KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK Role Play Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan
Disusun oleh: Cika Insani Restuningrum Cucu Kurniawati Firman Nur Maulana Guntur Arya Prayoga Nisa Infanteriani Pratiwi Novianti Warnerin Risa Nurcahyani Siti Ulfa Fauziah Vini Widiani Atori Yana Widiana
(043-315-15-0-008) (043-315-15-0-009) (043-315-15-0-014) (043-315-15-0-016) (043-315-15-0-023) (043-315-15-0-028) (043-315-15-0-030) (043-315-15-0-036) (043-315-15-0-037) (043-315-15-0-040)
PROGRAM STUDI D3 TINGKAT 2 KEPERAWATAN STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2016/ 2017
A. Pemeran
Narator
: Guntur Arya Prayoga
Pasien An. Ulfa
: Siti Ulfa Fauziah
Pasien An. Risa
: Risa Nurcahyani
Ibu An. Ulfa
: Cika Insani Restuningrum
Ayah An. Ulfa
: Yana Widiana
Ibu An. Risa
: Nisa Infanteriani Pratiwi
Ayah An. Risa
: Firman Nur Maulana
Perawat 1
: Vini Widiani Atori
Perawat 2
: Novianti Warnerin
Dokter
: Cucu Kurniawati
B. Sinopsis Suatu hari, di Rumah Sakit Sinar Mentari terdapat 2 pasien anak berusia 7 tahun. Pasien 1 bernama An. Ulfa dan pasien 2 bernama An. Risa. Pasien ulfa mengalami keracunan makanan 2 hari yang lalu, sehingga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit tersebut. An. Ulfa memiliki sifat hiperaktif sehingga
memerlukan
teknik
komunikasi
terapeutik
dengan
bentuk
komunikasi verbal seperti teknik bibliografi (pemberian buku/ majalah untuk mengekspresikan perasaan dengan menceritakan isi buku yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan), teknik bercerita, dan teknik melalui orang lain atau pihak ketiga. Sedangkan An. Risa memiliki sifat pendiam sehingga memerlukan teknik komunikasi terapeutik dengan bentuk komunikasi nonverbal seperti teknik menulis, menggambar, dan bermain.
C. Dialog Di Rumah Sakit Sinar Mentari terdapat 2 pasien anak usia sekolah umurnya 7 tahun dengan didampingi ibu dan ayahnya, dia bernama An. Ulfa dan An. Risa, sudah 3 hari di rawat di ruang melati no.7. An. Ulfa dirawat karena keracunan makanan yang dibelinya saat di sekolah dan An. Risa dirawat karena penyakit thyfus. Pada pagi hari, perawat 1 bertugas untuk memberikan obat kepada An. Ulfa. Perawat 1
: Assalamualaikum? Bu, pak. Perkenalkan, nama saya perawat Vini saya bertugas dari jam 07.00 sampai jam 15.00 sore nanti. Apakah benar anak ibu namanya dek Ulfa? Kebetulan hari ini saya yang akan merawat anak ibu dan bapak. Hari ini saya akan memberikan obat kepada anak ibu, dengan waktu 5 sampai 10 menit. Tujuannya supaya rasa nyeri pada perut anak ibu bisa berkurang, nanti ibu bisa tolong membantu saya supaya anak ibu mau meminum obat. Bagaimana bu, apakah
Ibu An. Ulfa
ibu bersedia? : Oh begitu suster. Iya, nanti saya akan membantu
Perawat1
menenangkan anak saya supaya mau meminum obat. : Baiklah kalau begitu bu, sejauh ini bagaimana keadaan
Ibu An. Ulfa
dek Ulfa, bu? : Ya beginilah suster, agak rewel. Disuruh minum obat
Perawat 1
juga enggak mau. : Oh begitu bu. Bagaimana kalau sekarang saya langsung
Ibu An. Ulfa
membujuk anak ibu untuk minum obatnya? : Iya suster, silakan.
Kemudian, Perawat 1 memperkenalkan diri kepada An. Ulfa sekaligus akan memberikan obat. Ibu An. Ulfa
: Dek, ini namanya suster Vini. Sekarang suster mau ngasih kamu obat, kamu harus mau ya?
An. Ulfa
: Ah gak mau bu, pahit dan enggak enak.
Perawat 1
: Dek… Obat ini memang sedikit pahit, tapi adek harus meminumnya… Supaya cepet sembuh. Adek mau ya?
An. Ulfa
: Ah enggak mau!
Ayah An. Ulfa
: Dek, nurut ya sama suster. Biar adek cepet sembuh dan pulang ke rumah, nanti adek bisa sekolah lagi.
Perawat 1
: Iya dek, bener kata ayah. Ini obat sirup rasa stroberi, pahitnya juga sedikit kok.
An. Ulfa
: Pokoknya enggak mau! Pahit.
Perawat 1
: Tapi dek, menurut buku ini … kalau enggak mau minum obat nanti adek kayak sinchan, enggak bisa sekolah, enggak bisa ketemu teman-teman dan gak bisa makan enak lagi.
An. Ulfa
: O.. ya? Iya gitu suster. Terus gimana dong, aku enggak mau kalau kayak gitu?
Perawat 1
: Nah, makanya sekarang ayo adek minum obat… biar adek cepet sembuh dan enggak sakit lagi. Mau ya?
An. Ulfa
: Iya deh suster, aku mau minum obat.
Perawat 1
: Waaaah..
Adek
pinter.
Coba
buka
mulutnya?
Aaaaaaaa…. An. Ulfa
: Aaaam… (wajah meringis kepahitan)
Karena melihat wajah dek Ulfa yang meringis, perawat 1 pun segera memberikan air minum untuk mengurangi rasa pahitnya. An. Ulfa
: Iya ih pahit, tapi gapapa deh suster biar aku cepet sembuh dan pulang kan?
Perawat 1
: Iya adek pinter. Adek kan sudah minum obat, nah sekarang suster mau pergi dulu ya....
Kemudian perawat 1 pun pergi meninggalkan ruangan tersebut. Disamping itu, perawat 2 pergi ke ruangan pasien An. Risa untuk memberikan makan siang. Perawat 2
: Assalamu’alaikum? bu, pak
Ibu dan Ayah An. Risa
: Waalaikumsalam suster.
Perawat 2
: Ibu, bapak. Perkenalkan nama saya perawat Novi. Ibu bagaimana kabar anak ibu? Apakah sudah membaik?
Ibu An. Risa
: Ya begitulah suster. Anak saya masih susah makan.
Perawat 2
: Oh begitu, baiklah bu. Kalau ibu mengizinkan saya akan membantu ibu untuk membujuk An. Risa supaya mau makan. Boleh bu?
Ibu An. Risa
: Iya silakan, suster.
Perawat 2 pun memperkenalkan diri kepada An. Risa sekaligus membujukny supaya mau makan. Ibu An. Risa
: Dek, ini namanya suster Novi. Adek gak gak usah takut, suster ini baik kok.
An. Risa
: (menganggukan kepala dengan wajah agak ketakutan)
Perawat 2
: Adek apa kabar? Suster denger adek gak mau makan ya? kenapa gak mau makan?
An. Risa
: Makanannya gak enak suster, gak ada rasanya. (malumalu)
Perawat 2
: Memangnya adek mau makan apa?
An. Risa
: (menunduk dan terdiam)
Perawat 2
: O… Adek gak mau bicara sama suster ya? Gimana kalau adek gambar aja disini, makanan yang adek mau… (menunjukkan sebuah buku gambar dan
sebuah pensil) An. Risa
: (melihat kearah buku gambar beberapa detik)
Kemudian, An. Risa pun mengambil buku gambar dan pensil tersebut dan menggambarkan makanan yang ia mau (Gambar es krim, permen, dan coklat). An. Risa
: (menyerahkan hasil menggambarnya)
Perawat 2
: Oh… adek mau makan ini ya? Tapi, kalau ade mau makan ini… adek harus sembuh dulu
An. Risa
: Loh? suster katanya tadi aku suruh ngegambar makanan yang aku mau. Tapi, kok gak boleh makan?
Perawat 2
: Bukannya gak boleh dek, tapi kalau adek mau makan makanan yang tadi adek gambar… adek harus makan ini dulu… (menunjukkan semangkuk bubur putih). Adek mau yaaaa? Biar adek cepet sembuh.
An. Risa
: Oh .. jadi kalau aku mau makan es krim, aku harus makan itu dulu ya suster?
Perawat 2
: Iya gitu dek. Nanti kalau adek sudah makan ini sampai habis, mungkin besok atau lusa adek sudah di perbolehkan pulang oleh dokter.
An. Risa
: Yaudah deh suster, kalau begitu .. aku mau.
Lalu An. Risa pun memakannya sampai habis. Perawat 2
: Wah, adek pinter… makannya habis. Karena makanannya udah abis, suster pergi dulu yaaaa… Bu, pak… di usahakan dek Risa makannya harus lebih teratur, agar penyembuhannya lebih cepat.
Ayah An. Risa
: Baiklah suster. Tapi bagaimana caranya apabila anak saya selalu menolak untuk makan?
Perawat 2
: Bapak dan ibu, bisa membujuknya seperti tadi
yang saya lakukan. Apabila tidak berhasil, bapak atau ibu boleh membujuknya dengan cara
bercerita
terlebih
dahulu
atau
mengajaknya makan sambil bermain. Ayah An. Risa
: Oh iya kalau begitu, terima kasih ya suster.
Perawat 2
: Iya sama-sama pak. Sekarang saya tinggal ke ruangan dulu ya pak, bu?
Ayah dan ibu An. Risa
: Iya silakan suster.
Keesokan harinya, dokter mengunjungi ruang pasien An. Risa untuk mengecek kembali keadaannya. Dokter
: Selamat pagi bu, pak?
Ayah dan ibu An. Risa
: Pagi, dok.
Dokter
: Perkenalkan nama saya dokter Cucu. Sesuai yang saya janjikan kemarin, hari ini saya akan memeriksa keadaan anak bapak dan ibu.
Ayah An. Risa
: Silahkan dokter.
(Dokter memeriksa keadaan An. Risa) Dokter
: Wah, keadan adek sudah bagus ya. Hebaaat… Keadaan adek sekarang sudah membaik. Mulai besok
An. Risa
pagi, adek boleh pulang. : Terima kasih dokter. O.. iya dokter, kemaren suster novi bilang kalau aku sudah pulang dan sembuh, aku
Dokter
boleh makan es krim, permen dan coklat. : Tentu saja boleh, tapi gak boleh langsung makan
An. Risa Dokter
sekaligus. : Terus, bolehnya kapan dokter? : Adek boleh makan itu, kalau ade sudah mau makan
An. Risa
banyak dan adek tidak merasakan sakit perut lagi. : O… iya deh dokter.
Akhirnya, kedua pasien pun sembuh dan pulang ke rumahnya masingmasing.