LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
1. 2. 3. 4. NO A 1.
2.
B 1. 2. C 1 2
D 1
E 1
2
Judul : Beberapa sifat Senyawa Organik Dan Anorganik Tujuan : Untuk mempelajari perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik Dasar Teori Data hasil lab dan analisis data Langkah Kerja Data Pengamatan Komposisi Panaskan sedikit gula pasir pada suhu Terjadi perubahan yaitu tinggi dalam sebuah porselin -bentuknya berubah menjadi cair jika dipanaskan berwarna coklat Percobaan di ulangi menggunakan - Terjadi perubahan yaitu Daun terbakar menjadi kehitaman dan berbau hangus Plastik saat dipanaskan Sepotong pelastik akan mengumpal Tidak terjadi perubahan Spotong aluminium yaitu tidak terbakar Penguapan Uapkan masing-masing 1 tetes Alkohol 29 detik menguap alkohol dan air dalam kaca arloji Catat waktu yang diperlukan Tidak akan menguap Sifat bakar Bakarlah sepotong lilin kecil pada Lilin lebih mudah terbakar porselin Percobaan diulangi dengan Garam terbakar dan warnanya menggunakan garam Nacl sebagai menjadi kekuningan yang pengganti lilin menandahkan adanya Logam Na Daya hantar listrik Larutan gula TIDAK MENYALA Larutan Nacl MENYALA Larutan Hcl MENYALA Larutan NaOH MENYALA Kelarutan - Tempatkan masing-masing 5 - Minyak 5 tetes + 2ml air tetes minyak kelapa dan 1 tidak larut sendok kecil garam dapur dalam dua tabung reaksi - Tambahkan 2ml air ke dalam - Nacl 1 sendok kecil + 2ml ke dua tabung reaksi air larut
Reaksi Kimia
Percobaan diulangi dengan 5 tetes minyak + 2ml metanol tidak menggunakan metanol sebagai pelarut larut sempurna namun diganti menggantikan air dengan n-butanol menjadi larut Nacl 1sendok kecil + 2ml metanol tidak larut
CH2 (CH2)14COOH + CH3OH CH3COOH + CH2(CH2)14OH Nacl + CH3OH NaOH + CH3CL
[1]
C12H22O11 H20
2Nacl + O2
dipanaskan
CO2 +
Na2O2Cl2
(CH2(CH2))14COOH + H2O CH3(CH2) 15COOH + O2 Nacl + H2O + Hcl
NaOH
F 1 2
3
4
Kecepatan reaksi Dalam sebuah tabung reaksi + 5 tetes FeSo4 0,1M Tambahkan 2 tetes CH3COOH 3M dan 0,1 M KMO4 perhatikan hasilnya
Warna merah bata Waktu : 29 detik Warna yang di hasilkan kuning + FeSO4 + CH3COOH + bening + ungu putih keruh KMNO4 Fe(MNO4)2+ K2SO4 Di sini asam asetat sebagai katalisator Ulangi percobaan di atas dengan Bening + bening + ungu muda CH3COOH+ KMNO4 menggunakan alkohol yang tidak Tetap berwarna murni sebagai ganti FeSo4 ungu muda Jika tidak ada reaksi panaskan
ANALISIS DATA 5. PEMBAHASAN ALASAN Gula daun setelah dipanaskan menghasilkan karbon mengingat bahwa bahan dasar membangun senyawa organik adalah karbon jadi ke dua bahan tersebut dapat di golongkan menjadi senyawa organik. Sedangkan aluminium dan plastik bukan senyawa organik Pada percobaan berdasarkan kelarutan Minyak sayur tidak larut dalam air (senyawa organik) sedangkan garam dapur larut dalam air (senyawa anorganik) ALASAN Karena minyak jika di campurkan dengan air tidak larut. Minyak merupakan senyawa organik dan garam dapur dapat larut dalam air sehingga termasuk senyawa anorganik Pada percobaan berdasarka penguapan Alkohol mengalami penguapan sempurna membutuhkan waktu yang singkat atau cepat (senyawa organic) sedangkan air sebaliknya ALASAN Saat memanaskan air penguapan terjadi dalam waktu yang lebih lama oleh karena itu air termasuk senyawa anorganik. Lain halnya dengan alkohol penguapan semprnanya dalam waktu yang singkat Percobaan berdasarkan daya hantar listrik Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas pada larutan gula Lampu menyala dan ada gelembung gas pada larutan Nacl, Hcl, NaoH Dari percobaan tadi kita sempat berfikir adakah pengaruh daya hantar listrik dengan jenis zat tersebut.? Seorang ahli kimia dari swedia (1887) Svanh August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atam bermuatan listrik (ion-ion) yamh bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik melalui larutan. Contohnya : Larutan Hcl
[2]
Larutan Hcl di dalam air mengurai menjadi katon (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan Hcl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin. Larutan dapat dibagi menjadi elektrolit dan non elektrolit. Sedangkan elektrolit dapat dikelompokan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Senyawa reaksi ionisasi Elektrolit kuat - terionisasi sempurna 1. Menghantarkan arus listrik 2. Lampu menyala terang 3. Terdapat gelembung gas Nacl, Hcl, NaOH Non elektrolit – tiadak terionisasi 1. Tidak menghantarkan arus listrik 2. Lampu tidak menyala 3. Tidak terdapat gelembung gas contohnya: C12H22O11 Pada saat senyawa Nacl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menguap di sela-sela butir-butirion tersebut ( proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan Nacl (S) + air Na+(aq) + Cl- aq Kalau kita perhatikan , bahwa Hcl merupakan senyawa kovalen di tom bersifat polar, pasangan pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif di banding dengan atom H, sehingga pada Hcl ataom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif . Jadi walaupun molekul Hcl bukan senyawa ion, jika di larutkan ke dalam air maka kelarutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas Hcl(g) + H2O (1) Hcl (g) + H3O+ aq + Cl - (a) H3O+ + Cl - (a) H+(aq) + Cl - (aq) Jadi larutan Nacl, Hcl dan larutan NaOH termasuk senyawa anorganik karena merupakan elektrolit dan mudah terionisasi sedangkan larutan gula merupakan senyawa organik karena merupakam non elektrolit dan tidak terionisasi. Percobaan berdasarkan kecepatan RX Dari hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa FeSO4 + CH3OOH + KMNO4 kecepatan reaksinya lebih cepat dibandingkan dengan RX CHO3OH + CH3COOH + KMNO4. Untuk mengetahui mana yang merupakan senyawa organik dan anorganik melalui kecepatan RX terlihat bahwa RX antara besi sulfat, CH3COOH dan KMNO4 lebih cepat dibandingkan RX antara metanol, CH3COOH dan KMNO4. Hal tersebut tampak dengan kecepatan perubahan warna yang terjadi, dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, CH3COOH dengan warna bening dan KMNO4 dengan warna ungu pekat di campur dalam sebuah tabung RX , dengan cepat warna tersebut bercampur dan menjadi warna putih keruh. Sedangkan dengan metanol dengan warna bening dan asam asetat warna bening dan kalium permanganat dengan warna ungu pekat dicampur pada tabung reaksi,proses perubahan warna menjadi ungu muda sedikit lebih lambat dibandingkan dengan campuran sebelumnya.sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa organic lebih mudah bereaksi atau memiliki kecepatan reaksi yang lebih besar sedangkan senyawa anorganik tidak/memiliki kecepatan reaksi yang kurang/lambat. Percobaan berdasarkan sifat bakar Untuk mengetahui mana senyawa organic dan anorganik melalui sifat bakaran digunakan lilin dan garam nacl.Kemudian lilin dan garam nacl tersebut dibakar diatas nyala pembakar spiritus pada sebuah porselin.Dan nampak bahwa lilin lebih mudah terbakar hingga lilin meleleh [3]
dan berubah bentuk sedangkan garam nacl sama sekali tidak terjadi perubahan.Sehingga dapat dikatakan bahwa lilin merupakan senyawa organic dan garam dapur merupakan senyawa anorganik karena dilihat dari kecepatan pembakarannya.Sehingga dari pengamatan dan hasil analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa senyawa organic menjadi unsur karbon,lebih mudah menguap,cepat terbakar dan memiliki kecepatan reaksi yang baik dan tidak mudah mengantarkan daya hantar listrik/non elektrolit.Sedangkan senyawa anorganik tidak mengandung unsur karbon,sukar untuk menguap,tidak mudah terbakar dan kecepatan reaksinya yang lambat. REAKSI KIMIA 1. Pada komposisi C12H22O11 dipanaskan C02 + H20 2. Pada penguapan 2Nacl + O2 Na2O2Cl2 3. Daya hantar listrik HCl (g) + H2Ol HCl (g) HCl(g) + H3O aq + Cl-(aq) H+(aq) + Cl-aq 4. Kelarutan (CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi NaCl + H2O NaCl + HCl (CH2(CH2)14COOH + CH3OH menghasilkan CH3COOH + (CH2(CH2)14OH NaCl + CH3OH NaCl + CH3Cl 5. Kecepatan reaksi FeSO4 + CH3COOH + 2KMNO4 Fe(MNO4)2 + K2SO4 + CH3COOH. CH3OH + CH3COOH + KMNO4 CH2-CH3-COOH + KOH + HMNO4 PENJELASAN REAKSI KIMIA 1. Kelarutan (CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi karena minyak kelapa tidak larut dalam air NaCl + H2O NaCl + HCl Geram dapat ditambahkan air karena akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam klorida yang larut dalam air 2. JAWAB PERTANYAAN 3. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa senyawa organic dan senyawa anorganik memiliki perbedaan sifat. Perbedaan sifat antara ke dua senyawa yaitu: a. Senyawa organik Senyawa organic terdiri dari unsur-unsur karbon Senyawa organic lebih mudah menguap Senyawa organic mudah terbakar Senyawa organic memiliki kecepatan reaksi yang baik atau lebih cepat bereaksi dengan senyawa lain Senyawaorganik bukan elektrolit dan tidak berionisasi b. Senyawa anorganik Senyawa anorganik tidak terdiri dari unsur-unsur karbon Senyawa anorganik tidak mudah menguap [4]
Senyawa anorganik tidak mudah terbakar Senyawa anorganik memiliki kecepatan reaksi yang tidak baik atau lebih lambat bereaksi dengan senyawa lain Merupakan elektrolit dan mudah terionisasi
SARAN Kedepan diharapkan praktikum kimia dasar lebih tenang dan disiplin sehingga praktikum lain dapat lebih focus dalam bekerja, diharapkan juga tersedianya bahan-bahan / reagen dan alat laboratorium lebih memadai sehingga mahasiswa dapat melakukan percobaan lebih banyak lagi.
[5]
DAFTAR PUSTAKA Fessenden.1982.Kimia organik.Jakarta:Erlangga
[6]
1. Judul : Analisis Unsur-Unsur Senyawa Organik 2. Tujuan : Untuk menganalisis unsure dalam senyawa organic 3. Dasar Teori Senyawa organik selain unsur karbon, terdapat juga unsur-unsur hydrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, fosfor dan halogen. Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan cara zat organik ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon dioksida dan air. Zat organik + CuO
CO2 + H2O
CO2 + Ca(OH)2
CaCO3 + H2O
Untuk memudahkan menganalisa unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui bahwa unsur-unsur tersebut terdapat dalam suatu zat organik. 4. Data hasil lab NO. Langkah Kerja B Penentuan unsur N dan senyawa organic 1 Kedalam tabung reaksi masukan 1 sendok urea 2 Tambahkan 2ml larutan NaOH O,1ml 3 Panaskan perlahan-lahan dan cium bau gasnya 4 Periksa gas dengan kertas lakmus merah basa 5 Perubahan kertas menunjukan gas apa yang dihasilkan 6 Amati gas yang terbentuk menunjukan unsur apa yang terkandung di dalam nya
Data Pengamatan
Reaksi Kimia
Tercium bau hangus/bau terbakar Gas dengan kertas lakmus Berubah warna biru menunjukan adanya basa Dari gas yang terbentuk menunjukan adanya unsur N
ANALISIS DATA Penentuan unsur N dalam senyawa organic CO(NH2)2 + 2NaOH 2NaNH2+ CO(OH)2 Urea direaksikan dengan basa akan menghasilkan Natrium Sianida sehingga menghasilkan gas yang berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N 5.
PEMBAHASAN Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam suatu sampel,analisa ini dilakukan karena umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa/molekul menjadi senyawa/molekul lain.Pada percobaan ini dianalisis dua unsur dalam suatu reaksi kimia.kedua unsure tersebut adalah nitrogen (N) dan belerang (S).Dalam menganalisis unsure nitrogen pada suatu reaksi senyawa digunakan reaksi antara urea yang memiliki rumus molekul CO(NH2)2 dengan Natrium Hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH. Reaksi antara ke dua senyawa ini menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau dan ketika kertas lakmus merah diletakan di atas mulut tabung reaksi untuk di uji ternyata kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Hal tersebut disebabkan karena pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida
[7]
menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsure N dalam reaksi senyawa. REAKSI KIMIA CO(NH2)2 + 2 NaOH Urea
na hidroksida
2NaNH2 + CO(OH)2 natrium
bau gas
Sianida Penjelasan Reaksi Kimia Pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida menghasilkan Natrium sianida (NaNH2) sehinnga mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa. 6.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada senyawa organic selain terdapat unsur karbon (C) juga terdapat unsur (N) dan belerang (S). Hal ini dibuktikan dengan reaksi antara urea dengan NaOH yang mengeluarkan gas yang berbau (menandakan adanya unsure N ). SARAN Pihak kampus hendaknya lebih melengkapi bahan-bahan reasen yang diperlukan agar semua percobaan bisa di lakukan
[8]
DAFTAR PUSTAKA Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga
[9]
1. Judul : Penentuan Titik Lebur/Leleh 2. Tujuan : Untuk menentukan kemurnian suatu zat dan identitas zat murni 3. Dasar Teori Titik lebur suatu zat padat adalah titik atau suhu, dimana terjadi kesetimbangan antara fasa padat dan fasa cair, maka titik leleh suatu senyawa padat sama dengan titik beku senyawa berbentuk cairan dari senyawa tersebut. Dalam kimia organik, sifat fisika titik leleh suatu senyawa digunakan untuk menentukan kemurnian senyawa tersebut. Jika zat tidak murni, zat akan meleleh pada suatu jangkauan (range) suhu. Oleh karena zat murni mempunyai titik leleh tertentu, maka pada tabel titik leleh, dapat dicari identitas zat tersebut. Titik leleh (lebur) adalah suhu dimana gaya ternal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kisi dan kristal. Suhu ini selalu tepat untuk satu kristal tertentu. Suatu senyawa organik berbentuk hablur yang murni mempunyai titik lebur yang tepat yaitu suhu dimana fase cair dan fase padat berada dalam kesetimbangan satu sama lain pada suatu tekanan udara. Ketika suatu zat murni dipanaskan secara pelan-pelan, zat itu mulai meleleh (tanpa penguraian), dan suhu dari zat tersebut akan tetap sampai semua zat padat tersebut meleleh. Jika pemanasan dihentikan, zat tadi akan membeku (memadat); jika di panaskan lagi maka zat tersebut kembali meleleh. Jadi titik leleh (lebur) dan titik beku dari zat kristal murni adalah sama. Suatu senyawa organik murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal ambruk (callapses) dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya (tidak lebih daro 0,5°C) disebut jangkauan titik leleh (melting point range). Bila zatnya tidak murni atau terdapat pengotor, maka dapat meningkatkan jangkauan titik leleh. Titik leleh dari zat tidak murni biasanya lebih rendah dari pada zat murni. Dengan demikian akan menyebabkan jangkauan titik leleh menjadi bertambah lebar. Karena itu titik leleh menjadi lebih rendah jika zat tidak murni yang dapat larut ada. Hal ini disebabkan karena lemahnya gaya antar molekul. Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukan titik leleh yang rendah. Jenis gaya antar molekul dalam molekul-molekul kovalen adalah yang dihasilkan dari H dan gaya van der waals. Zat-zat kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalen yang terikat. Dalam senyawa kovalen titik leleh tidak mengurangi jarak antara atomik, tetapi memisahkan molekul-molekul. Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukan titik leleh yang tnggi. Senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa non polar. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang terikat oleh gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar tersebut. 4. Data Hasil Lab Pengamatan Suhu ketika kristal mulai meleleh Suhu ketika seluruh zat mencair/meleleh Jangkauan titik leleh = (T2-T1) Titik leleh T1 + T2 2 Rata-rata titik leleh :percobaan (1+2) 2
Kamfer 55°c
Urea 55°c
80°c
91°c
25°c
67,5°c
Percobaan Fruktosa 55°c
Gliserol 35°c
Asam sitrat 55°c
102°c
100°c
100°c
36°c
47°c
65°c
45°c
73°c
78,5°c
67,5°c
77,5°c
[10]
ANALISIS DATA Penyelesaian : Diketahui : Kamfer : T1 = 40°c T2 = 42°c Ditanya : jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh T2 –T1 = 42°c - 40°c = 2°c Titik leleh T1+T2 = 40°c + 42°c 2 2 = 41°c Urea : T1 = 40°c T2 = 45°c T2 –T1 = 45°c - 40°c = 5°c Titik leleh T2 + T1 = 40°c + 45°c 2 2 = 62,5°c Fruktosa : T1 = 38°c T2 = 53°c T2-T1 = 53°c -38°c = 25°c Titik leleh T1+T2 = 53°c + 38°c 2
2 = 45.5°c
Gliserol : T1 = 30°c T2 = 100°c T2-T1 = 100°c-33°c = 70°c Ttitik leleh T1+T2 = 100°c+30°c 2
2 = 65°c
[11]
Asam sitrat : T1 = 55°c T2 = 63°c T2-T1 = 63°c – 55°c = 80°c Titik leleh T1+T2 = 63°c+ 55°c 2
2 =86,5 °c
5.
PEMBAHASAN Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi keseimbangan antara fase padat dan fase cair pada tekanan satu atmosfir atau merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kristalnya. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperature dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Pada percobaan digunakan zat berupa kamfer, urea, frukosa, gliserol, dan asam sitrat, lalu di panaskan dan di ukur temperaturnya pada saat kristal mulai meleleh sebagai T1dan di ukur suhunya pada saat seluruh zat mencair sebagai T 2. Lalu diukur jangkauan titik leleh dan rata-rata titik lelehnya dengan menggunakan rumus jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh. Dari percobaan yang dilakukan pada 5 zat ini ternyata gliserol yang memiliki jangkauan titik leleh tertinggi yaitu 65oc.hal ini disebabkan gliserol merupakan zat yang murni/zat yang tidak terdapat zat pengotor.
6.
MENJAWAB PERTANYAAN PADA MODUL Titik leleh adalah titik dimana terjadi keseimbangan antara fase padat dan fase cairpada tekanan satu atmosfer/merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kristal Pengaruh dari sejumlah kecil zat tidak murni pada titik-titik leleh adalah dapat meningkatkan jangkauan titik leleh dan digunakan untuk menentukan identitas zat murni dari suatu senyawa Definisi jangkauan titik leleh adalah perbedaan suhu dimana zat kristal mulai melebur dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya pada suatu senyawa organic murni Pengaruh dari ketidak murnian pada jangkauan titik leleh adalah jangkauan titik lelehnya menjadi rendah Penentuan titik leleh sangat penting yaitu untuk menentukan kemurnian zat. Suatu senyawa organic murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal mulai melebur dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya. Dalam sistem keperiodikan, atom-atom unsur alkali terikat oleh ikatan logam yang lemah karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh gaya van der waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom dimana jika semakin besar nomor atom, maka titik lelehnya makin tinggi itu berarti ikatan van der waals sangat lemah. Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan [12]
menunjukan titik leleh yang rendah. Jenis gaya antar molekul dalam molekul-molekul kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalensi yang terikat. Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukan titik leleh yang tinggi. Dan senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa nonpolar. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang terikat oleh gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar. 7.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari 5 zat yang di uji ternyata gliserol memiliki jangkauan titik leleh tertinggi yaitu 65°c hal ini disebabkan gliserol merupakan zat yang murni/zat yang tidak terdapat zat pengotor SARAN Sebaiknya zat yang digunakan dalam praktikum pada percobaan ini adalah zat murni yang bebas dari pengotor zat lain, agar mendapatkan hasil yang baik.
[13]
DAFTAR PUSTAKA Fredi, 2009, Titik Leleh Dan Titik Didih, http://fredi-36-al.blogspot.com/2009/11/titik-leleh-dantitik-didih.html.
[14]
1. Judul : Penentuan Titik Didih 2. Tujuan : Untuk mempelajari besarnya energi yang butuhkan untuk memisahkan ikatan H dan van der walls antar molekul dalam senyawa. 3. Dasar Teori Titik didih dari suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair. Titik didih senyawa ionic dan senyawa polar dalam fase cair lebih tinggi dari titik didih dari senyawa kovalen. Untuk memutuskan ikatan antar molekul dalam senyawa atau ikatan atom antar molekul diperlukan energy tinggi. Oleh karena itu untuk memisahkan molekul yang dibentuk oleh ikatan H dan van der walls membutuhkan energi lebih kecil dibandingkan dengan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan ion pada beberapa senyawa ion. Untuk itu titik didih senyawa logam dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan kemurnian suatu zat cair. Pada umumnya zat-zat polar mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada zat –zat non polar. Dalam senyawa zat cair polar yang memiliki berat molekul yang lebih tinggi akan memiliki titik didih normal lebih tinggi. Pada daerah ketinggian, tekanan udara rendah, titik didih zat cair lebih rendah dari pada titik didih zat cair pada daerah ketinggian normal. Jangkauan titik didih zat cair adalah perbedaan antar T1, ketika gelembung-gelembung berhenti, dan T2 ketika gelembunggelembung keluar dari tabung kapiler. 4. Data Hasil Lab Pengamatan Suhu ketika gelembung berhenti dan zat cair masuk kedalam tabung kapiler ( T1) Suhu ketika gelembung keluar dari tabung kapiler (T2) Jangkauan titik didih (T2-T1) Titik didih T1+T2 2 Rata-rata titik didih = percobaan (1+2) 2 ANALISIS DATA Penyelesaian : Diketahui: Gliserol : T1 = 60°c T2 =85°c Ditanya : jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih Jangkauan titik didih T2-T1 =85°c-60°c = 25°c Titik didih T1 + T2/2 = 60°c + 85°c/2 =102,5°c
[15]
Gliserol 60°c
Percobaan Minyak kelapa 49°c
85°c 25°c 102,5°c
100°c 51°c 99 °c 152°c
Minyak kelapa : T1 = 49°c T2 =100°c Jangkauan titik didih T2-T1 =100°c-49°c = 51°c Titik didih T1+T2 = 49°c + 100°c 2 2 =99°c Rata – rata titik didih = percobaan (1+2) = 99 + 102,5 =150,25 2 2 5. PEMBAHASAN Titik didih suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi gaya kohesif yang mengikat zattersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair atau merupakan temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan yang sama dengan tekanan luas. Pada percobaan ini ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang tinggi yaitu 100°c. Sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar. 6. KESIMPULAN Dari percobaan zat yang dilakukan ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang tinggi yaitu 100°c sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar. 7. SARAN Sebaiknya minyak kelapa yang digunakan minyak kelapa murni
[16]
DAFTAR PUSTAKA Fredi, 2009, Titik Leleh Dan Titik Didih, http://fredi-36-al.blogspot.com/2009/11/titik-leleh-dantitik-didih.html.
[17]
1. Judul : Sifat-Sifat Alkohol 2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat fisika dan kimia beberapaalkoho 3. Dasar Teori Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatil/mudah menguap, berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.
NO I 1
4. Data Hasil Lab Langkah kerja Sifat Fisika Teteskan masing-masing 3 tetes alkohol pada kaca arloji dan catat sifat-sifat fisika, warna, voklitas, bau dan sifat fisik lainnya
Data pengamatan -
-
-
-
-
2
Metanol = cepat menguap, cairan tidak berwarna, bau= alkohol ringan , waktu =1:24.64 Struktur = CH3OH Propanol = cairan bening, bau = alkohol yang sangat tajam , waktu =1:24,64 Struktur = C3H8O Butanol = cairan bening, bau= alkohol ringan, waktu= 04:52 Gliserol=cairankental, bau= tidak berbau, waktu= tidak mengalami penguapan Struktur = C3H8O3 Isoamyl alkohol = cairan bening, bau= alkohol yang sangat tajam . waktu = 1:20.60
Kelarutan dalam air teteskan Kelarutan dengan air masing-masing satu tetes alkohol- Metanol = larut alkohol dalam tabung reaksi Waktu= 57.84 sedang yang sudah di isi dengan - Propanol = larut 1ml air, kocok dan catat Waktu = 38.26 kelarutannya. - Butanol =tidak larut Waktu = 48. 59 - Gliserol = tidak larut Waktu = 40.28 - Isoamyl alkohol = larut Waktu= 35.27 Kelarutan dengan aseton - Propanol = larut Waktu = 22 detik - Butanol = larut Waktu = 17 detik - Isoamyl alkohol = larut Waktu = 43 detik - Gliserol = tidak larut Waktu = 21 detik [18]
Reaksi kimia
-
II 1
III 1 2 3 4
5 IV 1
2 3 4 5 6 7 V 1
2
3 4
Sifat kimia Dengan logam Na - Ukur 2ml metanol dan masukan ke dalam tabung besar tambahkan 1butir kecil logam Na. - Ulangi percobaan dengan menggunakan propanol dan butanol. Esterifikasi Ukur 2ml etanol tambahkan 5 tetes CH3COOH Tambahkan 10 tetes asam asitrat glacial dan 5 tetes H2SO4 pekat Panaskan Tuangkan campuran ke dalam gelas kimia 50ml lain yang sudah diisi 25ml air Catat bau yang terjadi Oksidasi Ambil 2ml etanol (100%) masukan dalam gelas kimia 50ml Tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan 1 sendok K2Cr2O7 Panaskan Bauilah aroma gas Teteskan metanol ke dalam lubang pelat tetes Buat spiral dari kawat cu sepanjang 10cm Panaskan kawat sampai berpijar dan celupkan dalam metanol Lkukan langkah ini 3 kali, cium bau gas yang terbentuk Reaksi baloform (tes lodoform) Masukan kedalam tabungn reaksi sedang 2ml larutan yodium (dalam k1) Tambahkan 5 tetes etanol, kemudian teteskan 2M NaOH sambil dikocok Tambahkan NaOH sampai warna coklat menghilang Kocok terus sampai timbul kristal
Metanol = larut Waktu = 40 detik
Bau = cuka(asam), berbau ester percobaan teresterifikasi
Senyawa yang terbentuk adalah aldehid yaitu metanol dengan hasil samping air.
Bau = wangi (tidak ada ester )
Kawat panas dicelupkan pada metanol .
Bau = menyengat
Berbau lodoform timbul kristal iodoform
[19]
lodoform (warna kuning) atau tercium bau lodoform 5 Ulangi percobaan ini dengan Metanol + iodium + NaoH baunya menggunakan metanol, butanol-1 menjadi aseton, tidak larut Butanol -1 + iodium + NaoH baunya menjadi butanol-1 ANALISIS DATA a. Sifat-sifat fisika 1) Alkohol pada kaca arloji Warna : bening Aroma : memiliki aroma dan bau yang sedikit menusuk Basa : cair 2) Kelarutan dalam air Alkohol bercampur dengan air dan larutan berwarna kuning keruh, dan mengeluarkan aroma atau bau b. Sifat kimia 1) Oksidasi alkohol etanol + K2Cr2O7 dengan katalis CH3COOH campuran berwarna merah dengan adanya aroma dan bau yang dihasilkan. K2Cr2O7 CH3COOH H2Cr2O7 H2O H2Cr2O4 Tidak stabil O
CH3-CH2-OH + HO-CR-OH
O
H3C-CH2-O-C-OH +H2O
O
etanol
O
asam kromat
etil hidrogen kromat
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Alkohol berdasarkan unsure OH nya yang berikatan dengan alkil dibagi menjadi 3 jenis yakni alkohol primer (RCH2 –OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer,alkoholsekunder (R2COH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder.dan alkohol tersier (R3COH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.Alkohol memiliki sifat-sifat fisika yaitu berwarna bening,mempunyai aroma melarut dalam air.kelarutan alkohol ini ditunjukan ketika alkoholdalam hal inietanol ditetes dalam air.larutan tercampur dan berubah warna menjadi bening keruh.ini disebabkan karena karakter karbon dalam etanol sebanyak 2 buah (CH3CH20H) dimana etanol merupakan jenis alkohol yang mempunyai berat molekul kecil sehingga mudah larut dalam air.selain sifat fisika,alkohol mempunyai sifat kimia yang ditunjukkan melalui reaksi yang terjadi pada alkohol. OKSIDASI Etanol ditambah K2Cr207 dengan katalis CH3OH pada reaksi oksidasi etanol dengan kalium bikromat dengan katalisator asam asetat panas.proses pertama yang terjadi adalah kalium bikromat diubah menjadi H2C0207 dimana atom k putus dan atom H dari CH3OH berikatan dengan CO2O7 sehingga tidak stabil oleh asam asetat.kemudian oleh air yang berasal dari asam asetat panas ini mereduksi kalium bikromat tersebut menjadi asam kromat dan asam kromat ini digunakan pada proses oksidasi.etanol bereaksi dengan asam kromat dan dengan adanya katalis asam asetat menyebabkan ikatan antara atom karbon pada etanol dan asam kromat tidak stabilsehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen.pada [20]
atom karbon yang mengikat gugus OH pada etanol dan pada asam kromat salah satu ikatan antara atom karbon dengan gugus OH juga putus dan atom atom yang putus atau terprotonasi tersebut saling berikatan membentuk molekul air sebagai hasil sampingnya dan atom O2 dari etanol akan berikatan dengan atom carbon dari asam kromat sehingga terbentuk hasil utama yaitu etil hidrogen kromat.al ini ditandai dengan campuran yang berubah menjadi merah dan mengeluarkan atau menghasilkan bau.Dan proses ini merupakan proses yang terjadi pada alkohol primer karena dilihat dari reaksinya. Metanol + logam Cu 5.
PEMBAHASAN Alkohol dapat bereaksi dengan logam dari golongan 1,2,3 alkohol yang digunakan pada percobaan ini yaitu metanol dan logamnya ialah tembaga Cu yang merupakan logam pada golongan 1B.Reaksi yang terjadi terlihat ketika kawat Cu dipanaskan kemudian dicelupkan pada metanol tercium aroma yang sangat menyengat.bau ini berasal dari senyawa metoksi yang terbentuk dari hasil reaksi metanol dan tembaga,dimana tembaga teroksidasi dan melepas elektron dan bermuatan positif,dan hidrogen tereduksi dengan menangkap elektron yang dilepas dan membentuk gas H2O.
6.
JAWAB PERTANYAAN O 1) R-CH2OH KMNO4
R-C Aldehid
alkohol primer
H H+ O
Asam karboksilat
R-C OH
Alkohol sekunder o K2CrO7
R-CH-OH
H+
R
R-C-R keton
Alkohol tersier R R-C-OH
K Cr O
R
H+
-
2
2
7
Alkohol primer ( RCH2-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer Alkohol skunder (R2C-OH ) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom skunder Alkohol tersier ( R3C-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
[21]
7.
KESIMPULAN Dari hasil percobaan ini dapat disimpilkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan kimia. Pada sifat fisika alkohol , alkohol merupakan zat cair berwarna bening, memiliki bau yang khas. Dengan kelarutan dalam air tergantung dari ukuran molekul atau banyaknya atom carbon dalam senyawa alkohol tersebut. Jika ukuran molekul kecil karena atom karbonnya yang sedikit, maka alkohol mudah larut dalam air dan sebaliknya. Pada sifat kimia dilihat dari reaksi dan hasil reaksinya, misalnya oksidasi; pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam asetat akan menghasilkan suatu aldehid dan air untuk alkohol primer keton dan air, untuk alkohol tersier senyawa campuran asam karboksilat, keton karbondioksida dan air pada alkohol tersier dan alkohol ini juga dapat bereaksi logam dari golongan 1,2,3.
[22]
DAFTAR PUSTAKA Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga
[23]
1. Judul : Alkohol 2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat kimia alkohol 3. Dasar Teori Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatile/mudah menguap, berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh manusia. 4. Data Hasil Lab NO I 1
2 3
4 5 6
IV 1
Langkah kerja Hasil pengamatan Reaksi kimia Dehidrasi alkohol Masukan sekitar 10ml etil alkohol Ketika panas = ada endapan kapur(warna kedalam tabung reaksi 50ml putih) endapan kapur itu dinamakan caco3 Tambahkan 1gram CaCO3 Sumbatlah tabung reaksi dan panaskan sampai 60°c dalam penangas air selama 20 menit Dinginkan Saringlah dengan kertas saring ke Dihasilkan larutan bening setelah dalam tabung reaksi yang kering disaring . bau = tajam Gunakan filtrat diatas untuk langkah 6 dan C
Uji Lukas : perbandingan laju pengganti Siapkan 3 tabung reaksi kecil
-
-
-
2
3
Metanol 2ml tambahkan 2ml CH3COOH dan ZNCl2 3tetes dari larutan kabut (terdapat 2 lapisan) langsung bening setelah dikocok selama 1 menit Isoamyl 2ml tambahkan 2ml CH3COOH berkabut ( membentuk 2 lapisan) tambahkan 2NCl2 3tetes menjadi larutan keruh tidak sebening percobaan 1 N-butanol 1 tambahkan 2ml , tambahkan 2ml CH3COOH membentuk larutan berkabut 2lapisan + ZnCl2 3tetes sekitar 10menit menjadi bening setelah di kocok.
Kedalam tabung reaksi masukan 2ml metanol, 2ml isoamyl alkohol, dan 2ml n.butanol Tambahkan 2ml HCl kedalam masing-masing tabung kemudian [24]
kocok Tambahkan kedalam masingmasing tabung reaksi 3tetes 2nCl2. Amati
4
ANALISIS DATA -
-
Pada percobaan dehidrasi alkohol sekitar 10ml metanol masukan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan CaCO3 1sendok lalu panaskan. Tampak adanya gas yang keluar. Lalu dinginkan dan saring larutan menggunaka n kertas saring akan di dapat larutan bening. Pada uji lucas siapkan 3tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan *Tabung I 2ml metanol tambahkan 2ml asam asetat.mula-mula membentuk larutan berkabut lalu tambahkan 3tetes ZnCl2 setelah di kocok selama 1menit akan membentuk larutan bening *Tabung II masukan 2ml isoamyl alkohol tambahkan 2ml asam asetat membentuk lapisan berkabut setelah penambahan 3 tts ZnCl2 setelah dikocok ternyata membentuk larutan keruh tidak sebening larutan pada tabung 1 *Tabung III masukkan 2ml n-butanol 1 tambahkan 2 ml asam asetat akan terbentuk lapisan berkabut lalu tambahkan 3tts ZnCl2 sekitar 10 menit setelah dikocok menjadi bening.
5. PEMBAHASAN Perbedaan karakteristik alkohol primer, skunder, dan tersier ada pada atom C yang terikat, pada alkohol primer atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 1 atom C, pada alkohol skunder atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 2atom C,pada alkohol tersier atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 3 atom C. Jadi disini pada percobaan dehidrasi alkohol menandakan bahwa sifat kimia alkohol yaitu dapat menghasilkan gas. CO2 bila dipanaskan selain itu untuk membedakan suatu alkohol dengan cara mereaksikannya, alkohol primer apabila dioksidasi menghasilkan aldehid dan bila dioksidasi lagi menghasilkan asam karboksilat, alkohol skunder dioksidasikan menghasilkan keton, alkohol tersier tidak terjadi oksidasi karena tidak ada atom H yang terikat pada atom karbinol. Jadi disini prinsip uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol primer, skunder, dan tersier dengan reagen terbuat dari campuran asam asetat dan sengklorida dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol skunder beereaksi sedikit dan lambat, sedangkan alkohol tersier bereaksi dengan cepat. Pada percobaan yang kami lakukan ternyata didapatkan hasil pada larutan metanol yang di reaksikan dengan pereaksi lucas pada tabung I setelah didiamkan ternyata masih tetap berwarna bening dalam hal ini tidak bereaksi dengan pereaksi lucas sehingga metanol termasuk alkohol primer, pada tabung II setelah didiamkan hasilnya bertambah keruh tetapi tidak berkabut shingga isoamyl alkohol juga termasuk alkohol primer, dan pada tabung III sama seperti tabung I & II. 6. JAWAB PERTANYAAN 7. KESIMPULAN Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dari ketiga larutan tersebut tidak bereaksi dengan pereaksi lucas atau hasilnya adalah uji negatif terhadap ZnCl2, karena larutan yang dihasilkan bening. Ketiga larutan ini pada praktikum ini dapat saya golongkan termasuk alkohol primer
[25]
DAFTAR PUSTAKA Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga
[26]
1. Judul : Aldehid - Keton 2. Tujuan : Untuk membedakan aldehid dan keton dengann menggunakan reagen kimia. 3. Dasar Teori Berdasarkan molekul sederhana, aldehida dan keton merupakan dua kelompok senyawa yang saling berisomer satu dengan lainnya. Sedangkan struktur molekul lengkap, ke dua kelompok senyawa berbeda satu dengan lainnya. Pada kelompok senyawa aldehida memiliki C-gugus karbonil mengikat 1 atom H, dan terletak pada ujung rantai karbon senyawa aldehida. Pada keompok senyawa keton memiliki C-gugus karbonil tidak mengikat atom H, dan terletak pada tengah rantai karbon senyawa keton. Dengan demikian ke dua kelompok senyawa aldehida dan keton memiliki sifat fisika dan sifat kimia berbedasatu dengan lainnya. 4. Data Hasil Lab NO I 1
2
Langkah kerja Pembuatan Aldehid Pembuatan Etanol - Ambil 2ml etanol (100%) masukan dalam gelas kimia 50ml - Tambahkan 5tetes H2SO4 dan 1 sendok kelapa - Panaskan dalam penangas air sampai mendidih - Bauilah aroma gas yang di hasilkan - Teteskan metanol kedalam lubang pelat tetes - Buat spiral dari kawat C4 sepanjang 10cm - Panaskan kawat sampai berpijar dan celupkan kedalam metanol - Lakukan langkah ini 3kali, cium bau gas yang terbentuk Pembuatan metanal - Ambil sepotong kawat cu dengan panjang kira-kira 10cm - Buatlah spiral pada suatu ujung kawat - Teteskan 3tetes CH3OH pada pelat tetes - Panaskan ujung spiral sampai membara - Celupkan spiral kedalam
Hasil pengamatan Pada saat melakukan percobaan tercium bau yang sangat tajam . bau tersebut adalah gas aldehida hasil sampingnya penguapan.
Pada saat pemanasan kawat Cu mengguakan lampu spiritus sampai membara kemudian dicelupkan ke dalam metanol tercium bau karbon . karena metanol merupakan zat organik yang mudah menguap dan mudah dibakar .
[27]
Reaksi kimia
metanol Ulangi langkah 4 & 5, duplo Amati dan bauilah aroma gas yang terbentuk Membedakan aldehid dan keton Reagen fehling - Teteskan 5tetes fehling A dan 5tetes fehling B dalam tabung I,II,III, -
3 1
3
Dilakukan 2percobaan (2tabung) 1.Pada saat dipanaskan fehling A+ aseton (terlarut) fehling B + aseton(terlarut) 2 tabung tersebut dipanaskan diatas - Tambahkan 3tetes formalin penangas air warna = biru tua pada tabung I, larutan 2. fehling A + benzaldehida( tidak setelah dipanaskan larut IV terlarut) . warna = biru muda 3tetes asetaldehida pada Fehling B + benzaldehida ( tidak tabung II, terlarut ) . warna = biru tua 3tetes aseton pada tabung III, Terdapat 2lapisan/tidak larut. 3tetes benzaldehida pada tabung IV setelah dipanaskan tidak larut -Panaskan kedalam penangas air amati perubahan yang terjadi Tes lodoform ( reaksi haloform) 2ml larutan lodium + NaOH 2N - Siapkan 4buah tabung reaksi tetes demi tetes dari warna orange bersih masukan kedalam berubah menjadi kuning lalu masing-masing tabung 2ml berubah bening. Lalu tabung I + larutan yodium aseton 3tetes dari bening jernih. - Tambahkan tetes demi tetes Tabung II + benzaldehida 3tetes dari 2N NaOH sampai warna jernih membentuk endapan minyak yodium hilang berwarna kuning. - Tambahkan 3tetes formalin pada tabung I, 3tetes asetaldehida pada tabung II, 3tetes aseton pada tabung III, 3tetes benzaldehida pada tabung IV - Amati perybahan yang terjadi
ANALISA DATA 1) Pada percobaan pembuatan metanol sepotong kawat yang telah ditetesi metanol lalu dipanaskan dan dicium baunya menghasilkan bau yang menyengat lalu diulangi percobaan ini sebanyak 2 kali dihasilkan bau yang semakin menyengat menyerupai bau karbon 2) Pada percobaan menggunakan reagen fehling dimana 5tetes reagen fehling A ditimbangkan tambah fehling B + aseton ternyata campuran ini larut dan ketika di panaskan lagi semakin larut.
[28]
Pada percobaan kedua dimana 5tetes fehling A + fehling B + benzalsida ternyata campuran ini tidak larut dan membentuk 2 lapisan. 3) Pada percobaan menggunakan reaksi Iodoform dimana pada tabung reaksi I dimasukan lodium tambah NaOH ZN tetes demi tetes campuran yang mulanya berwarna orange berubah menjadi kuning lalu menjadi bening tambahkan aseton 3tetes campuran seketika menjadi jernih. Percobaan berikutnya pada tabung reaksi II masukan lodium tambahkan NaOH ZN tetes demi tetes tambahkan 3tetes benzaldehida campuran yang mulanya jernih seketika membentuk endapan minyak berwarna kuning. 5. PEMBAHASAN o Pada percobaan ketiga yaitu uji lodoform. Uji ini merupakan uji spesifik untuk menentukan keberadaan metil keton. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada perubahan. dengan penambahan benzaldehida hasil yang diperoleh adalah campuran yang mulanya jernih seketika membentuk endapan minyak berwarna kuning. Berdasarkan literature, metil keton akan teroksidasi oleh lodida dalam larutan hidroksida. Metil keton akan teroksidasi menjadi asam karboksilat, juga akan terbentuk endapan warna kuning yang menjadi indikasi uji yang positif. o Pada percobaan pertama aseton yang ditetesi dengan larutan fehling menghasilkan larutan bening yang jernih hal ini menandakan bahwa aseton adalah golongan keton dimana keton adalah suatu senyawa organic yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada 2 gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap dari pada alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik dari keton ini adalah berupa cairan tak berwarna umumnya larut dalam air mempunyai titik didih yang relative lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar dan dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol skundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsue C,H,O. Dan pada percobaan ke dua dimana 3tetes benzaldehida direaksikan dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata. Hal ini dikarenakan larutan benzaldehid adalah aldehid. Berikut reaksinya: R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau 2 buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi poli-meriasi. Karakteristik aldehid adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bausedap, senyawa polar sehingga titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsure C,H,O. o
o
Pada percobaan pembuatan metanal dengan mencelupkan kawat Cu pada metanol lalu dibakar bagian ujungnya yang telah dibentuk spiral menghasilkan bau karbon hal ini menandakan bahwa logam Cu adalah senyawa organic berupa aldehid. Reaksi R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO Pada reaksi ini menandakan adanya aldehid dimana berupalarutan endapan merah bata bila direaksikan dengan larutan fehling. [29]
6. KESIMPULAN Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan mereaksikan aseton dan benzaldehida dengan pereaksi fehling dapat dibuktikan bahwa aseton merupan keton karena menghasilkan larutan bening dan jernih sedangkan benzaldehida adalah aldehid karena menghasilkan larutan merah bata setelah direaksikan dengan pereaksi fehlinng,begitupun dengan kawat cu yang dibakar setelah dicelupkan dengan metanol menghasilkan bau khas carbon hal ini menunjukan bahwa logam cu merupakan aldehid,dan pada uji iodoform dimana pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa aseton adalah metil keton dan benzaldehida adalah aldehid.
[30]
DAFTAR PUSTAKA
[31]
Judul : Membuat Konsentrasi Zat/Obat Tujuan : Mempelajari proses pembuatan konsentrasi zat/obat tertentu Dasar Teori Konsentrasi merupakan jumlah zat/obat dalam larutan atau senyawa hasil reaksi. Konsentrasi zat, dapatdinyatakan dalam beberapa satuan antara lain : Molaritas (M) - mol/L Molalitas (m) – mol/Kg Normalitas – ekivalen/L Fraksi mol (X) Fraksi volume – % volume Formalitas (F) PPm PPb o
Molaritas Menyatakan jumlah zat/bahan (makanan/0bat-obatan dll) dalam pelarut air atau pelarut lain, sehingga memiliki kepekatan/konsentrasi tertentu dalam satu-satuan (mol/L). mol zat terlarut Molritas (M) = volume larutan atau Berat zat terlarut Molaritas (M) = Mr. zat terlarut. Vol. larutan
o
Molalitas (m) Jumlah zat yang dilarutkan dalam pelarut tertentu, yang dinyatakan dengan kg pelarut mol zat pelarut Molalitas (m) = Kg. Pelarut atau Berat zat terlarut Molaitas (m) = Mr. zat terlarut . Kg Pelarut
o
Normalitas (N) Jumlah zat dalam pelarut tertentu yang dilihat dari sisi bilangan oksidasi atau valensi zat terlarut. Berat zat terlarut Normalitas (N) = BE. Volume larutan (L)
Ekivalensi =
Berat zat terlarut BE [32]
Mr zat terlarut valensi zat terlarut
BE =
Normalitas (N) =
Berat zat terlarut Mr/valensi. Volume larut
Normalitas (N) = M x Valensi Keterangan BE = Berat Ekivaken Pengenceran: V1M1 =V2M2 V1N1 = V2N2 V1%1 = V2%2 o
o
Fraksi Mol (X) Fraksi mol adalah jumlah-bagian dari suatu senyawa atau campuran senyawa.
XA =
Jumlah mol zat A Jumlah mol semua zat % Volume
X.volume =
Volume zat terlarut Volume larutan
% Berat
X Berat =
Berat zat terlarut Berat larutan
Formalitas (F)
F=
Jumlah berat rumuszat terlarut Volume larutan
ppm =
Berat zat terlarut (mg) Volume larutan (L)
ppb =
berat zat terlarut (mg) volume larutan (m)
4. Data hasil pengamatan NO 1
Langkah kerja Hasil pengamatan Membuat larutan metanol 50% %1 X V1 = %2 X V2 25ml 96% X V1 = 50% X 25ml V1 = 1250/96= 13,02ml Jadi pipet 13,02ml metanol masukan [33]
Reaksi kimia
2
Benzaldehida 0,4ppm 50ml
3
Larutan NaOH 50ml
4
Larutan iodium 0,4 ppb 50ml
5
Larutanfruktosa 40% 50ml 100ml
100ml
dalam labu ukur 25ml tambahkan aquadesh sampai 25ml V1 x %1 = V2 x %2 V1 x 99% = 100ml x 25% V1 = 2500/99 = 25.25ml m = gram/mr x 1000/V 0,01m = gram/40 x 1000/100ml 400/1000 = 0,4 gram ppb = berat zat terlarut (ml) volume larutan (ml) berat zat terlarut = pbb x vol.larutan = 0,4/ 1000000000 x 100ml = 0,00000004 M= gram/mr x 1000/v 0,1 = gram/180 x 1000/100ml = 1,8gram
Data analisa 1) Membuat metanol 50% 25ml karena di lab yang tersedia 96% sesuai perumusan diatas %1 X V1 = %2 X V2 96% X V1 = 50% X 25ml V1 = 1250/96= 13,02ml Jadi pipet 13,02ml metanol masukan dalam labu ukur 25ml tambahkan aquadest sampai 25ml 2) Membuat Benzaldehida 0,4ppm 50ml V1 x %1 = V2 x %2 V1 x 99% = 100ml x 25% V1 = 2500/99 = 25.25ml Di pipet 25,25ml benzaldehid masukan dalam labu ukur 50ml tambahkan aquadest 50ml, lalu buat pengenceran benzaldehid
3)
Larutan NaOH 50ml
100ml
m = gram/mr x 1000/V 0,01m = gram/40 x 1000/100ml 400/1000 = 0,4 gram Timbang 0,4gram NaOH lalu larutkan dengan aquadest sampai 100ml 4) Larutan iodium 0,4 ppb 50ml ppb = berat zat terlarut (ml) volume larutan (ml) [34]
berat zat terlarut = pbb x vol.larutan = 0,4/ 1000000000 x 100ml = 0,00000004 Timbang 0,0000004 yodium larutkan dengan aquadest sampai 100ml bila tidak larut bisa tambahkan KI untuk mempermudah kelarutan yodium 5) Larutanfruktosa 40% 50ml 100ml M= gram/mr x 1000/v 0,1 = gram/180 x 1000/100ml = 1,8gram Di timbang 1,8gram NaOH lalu larutkan dengan aquadest sampai 100ml
5. PEMBAHASAN
[35]
[36]