Fraktur Anggota Gerak Bawah Pada Orang Dewasa 134x

Fraktur Anggota Gerak Bawah Pada Orang Dewasa

Fraktur Panggul Merupakan 5% dari seluruh fraktur Sering disertai trauma jaringan lunak, perdarahan, syok, sepsis dan Gangguan pernafasan  Adult respiratory distress syndrome (ARDS) 2/3 disebabkan kecelakaan lalu lintas 10%  trauma alat2 rongga pelvis (buli, urethra, rektum & pemb. drh) Angka mortalitas  10% Anatomi Cincin panggul  2 tulang inominata yg berhubungan dengan sakrum dibagian belakang (sendi sakroiliaka) dan dibagian depan membentuk persendian (simfisis pubis) Stabilitas ditentukan oleh rigiditas tulang yg membentuk serta ligamen2 yang mengikatnya. Dalam rongga panggul ditemukan : Buli, prostat, rektum, uretra (laki2), vagina serta uterus & adneksanya, Pembuluh darah besar cabang art iliaka komunis, vena serta pleksus Saraf.

Fungsi panggul Mentransmisi berat badan melalui sendi sakroiliaka ke ilium, asetabulum Selanjutnya ke femur. Melindungi struktur2 yang berada dalam rongga panggul Mekanisme Trauma Biasanya secara langsung pada panggul atau jatuh dari ketinggian Mekanisme trauma terdiri atas : 1. Kompresi anteroposterior ramus pubis fraktur, tulang inominata terbelah dan rotasi eksterna disertai robekan simpisis  open book injury 2. Kompresi lateral kompresi dari samping menyebabkan cincin retak ramus pubis bagian depan pada kedua sisinya fraktur dan bagian belakang pada sendi sakroiliaka mengalami strain atau fraktur ilium

3. Trauma vertikal Tulang inominata pada salah satu sisi mengalami pergerakan secara vertikal disertai fraktur ramus pubis dan disrupsi sendi sakroiliaka pada sisi yang sama. Pada orang yang jatuh dari ketinggian. 4. Trauma kombinasi Trauma yang lebih hebat dapat terjadi kombinasi kelainan diatas. Klasifikasi 1. Menurut Tile (1988) a. Tipe A, Stabil - A1 : fraktur panggul tidak mengenai cincin - A2 : terdapat pergeseran cincin minimal dari fraktur, stabil b. Tipe B, tidak stabil secara rotasional, stabil secara vertikal - B1 : Open book - B2 : kompresi lateral ; ipsilateral - B3 : kompresi lateral ; kontralateral (bucket-handle) c. Tipe C, tidak stabil secara rotasi dan vertikal - C1 : unilateral - C2 : bilateral - C3 : disertai fraktur asetabulum

Gambaran klinis Pembengkakan, deformitas serta perdarahan subkutan sekitar panggul Penderita datang dalam keadaan anemi dan syok karena perdarahan yang hebat. Terdapat gangguan fungsi anggota gerak bawah. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan foto pelvis AP Posisi lain yaitu oblik, rotasi interna dan eksterna Penatalaksanaan Pengobatan harus dilakukan segera mungkin berdasarkan prioritas ABC : 1. Resusitasi awal a. perhatikan saluran nafas dan perbaiki hipoksia b. kontrol perdarahan dengan pemberian cairan Ringer dan transfusi drh 2. Anamnesis a. Keadaan waktu trauma b. Miksi terakhir c. waktu dan jumlah makan dan minum terakhir d. penderita wanita apakah sedang hamil atau menstruasi e. Trauma lainnya

3. Pemeriksaan Klinis a. Keadaan umum : catat secara teratur nadi, tekanan darah dan respirasi lakukan survey kemungkinan trauma lainnya b. Lokal - inspeksi perineum untuk mengetahui adanya perdarahan, pembengkakan dan deformitas. - Tentukan derajat ketidak stabilan cincin panggul dengan palpasi pada ramus dan simfisis pubis - pemeriksaan colok dubur 4. Pemeriksaan Tambahan a. Foto polos panggul b. Foto polos panggul dalam keadaan rotasi interna dan eskterna c. Pemeriksaan urologis dan lainnya : - katerisasi - ureterogram - Retrogad sistogram dan post voiding - pielogram intravena - Aspirasi diagnostik dengan peritoneal lavase

5. Pengobatan a. Tindakan operatif bila ditemukan kerusakan alat-alat dalam rongga panggul b. Stabilisasi fraktur panggul misalnya skeletal traksi, pelvic sling, pelvic clamp, spika panggul. Komplikasi 1. Komplikasi segera - trombosis vena iliofemoral - robekan kandung kemih - robekan uretra - trauma rektum dan vagina - trauma pembuluh darah besar - trauma pada saraf : saraf skiatik, pleksus lumbosakralis 2. Komplikasi lanjut - Pembentukan tulang heterotropik - Nekrosis avaskuler - Gangguan pergerakan sendi dan OA - Skoliosis kompensatoar

Fraktur Sakrum dan Tulang Koksigeus Dapat terjadi bila terjatuh dengan pantat yang mengenai kedua tulang Sakrum dan tulang koksigeus. Fraktur sakrum dapat bersifat transversal Fraktur koksigeus umumnya pada bagian distal dan angulasi ke depan. Pengobatan Fraktur sakrum Tanpa pergeseran  konservatif Dengan pergeseran  operatif Fraktur Koksigeus Jika keluhan nyeri menetap dan analgetik tidak menolong  eksisi

Dislokasi dan Fraktur Dislokasi Sendi Panggul Dibagi dalam tiga jenis : 1. Dislokasi posterior atau disertai fraktur 2. Dislokasi anterior 3. Dislokasi central Klasifikasi 1. Dislokasi Posterior - tanpa fraktur - disertai fraktur rim posterior yg tunggal dan besar - disertai fraktur komunitif asetabulum bagian posterior - disertai fraktur kaput femur 2. Dislokasi anterior - obturator - iliaka - Pubik - disertai fraktur kaput femur 3. Dislokasi sentral asetabulum - Hanya mengenai dinding dalam asetabulum - Fraktur sebagian kubah asetabulum - Pergeseran menyeluruh disertai fraktur komunitif

Dislokasi Posterior dan Dislokasi posterior yang disertai fraktur Mekanisme trauma Trauma dihantarkan melalui femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semi fleksi. 50% dislokasi disertai fraktur pada pinggir asetabulum dengan fragmen kecil atau besar. Klasifikasi Thompson Epstein (1973) Tipe I , dislokasi tanpa fraktur atau fragmen tulang kecil Tipe II, dislokasi dengan fragmen tunggal besar pada posterior asetabulum Tipe III, dislokasi dengan fraktur bibir asetabulum yang komunitif Tipe IV, dislokasi dengan fraktur dasar asetabulum Tipe V, dislokasi dengan fraktur kaput femur Gambaran klinis Adanya trauma hebat disertai nyeri dan deformitas pada sendi panggul. Sendi panggul teraba menonjol dibelakang dalam posisi adduksi, fleksi dan rotasi interna. Terdapat pemendekan ektremitas bawah

Pemeriksaan radiologis Dapat diketahui jenis dislokasi dan apakah disertai dengan fraktur Pengobatan Harus direposisi secepat mungkin dengan pembiusan umum Metode Bigelow Metode Allis Metode Stimson Pada tipe II, setelah reposisi , fragmen yang besar di fiksasi dengan screw Tipe III, reduksi kemudian fragmen fiksasi dengan reconstruction plate Tipe IV dan V, reduksi tertutup jika gagal operasi Pasca reposisi Traksi kulit selama 4 – 6 minggu, kemudian tidak menginjakkan kaki dengan menggunakan tongkat selama 3 bulan.

Komplikasi a.Komplikasi dini - kerusakan nervus skiatik - kerusakan kaput femur - kerusakan pembuluh darah - fraktur diafisis femur b. Komplikasi lanjut - Nekrosis avaskuler - Miositis osifikans - dislokasi yang tidak direduksi - OA

Dislokasi Anterior Lebih jarang ditemukan dibandingkan yang posterior Mekanisme trauma Terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau trauma dari belakang pada saat berjongkok dan posisi dalam keadaan abduksi Bila sendi panggul dalam posisi fleksi maka akan terjadi dislokasi tipe Obturator Bila sendi dalam posisi ekstensi maka akan terjadi dislokasi tipe pubik atau Iliaka. Gambaran klinis Tungkai bawah dalam posisi abduksi, rotasi eksterna dan sedikit fleksi. Tidak ada pemendekan dari ekstremitas. Terdapat benjolan didaerah inguinal dan sendi sulit digerakan. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan foto AP Pengobatan Reverse Bigelow

Fraktur dislokasi sentral Terjadi apabila kaput femur terdorong kedinding medial asetabulum. Fraktur asetabulum terjadi karena dorongan kuat dari lateral Gambaran klinis Didapatkan perdarahan dan pembengkakan di daerah tungkai bagian Proksimal tetapi posisi tetap normal. Nyeri di daerah trokanter dan pergerakan sendi terbatas Pemeriksaan radiologis Foto pelvis AP Pengobatan Fraktur asetabulum tanpa penonjolan kapu femur ke rongga panggul  Konservatif dengan trkasi tulang selama 4 – 6 minggu Fraktur dengan kaput femur tembus ke dalam asetabulum dilakukan traksi pada komponen longitudinal dan lateral selama 6 minggu dan setelah 8 minggu boleh jalan dengan menggunakan penopang berat badan.

Komplikasi a. Kerusakan alat alat dalam rongga panggul b. Kaku sendi c. OA Fraktur Femur Fraktur Leher Femur Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada orangtua terutama wanita umur 60 thn keatas disertai tulang yang osteoporosis Mekanisme trauma Jatuh pada daerah trokanter baik karena KLL atau jatuh dari tempat tidak terlalu tinggi Patologi Kaput femur mendapat aliran darah dari 3 sumber : 1. Pembuluh darah intrameduler 2. Pembuluh darah servikal asendens dalam retinakulum kapsul sendi 3. Pembuluh darah dari ligamentum Teres

Pada saat fraktur , pembuluh darah intrameduler dan dalam retinakulum Selalu robek bila terjadi pergeseran fragmen. Fraktur transervikal  bersifat intrakapsuler  sulit untuk penyembuhan karena adanya kerusakan pemb.darah, periosteum yang rapuh serta hambatan cairan sinovia.

Klasifikasi 1. Hubungan terhadap kapsul - ekstrakapsuler - intrakapsuler 2. Sesuai lokasi - subkapital - trans-servikal - basal 3. Radiologis a. Berdasarkan keadaan fraktur - tidak ada pergeseran - fragmen distal ; rotasi eksterna, abduksi dan dapat bergeser proksimal - fraktur impaksi b. Klasifikasi menurut Garden Tingkat I, fraktur impaksi yang tidak total Tingkat II, fraktur total tapi tidak bergeser Tingkat III, fraktur total disertai sedikit pergeseran Tingkat IV, fraktur disertai pergeseran hebat

Klasifikasi menurut Pauwel Berdasarkan sudut inklinasi leher femur : Tipe I , fraktur dengan garis fraktur 30º Tipe II, fraktur dengan garis fraktur 50º Tipe III, fraktur dengan garis fraktur 70º

Gambaran Klinis Riwayat jatuh dari ketinggian disertai nyeri pada daerah panggul disertai pemendekan anggota gerak bawah dan rotasi lateral Pemeriksaan radiologis Dapat diketahui jenis fraktur serta klasifikasi Pengobatan 1. Konservatif 2. Operatif hampir selalu dilakukan pada fraktur leher femur baik orang muda / tua - perlu reduksi yang akurat dan stabil - diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua Jenis-jenis Operasi : a. Multiple pinning b. Plate and screw c. Artroplasti, pada penderita diatas 55 tahun berupa: - Eksisi artroplasti (Girdlestone) - Hemiartroplasti - Artroplasti total

Komplikasi Tergantung dari beberapa faktor : 1. Komplikasi umum : trombosis vena, emboli paru, pneumonia, dekubitus 2. Nekrosis avaskuler kaput femur 3. Non union 4. OA 5. Shortening 6. Malunion 7. Malrotasi berupa rotasi eksterna 8. Koksavara

Fraktur Trokanter Fraktur ini juga disebut fraktur intertrokanterik adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan minor Bersifat ekstraartikuler dan sering terjadi pada orang tua diatas umur 60 thn Mekanisme trauma Terjadi bila penderita terjatuh dengan trauma langsung pada trokanter mayor Atau trauma bersifat memuntir. Garis fraktur antara trokanter mayor dan minor , dapat bersifat komunitif terutama pada korteks posteromedial Klasifikasi Fraktur trokanterik dapat dibagi atas : 1. Stabil 2. Tidak stabil, bila korteks bagian medial remuk dan mengalami pergeseran Diklasifikasikan atas 4 tipe : Tipe I, fraktur melewati trokanter mayor dan minor tanpa pergeseran Tipe II,fraktur melewati trokanter mayor disertai pergeseran trokanter minor Tipe III, disertai fraktur komunitif Tipe IV, disertai fraktur spiral femur

Gambaran Klinis Pasien lanjut usia dengan riwayat trauma di daerah trokanter Terdapat pemendekan dan rotasi eskterna Pemeriksaan radiologis Dapat menentukan jenis fraktur Pengobatan Fraktur tanpa pergeseran  konservatif dengan traksi Sebaiknya dilakukan pemasangan fiksasi interna dengan tujuan : 1. Memperoleh fiksasi yang kuat 2. Memberikan mobilisasi yang cepat pada orang tua

Komplikasi Komplikasi dini sama dengan fraktur leher femur Komplikasi lanjut berupa deformitas varus dan rotasi eksterna serta nonunion. Fraktur Sub-Trokanterik Fraktur ini dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat trauma hebat Gambaran klinis Anggota gerak bawah dalam posisi rotasi eksterna, memendek dan ditemukan pembengkakan pada daerah proksimal femur Pengobatan Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) Komplikasi Nonunion dan mal union

Fraktur Diafisis femur Dapat terjadi pada semua umur, biasanya karena trauma hebat Femur diliputi oleh otot yang kuat yang merupakan proteksi tulang femur, Jika fraktur akan menarik fragmen fraktur hingga bergeser. Fraktur femur sering disertai perdarahan masif  syok Mekanisme trauma Fraktur spiral  jatuh dengan posisi kaki melekat erat di dasar sambil terjadi putaran Fraktur transversal dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi. Klasifikasi Dapat bersifat tertutup atau terbuka, simpel, komunitif, fraktur Z atau Segmental. Gambaran klinis Penderita umumnya dewasa muda. Bengkak dan deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan Pemendekan tungkai dan kadang kadang disertai syok

Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan lokasi dan jenis fraktur Pengobatan 1. Konservatif - Traksi kulit merupakan pengobatan sementara  mengurangi spasme - Traksi tulang berimbang dgn bagian Pearson di lutut. indikasi pada fraktur segmental atau komunitif - menggunakan cast bracing setelah terjadi union secara klinis 2. Terapi operatif - Plate and screw terutama bagian proksimal - K-nail, AO-nail indikasi pada fraktur diafisis - Fiksasi eksterna , pada fraktur terbuka , segmental, komunitif. Komplikasi 1. Komplikasi dini - Syok - Emboli lemak - Trauma pembuluh darah besar - Trauma saraf - Trombo-emboli - Infeksi

2. Komplikasi Lanjut - Delayed union - Non union - Mal union - Kaku sendi lutut - Refraktur Fraktur Suprakondiler Femur Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur Dan batas metafisis dengan diafisis femur Mekanisme trauma Fraktur terjadi karena tekanan varus atau valgus disertai kekuatan aksial dan putaran. Klasifikasi 1. Tidak bergeser 2. Impaksi 3. Bergeser 4. Komunitif

Pergeseran terjadi pada fraktur oleh karena tarikan otot sehingga pada Terapi konservatif lutut harus difleksi untuk menghilangkan tarikan otot.

Gambaran Klinis Riwayat trauma disertai bengkak dan deformitas Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan jenis fraktur Pengobatan 1. Terapi konservatif - traksi berimbang dengan bidai Thomas dan penahan lutut Pearson - cast bracing - spika panggul 2. Terapi Operatif Pada fraktur terbuka atau adanya pergeseran fraktur Menggunakan nail plate dan screw , condylar buttress plate Komplikasi 1. Komplikasi dini - penetrasi fragmen fraktur ke kulit  fraktur terbuka - trauma pembuluh darah besar - trauma saraf

2. Komplikasi lanjut - Malunion - Kaku sendi lutut Fraktur suprakondiler femur dengan interkondiler femur Klasifikasi Menurut Neer, Grantham, Shelton (1967) - Tipe I, fraktur suprakondiler dan kondiler T - Tipe IIA, fraktur supra dan kondiler dengan sebagian metafisis (bentuk Y) - Tipe IIB, sama seperti IIA tetapi bagian metafisis kecil - Tipe III, fraktur suprakondiler komunitif dengan kondiler tidak total.

Gambaran klinis Sama dengan fraktur suprakondiler tetapi kemungkinan adanya hemarthrosis Yang lebih hebat karena adanya fraktur intraartikuler. Pengobatan 1. Terapi konservatif 2. Terapi operatif, intraartikuler  sebaiknya dilakukan operatif Komplikasi 1. Trauma pembuluh darah 2. Kaku sendi 3. OA lutut.

Fraktur Kondilus femur Klasifikasi - Tipe I, fraktur kondilus dalam posisi sagital - Tipe II, fraktur dalam posisi koronal dimana bagian posterior kondilus femur bergeser - Tipe III, kombinasi sagital dan koronal

Gambaran klinis Trauma dilutut disertai nyeri dan bengkak. Mungkin ditemukan krepitasi dan Hemarthrosis sendi lutut. Pemeriksaan radiologis Dilakukan posisi AP , lateral dan oblik untuk melihat posisi fraktur

Pengobatan 1. Terapi konservatif, pada fraktur tidak bergeser dapat digunakan gips sirkuler diatas lutut. 2. Terapi operatif, menggunakan screw agar didapatkan posisi anatomis sendi lutut dan mobilisasi segera. Komplikasi 1. Trauma pembuluh darah dan saraf 2. Mal-union 3. OA 4. Kaku sendi

Trauma Pada Lutut Dislokasi Sendi Lutut Jarang ditemukan  2,3 % dari seluruh dislokasi Mekanisme Trauma Biasanya terjadi apabila penderita mendapat trauma dari depan dengan Lutut dalam keadaan fleksi Dislokasi dapat bersifat anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi Dislokasi anterior lebih sering ditemukan , tibia bergerak ke depan terhadap femur. Merupakan trauma yang hebat merusak kapsul, ligamen besar dan sendi Juga nervus peroneus dan arteri poplitea. Gambaran klinis Adanya trauma lutut disertai bengkak, nyeri , hemarthrosis dan deformitas Pemeriksaan radiologis Untuk menegakkan diagnosis

Pengobatan Tindakan reposisi dengan pembiusan harus dilakukan segera mungkin dan dilakukan aspirasi hemartrosis Setelah reposisi pasang bidai gips posisi 10-15º selama 1 minggu dan Setelah bengkak menurun dipasang gips sirkuler selama 7 – 8 minggu. Fraktur Patela Merupakan tulang sesamoid terbesar pada tubuh Berfungsi mekanis dalam ekstensi anggota gerak bawah Bagian proksimal melekat otot kuadriseps dan bagian distal melekat Ligamen patela Mekanisme trauma Dapat terjadi dalam dua cara : 1. Kontraksi hebat otot kuadriseps 2. Trauma langsung pada patela Klasifikasi Tipe I , fraktur tanpa pergeseran dan bersifat transversal Tipe II, fraktur transversal dengan pergeseran

Tipe III, fraktur transversal pada kutub atas/bawah Tipe IV, fraktur komunitif Tipe V, fraktur vertikal

Gambaran klinis Adanya trauma di lutut disertai bengkak, nyeri dan hemarthrosis Penderita tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak bawah. Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan fraktur dan jenis fraktur

Pengobatan 1. Fraktur tidak bergeser bila ada hemartrosis  aspirasi dan pasang gips sirkuler selama 4-6 mgg 2. Fraktur bergeser Pada fraktur transversal diperlukan operasi dan rekonstruksi ekspansi ekstensor  Tension Band Wiring (TBW) 3. Fraktur kutub bawah fragmen kecil dan komunitif  eksisi dan rekosntruksi kembali ligamen 4. Fraktur komunitif jika rekonstruksi tidak mungkin  eksisi patela Komplikasi 1. OA patelofemoral 2. Gangguan fleksi ekstensi 3. Kaku sendi 4. Non-union

Dislokasi patela Biasanya terjadi ke lateral, berupa : 1. Dislokasi akut terjadi pada saat lutut dalam posisi fleksi atau semi fleksi dan patela bergeser kearah lateral dari kondilus femur Gambaran klinis Sendi lutut tak dapat diekstensikan reposisi dapat terjadi spontan atau secara manual Pengobatan Setelah reposisi dipasang gips silinder selama 6 minggu. 2. Dislokasi rekuren Dislokasi sering terjadi pada wanita dewasa muda Penyebabnya - kedangkalan lekukan interkondiler femur - letak patela yang tinggi dan kecil - genu valgum Pengobatan Dilakukan operasi

3. Dislokasi habitual Jarang ditemukan dan biasanya terjadi pada anak-anak Penyebab utama adalah pemendekan otot kuadrisep terutama komponen vastus lateralis karena fibrosis setelah injeksi Pengobatan Operasi

Fraktur Tibia dan Fibula Fraktur dapat terjadi pada bagian proksimal (kondilus), diafisis atau persendian pergelangan kaki Fraktur Kondilus Tibia Lebih sering mengenai kondilus lateralis Mekanisme trauma Fraktur kondilus lateralis terjadi karena adanya trauma abduksi tibia terhadap femur Klasifikasi sederhana (Adam) 1. Fraktur kompresi komunitif 2. Tipe depresi plateau 3. Fraktur oblik Klasifikasi kompleks (Rokcwood) 1. Fraktur tidak bergeser  < 4mm 2. Kompresi lokal 3. Kompresi split 4. Depresi total kondiler 5. Fraktur split 6. Fraktur komunitif

Gambaran klinis Riwayat trauma lutut, pembengkakkan , nyeri disertai hemarthrosis Pemeriksaan Radiologis Foto rontgen AP dan Lateral Pengobatan 1. Konservatif pada fraktur tidak bergeser  depresi < 4mm : - verban elastis - traksi - gips sirkuler prinsip mencegah bertambahnya depresi 2. Operatif depresi > 4 mm dilakukan operasi  elevasi dan bonegraft fraktur split  screw atau plate & screw Komplikasi - Genu valgum - Kaku sendi - OA

Fraktur Diafisis Tibia dan Fibula Mekanisme trauma Trauma angulasi  fraktur transversal / oblik pendek Trauma rotasi  fraktur spiral Bagian depan tungkai bawah sedikit ditutupi otot  sering bersifat terbuka Gambaran Klinis Riwayat trauma, bengkak, nyeri Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan lokasi faktur, jenis fraktur Pengobatan 1. Konservatif reduksi fraktur dengan manipulasi tertutup pasang gips sirkuler diatas lutut Prinsip reposisi : - fraktur tertutup - ada kontak 50 % - angulasi < 5º - tidak ada rotasi

2. Operatif Dilakukan pada - Fraktur terbuka - Gagal terapi konservatif - fraktur tidak stabil - nonunion Metode operatif : plate & screw, nail intrameduler, screw, fiksasi eskterna Indikasi pemasangan fiksasi eksterna : fraktur terbuka grade III Komplikasi 1. Infeksi 2. Delayed union atau non union 3. Mal union 4. Kompartmen syndrom 5. Trauma saraf peroneal 6. Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki

Fraktur dan Fraktur Dislokasi Sendi Pergelangan Kaki Pergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus duduk dan dilindungi oleh maleolus lateralis dan medialis yang diikat ligamen. Dulu fraktur sekitar ankle disebut fraktur Pott Mekanisme Trauma Fraktur Maleolus dapat terjadi dalam beberapa macam trauma : 1. Trauma abduksi menimbulkan fraktur maleolus lateralis bersifat oblik, fraktur maleolus medialis bersifat avulsi atau robekan ligamen bagian medial 2. Trauma adduksi menimbulkan fraktur maleolus medialis bersifat oblik atau avulsi maleolus lateralis atau keduanya. Jika trauma hanya ringan  sprain / robekan ligamen lateral 3. Trauma rotasi eksterna biasanya disertai trauma abduksi dan terjadi fraktur pada fibula diatas sindesmosis yang disertai robekan ligamen medial atau fraktur avulsi pada maleolus medialis. Trauma hebat  dislokasi talus

4. Trauma kompresi vertikal Pada kompresi vertikal dapat terjadi fraktur tibia distal bagian depan disertai dengan dislokasi talus ke depan atau terjadi fr komunitif

Klasifikasi Lauge – Hansen (1950) klasifikasi menurut patogenesis terjadinya pergeseran dari fraktur  pedoman untuk pengobatan Klasifikasi lain yang lebih sederhana  Danis & Weber (1991) Klaisfikasi terdiri atas : - Tipe A, fraktur maleolus dibawah sindesmosis - Tipe B, fraktur maleolus lateralis bersifat oblik disertai avulsi maleolus medialis - Tipe C, fraktur fibula diatas sindesmosis dan atau disertai avulsi dari tibia disertai fraktur atau robekan pada maleolus medialis Pada Tipe C terjadi robekan pada sindesmosis

Gambaran Klinis Ditemukan adanya pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan dan Deformitas. Yang penting diperhatikan adalah lokasi nyeri tekan apakah di daerah tulang atau ligamen. Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan jenis-jenis fraktur dan mekanisme terjadinya trauma Foto rontgen dibuat sekurang-kurangnya tiga proyeksi yaitu AP, lateral dan oblik

Pengobatan Fraktur dislokasi pada sendi pergelangan kaki merupakan fr intra artikuler Sehingga diperlukan reduksi secara anatomis dan akurat serta mobilisasi sendi segera mungkin. Tindakan pengobatan : 1. Konservatif pada fraktur tidak bergeser  gips sirkuler dibawah lutut 2. Operatif pemasangan screw, TBW, plate & screw Komplikasi 1. Vaskuler 2. Malunion 3. OA 4. Algodistrofi  nyeri tekan, bengkak dipergelangan kaki 5. Kaku sendi

Fraktur Talus Suatu tulang bersendi di distal tibia dan proksimal kalkaneus Mekanisme trauma Umumnya karena terjatuh dengan kaki dari ketinggian Fraktur terutama terjadi pada leher talus Gambaran klinis Pembengkakan dan nyeri pada daerah pergelangan kaki Pemeriksaan radiologis Dapat ditentukan lokasi dan jenis fraktur Pengobatan Fraktur tidak bergeser diobati dengan gips sirkuler Fraktur bergeser fragmen terutama mengenai sendi  operatif Komplikasi 1. Non union 2. Nekrosis avaskuler 3. OA

Fraktur Kalkaneus Dapat berupa 1. Isolatic crack atau adanya fraktur kecil tanpa pergeseran fragmen 2. Fraktur kompresi yang menyebabkan tulang kalkaneus terpilah-pilah Mekanisme trauma Jatuh dari ketinggian dengan tumit terlebih dahulu Klasifikasi 1. Fraktur kalkaneus ekstra artikuler 2. Fraktur kalkaneus intra artikuler 3. Fraktur kalkaneus komunitif 4. Fraktur avulsi tuberositas kalkaneus Gambaran klinis Riwayat trauma jatuh dari ketinggian disertai bengkak kebiruan pada daerah tumit serta nyeri.

Pemeriksaan radiologis Dapat diketahui apakah fraktur bergeser, komunitif atau hanya berupa fraktur sederhana. Pengobatan 1. Konservatif Fraktur simple crack  verban elastis dan segera mobilisasi serta elevasi kaki 2. Operatif - Reduksi terbuka dan pemasangan bone graft  fr bergeser dan intra art - Reduksi dengan menggunakan pin kecil untuk elevasi Komplikasi 1. Kaku sendi subtalar dan midtarsal 2. OA sendi subtalar 3. Nyeri kaki karena bentuk ceper

Fraktur Tulang tarsal lainnya Fraktur Navikular, kuboid dan kuneiform terjadi akibat trauma langsung Akibat kejatuhan benda berat. Pengobatan biasanya konservatif Jika pergeseran fraktur hebat  operasi Fraktur Metatarsal Fraktur metatarsal dapat terjadi pada: 1. Fraktur basis metatarsal V karena trauma rotasi yg dipaksakan dalam posisi inversi. Terdapat nyeri tekan pada daerah basis metatarsal V Pengobatan  gips sirkuler 2. Fraktur diafisis metatarsal Karena trauma langsung akibat kejatuhan benda berat Fraktur bisa tunggal atau mengenai beberapa metatarsal 3. Fraktur leher metatarsal Pengobatan fraktur tidak bergeser  verban elastis atau gips sirkuler 3 – 4 mgg fraktur bergeser  pasang K wire