Disebuah desa hiduplah keluarga sederhana yang mempunyai sepetak sawah. Mereka adalah keluarga pak sarimin yang menderita tuna wicara sedangkan istrinya menderita tuna rungu, pada pagi hari pak sarimin beserta ibu pergi kesawanya. Dalam perjalanan menuju kesawah paksarimin dan buk sarimin pun mengalami kecelakaan yang lumayan parah. Dan warga yang melihat,bersegera menolong bapak dan ibu sarimin kerumah sakit terdekat. Warga : pak tolong bapak dan ibu ini sebentar Perawat UGD 1: ya tenang pak saya akan menanganinya Setelah perawat melakukan beberapa tindakan, perawat bertanya pada warga tersebut Perawat UGD 1 : apakah ini keluarga pasien? Warga : oh, bukan sus, saya hanya orang yang menolong ibu dan bapak ini Perawat UGD 1 : oh, bsa tolong hubungi keluarga’a pak? Warga : oh, tentu sus Dan kemudian warga yang menolong bapak dan ibu sarmin pun menghubungi keluarga pasien Warga: asalamualaikum ali Ali : waalaikum slm pak, ada apa bapak menghubungi saya? Warga : begini nak, tadi diperjalanan kesawah ayah dan ibu mu kecelakaan, sekarang telah kami bawa kerumah sakit. Ali : di rumah sakit mana pak? Warga : rumah saket terserah Setelah berbincang2 Perawat UGD 2 : pak tahan sebentar ya saya akan ihkan luka bapak,, Ayah pun hanya mengangguk sambil merintih kesakitan ibu yang terbaring dengan kondisi yang tidak terlalu parah pun berkata kepata perawat yang sedang ihkan luka sang suami ibu : sus jgn terlallu keras2 dibersihkannya, pasti suami saya sangat kesakitan Perawat 1: iya bu, bapak akan lebih kesakitan bila dibersihkannya pelan2, jadi biarkan kmi ihkan nya dengan cepat, agar bapak jg cepat tidak kesakitan lagi. Ibu : apa yang anda katakan, saya bilang ini anda jawab lain, bagaimana sich sus ini Perawat terkejut dengan jawaban ibu sarimah, seraya mengatakan
Perawat 1 :tapi saya menjawab apa yang ibu tanya kan barusan Sang bapak yang terbaring lemah pun mengecohkan pecakapan perawat dan ibu, dengan melambaikan tangannya kepada suster dan menunjukkan tangan ke telinganya, yang mengisyaratkan bahwa sang ibu penderita tuna rungu. Sang perawat pun kebingungan dengan apa yang disampaikan oleh bapak. Tidak lama kemudian tibalah keluarga pak sarimin yaitu ali dan kedua adiknya seraya menyampiri ibu dan ayahnya sambil menangis. Kakak : ayah apa yang terjadi, kenapa bisa begini, dmn ayah dan ibu kecelakaan Ibu : pa makan, dari tadi pagi kmi blm makan Kakak : bukan makan adik tanya, dimana ayah dan ibu kecelakaannya Ibu : 0oo,,, tadi pas diperjalanan hendak ke sawah nak. Perawat 1 : dx, ibunya tuna rungu ea? kakak: iya buk Sambil tersenyum mendengar jawaban dari adx perawat pun berkata Perawat 1 : ow, maka’a dari tadi saya ngomong, ibu nggak nyambung gtu, memangnya dah dari kapan ibu menderita tuna rungu? kakak : sudah dari lahir buk Setelah kakak menjawab pertanyaan dari perawat, adx pun seraya menangis melihat keadaan sang ayah yang terbaring tak berdaya Adx : hik hik hik hik hik Kakak : sudah dx jangan menangis, ayah pasti akan segera sembuh Ayah pun yang kasihan melihat anaknya menangis melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan supaya anaknya tidak menangis lagi perawat 2 pun segera mengkaji pasien dan bertanya kepada keluarga yang berkesangkutan Perawat 2 : baiklah saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, kepada ciapa saya bisa bertanya? Ali : kepada saya saja sus Perawat 2 : baiklah siapa nama ayah dan ibu dx? Ali : sarimin dan sarimah Perawat 2 : umurnya dx?
Ali : ayah 50, ibu 45 sus
Dokter : ada apa sus, ada yang bisa saya bantu? Perawat : begini dok, ibu dan bapak sarimin mengalami kecelakaan