MAKALAH
“LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN Dengan Masalah Utama “Menopause ”
Disusun oleh: Kelas 3D- Semester 5
1. Evi nuriyanti
(05201011126)
2. Joko sulistyo
(05201011142)
3. Mustika oeditia(05201011060) 4. Surlimalianah (05201011019) 5. Yayuk
(05201011066)
Program Studi S1 Keperawatan
STIKES BINA SEHAT PPNI Jl. Raya Jabon KM.6 Gayaman, Mojokerto Tahun pelajaran 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini . Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Rina Nur Hidayati, selaku dosen mata kuliah Komunitas II yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menambah wawasan kami.
Dalam makalah ini berisikan tentang “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN Dengan Masalah Utama “Menopause ”, kami mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
Mojokerto,12 November 2012
Tim penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses
ini
sering menimbulkan
gejala-gejala
yang dirasakan tidak
menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun. Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan. B. Tujuan 1 Tujuan Umum Mengetahui masalah menopause pada lansia 2 Tujuan Khusus 1. Apa pengertian Menopause dan macam-macamnya? 2.
Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?
3. Bagaimana tahap- tahap menopause ? 4. Apa saja jenis-jenis dari menopause? 5. Apa saja gangguan menopause? 6. Bagaimana cara mencegah pemunculan menopause? 7.
Bagaimana pengobatan menopause
C. Manfaat 1. Bagi mahasiswa Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan menopause pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada lansia 2. Bagi institusi dan civitas akademika
Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun asuahan keperawatan pada lansia dengan mengambil dari berbagai sumber literature.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI MENOPAUSE Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidalagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
B. ETIOLOGI MENOPAUSE Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001). Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau satu tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52 tahun (Rachmawati, 2006). Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapiler berakibat
permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual. 2.1 Faktor Predisposisi a. Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. b. Faktor psikis Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita. c. Jumlah anak Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause. d. Usia melahirkan Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini e. Pemakaian kontrasepsi Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause. f. Merokok Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause. g. Sosial ekonomi Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.
C. TAHAP- TAHAP MENOPAUSE Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause. 1. Pramenopause Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisikyangberarti 2. Menopause Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh 3. Pascamenopause Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya C. GEJALA – GEJALA MENOPAUSE a ) Tanda Awal Menopause 1. Perubahan kejiwaan Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah : merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. 2. Perubahan fisik Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi. Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu : a. Ketidakteraturan siklus haid b. Gejolak rasa panas d. Perubahan kulit e. Keringat dimalam hari
f. Sulit tidur g. Perubahan pada mulut h. Kerapuhan tulang j. Penyakit Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
D. JENIS-JENIS MENOPAUSE Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause prematur (dini). 1. Menopause Alamiah Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang terjadi pada saat menopause. 2. Menopause Dini Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di
atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini. Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon. Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.
E. GANGGUAN MENOPAUSE Gangguan menopause ialah jadwal menopause 1 Menopause premature Terhentinya haid pada umur 40 tahun Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin 2 Menopause terlambat Berhentinya haid setelah umur 55 tahun Terdapat gejala menopause
a ) Menopause Memengaruhi Hubungan Wanita Kehidupan seksual sesuadah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60% perempuan. Dua puluh persen diantaranya mengalami peningkatan keinginan seksual dan
20% lagi mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi resiko kehamilan, banyak perempuan mempunyai keinginan seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki hubungan antara pasangan. Memang, dalam kenyataannya nafsu seksual tidak ada hubungannya
dengan
produksi
hormon
pada
saat
atau
sesudah
menopause.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai nafsu seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki. Setiap tujuh diantara 10 pasangan di Amerika masih tetap melakukan senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama berhentinya kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan, yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian, sementara sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada keinginannya untuk berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.
b ) Menopause Pada Laki-Laki Ternyata tidak hanya perempuan yang mengalami menopause tetapi laki-laki juga mengalami menopause. Menopause pada laki-laki dinamakan “andropause”. Istilah andropause pada pria memang memiliki banyak kemiripan dengan menopause yang dialami wanita. Hanya saja, masalah seputar andropause yang ramai dibicarakan 3 tahun belakangan ini, masih kontroversial. Pada wanita menopause berarti berhenti haid karena ovulasi tak terjadi lagi akibat habisnya persediaan sel telur. Pada pria, andropause tak identik dengan berhentinya produksi sperma. Sebab, secara fisik, sampai usia tua pun, sperma masih akan tetap di produksi. c ) Kelainan Organic Pada Masa Menopause Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk : 1) Perdarahan disfungsional semakin meningkat 2) Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri, 3) Polip endometrial, polip servikal 4) Karsinoma korpus uteri 5) Keganasan payudara
F. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan wanita telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai keluhan mengenai menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan ke dokter. Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon FSH dan estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause
G. Komplikasi a. Gejala menopause Gejala menopause cenderung lebih berat pada wanita yang mengalami menopause mendadak, misalnya akibat pembedahan, dibandingkan pada wanita yang mengalami gagal ovarium bertahap (Chakravati et al,,1977). b. Penyakit kardiovaskuler Penelitian awal pada tahun 1950 an menunjukkan insiden penyakit jantung yang lebih tinggi pada wanita yang mengalami menopause dini (Oliver dan Boyd,1959). Baru-baru ini, US Nurses Study menunjukkan bahwa semakin muda usia terjadinya menopause, resiko infark miokardium semakin meningkat dan bahwa ooferoktomi bilateral yang dilakukan pada wanita dibawah usia 35 tahun meningkatkan resiko tersebut hingga tujuh kali lipat dibandingkan pada wanita pramenopause (Rosenberg et al,,1981). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang menjalani terapi sulih hormon oral setelah ooforektomi tidak mengalami peningkatan resiko menderita penyakit kardiovaskuler (Colditz et al,,1987). c. Osteoporosis Menopause prematur menyebabkan awitan dini osteoporosis. Kondisi ini dapat dicegah dengan menggunakan terapi sulih hormon jangka panjang (Eastell,,1998). Selama beberapa tahun pertama setelah menopause akan mengalami kehilangan kepadatan tulang dengan cepat yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis H. MENCEGAH PEMUNCULAN MENOPAUSE
Tidak semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi estrogen pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan, karena tidak semua peremuan mengalami gejala menopause yang demikian mengganggu sehingga memerlukan estrogen pengganti.Di masyarakat Asia pada umumnya, gejala menopause tidak banyak dikeluhkan karena secara kultural orang-orang yang menjadi lanjut usia justru mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Perempuan yang masih tetap aktif ketika memasuki masa menopause juga tidak mengalami gejala menopause yang berarti. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejal menopause. 1. Olahraga teratur menjelang menopause Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut : 1) Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah. 2) Menjaga kepadatan tulang. 3) Menjaga massa otot. 4) Membakar kalori lemak. 5) Mengurangi stress 6) Mengurangi gejala menopause misalnya meriang. 7) Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.
2. Pola makan sehat menuju menopause Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut. Mengkonsumsi Kalsium Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause, sebaiknya mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis sayuran (antara lain
brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan kurang mencukupi, dapat juga memakan tablet kalsium. Vitamin Tambahan Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui makanan kita sehari-hari..
I.PENGOBATAN Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan.
Membantu mengurangi kekeringan pada vagina.
Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
Perdarahan vagina
Nyeri payudara
Mual
Muntah
Perut kembung
Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan:
Menambahkan progesteron terhadap estrogen.
Menambahkan testosteron terhadap estrogen.
Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung
menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala, migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal). Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita :
Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
Penyakit hati akut
Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
BAB III TINJAUAN KASUS
A. GAMBARAN KASUS Ny. A usia 65 tahun Alamat. Desa Puri, Kec, Puri Kab. Mojokerto, pendidikan terakhir PGSD, dan sekarang sudah pensiun, kebangsaan Indonesia , Suku Jawa, Agama islam, Ny A meminta pada anaknya untuk diantar ke Panti Werdha dan yang bertanggung jawab di Panti adalah kedua anaknya. Ny A di panti sudah sudah 5 bulan pada saat pengkajian klien mengatakan semenjak suaminya meninggal klien di rumah sering sendirian dan merasa bosan karena sering ditinggal anak M nya yang sibuk dengan pekerjaan nya, meskipun dirumah Ny A dengan kedua cucu nya tapi karena mereka juga sudah dewasa jarang dirumah sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang diikuti disekolahnya. Dan alasan itulah yang menjadi Ny A ingin tinggal di Panti kareba beliau merasa di Panti akan mendapat banyak teman dan tidak merasa sendirian lagi. Selain itu Ny A mengatakan selama di Panti sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Panti misalnya senam pagi, berkebun, mengikuti pengajian juga. salah satu perawat juga mengatkan bahwa beliau memang rajin dan hidup bersih, selain sering mengikuti olahraga, Ny A tidak pernah telat meminum susu dan makan makanan yang sehat yang selalu dibawakan anak nya karena setiap 2 minggu sekali selalu menjenguk Ny A, dan anak sebenarnya ingin ibunya kembali dirumah aja tetapi Ny A tetap menolak dan tetap tinggal di Panti. Ny. A mengatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu,dan karena itu Ny A sering merasakan nyeri sendi. Selain itu seminggu terakhir ini Ny A mengatakan sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, keadaan emosionalnya stabil dan kesadarannya compos mentis. Tekanan darah 170/80 mmHg, denyut nadi 74 x/menit, pernafasan 21 x/menit dan suhu badan 36,5 0 C. Tinggi badan 160 cm dengan berat badan 60 kg. Hasil pemeriksaan fisik rambut bersih dan rambut beruban, pada kepala tidak ada benjolan, telinga bersih tidak kotoran, tidak ada oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera
terlihat putih. Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries. Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di axilla. Bentuk dadanya simetris dan tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada bunyi wheezing, Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang lordosis, tidak ada nyeri ketuk pada pinggang. Kulit kuning bersih, keriput tidak ada bekas luka dan tidak ada odema B. Pengkajian Individu Pada Lansia I
II
IDENTITAS Nama
: Ny A
Alamat
:Ds Puri,kec Puri, Kab Mojokerto
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
:65 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan terakhir
: SMP
Lama tinggal dipanti
:5 Bulan
Sumber pendapatan
: dari pensiunan guru
Keluarga yang dapat dihubungi
: Anak M
Riwayat pekerjaan
:Guru SD
RIWAYAT KESEHATAN Keluhan yang dirasakan saat ini Ny A mengatakan tidak mengalami haid Keluhan yang dirasakan 3 bulan terakhir Ny. A mengatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu. Penyakit saat ini Ny A mengatakan sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur. Kejadian penyakit 3 bulan terakhir Ny A sering merasakan nyeri sendi sejak 3 bulan terakhir
III STATUS FISIOLOGIS Penampilan/ciri-ciri tubuh : Ny A di pipi sebelah kanan terlihat ada tahi lalat dan posisi tulang belakang lordosis Ttv dan status gizi Suhu
: 36,5 0 C.
TD
: 170/80 mmHg,
Nadi
: 74x/mnt
RR
: 21 x/mnt
TB
:160 cm
BB
:60kg
IV Pengkajian Head To Toe a) Kepala Rambut bersih dan rambut beruban, pada kepala tidak ada benjolan, telinga bersih tidak kotoran b) Mata Tidak terdapat oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera terlihat putih. c) Hidung Hidung bersih,tidak terdapat benjolan pada hidung d) Mulut & Tenggorokan Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries.. e) Telinga Pada telinga tidak ada benjolan dalan liang telinga dan bersih f) Leher Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di axilla g) Dada Bentuk dadanya simetris dan tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada bunyi wheezing h) Abdomen
Ny A sulit menahan kencing, dan saat BAK terasa panas, tetapi tidak ada odema pada abdomen i) Genetalia Sudah tidak mendapatkan haid sejak 3 bulan yang lalu j) Ektremitas Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang lordosis, nyeri pada pinggang k) Integument Kulit putih bersih, keriput tidak ada bekas luka dan tidak ada odema V
PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter, SF, 1998) 1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)* Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)* Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi Keterangan ()* : kursi yang keras dan tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali) Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan kaki tidak menyentuh sisisisinya
Mata tertutup Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk keseimbangannya)
Perputaran leher Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisisisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidal stabil.
Gerakan menggapai sesuatu Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.
Membungkuk Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal: pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan
ragu-ragu,
tersandung, memegang obyek untuk dukungan. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah) Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi) Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien) Setelah langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien) Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih panjang : masalah dapat terdapat pada pinggul, lutut, pergelangan kaki, atau otot disekitarnya). Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien) Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi. Berbalik Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang obyek utnuk dukungan.
VI PSIKOSOSIAL Konsep diri Emosi Emosinya labil Adaptasi Ny A dengan mudah adaptasi dengan teman sepanti Mekanisme koping Ny A selalu mengisi dengan kegiatan positif dengan mengikuti kegiatan ketrampilan dip anti Dukungan keluarga Kedua anak dan cucu yang selalu menjenguk ke panti Hub dg keluarga Hubungan dengan keluarga baik Hub dg OL Hubungan Ny A dengan orang lain baik Kegiatan lansia Mengikuti kegiatan yang positif dipanti Motivasi lansia Ny A semangat dalam menghadapi usia tua nya 1. Masalah emosional Pertanyaan tahap 1 Motivasi penghuni panti 1) Apakah klien mengalami susah tidur? Ny A mengalami ganggua pola tidur 2) Apk banyak masalah atau banyak pikiran? Memikirkan anaknya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya 3) Apakah klien murung atau menangis sendiri? Ny A bila ada masalah selalu bercerita dengan temnnya 4) Apakah klien sering was-was atau khawatir Kadang Ny A berpikir was-was jika anaknya tidak kunjung daang untuk menjenguk
Lanjutkan pertanyaan Tahap 2 jika jawaban Iya 1 atau lebih Pertanyaan tahap II 1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau > 1x dalam sebulan Ny N mengalmi gannguan pola tidur 2) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain? Ny A tidak pernah mempunyai masalah masalah dengan orang lain 3) Menggunakan obat tidur atau penenang Ny A sering menggunakan obat tidur, karena beliau merasa sedih tidak bisa tidur 4) Cenderung mengurung diri Ny A tidak pernah mengurung diri
Lebih dari 1 atau Sama dengan 1 Jawaban ya, maka Masalah emosional Ada atau ada gangguan emosional Gangguan Emosinal 2. Skala Depresi Getriatik(GDS) NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanyaan Apakah ibu telah meninggalkan banyak kegiatan akhir-akhir ini? Apakah ibu sering merasa hampa/kosong di dalam hidup ini? Apakah ibu sering merasa bosan? Apakah ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa depan? Apakah ibu mempunyai pikiran jelek yang menggangu terus menerus? Apakah ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? Apakah takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Apakah ibu merasa bahagia sebagian besar waktu?
Ya Ya
Tidak Tidak
Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya
Tidak
Ya Ya
Tidak Tidak
Ya
Tidak
9 10 11 12 13 14 15 16
Apakah ibu merasa tidak mampu berbuat apa-apa? Ya Tidak Apakah ibu sering merasa gelisah Tidak Ya Apakah ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar dan Ya Tidak mengerjakan sesuatu? Apakah ibu akir-akhir ini sering pelupa? Tidak Ya Apakah ibu pikir bahwa hidup ibu sekarang menyenangkan? Tidak Ya Apakah ibu merasa serimg marah-marah? Ya Tidak Apakah ibu sering menanggis? Ya Tidak Apakah ibu merasa senang waktu bangun tidur? Ya Tidak Skore 13(Mild Depression) 7 6 Sumber. Burns. 1999. Assessment Scales in Old Age Psychiatry. Martin Dunitz Ltd. London, P.2-3 Tingkat kerusakan intelektual
3. Tingkat kerusakan intelektual Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ), Pfeiffer E, 197 Benar √ √ √ √ √ √ √
Salah
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Tanggal berapa hari ni? Hari apa sekarang? Apa nama tempat ini? Dimana alamat anda ? Berapa umur anda? Kapan anda lahir? Siapa presiden Indonesia? √ Siapa presiden Indonesia sebelumnya? √ Siapa nama ibu anda? √ Kurangi 3 dari 2 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun Interpretasi :( 2= fungsi intelelekrual utuh) Identifikasi aspek kognitif 4. Mini Mental State Examination(MMSE) Skor maksimum 5 5
Skor manula 5 3
3
3
Orientasi Sekarang(hari),(tgl),(blan), (tahun), berapa dan (musim) apa? Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi) Regristrasi Pewawancara menyebutkkan nma 3 buah benda, 1 detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah manula menggulang ke 3 nama tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
5
5
3
3
9
8
Skor total
27
Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda tersebut, sampai Atensi dan kalkukasi Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan(93, 86, 79, 72, 65). Kemungkinan lain.: ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d) Mengingat kembali(recall) Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berikan 1 angka untk setiap jawaban yang benar Bahasa a. Apakah nama benda-benda ini? (perlihtkan pensil dan arloji) (2angka) b. Ulanglah kalimat berikut” jika tidak atau tapi”(1angka) c. Laksanakan 3 buah perintah ini. “peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertenghan dan letakanlah di lantai (3angka) d. Bacalah dan laksnakan perintah berikut:”PEJAMKAN MATA ANDA”(1 ANGKA) e. Tulislah sebuah kalimat(1angka) f. Tirulah gambar ini (1 angka)
Probable gangguan kognitif
VII SPIRITUAL Pelaksanaan ibadah Ny A sering mengikuti kegiatan keagamaan yang diadaeh pantkan oleh panti Keyakinan tentang kesehatan Ny A selalu menjaga kesehatan dengan mengikuti olahraga senam setiap hari jumat Sikap terhadap pelayanan kesehatan Ny A seminggu sekali selalu memeriksakan tekanan darah nya meskipun beliau tidak mempunyai riwayat darah tinggi
VIII PERILAKU KESEHATAN Merokok Tidak pernah merokok Pola nutrisi metabolic Selalu makan makanan yang penuh protein dan vitamin Pola istirahat tidur Ny A mengalami gangguan tidur, frekuensi tidur malam hanya 2 jam karena sering bangun dan kalau siang tidak pernah tidur siang Pola eliminasi BAB-BAK Ny A tidak mengalami gangguan eliminasi Pola aktivitas Ny
Z
sering
mengikuti
kegiatan-kegiatan
yang
selalu
diadakan
dipanti
misalnya,berkebun, mengikuti kegiatan ketrampilan seperti menyulam
IX PENGKAJIAN LINGKUNGAN Pemukiman Sanitasi Penyediaan air bersih(MCK): ( )PDAM
( √)Sumur
( )Mata air
( )sungai
Penyediaan air minum ( )bersama
( √)beli aqua
( )air biasa tanpa rebus
Pengelolaan jamban (√)bersama
( )kelompok
( )pribadi
( )lainnya
( )Cemplung terbuka
( )cemplung tertutup
Jenis jamban ( √)leher angsa
Jarak dengan sumber air ( )< 10 meter
(√ )> 10 meter
Petugas sampah ( )√√ditimbun
(√) dibakar
( )daur ulang ()dibuang sembarang tempat
Polusi udara ( )pabrik
( )rumah tangga
(√ )industry
( )lainnya
Fasilitas Luas bangunan
:
Bentuk bangunan
:
( ) Rumah ( ) petak Jenis bangunan
(√ ) asrama
(√ ) permanen ( ) semi permanen Atap rumah
( ) paviliun
( ) non permanen
( ) genting Dinding
( ) seng
( ) ijuk
( ) kayu
(√ ) tembok Lantai
( ) kayu
( ) bambu
( ) lainnya
( ) semen (√) tegel Kebersihan lantai (√) baik Ventilasi
( ) keramik
( ) kurang
( ) < 15% luas lantai Pencahayaan
(√) 15 % luas latai
(√ ) baik ( ) kurang Pengaturan penataan perabot (√) baik ( ) kurang Kelengkapan alat rumah tangga (√ ) lengkap FAILITAS Peternakan
( ) tidak lengkap jelaskan, ..............
( ) ada Perikanan
(√ ) tidak
jenis.........
( ) ada (√) tidak jenis, ............. Sarana olahraga (√ ) ada Taman
() tidak jenis, ............
(√ ) ada Ruang pertemuan
( ) tidak luasnya, ........
(√) ada ( ) tidak Sarana hiburan
luasnya, .........
(√) ada ( ) tidak jenis, ....... Sarana ibadah (√ ) ada ( ) tidak jenis Keamanan & transportasi
(√ ) asbes
( ) tanah
( ) lainnya
System keamanan lingkungan Penangulangan bencana Transportasi Kondisi jalan masuk panti (√) rata ( )tidak rata Jenis transportasi yang dimiliki (√)mobil ( ) sepeda motor Komunikasi Sarana komunikasi (√ )ada ( )tidak ada Jenis komunikasi yang digunakan dipanti (√)telvon ( )kotak surat
( )licin
( )fax
( )tidak licin
BAB IV TERAPI MODALITAS
A. Definisi konseling Konseling adalah sustu hubungan saling membantu dimana dua orang, yaitu seorang sebagai konselor dan seorang klien (dalam situasi saling tatap muka) memutuskan. Prayitno dan Erman Amti (2004:105) menjelaskan Definisi Konseling sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.Konseling, menurut Division of Conseling Psychologi merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya
,proses
tersebuat
dapat
terjadi
setiap
waktu. Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered). Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan klien (konseling) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami psikopatologi,skizofrenia, maupun kelainan kepribadian.Umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistik dan berpusat pada klien. Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik, emosi, dan kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat kliennya sebagai seseorang yang tidak mempunyai kelainan secara patologis. Konseling merupakan pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya dialog dan bukannya pemberian terapi atau perawatan (''treatment''). Konseling juga mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di masyarakat, di dunia industri, membantu korban bencana alam, maupun di lingkungan pendidikan. Khusus pada dunia pendidikan tingkat dasar dan lanjutan di
Indonesia, layanan ini biasa disebut bimbingan konseling (konseling sekolah) dan dilakukan oleh guru pembimbing(konselor sekolah).
B. Tipe-tipe Konseling Sudah banyak ditulis orang mengenai pendekatan direktif, non direktif, dan elektik dalam konseling. Dikenal pula adanya klasifikasi konseling sosial , pribadi, pendidikan dan konseling karier. Namun tidak banyak dituturkan tipe-tipe konseling dari segi waktu penanganan, yaitu proses pemecahan masalah individu, dimana mungkin diperlukan waktu segera atau relatif panjang. Dalam konteks ini akan muncul tipe-tipe konseling krisis, fasilitatif, preventif atau developmental. Tipe-tipekonseling: 1. Konseling Krisis Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi dimana helping menghadapi frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal itu ditanggapi dengan stress. Situasi-situasi demikian itu sering memerlukan respon-respon khusus dari konselor guna membantu konseling yang tak berdaya. Belkin menguraikan beberapa jenis masalah yang mengandung krisis. Ditulisnya bahwa semua kita dalam saat-saat mengarungi kehidupan, pernah menyaksikan atau mengalami situasi-situasi krisis kehilangan orang yang kita cintai, kecanduan yang mendatangkan krisis, ketakmampuan mengatasi situasi-situasi hidup, adanya krisis keluarga, ketegangan hidup pribadi, dengan orang tua kita cintai atau sahabat karib dan lain-lain. Jika suatu krisis mencapai taraf yang melumpuhkan kita atau menghambat kita mengontrol diri secara sadar maka keadaan itu merupakan krisis yang butuh bantuan penyembuhan. Lebih luas lagi, situasi-situasi krisis dapat bersangkutan dengan masalahmasalah percobaan bunuh diri, kehamilan yang yang tak dikehendaki, kematian orang yang dicintai, perceraian, saat obname dirumah sakit, pemutasian jabatan, jadi anggota baru suatu keluarga, kehilangan pekerjaan, kecanduan obat biusataumasalahkeuangan. Berdasarkan sifat situasi krisis, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri. Tipe sikap dasar meyakinkan dari konselor seperti itu dapat meredakan kecemasan klien dan konselor dapat menunjukan tanggungjawabnya
terhadap klien. Melalui dukungan dan ekspresi ada harapan terhadap klien, konselor dapat mengatasi situasi dan selanjutnya dapat membantu klien dalam kancah developmental. Aktifitas lain konselor dalam mengatasi situasi krisis adalah intervensi langsung atau campur tangan, dukungan kadar tinggi dan konseling individual atau referral atau lembaga layak.
2. Konseling Fasilitatif Konseling fasilitatif, menurut segi tinjauan bahasa ini adalah proses membantu klien menjadi jelas permasalahannya: Selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawab sendiri. Konseling tipe fasilitatif kerap kali diistilahkan dengan remedial , seakan-akan seorang disembuhkan akibat mempunyai tingkah laku salah atau yang tidak dikehendaki. Konseling remedial sering ditafsirkan sebagai usaha membantu individu agar maju dari suatu tahap kurang sempurna kesuatu tahap yang lebih sempurna atau yang bermanfaat. Adapun konseling fasilitatif dapat mencakup hal itu dan lebih dari itu. Kita cenderung memandang pendekatan ini dari pandangan positif. Dengan begitu, kita berpandangan, bahwa melalui konseling fasilitatif manusia dapat bertumbuh kembang dari suatu tahap ketahap perkembanganya. Masalah-masalah yang ditangani dengan konseling fasilitatif meliputi masalah memilih jurusan atau matapelajaran pilihan, perencanaan karier, pergaulan dengan anggota keluarga, masalah menganggur, atau masalah dengan teman sekelas, dan pengidentifikasian kelebihan-kelebihan, minat-minat, dan bakat-bakat individu. 3. Konseling Preventif Konseling Prefentif berbeda dari tiga tipe lainnya, konseling ini bersifat progmatis sebagaimana program yang diperuntukan bagi konseren khusus. Konseling Preventif dapat meliputi misalnya, program pendidikan seks di sekolah dasar dengan niat mencegah kecemasan pada masa yang akan datang mengenai seksualitas dan hubungan antara dua jenis kelamin. Pendekatan progmatis lainnya, seperti dikerangkakan oleh Carkhuff dan Friel berfokus pada kesadaran diri dalam pemilihan karier dan persiapan karier untuk masa akan datang. Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya.
Dengan kata lain, aktivitas-aktivitas yang mungkin dilakukan koselor dalam kancah konseling preventif ini adalah pemberian informasi, referral ke program-program relevan dan konseling individual berdasarkan isi dan proses program. 4. KonselingDevelopmental Konseling developmental merupakan proses berkelanjutan yang dijalankan dalam seluruh jangka kehidupan individu. Tipe konseling developmental memfokuskan pada membantu para klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Dynkmeyer dan Caldwell melukiskan konseling developmental disekolah dasar dengan pernyataan bahwa konseling developmental yang dapat dilawan dengant ipe krisis tidaklah selalu problem oriented dalam arti anak memiliki sejumlah kesulitan. Melainkan tujuannya adalah perkembangan pemahaman diri, kesadaran potensialitas pribadi dan cara-cara memanfaatkan kapasitas pribadi. Konseling developmental benar-benar berpusat pada membantu individu-individu mengetahui, memahami, dan menerima dirinya sendiri. Dengan demikian, konseling developmental adalah belajar dalam pembentuk pribadi bukannya pengajaran mengindividu. C. Tahapan Konseling
a) Tahapan Awal Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan teknik konseling lain. Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan masalah yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami Konselor coba memberikan proiritas pada masalah yang paling penting untuk diselesaikan. b) Tahapan Inti 1. Eksplorasi kondisi klien
Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien. 2. Identifikasi masalah dan penyebabnya Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah. Identifikasi alternative pemecahan Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang memilih. 3. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang diambil. Evaluasi alternative pemecahan Meninjau kembali pengujian alternative pamecahan masalah serta hasil pemecahan masalah. 4. Implementasi alternative pemecahan Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah berhasil. c) Tahap Akhir Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling yang telah dilakukan. 1. Analisis Analisis adalah tahap pengumpulan data atau informasi tentang diri klien dan lingkunganya, untuk lebih mengerti terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan psikis, keluarga, teman sebaya, nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan data pendukung yang didapat dari berbagai sumber. 2. Sintesis Sintesis merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisasikan data hasil tahap analisis, sehingga dapat memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya menyesuaikan diri. Dirumuskan secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai diagnosis awal. 3. Diagnosis Diagnosis merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi klien beserta sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan
yang akan dihadapi klien berkaitan dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu : a. Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut : Klasifikasi masalah menurut Bordin a. Ketergantungan pada orang lain (dependence) b. Kurang menguasai keterampilan (lack of skill) c. Konflik diri (self conflict) d. Kecemasan menentukan pilihan (choice anxiety) e. Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan (no problem) Klasifikasi masalah menurut Pepinsky a. Kurang percaya diri (lack of assurance) b. Kurang informasi (lack of information) c. Kurang menguasai keterampilan yang diperlukan(lack of skill) d. Bergantungan pada orang lain (dependence) e. Konflik diri (self conflict) Dalam identifikasi masalah kita berusaha memahami apa yang dialami klien dan mencari kesulitan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan untuk menentukan derita klien atau yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi masalah dalam disgnosis sebagai berikut : - Faktor ketidakpercayaan diri Ketergantungan pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan, kurang informasi. - Faktor depresi atau konflik diri Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan tingkah laku. - Faktor miskomunikasi atau misunderstanding Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap b. Penemuan sebab-sebab masalah (etiologi)
Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul dari dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak menunjang perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta masyarakat yang tidak kondusif. c. Prognosis Langkah ini merupakan usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien pada kemudian hari dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan memberikan informasi berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses diagnosis klien dapat melakukan tindakan sebagai usaha penyelesaian masalahnya. d. Konseling / treatment (perlakuan) Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan tujuan agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin dengan optimal terhadap lingkungan kehidupannya. Bentuk bantuannya dalam bentuk sebagai berikut : 1. Identifikasi alternatif masalah Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis dan sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah yang ber asal dari luar diri klien. 2. Pengujian dan pemilihan alternatif pemecahan masalah Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang akan ilakukan sebagai pemecahan masalah. Melaksanakan pemecahan masalah terpilih Setelah pemecahan masalah dipilih maka konselor membantu klien dan menetapkan kapan akan
direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan klien, konselor dan pihak terkait lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini adalah : -
Mengadakan
perubahan
pada
lingkungan
klien
yang
tidak
menunjang
perkembangannya. - Mengubah sikap negatif klien baik terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien tidak mengalami masalah. - Membantu klien menemukan lingkungan yang sesuai dengan dirinya. - Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi. - Membantu klien menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. 3. Tindak lanjut (follow up) Tindak lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan melalui proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya. D. Tujuan Menurut teori ini tujuan konseling yaitu untuk membantu klien menjadi : a. Untuk membantu klien memperoleh kesadaran dari kejadian ke kejadian pengalaman, dan untuk mengembangkan kemampuan dalam membuat pilihan-pilihan. Tujuannya/ maksudnya tidak pada analisis tapi lebih kepada hubungan. b. Usaha membantu penyadaran klien-klien tentang apa yang dilakukan c. Membantu penyadaran tentang siapa-hambatan dirinya d. Membantu klien untuk menghilangkan hambatan dalam pengembangan penyadaran. E. Proses konseling Konseling dapat diberikan secara individual, kelompok seperti suami-istri, kelompok atau unit-unit masyarakat lainnya. Proses konseling menggunakan pendekatan humanistic, yaitu individu mempunyai kebebasan untuk memilih atau menentukan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya sendiri. Peran konselor itu sendiri berfungsi sebagai fasilitator yang mendorong diwujudkannya potensi yang baik itu, serta menghargai klien sebagai seorang individu yang unik dan bebas serta bertanggung jawab. Dan tugas konselor adalah membantu agar keputusan yang diambik oleh klien adalah realistis dan dapat dilaksanakan dengan merangkul segala aspek positif dan negative dari keputusannya.
6 langkah konseling GATHER : G – Greet (salam) : memberikan salam akan membuat klien merasa diterima, membangun hubungan yang baik dan menimbulkan kepercayaan dalam diri klien. A – Ask (Tanya) : Tanya keluhan atau kebutuhan klien dan melihat apakah keluhan atau kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. T – Tell (memberikan informasi) : konselor dapat member berbagai alternative kepada klien H – Help (membantu) : membantu klien mengambil keputusan yang tepat E – Explaining : menjelaskan kepada klien apa yang harus dilakukan setelah mengambil keputusan. R – Return : setelah selesai konselor mengundang klien kembali bila merasa membutuhkannya. F. Prosedur a. Persiapan b. Proses konseling
Tahap-tahap konseling Terapi Terpusat Pada Klien: 1. Klien datang pada konselor atas kemauannya sendiri. 2. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu konselor menyadarkan klien. 3. Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaannya. 4. Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya. 5. Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya. 6. Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil. 7. Klien merealisasikan pilihannya itu.
Fase-Fase Konseling 1. Fase I. Membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku konseli 2. Fase II. Pengawasan, yaitu usaha konselor untuk meyakinkan konseli untuk mengikuti prosedur konsleing.
3. Fase III. Mendorong konseli untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan kecemasannya. Di dalam fase ini diusahakan untuk menemukan aspek-aspek kepribadian konseli yang hilang. 4. Fase IV.(terakhir). Setelah terjadi pemahaman diri maka pada fase ini konseli harus sudah memilki kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang unik. c. Evaluasi 1. Verbal 2. Non-Verbal
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah nakes untuk mendapatkan terapinya.Pada tinjauan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Ny. A telah mengalami menopause,Ny. A merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur dan ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu. Untuk mengurangi gejala menopause dapat dengan Pengobatan if. Pengobatan if yang penting adalah mempertahankan hidup sehat. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein) dan sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. B. SARAN Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu : 1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti) 2. Tidak minum alkohol, 3. Sering berolah raga secara teratur 4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
DAFTAR PUSTAKA 1. Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta : FKUI 2. Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya 3. Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta 4. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/ 5. http://www.smallcrab.com/lanjut-usia 6. http://sehatnews.com/wlovesex/up-date/3999.html 7. http://www.docstoc.com/docs/6600963/Masalah-Usia-Lanjut