Alur Pra Analitik Pemeriksaan Dahak 1. Pasien datang ke balai Paru, rumah sakit, puskesmas atau poliklinik terdekat 2. Pasien mengikuti alur pemeriksaan di tempat tersebut 3. Pada waktu pasien datang pertama kali maka pasien dianjurkan untuk mengambil dahak sewaktu dengan memberikan wadah/pot dahak yang sudah diberi identitas pasien. 4. Petugas mengarahkan ke tempat pengambilan dahak dan dijelaskan tentang bagaimana mengambil dahak yang benar, menutup lalu membawa specimen dahak. 5. Dilakukan pengamatan specimen dahak oleh petugas, apabila dahak belum memenuhi kriteria maka pengambilan bisa diulang dengan tata cara pengeluaran dahak yang benar. 6. Petugas memberikan arahan agar pasien diharuskan datang kembali esok hari dengan membawa wadah sampel untuk pengambilan sampel dahak pagi. 7. Setelah mendapat sampel, maka sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Macam-macam dahak Dahak yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi dahak biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan dahak itu sendiri. Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya: 1. Sputum yang dihasilkan sewaktu ihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah. 2. Sputum banyak sekali & purulen → proses supuratif (eg. Abses paru) 3. Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → tanda bronkhitis/ bronkhiektasis 4. Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi. 5. Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dalam sputum. Sputum
hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi 6. Sputum merah muda & berbusa → tanda edema paru akut 7. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik. 8. Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis 9. Prosedur pengambilan sample sputum 10. a.
Peralatan Wadah specimen steril dengan penutup, bermulut lebar, bertutup ulir, terbuat dari plastic, steril, tidak mudah pecah
b.
Sarung tangan disposable (bila membantu klien),
c.
Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air,
d.
Handuk kertas,
e.
Label yang berisi lengkap, meliputi :
Tanggal pengambilan spesimen
Identitas pasien (terutama nama dan nomor urut).
Jenis sampel 1.
Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap, meliputi :
Nomor urut
Nomor identitas sediaan dahak
Nama tersangka penderita
Umur dan jenis kelamin
Alamat lengkap
Nomor registrasi laboratorium : 1.
Obat kumur.
2. Prosedur pengambilan sample Sebelum melaksanakan pengambilan sample terlebih dahulu mentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai. Kemudian melakukan pengambilan sample yang prosedurnya meliputi : 1. Memberikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian memberikan informasi dan memberikan instruksi kepada Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan spesimen sputum, Meliputi :
Tidak menyentuh bagaian dalam wadah specimen,
Mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,
Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat batuk,
Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup
analisis),
Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai. 1. Berikan privasi klien.
Pengambilan dahak sebaiknya dilakukuan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat dahak bagian dalam lebih besar.
Agar dahak mudah dikeluarkan, pastinya dianjurkan mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan dahak
Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan dahak agar yang dibatukkan benar-benar merupakan dahak, bukan air liur/saliva ataupun campuran
Sebelum mengeluarkan dahak, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada)
Dahak diambil dari batukan pertama (first cough)
Cara membatukkan dahak: Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada) batukkan kuat dahak dari bronkus, trakea, mulut, wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)
Periksa dahak yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan dahak.
Sebaiknya, pilih dahak yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.
Bila dahak susah keluarkan, lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan dahak.
Bila dahak tidak dapat dikeluarkan dapat diambil secara Aspirasi transtracheal, Bronchial lavage, Lung biopsy
2. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan specimen.
Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum.
Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien.
Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring.
Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.
Bantu klien untuk mengulang batuk sampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.
Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.
Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk ihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas.
Lepas dan buang sraung tangan.
Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.
Patikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada wadah spesimen. Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi.
Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.
Dokumentasikan semua informasi yang relevan.
Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien. Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan sputum
(mis., drainase postural), jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien. 1. Waktu pengambilan sputum Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur), Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi. 1. Teknik Pengambilan Sputum Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumurkumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium). Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum. 1. Cara Penyimpanan Dahak a.
Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.
b.
Penyimpanan pada pot steril berpenutup
c.
Penyimpanan pada pot steril berpenutup.
d.
Dahak ditangani pada bagian sitologi dan termasuk dalam kriteria kental, sel cukup banyak sehingga langsung dibuat preparat hapusnya.
e.
Dahak langsung dihapus ke objek gelas dan langsung difiksasi dengan Alkohol 50-70%, dengan metode fiksasi pelapis(coating fixative).
1. Cara pengiriman spesimen Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu: Data 1: Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan. Data 2: Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien. Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir. Spesimen tidak akan diterima apabila: – Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai. – Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang. – Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada