip. Intuk itu diperlukan "METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN" yang tepat dalam pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang tepat serta melibatkan seluruh Personil Proyek, Warga Setempat d.m Instansi terkait maka Proyek Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di B awasari Jakarta Pusat bisa terlaksana dengan baik.
C.
LINGKUP Pl;KERJAAN Lingkup pekerjaan dari kegiatan Penataan drn Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat, adalah :
1. PEKERJAAN BANGUN.l1N UTAMA I. Pekerjaan Persiapan 11. Pekerjaan Tancil dan Pondasi Aula Ill. Pekerjaan Struktur Seton Aul<1 IV. PekerjaanRangka Baja Term :1suk Zinch1 ornate V. Pekerjaan Atap Bangunan de 1 Penutupnya 2. I. II. Ill. IV. V. VI. VII. VIII. IX.
PEKERJAAN RUANG D·\l.AM & ME Pekerjaan Pas. Dinding Ruan:i dalam Pekerjaan Pas. Keramik lanta' Wcmt:rg;;3 Pekerjaan Pas. Plafond Pekerjaan Kusen; Pintu ; Jerdela; Daun Pintu; Daun Pintu ; Alumunium &Accessories Pekerjaan Finishing Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan Pemipaan Air Pekerjaan Sanitary Fixture Pekerjaan Mekanikal
D. K3 DALAM PEKERJAAN PROYEK
Kewajiban Umum • •
• • • •
• •
Penyedia Jasa Kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari resiko kecelakaan. Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa mesin - mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan Keselamatan Kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman. Penyedia Jasa Kontraktor turut mengadakan : pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat. Penyedia Jasa Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang dimasukan dalam organisasi kontraktor, bertanggung jawab mengawasi / mengkoordinasi pekerjaan yang dilakukan. untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan. Penyedia Jasa Kontraktor memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya demi pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Pengurus atau kontraktor dapat memasang papanpapan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman. Hal-hal yang rnenyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan Kontraktor.
Organisasi K3 • •
• •
•
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (Full-Time) untuk mengurus dan menyelenggarakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini merupakan unit struktural dari organisasi Kontraktor yang dikelola oleh Pengurus atau Kontraktor. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan Panitia Pembina Keselamatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah kordinasi Pengurus atau Kontraktor, serta bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek. Kontraktor harus : o Memberikan kepada Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Committee) fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka. o Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan clan Kesehatan Kerja (Safety Committee) dalam segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Proyek. Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari Safety Committee. Jika 2 (dua) atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan Kerja. o
•
Laporan Kecelakaan • •
Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan : o Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masingmasing clan, o Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan •
Tenaga Kerja harus diperiksa kesehatannya. o Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali (Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan individu), o Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
•
Tenaga Kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk Referensi. Suatu rencana organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah ternpat bekerja meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, aiat-alat komunikasi alat-alat jalur transportasi. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (P.P.P.K.). Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain. Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk kompres, perban, Gauze yang steril, antiseptik, plester, Forniquet, gunting, splint dan perlengkapan gigitan ular. Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alatalat P,P.P.K. yang diperlukan dalam keadaan darurat.
• •
•
• •
•
• • • • •
•
•
Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti. Isi dari kotak obat-obatan dan alat P.P.P.K. harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong). Kereta untuk mengangkat orang sakit,(Carrying basket) harus selalau tersedia. Jika tenaga kerjaa dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko tenggelam atau keracunan atau alat-alat penyelemat an harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja. Persiapan-persiapan harus dilaktikan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat semacam ini. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik (strategis) yang memberitahukan : o Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat alat P.P.P.K. ruang P.P.P.K. ambulans, kereta untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan. o Tempat telpon terdekat untuk menelpon/memanggil ambulans, nomor telpon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain. o
Nama, alamat, nomor telpon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat/ emergency.
Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan kerja •
•
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan. Sehingga idealnya pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar. Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini , agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.
Jenis Perlengkapan Keselamatan Kerja •
Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP. • Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
•
Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya. • Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai. • Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya. • Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.
•
Perlengkapan K3
NO
ITEM
1
Sepatu safety
2
Helm proyek
3
Sarung tangan
4
Peralatan PPPK
5
Masker
6
Kaca Mata Las / Pelindung
7
Penutup Telinga
VIEW
Masalah Umum •
• • • •
Adanya perlengkapan keselamatan kerja yang tidak melalui pengujian laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau tidak memenuhi ketentuan keselamatan. Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu. Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan perlengkapan keselamatan kerja Pengawasan terhadap keharusan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja sangat lemah. Kewajiban untuk memelihara perlengkapan keselamatan kerja yang menjadi tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja.
Masalah Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja secara umum •
•
•
Pekerja tidak mau memakai perlengkapan keselamatan kerja dengan alasan: o Yang bersangkutan tidak mengerti atas maksud keharusan pemakaian . o Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja dirasakan pekerja tidak nyaman seperti panas, sesak dan tidak memenuhi nilai keindahan o Pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaan. o Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang dipakai tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi. o Tidak dikenakan sanksi terhadap pekerja yang tidak memakai perlengkapan keselamatan kerja o Atasannya juga tidak memakai perlengkapan keselamatan kerja tanpa dikenakan sanksi. Perusahaan tidak menyediakan perlengkapan keselamatan kerja dengan alasan: o Perusahaan tidak mengerti adanya ketentuan pemakaian perlengkapan keselamatan kerja. o Rendahnya kesadaran perusahaan atas pentingnya K3 dan secara sengaja melalaikan kewajibannya untuk menyediakan perlengkapan keselamatan kerja. o Perusahaan merasa sia-sia menyediakan perlengkapan keselamatan kerja, karena pada akhirnya perlengkapan keselamatan kerja tidak dipakai oleh pekerja. Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan tdak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja
•
Perusahaan mengadakan perlengkapan keselamatan kerja hanya sekedar memenuhi persyaratan formal tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya.
Pengertian PPPK Yang dimaksud dengan PPPK adalah upaya pemberian pertolongan permulaan yang diperlukan sebelum penderita dibawa ke tempat yang mempunyai sarana kesehatan yang memadai , seperti rumah sakit. Perolongan permulaan ini memegang peranan penting dalam penyelamatan jiwa penderita, karena kesalahan dalam penanganan awal ini akan menyebabkan semakin parahnya konsisi korban atau malah menimbulkan kematian penderita. Tujuan PPPK Maksud dan tujuan PPPK adalah: • • • •
Mencegah kematian. Mencegah bahaya cacat. Mencegah infeksi. Meringankan rasa sakit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PPPK Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan PPPK adalah: • • •
Sistem PPPK telah memenuhi standar dan pedoman yang berlaku. Petugas PPPK telah ditunjuk dan dilatih sesuai peraturan perundang-undangan. Sistem PPPK dilakukan pemeriksaan secara berkala.
Kesiapan menangani keadaan darurat Kesiapan menangani keadaan darurat meliputi hal-hal sebagai berikut: • • •
Identifikasi semua keadaan darurat yang potensial, baik di dalam atau di luar lokasi kerja. Prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan dan disosialisikan kepada seluruh pekerja. Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang kompeten.
• • •
• •
Semua tenaga kerja telah mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko. Pelatihan khusus kepada petugas penaganan darurat. Istruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat ditempatkan di tempattempat yang strategis dan mencolok serta telah diperhatikan dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja. Alat dan sistem keadaan darurat diperiks, diuji dan dipelihara secara berkala. Kesesuaian,penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.
Pengawasan •
• • •
Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas. Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian. Pengawas didikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat kerja dan kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengurus.
Pemeriksaan Bahaya • • • • •
Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa. Daftar simak (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat inspeksi. Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan Panitia Pembina K3.
Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya E.
TAHAPAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat , diperlukan Metodologi pelaksanaan pekerjaan dalam melaksanakan tahapantahapan pekerjaan yang tercantum dalam gambar dan RKS.
Metodelogi pekerjaan ini dibuat global, berurut sesuai dengan gambaran umum tahapan pekerjaan pembangunan gedung yang disesuaikan dengan item pekerjaan sesuai BQ. Dalam metode kerja ini, kami menggambarkan item pekerjaan yang ada dalam BQ / item pekerjaan yang di lelangkan. Untuk spesifikasi terhadap bahan yang digunakan dalam metodelogi ini, dijabarkan selengkapnya dalam spesifikasi teknis bahan material, sedangkan metodelogi pelaksanaan pekerjaan ini mengkhususkan pada metode pelaksanaan pekerjaan utama sesuai dengan BQ dan Gambar. Brikut akan dijabarkan tahapan pelaksanaan pekerjan. BAGAN PROSEDUR PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. PERSIAPAN SEBELUM PELAKSANAAN PEKERJAAN Sebagai mana telah terinci dalam RAB Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat setelah terbitnya SPK kontraktor melakukan persiapan terhadap 1. Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebagaimana tertuang dalam RKS Tenaga Ahli/Teknis/Terampil Tetap dengan kualifikasi keahlian yang sesuai dengan jenis keahlian yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi ini serta harus memenuhi persyaratan keahlian/spesialisasi, pengalaman, dan kemampuan manajerial yang diperlukan 2.
3.
4.
Alat Kerja Peralatan di sesuaikan dengan kebutuhan jenis pekerjaan. Daftar Peralatan lebih rinci di jabarkan dalam daftar peralatan pada dokumen teknis yang kami ajukan Bahan/ Material Bahan / material yang digunakan seluruhnya berdasarkan atas dasar petunjuk RKS teknis, dan atas persetujuan konsultan. Bahan / Material dijabarkan lebih rinci dalam spesifikasi teknis Bahan/ Material yang menjadi satu kesatuan dengan Dokumen Penawaran Harga Jumlah Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja dihitung berdasarkan, jenis pekerjan dan waktu yang dibutuhkan. Jumlah tenaga kerja dihitung dalam analisa kebetuhan tenaga kerja,
B. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
• • • • • • • • • • •
Listrik kerja/sewa genset Air kerja Foto proyek Gambar asbuildrwaing Laporan harian Gudang/barak kerja Pasang jaring pengaman Mobilisasi & demobilisasi Buang puing keluar site Pembersihan lokasi termasuk halaman sekitarnya Pagar seng, rangka kayu, t = 1,8 m, lengkap pintu masuk
B. TEKNIS PELAKSANAAN I. LISTRIK KERJA & AIR KERJA Penyediaan air kerja diadakan oleh Kontraktor yang memenuhi syarat layak minum dan layak untuk konstruksi dan memenuhi persyaratan baik Kwalitas dan Kwantitasnya. LISTRIK KERJA Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan diadakan dari penggunaan listrik dengan genset yang ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penyebab gangguan kebisingan. Atau bisa juga dengan PLN sesuai yang disyaratkan dalam RKS, BQ dan Gambar Kerja. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk Manajemen Konstruksi.
SUPLAI AIR KERJA Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2. Penyediaan air kerja untuk kebutuhan selama proyek berlangsung harus didasari oleh persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai asal sumber air dan letak penampungannya. Alat dan material yang dipakai adalah sesuai dengan spek kerja, dan apabila ada sesuatu hal yang diluar dari sepesifikasi pekerjaan harus terlebih dahulu diketahui oleh Konsultan Pengawas untuk disetujui. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Manajemen Konstruksi/Direksi.
II. FOTO DOKUMENTASI PROYEK
Untuk merekam semua kegiatan pelaksanaan proyek, pihak pemilik proyek menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Metode Pelaksanaan a. Mengambil gambar atau membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan secara menyeluruh. b. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut : c. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 3 (tiga) set dan dilampirkan bersama dengan laporan mingguan/ bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan/ atau penagihannya termin. d. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk Pengawas Teknis atau Kepala Unit / Satuan Kerja. e. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam album disahkan oleh Kepala Unit / Satuan Kerja, untuk teknis penempelan/ penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis. f. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3 (tiga) kali. III. ASBUILD RAWING
gambar yang dibuat sesuai kondisi terbangun di lapangan yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi (spesifikasi dan gambar) selama proses konstruksi yang menunjukkan dimensi, geometri, dan lokasi yang aktual atas semua elemen proyek. Tujuan gambar ini adalah sebagai pedoman pengoperasian bangunan yang dibuat dari shop drawing dimana telah mengadopsi perubahan yang dilakukan pada saat konstruksi dimana perubahan tersebut ditandai secara khusus. As Built Drawing dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan Penyedia Jasa / Owner melalui proses cek oleh konsultan pengawas. Dengan tujuan pedoman pengoperasian, tentu saja As Built Drawing tidak perlu sedetil shop drawing yang tujuannya adalah untuk dasar membangun yang dituntut harus detil. spek penting yang harus diperhatikan adalah tujuan komunikasi kedua gambar tersebut. Shop Drawing bertujuan untuk informasi lengkap bagaimana
membangun, sedangkan As Built Drawing bertujuan untuk informasi pedoman pengoperasian. IV. LAPORAN PROYEK DAN SEWA ALAT
Sebuah Laporan Proyek tentunya diperlukan sebagai Laporan Perkembangan/ Pelaksanaan Proyek agar sebuah proyek dapat dikerjakan secara terkontrol guna mendapatkan hasil maksimal khususnya dalam hal efisiensi dan kualitas yang terjaga. PELAPORAN Kontraktor Pelaksana membuat laporan harian yang berisi : 1. Jadwal kerja, berisi tentang rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan . semua materi dikordinasikan dengan pengawas lapangan dan direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan mengenai pekerjaan tersebut. 2. Man power , berisi jumlah pekerja yang aktif pada saat itu , dipakai sebagai kontrol terhadap kemampuan , ketepatan dan kelayakan proporsi pekerja terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kontraktor wajib menambah atau mengganti pekerja yang tidak sesuai dengan kemampuan terhadap pekerjaan. Disiapkan pula struktur organisasi proyek dengan keterangan tugas dan tanggung jawab masing masing personil . 3. Material power, berisi tentang jumlah material , dipakai sebagai kontrol terhadap ketersediaan bahan dan kualitas bahan yang akan dipakai. Kontraktor wajib mengganti / reject tentang suatu material apabila tidak sesuai dengan spesifikasi dan analisa biaya. 4. Machine power, berisi tentang ketersediaan alat kerja baik mekanis maupun manual, Kontraktor wajib menyediakan seluruh alat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja. 5. Kondisi cuaca, bersisi tentang kondisi cuaca aktual pada hari tersebut, dan prediksi 1 hari kedepan untuk dijadikan acuan dalam menyusun rencana kerja. 6. Laporan Laporan, kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan laporan harian dan dokumentasi foto kemajuan pekerjaan di lapangan setiap seminggu sekali dan dibuat 6 (Enam) rangkap asli diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Direksi. 7. Photo Visual, diambil secara periodik dan continue pada titik yang sama dan terlihat jelas serta dapat memperlihatkan proses kemajuan pekerjaan. Dalam seluruh keadaan bentuk laporan dan dokumentasi dibuat dalam format formal , dengan tampilan dan bahasa yang lazim dan dimengerti oleh semua pihak. Sebagai Bahan Arsip disiapkan pula Laporan dan Dokumentasi dalam arsip Digital ( Copy CD ). Laporan Proyek yang dibuat adalah: Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
V. MOBILISASI DEMOBILISASI
Kontraktor bertanggung jawab atas kedatangan dan pengembalian seluruh alat alat berat yang diperlukan, termasuk skafolding, jaring pengaman, serta seluruh alat alat yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
TENAGA KERJA Koordinator lapangan / site manger PENJELASAN ALAT Kendaraan operasional dan direksikit (kantor proyek) PENJELASAN K3
Untuk pelaksanaan kegiatan lapangan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi para pekerja diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan. Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut: Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi merupakan suatu kegitan yang dilakukan dalam suatu tahapan pekerjaan guna mendatangkan kebutuhan yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam hal ini pihak kontraktor mendatangkan serta memanage alat serta kebutuhan lainnya berdasarkan spek teknis pekerjaan yang telah ditetapkan atau dengan sepengetahuan serta persetujuan Konsultan Pengawas. Mobilisasi meliputi - Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk sewa lift barang selama masa pelaksanaan. - Mempersiapkan fasilitas seperti kantor/direksi keet, gudang, barak kerja, dan sebagainya. - Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini pihak kontraktor harus mengatur jadwal kedatangan alat dan material serta kebutuhan lainnya berdasarkan spek teknis pekerjaan atau berdasarkan material approval yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PEKERJAAN MOBILISASI & DEMOBILISASI Mobilisasi bahan bangunan dalam proyek sering kali berdampak pada lingkungan, baik waktu proses pengiriman barang maupun proses pengangkutan dan penurunan barang. Untuk mengurangi dampak yang timbul terutama pada kelancaran lalulintas dan polusi udara, akibar arus kendaraan pengangkut barang maka Untuk pengiriman barang/ bahan bangunan, guna menjaga kelancaran lalulintas, dilakukan pada malam hari, di waktu-waktu yang renggang kondisi jalan yang dilalui. Dalam melakukan mobilisasi tetap melakukan koordinasi dengan pihak terkait
VI.
DIREKSI KEET, GUDANG & BARAK KERJA Pembuatan Kantor untuk Direksi, Kantor untuk Kontraktor / Konsultan dengan luasan yang cukup dan dilengkapi dengan fasilitas (Toilet, Meja / Kursi, termasuk Ruang Rapat, HT untuk komunikasi didalam Proyek) sesuai Spesifikasi (RKS), termasuk perawatan. PENJELASAN BAHAN Bahan harus terdiri dari material yang tahan terhadap cuaca, kelembaban, sehingga dapat melindungi bahan, alat dari kerusakan dan juga layak untuk di tinggali oleh pekerja selama proyek berlangsung.
TENAGA KERJA Para pekerja yang memenuhi kualfikasi yang di butuhkan sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut. PENJELASAN ALAT Alat-alat standar pekerjaan tersebut diatas berupa alat tukang dan alat lain yang menunjang dalam pembuatannya K3 DALAM PEKERJAAN Untuk pelaksanaan kegiatan lapangan pada pekerjaan direksi keet,kantor pemborong,los kerja,gudang bahan dan pagar proyek diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek, safety belt dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan
Direksi keet adalah kantor sementara selama proyek berlangsung. Digunakan untuk melaksanakan rapat mingguan secara rutin dan kantor kerja pelaksana lapangan.
Persayaran Bahan: Untuk direksi Keet, dibuat dengan konstruksi dolken, kaso dan reng, dinding triplek dan atap seng gelombang / asbes serta lantai plesteran. Pelaksanaan Pekerjaan: • Kelengkapan direksi keet, dibuat uk. Sesuai gambar • Direksi keet harus cukup penerangan, dibuat ventilasi udara dan tidak bocor • Pembuatan gudang Harus sedemikian rupa agar bahan-bahan/ material dapat tersimpan secara baik dan tidak rusak oleh hujan, panas, apabila akan digunakan • Tata letak lay-out Gudang dan los Kerja harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas a. Direksi Keet (Los Manajemen Konstruksi). Kontraktor/Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Ruangan Manajemen Konstruksi) seluas yang ditentukan/disyaratkan dalam RAB untuk keperluan Manajemen Konstruksi Lapangan dan Personalia Proyek maupun untuk keperluan rapat lapangan. Direksi Keet harus diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alatalat kantor yang diperlukan. Direksi Keet yang dimaksud dapat pula menggunakan/memanfaatkan bekas tahap sebelumnya bila diijinkan oleh Direksi Proyek/Owner. Setelah pelaksanaan pembangunan tahap ini selesai, Direksi Keet harus diserahkan kepada Pemilik Proyek yang akan mengatur pemanfaatan selanjutnya. b. Gudang dan Barak Kerja Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor istrasi pemborong di lapangan, Barak kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang. Setelah pelaksanaan pembangunan tahap ini selesai, harus segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan- bahan bekasnya menjadi milik pemborong. Pembuatan Gudang bahan dengan lantai di plester sesuai Spesifikasi (RKS),
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Personil yang diturunkan dalam pekerjaan proyek, tentunya wajib difasilitasi dengan sarana dan prasarana terutama MCK, fasilitas ini wajib guna penanggulangi dampak pencemaran lingkungan yang bersumber pada SDM. Oleh karna itu kami melakukan langkah sebagai berikut: Penyediaan Barak Kerja & Fasilitas Para Pekerja Barak Kerja harus disediakan kontraktor untuk para pekerja berikut semua kelengkapan fasilitasnya seperti KM, Toilet, Dapur Gudang, Total minimum seluas 60m2 jika tidak dipersaratkan dalam RKS
VII.
PEMBERSIHAN LOKASI
Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di tempat yang telah ditentukan. Pekerjaan ini termasuk tutun puing kehalaman serta buang puing ke luar site.
VIII. PAGAR PENGAMAN Tahapan untuk melakukan pekerjaan Pagar sementara adalah Menyiapkan peralatan berupa material item diatas sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan. Menyiapkan titik galian untuk berdirinya tiang/rangka pagar. Membuat pondasi sesuai spek pekerjaan yang telah ditentukan untuk dasar berdirinya tiang rangka pagar. Pemasangan seng gelombang pada rangka yang telah disiapkan.Finishing cat pagar dengan cat besi dengan cat kayu jika dikehendaki oleh pihak Pengawas bahwa pagar harus dicat atau jika ditetapkan dalam spesifikasi khusus. IX.
PAPAN NAMA PROYEK Papan Nama Proyek Harus memberikan informasi-informasi ketetapan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
mengenai proyek sesuai
PENJELASAN BAHAN Kayu,Papan,Triplek,Cat,Paku dll PENJELASAN TENAGA KERJA Para pekerja yang memenuhi kualfikasi yang di butuhkan sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut. PENJELASAN ALAT Alat-alat standar pekerjaan tersebut diatas tools kit. PENJELASAN K3
Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan. a. Pemasangan papan nama kegiatan sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat umum. b. Pemasangan papan nama kegiatan dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran. c. Bentuk dan ukuran papan nama kegiatan fisik ditetapkan sebagai berikut: • Papan nama kegiatan dibuat multiplek tebal 8 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan tinggi 120 cm. • Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan kondisi lapangan. • Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.
PEKERJAAN BETON A.
PEKERJAAN BETON Lingkup Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan , tangga, atap, Sloof, Kolom, Balok, Dak lantai selajutnya disesuaikan gambar dan BQ
Peralatan yang digunakan NO
ITEM
VIEW
1
Meteran / Alat Ukur
2
Alat Potong Besi
3
Alat Bending Besi
4
Pacul
` 5
Tool kits
6
Palu
7
Sekop
8
Concrete Mixer
9
Vibrator
KETENTUAN UMUM 1) Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus disesuaikan dengan referensi dibawah ini : a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c. American Society of Testing and Materials (ASTM) d. Standar Industri Indonesia (SII) e. Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SKSNI T-15-1991-03 f. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinsing Bertulang untuk Rumah dan Gedung (SKBI 2362-1986), 2) Bilamana ada ketidak sesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka peraturan-peraturan di Indonesia yang menentukan. 3) Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor Pelaksana sendiri. 4) Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. 5) Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dart proyek/lapangan pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam.
LINGKUP PEKERJAAN 1) Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu. 2) Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian - bagian daripekerjaan lain yang tertanam dalam beton. 3) Mutu beton untuk struktur menggunakan beton sesuai yang disaratkan pada Gambar rencana dan BQ BAHAN-BAHAN 1.Semen : a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk/pabrik. b. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan "Manufacture's Test Certificate" yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas. c. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu. d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam Batas 3 x 24 jam.
e.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2.Agregat Kasar a. Agregat Kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batudengan spesifikasi sesuai menurut NI-2 bab III, serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b.
Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles. c. Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Hasil "Crushing Test" dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. 3.Agregat Halus a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI-2 pasal 3 bab 3. b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras. 4.A i r Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum, atau seperti NI-2 Bab 3. 5.Baja Tulangan a. Baja tulangan yang digunakan terdiri dari baja polos dan ulir dengan mutu U-24 untuk diameter < 12 mm dan U-39 untuk diameter > 12 mm dengan tegangan leleh masing-masing 2.400 kg/cm2 dan 3.900 kg/cm2 untuk beton konvensional. Bila dianggap perlu Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan untuk melakukan pengujian test tegangan tarikputus dan "bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas
b. c. d.
biaya Kontraktor Pelaksana. Batang-batang baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan dihindari dari penimbunan baja tulangan diudara terbuka. Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII. Batang-batang baja tulangan yang berlainan ukurannya harus disimpan pada tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
6.Bahan Pencampur a. Penggunaan bahan pencampur (ixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur (ixture) tersebut. 7.Cetakan Beton Dapat menggunakan kayu dan papan borneo , dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI-2 pasal 1 Bab 5 jarak rangka kayu harus disetujui Konsultan Pengawas.
MUTU BETON 1) Mutu baton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan karakteristik 2) Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan PBI label 4.4.1 3) Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinagi, maka harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak boleh melebihi 15 cm. PERCOBAAN PENDAHULUAN 1) Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan percobaan-percobaan di laboratorium yang "independent" dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan. 2) Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan. 3) Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan ketentuan dalam PBI NI-2. 4) Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan baton tidak boleh dilaksanakan. 5) Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan dilaboratorium. PENGADUKAN DAN PERALATANNYA 1.Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas. 2.Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi ter us menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab. 3.Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atauMolen Beton). 4.Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya, dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit. 5.Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan. 6.Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air haru s dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan kosistensi baton yang dikehendaki. PERSIAPAN PENGECORAN 1) Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akanditanam dalam betonsudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2) 3) 4) 5) 6)
Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahidengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dankemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar. Kontraktor Pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicor harus diberi beton dengan adukan 1 pc :3ps : 5krl setebal 5 cm.
PELAKSANAAN PEKERJAAN 1) Pengecoran a. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam PBI – 1971. b. Bila tidak disebutkan lain persetujuan Pengawas Lapangan, tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1 m. c. Sebelum pengecoran dimulai, Pengawas Lapangan harus menyiapkan stek-stek maupun angkerangker yang diperlukan pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan dinding bata; dan kecuali dinyatakan lain pada gambar maka stek-stek dan angker-angker dipasang dengan jarak setiap 1 m. d. Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam cetakan mesin pengaduk (beton molen) maupun pembawa. e. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dimulai, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya. f. Pada saat pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (Internal Concrete Vibrator) dan dibantu dengan penyedokan dan pengerojokan. Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan pada cetakan beton dalam hal ini, Vibrator tidak boleh dipakai untuk memasukkan beton kedalam
cetakan dan kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih besar dari 7.000 impuls/menit.
Gambar : Pengecoran Lantai Atas
Gambar : Pengecoran Kolom dan Balok 2)
Perawatan Beton a. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI – 1071, SNI – 2, Pasal 6.6. b. Beton sebelum dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan ang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suku yang konstan dalam jangka waktu ang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton c. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu, jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaa tidak melebihi 30º C d. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah.
3) Beton Kedap Air a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan beton yang tidak tembus oleh air, sehingga secara umum tidak dibenarkan adanya kebocoran sama sekali pada struktur tersebut. Jika tidak disebutkan secara khusus didalam gambar, maka jumlah semen minimum yang digunakan harus 400 kg/m3 beton, dengan WS maksimum 0,45 atau jika menggunakan ixtures, maka komposisi yang digunakan harus sesuai ketentuan pabrik ixtures. b. Untuk dapat menghasilkan beton kedap air yang baik, maka pada siar pelaksanaan harus diberi RX Waterstop. RX Waterstop adalah Waterstop yang terbuat dari material bentonite dengan campuran kimia tertentu yang akan membengkak jika terkena air. c. Kontraktor bertanggung jawab atas pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari (selama masa garansi), ternyata terjadi bocor atau rembesan, maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya dari Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh KP / Pimpro den MK / Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai. 4) Beton Cor Ditempat b. Proporsi Kecuali disebutkan lain, maka campuran dari beton harussedemikian sehingga mencapai kekuatan kubus 28 (Dua puluh delapan) hari sebesar yang disyaratkan pada PBI-1971 yaitu K-125 untuk beton non structural c. Slump Nilai slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix ang normal adalah 7,5 – 10 cm dan disesuaikan terhadap mutu d. Penyambungan beton dan Grounding Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka permukaanna harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan harus dikencangkan kembali dan sambungan
e.
f.
g.
disiram dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut dengan persetujuan Pengawas lapangan. Pengujian Kekuatan Beton Dalam Setiap Pengadaan beton, Kontraktor paket pekerjaan ini harus melaksanakan slump test. Pengujian compressive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM dan PBI-1971 Pasal 4,5 Hasil pengujian dikeluarkan pada: o
Saat benda uji berumur 3-7 hari
o
Saat benda uji berumur 14 hari
o
Saat benda uji berumur 28 hari
Pemeriksaan Lanjutan Pengawas Lapangan dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian menjadi tanggungan kontraktor Perawatan dan Perlindungan 1) Semua adukan beton setelah dicor harus dirawat dan dilindungi selama waktu atau periode tertentu sampai mencapai kekuatan tertentu, tetapi tidak boleh kurang dari 14 hari berturut-turut (dua minggu) sesuai ketentuan PB1971. 2) Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan dulu dari Konsultasi Pengawas. Perawatan harus dilaksanakan dengan cara- cara sebagai berikut: Perawatan dengan Concrete Curing Compond ang akan digunakan harus memenuhi persyaratan ASTM C 309 – 74, 1980. Kontraktor harus menyerahkan data teknis berikut contoh bahan; apabila didalam data teknis tersebut tidak menunjukan standard ASTM. 3)Baja Tulangan • Jenis penulangan Batang tulangan besi beton dari baja dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2, bahan tersebut dalam segala hal memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971. • Pemasangan Sebelum beton dicor, tulangan besi beton bebas dari minyak, kotoran cat, karat lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak., dengan penahan-penahan jarak beton yang telah disetujui ahli/pengawas. • Pengujian (testing) Pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI 1971. • Selimut beton Rencana Pekerjaan Beton dengan Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut : Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan tanah Kolom dan balok-balok beton Slab/plat beton diatas tanah
Beton Exposed
4) Kawat Pengikat Kawat pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng. 5)
Cetakan dan Acuan a. Pemborong harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan pengawas lapangan, sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan atau acuan, sambungan-sambungan dan kedudukan serta system rangkanya. b. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1987, NI-2 c. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan tersebut d. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agarkeamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI-1971, NI-2 e. cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan papan tebal minimal 2,5cm balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken diameter 8-12cm f. Bila acuan cetakan tidak menggunakan papan kau dolken, Kontraktor wajib memasukan gambar rencana kerja dari system yang diajukan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas lapangan g. Cetakan acuan dari kayu yang bekas acuan dapat dipakai kembali atas persetujuan Pengawas Lapangan.
6)
Pekerjaan Perancah a. Definisi Perancah • Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rencana gambar perancah tersebut untuk persetujuan Pengawas Lapangan • Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perencanaan dan pengerjaan perancah harus sudah tercukup dalam perhitungan biaya-biaya untuk harga satuan perancah b. Pengerjaan • Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaa pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri juga harus kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya praktekkan daya gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. • Sebelum perancah dipasang, tanah pendukung perancah harus dipadatkan sehingga cukup kuat untuk mendukung perancah beserta semua beban-beban yang dipikul diatasnya • Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
c.
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat-gaya yang bekerja padanya sedemikian lupa hingga pada akhirnya pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk seharusnya • Perancah harus dibuat dari kayu dolken ang bermutu baik, bracing-bracing yang digunakan harus cukup kaku sehingga terjamin stabilitasnya untuk memikul acuan beserta berat sendiri, lantai maupun beban-beban konstruksi dan lain-lain. • Bila belum atu selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung perancah itu menunjukan tanda-tanda penurunan yang besar sehingga tidak sesuai dengan gambar rencana atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Konsultan pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar dan memperkuat perancah tersebut pada kontraktor. Pembongkaran • Secara Umum Pembongkaran perancah baru dapat dilaksanakan pada saat dimana 2 (dua) tingkat diatasnya atau lapis ketiga sudah di “stress” dan di “reshore”, baru perancah yang paling dibawah dilepas • Secara Khusus Konstruksi perancah baru dapat dilepas bila lantai yang didukung telah cukup dan seluruh pekerjaan tahap struktur telah selesai untuk tingkat tersebut
7)
Benda-benda yang ditanam dalam beton a. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan. b. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan c. Kontraktor utama harus memperhitungkan serta member kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian/ peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan d. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian ang harus tetap kosong pada benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, yang ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
8)
Cacat-cacat Pekerjaan a. bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagianpekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan. b. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Pengawas Lapangan . Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
Gambar Pengukuran Vertical Dengan unting-untingPengecekan dilakukan juga pada saat pengecoran Beriku dibawah ini adalah Gambar-gambar Ilustrasi Pekerjaan Pengecoran Kolom, Balok dan Plat Lantai 2
1
4
3
Lift
Install beam formwork
Install the Horrybeam
Install plate formwork
Install rebar
Concreting
Removal of side formwork 24 hrs after concreting Removal of Plate formwork 4 days after concreting, The pipe still defended Removal all of formwork after concrete Curing by spraying the water
Fulfill the strength acc. to spec.
Lift
Install column rebar
Install column formwork
Concreting for column
Install formwork and rebar for top beam
Concreting for top beam
PEKERJAAN STRUKTUR & PENUTUP ATAP
A.
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA/
1) Lingkup Pekerjaan
2)
Pekerjaan ini meliputiseluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,termasuk penyedian tenagakerja,bahan-bahan,peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Bahan – Bahan Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan "Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ). Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat- tempat yang sulit dapat digunakan sikat baja kemudian di cat dengan cat primer 1 (satu) kali dengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum 35micron
3) Syarat – Syarat Pelaksanaan a. Gambar Kerja Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bila mana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan b. Tanda – tanda pada konstruksi baja Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat di pasang dengan mudah c. Penjelasan Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat . Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0. :Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0.
Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus dtanggung oleh Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yangdipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Baut Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya. Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan. e. Pemotongan besi Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali tidak diperkenankan f. Penyimpanan Material Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan adapengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas.Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemenelementersebut.Pemberi Tugas berhak untuk menolak elemen- elemen konstruksi baja yangrusak karena salah penempatan atau rusak
g. Erection Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukanangker-angker baja dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metodedan urutan pelaksanaan erection.Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarakjarak / kedudukan angker-angker harus tetap dan akurat untukmencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selamapengecoran angker- angker tersebut tidak bergeser, misalnya denganmengelas pada tulangan pile cap.Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanyadilapangan. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggangpengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat gunamencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatiankhusus pada masalah erection ini.Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akandiperbolehkan dipakai untuk erection.Untuk pekerjaan erection dilapangan, Kontraktor harus menyediakantenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi danbertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untukmengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan PemberiTugas.Penempatan konstruksi baja dilapangan harus diatur sedemikian rupasehingga memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harusmemberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman konstruksi baja danmenjamin bahwa setelah dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidakrusak dan kotor.Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harusmengganti yang baru. Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan typecat ICI Green Primer R 540 - 157 setebal 35 micron
B.
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Persyaratan Bahan 1.
Material struktur rangka atap meliputi: Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties): - baja mutu tinggi G550 - tegangan leleh minimum (minimum yield strength) : 550 Mpa - Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa - Modulus Geser : 8 x 104 Mpa
2. Lapisan pelindung terhadap korosi (protective Coating): meliputi lapis pelindung seng dan alumunium (zincalume/Az) berikut dengan komposisi sebagai berikut: - 55% alumunium (al) - 53,5% seng (Zinc) - 1,5 % Silicon (Si) Ketebalan pelapisan: 50 gr/m2 (AZ 50) 3.
Profil Material: - Rangka atap: profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel: - C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29 kg/m2, - C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 kg/m2 - Reng (batten) menggunakan profil top hat (U terbalik) dengan TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 kg/m2 - Talang jurai dalam (valley gutter) adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja 0,45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah Persyaratan Konstruksi Sambungan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating): kelas 2 2. Ukuran Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12-14X20 dengan ketentuan sebagai berikut: - Diameter Ulir : 12 gauge (5,5 mm) - Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI - Panjang : 20mm - Ukuran kepala baut : 5/16’’(8mm.socket) - Material : AISI 1022 Heated carbon steel - Kuat geser rata-rata (Shear,Average) : 8.8 kN - Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN - Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
3. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16X16, dengan ketentuan sebagai berikut: - Diameter Ulir : 10 gauge (4,87 mm) - Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI - Panjang : 16mm - Ukuran kepala baut : 5/16’’(8 mm.socket) - Material : AISI 1022 Heated carbon steel - Kuat geser rata-rata (Shear,Average) : 6.8 kN - Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN - Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN Metode Pelaksanaan : a.
Uraian Pekerjaan
:
Pekerjaan atap adalah pekerjaan yang sangat penting, disini kita harus benar-benar teliti dalam pengerjaannya dan bahan material yang digunakan pun tidak boleh sembarangan.
b.
BahanMaterial
:
-
c.
Metode Pelaksanaan
:
Pekerjaan rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan Setara Steel Truss C75 100 (tinggi profile 75mm dan tebal dasar baja 1.00) -
Sebelum memulai kerja pihak kontraktor harus mengajukan shopdrawing, material approval, sampel dan ijin pelaksanaan kerja untuk disetujui oleh konsultan
-
Pemasangan rangka atap baja ini pengerjaannya harus teliti dan rapih juga dipasang oleh tenaga ahli yang sudah
berpengalaman dengan alat bantu yang cukup sehingga tidak membahayakan konstruksi juga para pegawai dan mempermudah dalam pengerjaannya. -
Ketinggian dan kemiringan disesuaikan dengan gambar rencana.
-
Bentuk dan model atap juga harus sesuai dengan gambar rencana
atap
harus
d.
Waktu Pelaksanaan
:
Pekerjaan pembuatan Rangka dan penutup atap dikerjakan dengan rapih dan setelah pekerjaan Struktur dan pasangan dinding selesai dikerjakan.
e.
Kriteria Kinerja Produk
:
Jika pekerjaan dikerjakan dengan baik dan memakai bahan yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan maka hasil yang akan dicapai akan sangat memuaskan bagi semua pihak.
Fabrikasi 1. Umum Sebelum pabrikasi dilakukan, Kontraktor akan mengajukan gambar kerja (shop drawings) dan perhitungan konstruksi untuk disetujui oleh Pengawas. Kontraktor tidak akan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja disetujui oleh Pengawas. Gambar kerja harus menunjukkan detail secara jelas untuk hal-hal sebagaiberikut - Dimensi lay out dan metrik. - Type dan lokasi sambungan - Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi. Kontraktor akan meminta ijin serta persetujuan dari Pengelola Teknis Proyek atau Pengawas tentang Batas toleransi yang akan digunakan sehubungan dengan fabrikasi, dan fabrikasi harus dilakukan sesuai Batas toleransi yang disetujui. Fabrikasi dilaksanakan dalam bengkel/workshop yang memenuhi syarat, terlindung dari pengaruh cuaca dan banjir. Kontraktor akan membuat workshop di lokasi sesuaidengan lingkup pekerjaan dengan persetujuan Direksi atau Pengawas.
Bagian konstruksi kuda-kuda yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan sambungan-sambungan terbuka 2. Pola Pengukuran Pola (`mal') pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa besi yang telah disetujui.ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C. 3. Pemotongan Pemotongan dilakukan dengan mesin pemotong berkualitas terbaik. Pekerjaan besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. 4. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan Apabila plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotongan, material yang diperkenankan terbuang sebanyak-banyaknya 3 mm, pada plat setebal 6 mm dan pada plat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm. 5. Pemotongan Dengan Las Pemotong Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda. Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus diselesaikan sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi. 6. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah Pengawasan langsung seorang yang ahli dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia Jasa harus menyerahkan shop drawing pengelasan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, dan jika ada perubahan harus persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Konsula Pengawas.. Detail-detail khusus menyangkut sambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan Penyedia Jasa untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur listrik, yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak boleh terjadi penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Plat-plat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan. 7. Pengeboran Lubang Baut/Lubang Sambungan Semua lubang harus di bor setebal material. Bila memungkinkan untuk mendapatkan lubang yang lurus maka semua plat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama kemudian di bor biar bias menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini di bor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan plat penjepit dan sebagainya dapat dilepas bila perlu. Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan. Jika pengeboran tidak dilakukan untuk menembus seluruh tebal elemenelemennya, secara sekaligus, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian jika lubang kurang dilakukan perubahan pada saat montase percobaan. 8. Pengecatan Sebagai kelanjutan pekerjaan montage, maka seluruh permukaan rangka di lapis / dibersihkan dengan bahan epoxy kemudian dimenie dan dilapis finishing painting / cat dengan semprot atau cara lainnya yang disetujui Direksi Pengawas sampai dengan hasil yang dikehendaki. Metode Pelaksanaan a. Menyusun rencana kerja yang baik agar tiap item pekerjaan tidak saling mengganggu. b. Menyiapkan shop drawings, persetujuan material, surat ijin melaksanakan pekerjaan yang akan disetujui oleh konsultan pengawas. c. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja yang terlatih serta peralatan dan alat pelindung diri yang diperlukan untuk melancarkan pekerjaan. d. Pada pelaksanaan pekerjaan, semua akan bekerja sesuai dengan gambar perencanaan, RKS dan standar persyaratan tentang pekerjaan Atap e. Pemasangan Rangka Baja -
Bentuk rangka atap, baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek dirakit/dipasang menurut bentuknya pada Bengkel kerja.
-
Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokan sehingga dapat dibaut dengan mudah.
-
Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur didirikan. Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibaut sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan posisi pada saat mendirikan atau menyetel bagian struktur berikutnya. Untuk rangka batang yang panjangnya lebih besar dari 2 meter harus ditempatkan plat kopel baik pada batang tarik maupun batang tekan.
-
Pengencangan ulang baut yang pernah dikencangkan penuh harus dihindari. Dalam kondisi apapun, baut yang pernah dikencangkan penuh tidak boleh digunakan lagi di lubang lagi. Pengencangan tangan dan pengencangan akhir baut-baut dalam suatu sambungan harus dikerjakan mulai dari bagian sambungan yang paling kaku menuju ke tepi bebas. Hasil pemasangan rangka baja harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
C.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP Persiapan • • • • •
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap genteng keramik. Approval material yang akan digunakan. Persiapan lahan kerja. Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap, dynabolt, sekrup, dll. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, water, meteran, selang air, bor listrik, cutting well, benang, dll.
Pengukuran •
Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya •
• •
•
Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin potong baja ringan. Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat. Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut). Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).
Pemasangan reng baja ringan • •
Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan. Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.
Pasang penutup atap genteng keramik • •
• •
Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air. Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).
C. PEKERJAAN WATERPROOFING 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan waterproofing ini dilakukan atas permukaan beton, khususnya untuk area atap, listband, kolam serta meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan Penggunaan dilakukan sesuai dengan persyaratan dari pabrik. 3. Syarat – Syarat Pelaksanaan. - Bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu di serahkan contoh- contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan yang disertai brosur/spesifikasi dari produsen. - Permukaan beton yang akan dilapisi dengan bahan waterproofing harus sudah dalam keadaan rata, tidak ada bekas-bekas adukan serta dalam keadaan kering dan tidak lembab. Permukaan beton harus bersih dan bebas dari debu, minyak, pasir dan bebas dari keretakan struktur. - Pekerjaan waterproofing dilakukan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah memenuhi persayaratan. Pelapisan bahan sesuai dengan ketentuan/persyaratan dari pabrikyang bersangkutan. Semua peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan. - Pelaksanaan pekerjaan waterproofing harus dikerjakan oleh orang yang ahli dan berpengalaman (aplikator yang disetujui dari pabrik) dan terlebih dahulu mengajukan metode sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. - Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara member genangan air di atas permukaan yang telah diberi lapisan waterproofing berikut dengan pembuatan tanggulannya. - Kalau terjadi kerusakan pada waktu pekerjaan ini dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki, mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor. - Pekerjaan waterproofing ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat teknis pabrik. - Pada pertemuan antara bidang horisontal dengan bidang vertikal (sudut) harus diberi adukan sedemikian rupa (sesuai gambar) agar pada pengaplikasian pada daerah tersebut waterproofing tidak patah (retak). Setelah pekerjaan waterproofing selesai, Kontraktor harus mengadakan pengetesan selamahari berturut-turut dengan hasil tidak ada kebocoran sedikitpun kemudian baru ditutup dengan lapisan screeding dengan ketebalan minimal 5 cm sebagai proteksi dari ultra violet dan aus karena gesekan ataupun ditutup lapisan keramik. Kontraktor juga diwajibkan RKS melakukan test tambahan setelah penutup waterproofing dikerjakan (screed/lapis keramik) untuk lebih meyakinkan bahwa daerah tersebut sudah terbebas dari rembes/bocor.
PEKERJAAN ARSITEKTUR A.
PEKERJAAN PASANGAN DINDING, PLESTERAN & ACIAN Lingkup Pekerjaan ini sesuai BQ adalah sebagai berikut : 1
Pas. Dinding bata merah
bata merah
2
Pas. Ring balk beton 15/20
camp 1:2:3
3
Pek. Plester
camp 1:3
4
Pek. Aci
PC
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA TENAGA KERJA Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan yang akan di lakukan. PENJELASAN ALAT Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Sendok Semen, Pacul, Linggis, Sekop, Benang, Ember, Alat ukur, Lot Vertikal, Waterpas). K3 DALAM PEKERJAAN Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.
TEKNIS PELAKSANAAN
PERSYARATAN BAHAN Batu bata yang dipakai adalah batu bata dengan standar mutu setara jatiwangi. Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI – 10 dan PUBB 1970 (NI- 3).
PERSYARATAN CAMPURAN Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam -macam ukuran perbandingan campuran tersebut dibawah ini :
MACAM M1
PERBANDINGAN 1 Pc : 2 Ps
PENGGUNAAN 1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata yang kedap air 2. Untuk pekerjaan pemasangan ubin plint, ubin keramik dan ubin porselen
M2
1 Pc : 3 Ps
M3
1 Pc : 4 Ps
1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air 2. Untuk rollaag pasangan batu bata
M4
1 Pc : 5 Ps
1. Untuk pasangan pondasi dari batu gunung belah 2. Untuk adukan tegel dibawah lantai 3. Untuk plesteran lingir (sponing) 4. Untuk pasangan tegel yang menempel pada pasangan batu beton 1. Untuk pasangan dinding yang tidak kedap air 2. Untuk semua plesteran dinding tidak kedap air untuk bagian dalam maupun bagian luar
Metode Pelaksanaan. - Semua pekerjaan pasangan bata harus diatur sebelumnya agar hubungan-hubungan vertikal dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan dimensi yang dikehendaki dan dipersyaratkan dalam gambar perencanaan, - Pasangan pagar dinding bata yang lurus, tegak dan rata dalam lapisan -lapisan sejajar dan water yang teratur rapi, dipasang dalam " running bond ". Tidak satupun bata yang berukuran kurang dari 10 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan - pembukaan atau sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih pendek. - Sebelum dipasang, batu bata harus dicelup air hingga jenuh, terutama pada pengerjaan dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan pasangan tidak terlalu cepat sehingga dapat terjalin ikatan yang sempurna antara bata dengan adukan. Siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm, sehingga terdapat aluralur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai. - Pada prinsipnya semua pagar dinding bata merupakan dinding 1/2 bata, kecuali beberapa pasangan seperti ditunjukkan dalam gambar. Dalam satu hari pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m. - Untuk setiap dinding bata yang luasnya melebihi 12 m 2 harus diberi rangka penguat dari beton dengan tulangan praktis dan ditempat dimana angker -angker kosen berada harus dicor beton 1 pc ; 3 ps ; 5 kr sebagai ikatan.Pasangan bata yang menempel pada beton harus diangker pada beton tersebut, dan dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7 hari.
- Pasangan dinding bata tidak boleh diterobos, paralel / horizontal , kecuali pembukaan pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan disediakan sesuai dengan gambar-gambar untuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan lainIain.Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan lain dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan marmer, cladding aluminium, ceramik, porselin, concrete block dan lain-lain. Dalam hal dipasang bata klinker, alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 cm dan dalamnya 0,5 cm, Pasangan harus lurus, teratur dan rapi. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN Pelapisan pada dinding yang merupakan bagian finishing untuk pekerjaan akhir yang menutup semua atau melapis dua muka pasangan batu-bata dan pekerjan ini harus dijamin kerataan dan tegak lurus yang membentuk sudut 90 derajat dari bagian antai yang ada maupun langit-langit. Acian adalah bagian paling akhir pada pekerjaan dinding setelah di plester, sehingga dari permukaan dinding menjadi halus dan rata yang nantinya memudahkan pekerjaan pengecatan. PENJELASAN BAHAN Bahan yang di butuhkan yaitu Semen, Pasir,Air PENJELASAN TENAGA KERJA Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan yang akan di lakukan. PENJELASAN ALAT Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Sendok Semen, Benang, Ember, Alat ukur). K3 DALAM PEKERJAAN Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan. Plesteran dan Acian dinding batu bata - Semen yang akan digunakan untuk pekerjaan plesteran dan acian sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. - Pasir yang digunakan pasir yang berbutir, tajam dan keras. - Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan persyaratan yang digunakan untuk pekerjaan beton. - Bahan adukan dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat / mesin pengaduk sehingga campur benar-benar, baru kemudian dicampur dengan air hingga merata dalam warna dan konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus dibuang.
- Melunakkan adukan yang telah mengeras tidak diperbolehkan. - Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, harus dibersihkan dan disiram air dahulu, sedangkan siar-siarnya harus dikeruk sedalam 1 cm. Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi dan diperbaiki. Untuk kemudahan pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alur duga / kepala plesteran atau kelabangan terlebih dahulu, dengan ketebalan yang sama dengan tebal plesteran yang direncanakan. - Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama proses pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak - retak rambut akibat pengeringan yang terlalu cepat, selama 7 hari terus menerus. - Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar, kemudian disiram / dibasahi air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik. - Metode pekerjaan Acian o o o o
Dinding yang sudah rapih diplester, jika telah kering den tidak ada reta -retak, diteruskan dengan pekerjaan acian. Acian dilakukan dengan saus semen dicampur dengan air. Acian harus rata dan halus sehingga tampak bersih d an rapih, tidak ada lelehan saus semen dan lainnya. Setelah acian setengah kering digosok dengan kertas semen sampai rata dan halus.
PENGENDALIAN TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PEKERJAAN PASANGAN BATA & PLESTERAN Pekerjaan pemasangan bata dan Plesteran agar tidak menggangu lingkungan sekitar akibat benda benda yang jatuh dari lantai atas maka di butuhkan jaring pengaman. Ini berguna sebagai proteksi kecelakaan baik pekerja maupun orang – orang disekitar dekat proyek pembangunan.
B.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Kusen & Daun Jendela & Accessories 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-1 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-2 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-2 ' ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-3 ; sealent ; karet ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-A ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-B ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-S (Shaft) ; sealent ; karet ; lengkap Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-S-1 (Shaft- Toilet Pria ) sealent ; karet ; lengkap Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Pintu P-1 ; sealent ; karet ; Kaca rayband 6 mm ; lengkap Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Pintu P-2 ; sealent ; karet ; Kaca rayband 6 mm ; lengkap Daun Pintu P-2 ' a). Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; sealent ; karet ; lengkap (uk. Standart) b). Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; sealent ; karet ; lengkap (Uk. Kecil) Daun Pintu P-3 ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Lengkap Daun Pintu P-A ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Kaca Sandblast t : 6 mm ; beveled 1 Muka ; lebar : 1 cm Daun Pintu P-A ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Kaca Sandblast t : 6 mm ; beveled 1 Muka ; lebar : 1 cm Daun Pintu P-S & P-S 1 ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Lengkap Engsel 4" Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 3 bh Engsel : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2')
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Handle Alumunium ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2') Kunci cylinder ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2') Door Closer ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Door Closer : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2') Engsel 4" Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 3 bh Engsel : Lengkap (P-3 ; P-A : P-B) Handle Pintu ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-A ; P-B ) Kunci cylinder ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-A ; P-B) Door Closer ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Door Closer : Lengkap (P-3 ; P-A : P-B) Handle & Kunci /Lock Case ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle & Kunci : Lengkap (P-3) Engsel 4" Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 2 bh Engsel : Lengkap (P-S ; P-S 1 ) Handle Pintu ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-S ; P-S 1 ) Kunci cylinder ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-S ; P-S-1)
Pekerjaan Kusen & Daun Jendela ; Bouvenlight ; Alumunium & Accessories 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 16. 14. 17. 15. 18.
Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-1 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-2 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-3 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-K ; sealent ; karet ; lengkap Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela PR - 17 (R. Security) sealent ; karet ; lengkap Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight BV-1 ; sealent ; karet : Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight BV-2 ; sealent ; karet ; Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Daun Jendela Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-1 ; sealent ; karet ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Daun Jendela Rangka Alumunium & kaca Mati ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-2 Sealent ; Karet ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Daun Jendela Rangka Alumunium & kaca Mati ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-3 Sealent ; Karet ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap Daun Jendela kaca Mati ; Jendela J-K ; sealent ; karet ; Kaca Rayband 5 mm Daun Jendela kaca Mati ; Jendela PR - 17 ( R. Security) ; sealent ; karet ; kaca rayband 5 mm Engsel Casement Daun Jendela Rangka Alumunium ; 1 Daun = 1 pasang Engsel Kusen Bouvenlight 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-1 ; sealent ; Lengkap (J-1 ; J-2 : Alumunium J-3) karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 260 cm ; 5 Lubang BV) Rambuncis ; Daun Jendela Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Rambuncis : Lengkap (J-1 ; J-2 : JKusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-2 ; sealent ; 3) karet ; Kaca Mati ; KacaAlumunium rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 620 cm ; 10; J-2 Lubang Handle ; Daun Jendela ; 1 Daun = 1 Bh Handle : Lengkap (J-1 : J-3)BV) Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-3 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 350 cm ; 7 Lubang BV)
19. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-4 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 620 cm ; 10 Lubang BV) 20. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-4 - A ; Sealent ; Karet ;Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 620 cm ; 8 Lubang BV) ; Atas R. Kelas Kecil 01 21. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-5 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 470 cm ; 10 Lubang BV) 22. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-6 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 360 cm ; 6 Lubang BV) 23. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-7 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 930 cm ; 20 Lubang BV) 24. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-8 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 250 cm ; 5 Lubang BV) 25. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-9 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 170 cm ; 4 Lubang BV) 26. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-10 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 1080 cm ; 20 Lubang BV) 27. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-11 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 200 cm ; 3 Lubang BV) 28. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-12 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 610 cm ; 11 Lubang BV) 29. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-13 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 270 cm ; 5 Lubang BV) 30. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-14 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 360 cm ; 6 Lubang BV) 31. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-15 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 290 cm ; 5 Lubang BV) 32. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-16 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 80 cm ; 2 Lubang BV) 33. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-17 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 250 cm ; 5 Lubang BV) 34. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-18 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 800 cm ; 16 Lubang BV) 35. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-19 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 530 cm ; 10 Lubang BV) 36. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-20 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 710 cm ; 12 Lubang BV) 39. 37. Kusen Kusen Bouvenlight Bouvenlight Alumunium Alumunium 44 "" ;; warna warna :: Coklat Coklat ;; Bouvenlight Bouvenlight Partisi Partisi PR-23 PR-21 ;; sealent sealent ;; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 530 cm ; 9 Lubang karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 720 cm ; 10 LubangBV) BV) Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-24 ; sealent 40. 38. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-22 ; sealent ;; karet ;; Kaca Kaca Mati Mati ;; Kaca Kaca rayband rayband 55 mm mm ;; lengkap lengkap ;; (Uk. (Uk. 32 32 cm cm X X 470 cm ;; 10 8 Lubang karet 570 cm LubangBV) BV) 41. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-25 ; sealent ; karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 470 cm ; 10 Lubang BV)
42. Railling Tangga Utama ; Besi Hollow 4/4 cm ; plat strip 1,2 mm ; Hand Railling : Kayu Kamper ; finish 43. Railling Tangga Darurat ; Besi Hollow 4/4 cm ; plat strip 1,2 mm ; Hand Railling : Kayu Kamper ; finish 44. Railling ; Stainlessstel 2" utk Difeble, 2 km/wc
TEKNIS PELAKSANAAN Pembuatan a. Semua profil alluminium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi profill/komponen yang akan dipakai harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. b. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindung dari benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari material besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm, dan untuk diagonal adalah 2 mm. c. Profil alluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan. Pengelasan dibenarkan menggunakan Non-Activated Gas (Argon) dari arah bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata. d. Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air. e. Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontak dengan permukaan metal (besi,tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi. f. Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10 - 25 mm, kemudian celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profil diberi 'sealant`. Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran, diberi lapisan 'Anti Corrosive Treatment` dengan Insulating Varnish seperti Asphaltic Varnish. g. Setelah pemasangan profil/kusen alluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. h. Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat. Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor. Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam Gambar Kerja harus berfungsi dengan sempurna. i. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor.
j.
k.
l.
m. n. o.
Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka "Profil Rubber Seal` pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5 mm. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan dengan 'Volatile Oil`. Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan 'Corrugated Card Board` dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan. Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material pelindung.
PELAKSANAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pastikan permukaan lubang dinding tembok untuk kusen pintu dan jendela dalam keadaan rata, level dan siku
Ukur kedua sisi-sisi dan bawah untuk menentukan lebar, dan sisi-sisi kiri dan kanan menetukan tinggi kusen
Potong batang kusen HOME FRAME sesuai dengan ukuran dengan menggunakan Circle Saw. Potongan secara utuh arah horizontal bagian ambang atas kusen terlebih dahulu, kusen vertical dipotong unjungnya mengikuti profil kusen horizontal
Rekatkan kusen HOME FRAME kesisi tembok dengan menggunakan sekrup dan fischer
Isi celah kusen HOME Letakkan daun pintu atau FRAME dengan jendela kekusen HOME menggunakan Silicon Sealant FRAME beri tanda posisi engsel dan kusen jendela sehingga kusen HOME FRAME dilubangi pada posisi yang benar
Plastik pelindung HOME FRAME dapat dilepas setelah pekerjaan plesteran, aci dan pengecatan dinding selesai. Isi celah kusen HOME FRAME dengan menggunakan Silicon Sealant
Untuk kusen HOME FRAME polos pekerjaan pengecatan HOME FRAME dapat dilakukan sebelum pekerjaan cat tembok dimulai disarankan menggunakan spray gun dengan cara disemprot
A. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA.
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu 1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA dengan segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Handle, Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang diperlukan. 2) Untuk pintu-pintu alumunium dan daun pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci cylinder Locks merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA. 3) Untuk - listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA. 4) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA. 5) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas lapangana. 6) Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA dengan jenis yang ditentukan oleh Pengawas lapangan atas contoh – contoh yang sampaikan. 7) Untuk jenis handle dari tipe solid tube, dengan anak kunci minimal 5 pin. 8) Untuk pintu Outomatic Sliding Door, mesin menggunakan PNM, Besam dan Dorma. Pekerjaan Engsel o Untuk pintu-pintu pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA atau yang setara jenis solid brasshinges atau
o
stainless steel dan dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu , ukuran engsel yang digunakan adalah 4”x3”x2,0 mm with 2 Ball Bearing (untuk berat minimal 35 Kg/daun) untuk pintu kayu dan 4.5”x4”x3,0 mm with 2 Ball Bearing untuk berat 40-75 Kg/daun) untuk pintu besi. Untuk jendela digunakan engsel Sidehung Friction Stays Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA.
Persyaratan Pelaksanaan o Engsel atas dipasang + 28 Cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang + 32 Cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. o Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 Cm dari permukaan pintu, engsel yang dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. o Penarik pintu (door full) dipasang 90 Cm (as) dari permukaan lantai. o Pemasangan lock case, handle, back plate, serat door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya. o Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. o Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. o Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik. B.
PEKERJAAN KACA Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca pada rangka pintu dan jendela, serta pengerjaan dan pemasangan untuk berbagai macam pekerjaan kaca. Kaca sesuai dengan specifikasi yang di tuangkan dalam gambar dan perencanaan, bahan kaca di seleksi dan dicermati terhindar dari cacat dan pemotongan di sesuaikan dengan format daun jendela dan daun pintu, adapun pemasangannya setelah kusen sudah rapih dan terhindar dari pekerjaanpekerjaan kasar kusen. Maka pelaksanaan harus penuh kehati-hatian dari ukuran yang sudah sesuai dan di pasang dengan tenaga terampil dengan menggunakan kelengkapan alat khusus yaitu Kop kaca dua titik.
PENJELASAN TENAGA KERJA • • • •
Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan yang akan di lakukan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman di dalam pelaksanaan pekerjaan kaca. Pemotongan, pengangkatan dan penyetelan kaca harus menggunakan peralatan yang khusus digunakan untuk maksud itu, antara lain peralatan potong khusus kaca, kop untuk alat pengangkat lembaran kaca dll peralatan yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan. Ketentuan type material lihat pada gambar kerja.
PENJELASAN ALAT Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Kop dua titik, Kater, Sealant) K3 DALAM PEKERJAAN Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan. BAHAN MATERIAL a. Kaca Semua kaca yang dipergunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan ini secara umum harus bebas dari cacat distorsi atau cacat-cacat fisik lainnya.
b. Peralatan Pelengkap Pemasangan Kaca Semua peralatan pelengkap untuk pemasangan kaca harus sesuai dengan rangka tempat kedudukkannya, tepat ukuran serta dari mutu terbaik serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Merk yang di setujui : Ashahimas, Stopsol, Panasap, untuk warna dan ketebalan mengikuti gambar detail. PELAKSANAAN a. Pemeriksaan Keadaan Pekerjaan Sebelum mulai pemasangan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk memeriksa keadaan lokasi pemasangan, baik dalam hal kesiapan maupun ketelitian dan kecermatan pelaksanaan pekerjaan pendahulunya. b. Penyimpangan Dalam hal terjadi penyimpangan pada pelaksanaan pekerjaan pendahulunya, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk segera melaporkan keadaan tersebut guna penyelesaian permasalahannya. c. Pemotongan, Pengangkatan dan Pemasangan Kaca Pemotongan kaca harus lurus, rapi dan halus, tepat ukuran, selanjutnya dipasang pada lokasinya dengan jepitan yang sesuai, terpasang kuat serta tepat dalam posisinya, baik dalam hal ketegakan ataupun kemiringan sesuai dengan gambar rancana. d. Pembersihan
Pada penyelesaian, pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan terpasang sesuai dengan mutu kerja yang disyaratkan. C.
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK Peralatan yang di gunakan diantaranya: 1
Waterpas
2
Sendok tembok
3
Martil Karet
4
Meteran
5
Benang
1. PENDAHULUAN Pekerjaan keramik di sini merupakan pekerjaan finishing lantai yang di setiap bangunan akan memerlukan dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Dalam prose pemasangan keramik pada meja beton, hal-hal yang harus mendapat perhatian lebih adalah dari segi ukuran keramik, tata letak keramik/penyusunannya, dan pada pemotongan keramik tersebut 2.1 POLA TATA LETAK KERAMIK Pola tata letak keramik harus disesuaian dengan idang yang akan dipasang keramik tersebut. Peletakan atau pengaturan keramik harus mengikuti gambar kerja yang ada. Bila pemasangan tersebut dilakukan menurut gambar kerja yang ada, maka hasil dari pekerjaan tersebut bisa terlihat rapi/bagus dan sebaliknya, bila pemasangan tidak mengikuti gambar kerja, mak hasil yang di dapat tidak terlihat rapi/bagus. 2.2 UKURAN POTONGAN Ukuran keramik di pasaran sangat beragam, baik bentuk maupun corak yang ada. Oleh karena itu perlu direncanakana alur keramik agar tidak ada sisa potongan - potongan kecil 3. METODE PEKERJAAN 3.1 ADUKAN Adukan yang dipakai adalah sesuai syarat RKS/BQ. Untuk menghasilkan adukan yang tercampur rata dan halus, maka pencampuran adukan memakai concrete mixer (beton molen ) dan pasir harus diayak dulu sebelum dicampur. 3.2 KERAMIK Sebelum dipasang keramik harus direndam air dahulu agar jenuh air, hal ini untuk menghindari terjadinya retak pada naat keramik akibat adanya penyerapan air semen adukan oleh keramik. Setelah direndam sampai jenuh air, maka keramik siap untuk dipasang, adapun tahapan pemasangan keramik adalah sebagai berikut : -
Periksa pola tata letak bidangnya, lakukan pengukuran dengan selang air
-
Beri tanda hasil pengukuran dan tarik benang antara 2 titik ukur
-
Siapkan adukan dan buat kepalan adukan, periksa ketebalan adukan
-
Setelah sama tebal, pasang keramik ratakan keramik dengan palu karet
-
Lanjutkan pasangan keramik berikutnya naat antar keramik harus sama
-
Setelah 3
lajur terpasang, periksa keramik dengan water, bila rata dan tidak
bergelombang, pasangan keramik dilanjutkan. Bila ada selisih permukaan keramik, maka pasangan keramik diperbaiki dulu.
Pekerjaan Dinding Keramik 1. Planning a. Shop drawing :
-
b.
Menentukan sisa potongan keramik harus ≥ ½ badan keramik
Menentukan nat keramik dinding & lantai agar bertemu & nad keramik seragam.
Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.
Menentukan posisi dinding bata.
Menentukan tata letak sanitasi air & fixture :
Harus di peremptan / tengah badan keramik.
Menentukan titik awal pemasangan keramik
Perhitungan resources (sumber daya) :
Bahan yang digunakan : Keramik, Semen Pc, Air, Additive
Alat yang digunakan : jidar aluminium, bak air (ember), tempat dudukan /tatakan keramik, benang atau senar, palu karet, plastic cross/tile spacer, water , busa/spon, kain/lap basah
Tenaga kerja
: Menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai skejul
dan volume pekerjaan. 1. Pelaksanaan Setelah pasangan batu bata, instalasi air dan listrik selesai, dimulai marking untuk batas pemasangan keramik - Pasangan bata diplester tanpa acian dengan ketebalan ± 2 cm , diamkan selama 1x24 jam sehingga plesteran menjadi kuat. - Sortir keramik agar menjadikan keseragaman : ukuran/dimensi, presisi, warna
PROSES SORTIR KERAMIK jidar Alluminium
sortir keramik OK jidar Alluminium sortir keramik OK jidar Alluminium
- Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam
PROSES PERENDAMAN KERAMIK
bak air (ember ) selama 1 jam
keramik direndam selama 1 jam
- Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatanan keramik, setelah proses perendaman.
-
papan dudukan keramik
-
- Basahi pasangan dinding yang akan dikeramik dengan air
keramik dianginkan setelah direndam pada dudukan bidang miring
- Pasang benang / senar untuk kepalaan , dan benang tersebut harus di cek secara periodik baik kekencangan maupun elevasinya.
Benang arah vertikal Dinding setelah diplester kasar Keramik kepala sebagai acuan pemasangan Benang arah horizontal arah pemasangan horizontal arah pemasangan vertikal
Lantai kondisi floor beton
- Cek lembar nad dan hindari las – lasan. - Pasang perekat laticrete + semen (acian / air + semen) pada permukaan dinding. - Beri acian pada seluruh permukaan sisibelakang keramik.
asangan
- Tempelkan keramik pada posisinya. - Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata. - Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak nad / dengan tile spacer. - Cek kerataan keramik dengan water. - Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah. - Lakukan pengecekan nad dari laticrete menggunakan material grouting nad dengan alat busa / spon.
- Setelah kring bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap basah.
Pekerjaan Lantai Keramik 1. Planning a. Shop drawing : • Menentukan sisa potongan keramik harus ≥ ½ badan keramik • Menentukan nat keramik dinding & lantai agar bertemu & nad keramik seragam. • Menentukann supaya perempatan keramik bertemu. • Menentukann tata letak sanitair dan fixture : harus di perempatan / tengah badan • Menentukann titik awal pemasangan keramik • Menentukann expantion t minimal setiap luasan 12m 2 – 16m2. b. Perhitungan resources (sumber daya) : • Bahan yang digunakan : keramik, semen pc, air, additive • Alat yang digunakan : jidar aluminium, bak air (ember), tempat dudukan /tatakan keramik, benang atau, senar, palu karet , sendok spesi, water , sekop, busa/spon, kain/lap basah • Tenaga kerja : menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai skejul dan volume pekerjaan.
2. Pelaksanaan •
Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.
•
Pahami gambar kerja, pola pemasangan dal lain – lain.
•
Sortir keramik agar menjadikan keseragaman : ukuran/dimensi, presisi, warna
PROSES SORTIR KERAMIK jidar Alluminium
sortir keramik OK jidar Alluminium sortir keramik OK jidar Alluminium
• Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam bak air (ember ) selama 1 jam PROSES PERENDAMAN KERAMIK
keramik direndam selama 1 jam
• Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatanan keramik, setelah proses perendaman. • Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. • Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing. kedudukan benang harus datar dan siku apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
benang horizontal
benang horizontal lantai beton
• Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
benang horizontal kepalaan horizontal melintang
kepalaan horizontal membujur benang horizontal
• Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan water.
benang horizontal
water
adukan spesi
benang horizontal
• Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi • Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisi sampai selesai , usahakan supaya tidak ada las – lasan. • Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak • Cek kerataan keramik dengan water. • Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.
keramik selesai dipasang pembersihan dengan kain / lap basah
• Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah dilatasi.
600
Nat sealent 5 mm Delatasi steroform 10 mm Keramik Spesi
Dilatasi di tiap 2 kolom
Keramik 40 x40
Plat beton
A
1200
Dilatasi di tengah ruangan
A
Keramik 40 x40
POTONGAN A-A
DILATASI LANTAI KERAMIK
• Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air dan aduklah hingga rata. • Setelah adukan rata isi sela – sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi. • Pegisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering. • Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
Pengisian dan perapihan nad keramik dengan kape
• Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar – benar kering. • Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah di pasang nad dari sisa- sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.
keramik selesai dipasang pembersihan dengan kain / lap basah
ALAT BANTU Alat bantu yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan keramik adalah : - Mesin potong keramik - Water - Concrete Mixer - Selang Air - Palu karet - Busa/Spoon - Ember/Drum - Dolaag - Alat penerangan QUALITY CONTROL 1. Keramik - Ukuran , tebal dan warna harus sama (1 nomor kode ) - Keramik tidak melengkung, harus rata & datar 2. Adukan - Air dan semen harus cukup dan tidak boleh terlalu tebal
Langkah –langkah pasangan keramik lantan
Langkah –langkah pasangan keramik dinding
D. PEKERJAAN PLAFOND LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Peketjaan ini meliputi
BAHAN MATERIAL Bahan – Bahan a. Spesifikasi gypsumboard 1) Jenis : Gypsumboard 2) Tebal : 9 mm c. Rangka dari bahan hollow galvalum 20/40 & 40/40, sesuai dengan gambar dan RKS PEKERJAAN PLAFOND
Metode Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Kontraktor mengajukan sampel/ contoh terlebih dahulu kepada Pemberi tugas dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Rangka plafond - Cara pemasangan rangka plafond sesuai dengan denah rangka plafond Gambar Bestek atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi. - Rangka plafond harus digantung dengan alat gantung besi diameter 8 mm yang dijangkarkan dengan baut atau paku sesuai dengan Gambar Bestek. Setiap 2 m2 luas plafond harus dipasang minimal 4 pengantung plafond - Rangka utama / struktural : pasangkan rangka utama struktural arah horizontal setiap jarak 120 cm menerus dari bawah sampai atas setinggi partisi dan berikan pengikat struktural pada bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat lantai atas) untuk mengakurkan partisi pada lantai dan langit-langit. - Rangka pembagi sekunder : pasangkan rangka pembagi/sekunder setiap jenis jarak 120 cm arah vertikal mengisi bidang rangka utama. - Pasangkan rangka secara baik, rata permukaan, kokoh dan sesuai dengan perencanaan, kualitas pemasangan ini harus mendapat persetujuan dari MK/ konsultan pengawas c. Bahan gypsum yang dikirim/didatangkan terbungkus asli lengkap dengan label dari pabrik pembuat. d. Sebelum pemasangan penggantung dan rangka, semua instalasi yang berada dalam ruang langit-langit sudah harus terpasang dan telah disetujui oleh Pemberi tugas dan Pengawas. e. Bila setelah pemasangan instalasi pada bidang langit-langit terdapat kerusakan akibat pekerjaan pemasangan langit-langit gypsum, maka Pelaksana Kontraktor akan memperbaiki dengan mutu yang baik, tanpa mengakibatkan kerusakan pada instalasi tersebut. f. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pelaksana Kontraktor menyerahkan gambar shopdrawing. g. Penyusunan pola dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada tepi yang berukuran kurang dari ½ lebar asli dari . Disiapkan juga lubang-lubang untuk instalasi tata udara, tata cahaya,tata suara,Fire fighting dan Manhall. h. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau rangka atap dengan menggunakan penggantung dari kawat besi BWG14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat terpasang dengan baik dan kuat pada pelat beton/rangka atap dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi. i. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka dibuat rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka terlihat saling tegak lurus dan berkaitan. j. gypsum yang dipasang adalah dari bahan telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Pemberi tugas dan Pengawas. k. gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar dan persyaratan dari pabrik pembuat. Setelah terpasang, bidang permukaan langit-langit dibuat rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang. l. Untuk keperluan pemeriksaan/pemeliharaan pekerjaan M&E dan Plumbing pada beberapa tempat tertentu dibuatkan manhole/access di langit-langit yang dapat dibuka tanpa merusak gypsum di sekelilingnya. m. Pekerjaan tersebut dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dan selalu menjaga kebersihan/kerapihan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pemasangan Plafond a. Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka plafond hollow galvalum 4 x 4 cm modul 60x60 cm dengan alat sambung screw dan paku gypsum. b. Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul Gypsum yang sebelumnya ditempel kain kassa untuk menghindari keretakan dan penampakan sambungan. Pada sudut-sudut ruangan dipasang list profil kayu 5/5cm. c. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak melendut. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaska dibongkar karena alasan tertentu tidak boleh dipotong sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standardnya pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond dan hal ini harus disetujui oleh Konsultan supervisi. d. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik, instalasi air bersih, dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak dibongkar kembali. E.
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : pekerjaan pengecatan exterior, pengecatan palfon, pengecatan tangga besi serta pekerjaan lain yang ada dalam RKS dan gambar. 1. BAHAN • Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement-emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir • Cat pigmen harus dimasukan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal pembuatannya. • Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan pengawas, untuk cat tembok dipilih produk sesuai BQ & Spek teknis, warna ditentukan kemudian • Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih • Cat yangdigunakan adalah cat yang sesuai dengan gambar dan PKS teknis serta dituang dalam spesifikasi teknis yang ditawarkan • Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan. 2.
PERSYARATAN PELAKSANAAN. • Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan. • Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yanglembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan didalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara. • Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini. • Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui MK. • Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kainkering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari MK terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini. • Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponenbahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang. • Standard Pengerjaan ("Mock-Up").Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh MK. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh MK, maka bidangbidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan. • Hasil pekerjaan yang tidak disetujui MK harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh MK. Biaya ditanggung Kontraktor. • Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya ditanggung Kontraktor. • Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Partisi, Plafon Gypsum Board dan pekerjaan lain yang berhubungan. a. Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering. b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller. c. Permukaan Interior. a.
Diagram Alur Pekerjaan Cat Dinding Penyediaan Material & Alat
Penyediaan Tenaga Kerja
Pembersihan Dinding Dasar dari kotoran dan debu
Melakukan proses Plamur & Amplas
Cat Dasar
Cat Dinding
b. Diagram Alur Pekerjaan Cat Plafond Penyediaan Material & Alat
Penyediaan Tenaga Kerja
Pembersihan pada Plafond Triplek dari kotoran dan debu yang menempel
Cat Dasar
Melakukan proses Dempul pada Nat-nat
Cat Finishing
c. Cat Dasar Tembok / Plafond Sebelum cat dasar dilakukan permukaan tembok dan plafond supaya dibersihkan dari kotoran dengan menggunkan ampelas setelah itu di plamur permukaan tersebut hingga ra ta sehingga menutupi semua pori-pori dan lubang-luban. Permukaan tembok/plafond setelah kering permukaan tersebut dihal uskan lagi dengan amplas, kemudian dibersihkan kembali dari debu, kotoran minyak selanjutnya siap dilakukan pengecatan. d. Pengecatan Tembok/ Plafond. Sebelum pengecatan dimulai, sebelumnya permukaan yang akan dicat harus benar-benar bersih, kering dan bebas dari segala macam kotoran yang menempel dengan menggunakan ampelas yang sesuai, kem udian dibersihkan dengan kain yang dibasahi air. Setelah persiapan permukaan selesai maka dilakukan pengecatan halus pertama secara merata, bila sudah kering baru dilakukan pengecatan kedua atau ketiga secara merata. Bila kondisi adukan cat cukup kental dapat digunakan pengencer (air bersih) maksimal 20 % (untuk plesteran baru) dan 10 % (untuk plesteran lama) atau ikut petunjuk Pabrik, alat pengecatan dapat menggunakan Roller, mesin semprot atau
kuas yang mana peralatan tersebut harus dalam keadaan baik. e. Cat Besi/ Kayu Lapisan Pertama. • Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara ICI Dulux QD Universal Primer Green. • Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45 micron atau daya sebar 9 - 12 m2/liter. • Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan Ke Dua • Cat dasar jenis Undercoat setara ICI Dulux Undercoat. • Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 micron atau daya sebar 17 m2/liter. • Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan Ke Tiga • Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara ICI Dulux Super Gloss. • Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 micron atau daya sebar 11 – 14 m2/liter. • Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL A.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING METODE PELAKSANAAN 1. Pek. Plumbing Air Bersih • Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman Plumbing Indonesia. • Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada DIREKSI PENGAWAS/ MK untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan. • Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/000 ke arah katup/ flange pembuangan (drain valve/ flange) dan pipa naik/ turun harus benar-benar tegak. • Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/ riser. • Balokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow, standart elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan. • Fitting peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini. • Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang tertutup (capperd dirt pocket). • Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai ketelitian yang sewajarnya. • Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya dengan dop/ blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa PVC. • Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang begitu lama, agar kotoran-kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.
• Ketentuan/ persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu dan yang lainnya telah diuraikan pada pasal terdahulu. 2. Pek. Plumbing Air Kotor a. Pemipiaan - Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk. - Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa. - Fitting harus dari jenis “injection moulded” sedangkan “welded fitting” sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan. - Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out. - Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas permukaan banjir alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%. - Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. - Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain. - Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor. - Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini harus diadakan koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan lantai maupun dinding. -
-
Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut. Disetiap floor drain dilengkapi dengan U Trap untuk mencegah masuknya gas yang berbau kedalam ruangan. Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem pemipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk mencegah penyumbatan didalam pipa. Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out disetiap belokan dan pada pipa vertikal utama (disetiap pintu shaft). Persyaratan material (kelas standar dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu Persyaratan Teknis ME.
b. Pengujian Sistem - Semua lubang pada pipa pembuang ditutup - Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi - Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.
3. Sistem Pemipaan Sistem Penyambungan Pipa a. Pipa Air Bersih : Digunakan sambungan ulir/secrewed untuk pipa φ 2" ke bawah dan dengan menggunakan sambungan flanged untuk pipa φ 2 1/2" ke atas dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya. Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dahulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes. Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara homogen. b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi : Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan lem/ solventcement. Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar bertutup dan rapat untuk menghindari kotoran masuk. Penggantung / Penumpu Pipa a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m. c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible t untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan. d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton dengan Ramset. e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m. 4. Valve - valve a. Water valve sampai dengan φ2" adalah jenis "screwed bronze body dengan external spendle ". b. Water valve φ 21/2" - φ 3" adalah jenis "bronze flanged body dengan internal screwed spendle ". c. Water valve lebih besar φ3" adalah jenis "flanged steel body dengan external spendle yoke ". d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk e. pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi dan untuk pekerjaan air bersih fire fighting digunakan valve dengan tekanan kerja minimum 300 psi, bahan cast iron.
5. Pipa-pipa Dalam Tanah a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipaφ 4" ke bawah dan 80-100 cm untuk pipa φ 5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama. b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing. Setelah bersih diurug dengan pasir urug setebal ± 5 cm kemudian pipa dipasang dalam lubang galian dan diperiksa oleh PENGAWAS, ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian yang bebas dari puing-puing. c. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli atau bila tidak supaya disesuaikan gambar rencana. d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat gambar rencana. e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih dahulu dengan bahan Aspal kemudian dilapis dengan jacketing yang terbuat dari bahan karung goni. 6. Pemipaan Air Kotor Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari lavatory dan floor drain. Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pad setiap lantai digunakan pipa PVC yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertikal dalam shaft. Pembuangan air kotor dari closet dan urinal disalurkan ke salurkan pipa tegak air kotor dan air buangan dalam shaft lalu disalurkan ke resapan lalu ke Septik Tank sebelum ke riol kota disalurkan sumur resapan. PEMIPAAN VENTILASI Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding φ 1 1/4" untuk masing-masing fixtures yang membutuhkan. Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaft dimana pelepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup. 1) Check Valve 7. Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread. 8. Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, flanged end, cast steel disc. 2) Strainer • Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread, Y type • Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
PENGUJIAN DAN DESINFEKSI Pengujian Sistem Pembuangan • Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent” tertinggi. b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm. c. Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.air bersih, Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, listrik dan kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain : - Debit aliran air, Putaran pompa , Tekanan pompa - Arus kerja motor, Cut in / cut off Pressure Tank. Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/ PENGAWAS untuk diminta persetujuannya. d. Bersama-sama Perencana dan Pengawas/PENGAWAS, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian ini meliputi : - Kapasitas pompa , Arus Kerja Motor - Kerja Pressure Tank , Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain. Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perencana dan Pengawas/PENGAWAS untuk dimintakan persetujuannya. e. Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In selesai dipasang dan sebelum memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah. f. Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh system distribusi air bersih dan air kotor atau dengan disebut dengan sistem Blashing. • Kerusakan dan Kegagalan Uji Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Pengawas. • Desinfeksi a. Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
b. c. d.
Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan cara / metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts per Million). Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam
7. PEKERJAAN SANITAIR Fixture yang dipasang 1 Closet duduk ; berikut : Flush ; Jet Washer ; lengkap 2 Urinoir (Muslim Type) 3 Penyekat urinoir 4 Hand Shower dinding ( WC) 5 Kran dinding (Kran WC, Kran Wudhu) 6 Kran bebek (Kitchen Zink) 7 Kitchen Zink 8 Tempat sabun dinding ; tanam (KM/WC ; dapur) 9 Tempat Tissu dinding ; bahan : Stainless Stell ( WC ) 10 Gantungan Handuk ; Stainless Stell (KM/WC & Washtafel) 11 Washtafel type counter ; lengkap 12 Kaca / cermin washtafel ; Ukuran 3 X 1,5 m (1 Buah) 13 Kaca / cermin washtafel ; Ukuran 2 X 1,5 m (3 Buah) 14 Cove Lampu washtafel Bahan Multiplex 9 mm + lapis Teakwood 4 mm ; Ukuran 3 X 0, 2 X 0,2 m Engsel piano pada siku bagian atas cove ; panjang : 3 m ' ; penggantung : 4 Bh ; finish : politur 15 Cove Lampu washtafel Bahan Multiplex 9 mm + lapis Teakwood 4 mm ; Ukuran 2 X 0, 2 X 0,2 m Engsel piano pada siku bagian atas cove ; panjang : 2 m ' ; Penggantung : 3 Bh ; finish : politur
Metode Pelaksanaan • Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati, rapi dan tidak ada percikan kotoran, seperti adukan semen pada alat-alat tersebut. • Apabila fixture tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan balik/pelepas vacuum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan. • Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan dilakukan. • Penyedia jasa harus melengkapi fixtures tersebut dengan leher angsa hanya jika fixtures tersebut belum memiliki leher angsa built in. • Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukantermasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini. • Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan semua instalasi pipa air kotor, instalasi air bersih, pompa, Torn dan semua sanitari fixture harus diadakan pengetesan untuk mengetahui semua yang terpasang bisa berfungsi dengan baik. Pengetesandilakukan oleh Pemborong/Kontraktor Pelaksana dan disaksikan oleh Pengawas dan dibuat berita acara pengetesan.
B.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PEKERJAAN INSTALASI Lingkup Pekerjaan 1.
- Daya Tegangan Rendah, Pekerjaan ini meliputi Low Voltage Main Distribution , Sub distribution , Daya dan Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurna-an sistem instalasi listrik.
2.
Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah. Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Genset ke MDP, kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk meng-hubungkan satu dengan lainnya serta harus termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
3.
- Daya, Pekerjaan ini meliputi LVMDP lengkap dengan metering/kWh, SDP, Daya Penerangan dan Daya Pompa Air Bersih, termasuk seluruh peralatan proteksi dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem distribusi daya listrik seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
4.
Kabel-Kabel Daya. Pekerjaan ini meliputi kabel utama LVMDP, SDP bangunan, Pompa Air Bersih, dan lainnya. Juga sudah termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem jaringan instalasi listrik.
5.
Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan - daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.
6.
Instalasi Penerangan,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan - penerangan dengan fixture lampu dalam ruang. 7.
Fixture Lampu, Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor, lampulampu dan peralatan bantu lainnya yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilihdan sesuai gambar rancangan.
8.
Sistem Pembumian Pengaman,
9.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian yang dirancang khusus dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini sesuai gambar perencanaan. Peralatan Penunjang Instalasi, Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan jaringan instalasi yang terpa-sang meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar rancangan.
10. Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Rancangan dan Persyaratan Teknis. Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik 1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama PLN. 2.
Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis dengan bantuan AMF kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set dengan kapasitas sesuai gambar rancangan.
Persyaratan Pekerjaan Tegangan Rendah Konstruksi Box a.
Yang melaksanakan pembuatan harus sub Kontraktor (maker) yang telah berpengalaman dalam pembuatan/ pabrikasi dengan menunjukkan bukti sertifikat yang telah diakui oleh Badan terkait dalam hal ini PLN dan mempunyai workshop yang terkait dengan pabrikasi .
b.
terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal 600 x 400 x 400 mm (free standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted).
c.
Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan ketebalan sebagai berikut :
Dinding
Pintu
SDP
20 mm
3,0 mm
PP/LP
1,6 mm
2,0 mm
d.
Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka . Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
e.
dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-lepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
f.
Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda/binatang bagian yang bertegangan dari peralatan .
g.
Antara badan tempat dudukan peralatan listrik yang bertegangan dengan pintu harus dilengkapi dengan dinding pengaman pelindung peralatan listrik dengan material yang sama, sehingga pada saat pintu dibuka yang tampak hanya tuas-tuas peralatan listrik, sedangkan jaringan/ montase kabel terlindung oleh dinding pengaman tersebut.
h.
Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel. Kontraktor/subkon. harus dilengkapi “master key” yang bisa membuka seluruh yang terpasang.
i.
Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna abu-abu atau warna yang dipilih oleh Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK. Kontraktor sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan harus terlebih dahulu menyerahkan contoh warna dan metoda pelaksanaan pada DIREKSI PENGAWAS/MK untuk dimintakan persetujuan.
j.
yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection (IP) 557, sedangkan untuk dalam bangunan IP 540 sesuai standad yang dipersyaratkan.
k.
Ukuran diusahakan standart ukuran dan disediakan ruang yang cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
l.
Dalam box harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan sehingga pada saat pintu dibuka dalam keadaan aktif kemungkinan adanya muatan kapasitif dapat dihindari.
m.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Petunjuk tersebut berupa diagram system satu garis dan label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
n.
Pada bagian atas (dari ambang atas sampai dengan 12cm dibawah ambang atas atau disesuaikan dengan kebutuhan harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu dan kedudukannya menetap (fixed). Busbar dan Terminal Penyambungan. a.
harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mem-punyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah.
b.
Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan peraltan Bantu lainnya.
c.
Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
d.
Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker. a.
Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB, ACB, dan LCB yang dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere tripnya dari type adjustable dari salah satu bagian jaringan untuk jarak jaringan kabel yang pendek, sedangkan untuk jaringan kabel yan panjang kedua belah sisi pengamannya harus dari type adjustable atau seperti yang ditunjukan gambar rancangan.
b.
Outgoing circuit breaker dari khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa. Dan system jaringan yang dilengkapi DOL atau Y - ∆ atau seperti gambar rancangan tergantung besar – kecilnya beban daya listrik. Jika dalam gambar rancangan tidak terindikasi sudah merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya seperti yang dipersyaratkan oleh standard yang berlaku tanpa mengakibatkan adanya biaya tambah.
c.
Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus meng-gunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus untuk penga-man motor (Circuit Breaker tipe M).
d.
Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar rancangan.
e.
Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah, ≤ 32 Ampere tipe MCB, Arus Short Circuit (Ics) = Arus Ultimate (Icu). 40 ≥ sampai dengan 63 A tipe MCCB Fixed/adjustable, ≤ 80 Ampere tipe MCCB Adjustable.
f.
Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic or, time switch dan lainnya harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan epas oleh gangguan mekanis.
g.
Jika di dalam Gambar rancangan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan gambar rancangan
h.
Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard DIN-4070.
Instalasi Sakelar & Stop Kontak Instalasi saklar & stop kontak 1. Cara Pemasangan Saklar-saklar menggunakan rating minimum 10 A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklarsaklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 40 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas. Saklar tunggal, ganda, triple dan stop kontak Standar SNI. 2. Jumlah Kutub Stop kontak satu fasa yang digunakan dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangannya disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan. 3. Pendukung dan Pengikat. Kotak-kotak pelat baja, didukung atau diikat dengan cukup agar mempunyai bentuk yang tetap. 4. Kabel-kabel Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel control, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan. a) Syarat kabel instalasi tegangan rendah (sampai 600 V) Kabel tegangan rendah yang digunakan berdasarkan persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatannya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas di pilih yang berurat banyak dan dipilin (stranded). Untuk kabel daya/instalasi terkecil yang adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian control pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah terbuat dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel control).
Semua kable instalasi di dalam bangunan dibuat berada di dalam conduit ( cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Factor pengisian conduit oleh kable-kabel maksimum adalah sebesar 40%. Kabel kabel yang digunakan standar SNI. b) Instalasi kabel penerapan dan stop kontak Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan penal daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang digunakan terbuat dari jenis NYM dan diletakkan di dalam conduit PVC high impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A). c) Splice/pencabangan Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan-sambungan di dalam pipa conduit. Sambungan atau pencabangan dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambungan yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel dibuat secara mekanis dan kuat, secara elektris dengan solderiess connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor dihubungkan pada konduktorkonduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. d) Bahan isolasi Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,composition dan lain-lain dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui. 1. Pemasangan kabel a. Kabel instalasi daya dan penerangan di dalam bangunan Semua kabel harus dipasang di dalam kondult PVC high –impact heavy gauge, dipasang dipermukaan pelat beton langit-langit dengan klem pengikat kondult yang sesuai. Ditempat-tempat tertentu, kabel instalasi daya dan penerangan di dalam bangunan selain harus dipasang di dalam condult juga harus diletakkan diatas cable tray sesuai dengan kebutuhan. Semua kabel/kondult harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus menggunakan elbow dari bahan yang sama dengan bahan kondult dan dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Kondult Standar SNI. ■Pemasangan di dalam dinding / dinding partisi. Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang secara vertikal di dalam dinding diletakkan di dalamkondult PVC dengan diameter minimum ½ “.
Kedalaman pembobokan dinding paling tidak sedemikian rupa, sehingga sisa kedalaman bobokan setelah pemasangan kondult masih memungkinkan pemasangan spesi / partisi secara kuat. Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak dilakuan setelah pipa selesai ditanam. ■Pemasangan menembus dinding Setiap penembusan kabel pada dinding / dinding partisi harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel. c. Pendukung kabel Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan daya motor, diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung. Commision Dan Testing 1.
Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik, lampu-lampu dipastikan nyala semua dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku. Testing Commisioning ini dihadiri oleh konsultan pengawas dan direksi.
2.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana.
Sistem Penerangan Klasifikasi Lampu Penerangan. Lampu-lampu penerangan luar dikategorikan sebagai Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang disesuaikan berdasarkan jenis ruangan. Pekerjaan Kabel Tegangan Rendah Ketentuan Umum. Persyaratan teknis ini berlaku untuk : Kabel daya, Instalasi daya, dan Instalasi penerangan. Jenis Kabel. a.
Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standardstandard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
b.
Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik Tegangan Rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar rancangan.
c.
Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 Volt/1000 Volt.
d.
Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
e.
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti lift dan lainlain seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan) kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini : No. 1. 2.
Pemakaian
Jenis Kabel
Ins. Penerangan dalam bangunan Ins. Dan kabel daya dalam bangunan
NYA/NYM NYY
f.
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
g.
Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama sumber yang mencatu daya kabel/beban tersebut.
Metode Pemasangan. a.
Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
b.
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
c.
Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
d.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan “excelcior tape” dan di finish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
e.
Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.
f.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
g.
Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
h.
Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu : Ditanam langsung di dalam tanah,
-
Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP. Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai kedalaman minimal 70 Cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai berikut : Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80cm dan lebar galian sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam. Diberi alas pasir setebal 10cm. Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin. Timbuni lagi dengan pasir setebal 10cm dan di atas pasir tersebut diberi bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter. Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
i.
Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai Gambar rancangan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai dengan modul pipa.
j.
Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
k.
Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya.
l.
Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah, maka kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal sebesar 7 Cm.
m.
Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
n.
Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak.
o. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan, Pada rak kabel, Di dalam dinding yang dilengkapi conduit Di plat lantai atap yang dilengkapi conduit. p. Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kabel harus diatur rapi Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 Cm dengan perkuatan mur baut pada dudukan rak. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit PVC type High Impact. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di dalam kotak sambung atau kotak cabang. q. Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : Kabel harus dilindungi dengan sparing.
Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60 Cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem. Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).
Persyaratan Teknis Peralatan Instalasi Outlet Daya. a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII, SPLN, VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. b. Outlet daya/plug yang terpasang harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Rating tegangan : 250 Volt Rating arus : 16 A atau seperti Gambar rancangan Tipe pemasangan : recessed c.
Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d.
Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus mengguna-kan doos dengan ketinggian pemasangan 30 Cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau atas per-setujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
e.
Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar rancangan dan harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures/peralatan.
Saklar Lampu Penerangan. a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN atau standardstandard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. b. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Rating tegangan : 250 Volt Rating arus : minimal 10 A Tipe : recessed c. d.
Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau keinginan Pemberi Tugas. Pemasangan saklar harus menggunakan doos.
e.
Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar rancangan dan dikoordinasikan dengan Perencana Interior atau atas keinginan Pemberi Tugas sepengetahuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
Armature Lampu. a.
Armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan contoh armature setiap type yang akan dipasang lengkap dengan komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
b.
Armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi pekerjaan terkait, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
c.
Armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan finish cat bakar.
d.
Armatur lampu yang dilengkapi dengan mirror seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
e.
Armatur lampu harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa ballast jenis low loss, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
f.
Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
g.
Jenis lampu yang digunakan : • • • • • •
Lampu LED 7 watt + fitting Lampu sorot/dinding, 25 watt Lampu RMI 2 X 20 Watt, Reflector ; Louvre ; Lengkap Lampu T - 5 ; 1 X 36 Watt + Batten ; Lengkap Lampu Down Light ; PLC 1 X 18 Watt ; Ø 4 ", Standart ; Lengkap Fitting Lampu TKO 1 X 18 Watt , Standart ; Lengkap Fitting (Cove Lampu Washtafel)
Persyaratan Teknis Penunjang Instalasi Conduit a. conduit yang dipasang secara exposed menggunakan conduit jenis PVC high impac dengan ketebalan minimum 2 mm juga termasuk conduit yang ditanam di dalam tembok/beton. b.
Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus re-konfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c.
Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk pelindung kabel luar bangunan harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel.
d.
Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur atas koordinasi DIREKSI PENGAWAS/MK.
e.
Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordina-sikan dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhi/ mengganggu.
f.
Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diper-kirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan,maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
g.
Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
h.
Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
i.
Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 Cm dari pipa air panas.
j.
Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.
Trend Kabel, Kabel Leader dan Rak Kabel. a.
Trend kabel digunakan untuk jalur kabel yang menghubungkan sumber daya listrik yang berada dibangunan pembantu menuju kebangunan utama. Persyaratan teknis trend kabel sesuai gambar perencanaan.
b.
Kabel leader dan Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi daya dari lantai ke lantai dan, penerangan serta kabel instalasi arus lemah diatas plafond.
c.
Kabel leader dan rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2mm yang dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan dengan standart BS 729 (dalam shaft).
d.
Kabel leader harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 Cm.
e.
Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan mekanis
f.
Harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi.
g.
Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan untuk menghindari kemungkinan adanya induksi yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang sejajar, sedangkan yang bersilangan 30 cm.
PEKERJAAN AKHIR Pekerjaan pembersihan adalah pekerjaan pembersihan lahan proyek dari sisa barang bekas pembangunan yang sudah tidak diperlukan lagi dari lokasi proyek sampai dengan bangunan tersebut benar-benar bersih dan siap untuk di pergunakan dan pembongkaran alat-alat pendukung selama proyek berjalan, dan pengamana atas bangunan sampai dengan proyek tersebut di serah terimakan kepada pemilik proyek.
PENJELASAN BAHAN Bahan yang di butuhkan yaitu bahan yang terkait dalam hal pembersihan lahan. PENJELASAN TENAGA KERJA Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan yang akan di lakukan.
K3 DALAM PEKERJAAN Untuk menghindari kecelakaan pada pengakutan dan pembuangan puing dan terkena benda tajam akibat sisa pekerjaan dan penggunaan alat maka : Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.
PEKERJAAN BUANG PUING KELUAR LOKASI Ruang Lingkup Kontraktor selalu melakukan pembersihan lokasi selama pekerjaan berlangsung dan sesudah selesainya proyek. Sisa bongkaran dikumpulkan dalam suatu lokasi yang ditentukan konsultan agar memudahkan dalam pengangkutan keluar lokasi dan memudahkan pembersihan.
Waktu pengangkatan puing Pengangkatan puing-puing hasil bongkaran dilakukan sesegera mungkin agar tidak mengganggu aktivitas proyek, namun sementara sisa bongkaran belum diangkut keluar penempatannya harus tetap rapi dan ditempatkan ditempat yang khusus yang sudah disetujui oleh konsultan agar tidak mengganggu jalannya pekerjaan proyek. Pembuangan puing dilakukan pada mala Lokasi pembuangan puing Lokasi pembungan puing atau sisa bongkaran harus sudah direncanakan untuk di buang di tempat penampungan atau tempat lain yang ditentukan atas persetujuan Konsultan Pengawas Cara Pelaksanaan Setiap sampah, puing-puing, dan benda-benda sisa proyek selama berlangsung pekerjaan harus dikumpulkan dalam suatu tempat dan dibuang di tempat yang telah ditentukan konsultan pengawas sehingga lokasi proyek terlihat bersih. Sebelum dilakukan serah terima Pertama dan Kedua dari pekerjaan yang dilakukan, lokasi proyek harus dalam keaadaan bersih dan rapi, semua instalasi dan perlengkapannya dalam keadaan siap digunakan. PENGENDALIAN DAMPAK LINGKU NGAN TERHADAP SISA PUING -PUING PROYEK Sisia pekerjaan proyek kerap kali menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar. Untuk menetralisir sampah-sampah/ puing-puing yang diakibatkan oleh prmbangunan proyek maka perlu di lakukan pembersihan ketempat yang tepat. Selain itu perlu di tinjau lebih lanjut tentang waktu pembuangan puing-puing. Untuk menghindari ketidaknyamanan lalulintas pembuangan puing dilakukan pada jam-jam renggang. Pembuangan puing dilakukan secara bertahap dan terorganisir agar kebersihan lingkungan sekitar pekerjaan bersih
Demikian Metodologi Pelaksanaan ini diaji.: lean, sebagai bahan masukan untuk pemberi kerja agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan p ·osedur operasional standar konstruksi, yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
Jakarta, 26 Agustus 2015
PT. FO~WUA PU1RI
~ BUKHARI Direktur