PEMERIKSAAN CAIRAN PLEURA Pengertian
Tujuan Kebijakan
Prosedur
Pemeriksaan cairan pleura adalah pemeriksaan yang dilakukan pada cairan pleura untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada cairan tersebut. Untuk menunjang diagnosis penyakit yang menyebabkan kelainan pada cairan pleura 1. keputusan Menteri Kesehatan No. 453/SK/IV/1993 tentang penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis. 2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 370/ Menkes/ SK/ III/2008 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan. 3. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good Laboratory Practice) Depkes tahun 2008 1. Alat a. Gelas ukur 100 ml f. Klinipet 1000 µl b. Klinipet 10 µl g. Objek glass c. Klinipet 100 µl h. Kamar Hitung Improve Neubauer d. Klinipet 200 µl i. abung reaksi & rak tabung e. Mikroskop 2. Reagen a. Larutan turk d. Reagen glukosa b. Larutan asam asetat glasial e. Reagen protein c. Larutan giemsa f. Aquadest 3. Bahan Pemeriksaan Sampel cairan pleura yang diperoleh dari torakosintesis (punksi cairan pleura) 4. Pelaksanaan a. pemeriksaan makroskopis 1. ukur volume sampel yang diperoleh dari punksi 2. catat kejernihan, warna dan baunya 3. laporkan ada tidaknya bekuan 4. ukur berat jenis sampel b. pemeriksaan mikroskopis 1. Pipet cairan sebanyak 200 µl, masukkan kedalam tabung 2. Tambahkan Larutan Turk sebanyak 10 µl 3. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada 4 kotak besar 4. Penghitungan jumlah leukosit dilakukan menurut pemeriksaan jumlah leukosit darah jika sampel cairan berupa pus (nanah) c. pemeriksaan kimia 1. Pemeriksaan Glukosa dilakukan sama dengan
Pelaksana Unit Terkait
pemeriksaan glukosa darah 2. Pemeriksaan total protein dilakukan sama dengan pemeriksaan protein dalam darah 3. pemeriksaan rivalta a) Campurkan 2 tetes asam asetat glasial kedalam gelas ukur yang berisi 100 ml aquadest b) Masukkan 1 tetes sampel cairan pleura yang diperiksa dan perhatikan reaksi yang terjadi. Positif : Nampak kekeruhan seperti asap putih yang turun tenggelam (eksudat) Negatif : Tidak ada kekeruhan yang nampak (transudat). Laboratorium Patologi Klinik RSUD Kota Kendari Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap
PEMERIKSAAN CAIRAN ASCITES Pengertian
Tujuan Kebijakan
Prosedur
Pemeriksaan cairan ascites adalah pemeriksaan yang dilakukan pada cairan ascites untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada cairan tersebut. Untuk menunjang diagnosis penyakit yang menyebabkan kelainan pada cairan ascites 1. keputusan Menteri Kesehatan No. 453/SK/IV/1993 tentang penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis. 2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 370/ Menkes/ SK/ III/2008 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan. 3. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good Laboratory Practice) Depkes tahun 2008 1. Alat a. Gelas ukur 100 ml f Klinipet 1000 µl b. Klinipet 10 µl g. Objek glass c. Klinipet 100 µl h. Kamar Hitung Improve Neubauer d. Klinipet 200 µl i. Tabung reaksi & rak tabung e. Mikroskop 2. Reagen a. Larutan turk d. Reagen glukosa b. Larutan asam asetat glasial e. Reagen protein c. Larutan giemsa f. Aquadest 3. Bahan Pemeriksaan Sampel cairan ascites yang diperoleh dari punksi cairan ascites 4. Pelaksanaan a. pemeriksaan makroskopis 1. ukur volume sampel yang diperoleh dari punksi 2. catat kejernihan, warna dan baunya 3. laporkan ada tidaknya bekuan 4. ukur berat jenis sampel b. pemeriksaan mikroskopis 1. Pipet cairan sebanyak 200 µl, masukkan kedalam tabung 2. Tambahkan Larutan Turk sebanyak 10 µl 3. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada 4 kotak besar
Pelaksana Unit Terkait
4. Penghitungan jumlah leukosit dilakukan menurut pemeriksaan jumlah leukosit darah jika sampel cairan berupa pus (nanah) c. pemeriksaan kimia 1. Pemeriksaan Glukosa dilakukan sama dengan pemeriksaan glukosa darah 2. Pemeriksaan total protein dilakukan sama dengan pemeriksaan protein dalam darah 3. pemeriksaan rivalta a) Campurkan 2 tetes asam asetat glasial kedalam gelas ukur yang berisi 100 ml aquadest b) Masukkan 1 tetes sampel cairan ascites yang diperiksa dan perhatikan reaksi yang terjadi. Positif : Nampak kekeruhan seperti asap putih yang turun tenggelam (eksudat) Negatif : Tidak ada kekeruhan yang nampak (transudat). Laboratorium Patologi Klinik RSUD Kota Kendari Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap
PEMERIKSAAN CAIRAN SENDI Pengertian
Tujuan Kebijakan
Prosedur
Pemeriksaan cairan sendi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada cairan sendi secara makroskopik, mikroskopik dan kimia untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada cairan tersebut. untuk menunjang diagnosis penyakit yang berhubungan dengan kelainan sendi 1. keputusan Menteri Kesehatan No. 453/SK/IV/1993 tentang penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis. 2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 370/ Menkes/ SK/ III/2008 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan. 3. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good Laboratory Practice) Depkes tahun 2008 1. Alat a. Gelas ukur 100 ml f. Klinipet 1000 µl b. Klinipet 10 µl g. bjek glass c. Klinipet 100 µl h. Kamar Hitung Improve Neubauer d. Klinipet 200 µl i. tabung reaksi & rak tabung e. Mikroskop 2. Reagen a. Larutan turk d. Methanol b. Larutan asam asetat glasial e. Aquadest c. Larutan giemsa 3. Bahan Pemeriksaan Sampel cairan sendi yang diperoleh dari punksi cairan sendi 4. Pelaksanaan a. pemeriksaan makroskopis 1. Periksa kejernihan, warna, bekuan dan berat jenis serta viskositas (kekentalan) pada cairan sendi
2. Catat kejernihan dan warna serta ada tidaknya bekuan 3. Ukur berat jenis sampel dengan nilai normal 1.00 4. Viskositas (kekentalan) cairan sendi diperiksa dengan cara meneteskan cairan kedalam tabung.
Pelaksana Unit Terkait
d. pemeriksaan mikroskopis 5. Pipet cairan sebanyak 200 µl, masukkan kedalam tabung 6. Tambahkan Larutan Turk sebanyak 10 µl 7. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada 4 kotak besar 8. Penghitungan jumlah leukosit dilakukan menurut pemeriksaan jumlah leukosit darah jika sampel cairan berupa pus (nanah) e. pemeriksaan kimia 4. Pemeriksaan Glukosa dilakukan sama dengan pemeriksaan glukosa darah 5. Pemeriksaan total protein dilakukan sama dengan pemeriksaan protein dalam darah 6. pemeriksaan rivalta 1. Campurkan 2 tetes asam asetat glasial kedalam gelas ukur yang berisi 100 ml aquadest 2. Masukkan 1 tetes sampel cairan pleura yang diperiksa dan perhatikan reaksi yang terjadi. Positif : Nampak kekeruhan seperti asap putih yang turun tenggelam (eksudat) Negatif : Tidak ada kekeruhan yang nampak (transudat). Laboratorium Patologi Klinik RSUD Kota Kendari Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap