Revisi Laporan Tekpuk Armidah 6kl6i

I. PENGENALAN PUPUK A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi pertumbuhan

lebih

baik

bagi

tanaman. Pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu

bahannya mengandung satu atau lebih hara tanaman. Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Pertanian modern menggunakan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang dihasilkan. Penggolongan Pupuk Pupuk pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos (berasal dari sisa-sisa tanaman) dan pupuk kandang (berasal dari kotoran ternak). Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP, dan Gandasil. Menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor, serta pupuk NPK Mutiara yang mengandung unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran

sangatlah

beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Berdasarkan hal itu penting sekali kita untuk memahami pupuk-pupuk yang beredar dipasaran seperti dosisnya, kegunakaan, serta cara pengaplikasiaanya.

2. Tujuan Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui jenis pupuk dan mampu mendeskripsikan pupuk organik. B. Tinjauan Pustaka Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan unsur haranya. Namun jika dilihat dari sumber bahan yaitu organik dan anorganik (Hadisuwito 2007). Pupuk dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk alam dan buatan. Pupuk alam yaitu pupuk yang terdapat didalam alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk kandang, guano, dan pupuk hijau. Pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP, urea, dan NPK (Rosmarkam 2002). Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan mineral dan telah diubah melalui proses produksi dipabrik sehingga menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman. Sementara itu, pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makhluk hidup yang telah mati (Hamim et al 2008). Pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok

berdasarkan

kelarutannya yaitu pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5 merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman), pupuk P yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrun (mengandung P2O5 merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman), dan pupuk P yang melarut dalam air (mengandung P 2O5 merupakan pupuk P yang mudah tersedia bagi tanaman) (Arafah 2004). Kalium merupakan unsur ketiga yang penting setelah N dan P. Kalium berfungsi antara lain untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat, sebagai aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga tanaman lebih tahan rebah dan

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Total K yang diserap oleh tanaman lebih besar daripada N maupun P, namun demikian perhatian mengenai kalium sampai saat ini masih kurang dibandingkan kedua unsur tersebut (Sirappa 2003). C. Metodelogi Praktikum 1. Alat a. Alat Tulis b. Kamera 2. Bahan a. Pupuk NPK Mutiara 3. Cara Kerja a. Melakukan survei dan memilih pupuk yang telah ditentukan ke toko saprotan. b. Melakukan pencandraan atau deskripsi dari pupuk yang dibeli. c. Dokumentasi meliputi kemasan dan isi kemasan, toko saprotan. d. Deskripsi meliputi jenis pupuk (majemuk atau tunggal), komposisi unsur hara, prosentase dari masing-masing unsur, dosis aplikasi, cara aplikasi, bentuk pupuk, dan proses pembuatan pupuk. e. Membuat laporan individu.

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Pencanderaan Pupuk NPK Mutiara No Variabel Keterangan 1 Nama Pupuk NPK Mutiara 2

Jenis Pupuk

Pupuk majemuk

3

Komposisi unsur

dan

4 5

Bentuk Pupuk Dosis Aplikasi

Prosentase N (Nitrogen): 16 % (NH4: 9,5 % ; NO3: 6,5%) P2O5 (Fosfat): 16% K2O (Kalium oksida): 16% MgSO4 (Magnesium oksida): 1,5% Cao (Kalsium oksida): 5%

Granuler/ tabur Sistem Tabur: 100-1000 kg/Ha Sistem Cor: 4-10 kg/200 L air 6 Cara Aplikasi Ditabur Dilarutkan dalam air (cor) Sumber: Hasil PengamtanLaporan Sementara

Gambar 1.1 Skema Pembuatan Pupuk NPK

2. Pembahasan Kebutuhan pupuk anorganik dikalangan petani semakin lama semakin meningkat. Terutama pertanian modern menggunakan materi yang berupa pupuk anorganik adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang dihasilkan. Pupuk tersebut hampir 90% sudah

mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Berdasarkan atas hal itu maka kita harus mengetahui jenis-jenis pupuk dan deskripsinya yang dijual dipasaran. Pencanderaan pupuk merupakan kegiatan untuk mengetahui bentuk pupuk, jenis pupuk, warna pupuk dan kegiatan pengidentifikasian lainnya. Kelompok kami mendapatkan tugas untuk salah satu pupuk yaitu pupuk NPK Mutiara. Kegiatan yang pertama kali kami lakukan adalah mengunjungi UD Saprodi Toko Sarana Pertanian Ruko No. 12 Dagen Palur Karanganyar guna untuk membeli pupuk mutiara Mutiara tersebut. Pupuk NPK Mutiara yang dijual disana yakni pupuk mutiara Mutiara dengan merk dagang Yara Mila. Pupuk NPK dibuat melalui proses industri berteknologi tinggi sehingga dihasilkan butiran yang homogen. Setiap butir pupuk mengandung tiga macam unsur hara utama yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) yang diperkaya dengan unsur hara belerang (S) dalam bentuk larut air, sehingga mudah diserap akar tanaman Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang beredar di pasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK lama yang kadarnya masih rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-16 dan 8-20-15. Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-12-12, atau 20-20-20. NPK Mutiara adalah pupuk NPK produk BASF dengan kadar 1616-16. Pupuk ini berbentuk butiran berwarna biru dan higroskopis. Dalam pemasarannya pupuk ini dikemas dalam ukuran 5 kg dan 50 kg. Pupuk yang diimpor dari Norwegia ini termasuk diminati banyak orang (Marsono 2004). Merk pupuk NPK Mutiara yang dijual di UD Saprodi Toko Sarana Pertanian adalah Yara Mila. Pupuk NPK 16:16:16 Mutiara Yara Mila adalah pupuk berkualitas terpercaya yang sudah dipakai oleh petani di seluruh dunia. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pupuk NPK Mutiara Yara Mila ini merupakan pupuk majemuk yang kandungan

munsurnya meliputi N (Nitrogen): 16 % dalam bentuk NH4: 9,5 % dan NO3: 6,5%), P2O5 (Fosfat): 16% , K2O (Kalium oksida): 16%, MgSO4 (Magnesium oksida): 1,5% , Cao (Kalsium oksida): 5% Menurut Pirngadi et al (2005), salah satu cara untuk mengurangi biaya produksi serta meningkatkan kualitas lahan dan hasil tanaman adalah dengan pemberian pupuk majemuk seperti pupuk NPK Mutiara (16:16:16).

Keuntungan

menggunakan

pupuk

majemuk

adalah

penggunaannya yang lebih efisien baik dari segi pengangkutan maupun penyimpanan. Selain itu, pupuk majemuk seperti NPK dapat menghemat waktu, ruangan dan biaya. Menurut Naibaho (2003), keuntungan lain dari pupuk majemuk adalah bahwa unsur hara yang dikandung telah lengkap sehingga tidak perlu menyediakan atau mencampurkan berbagai pupuk tunggal. Dengan demikian, penggunaan pupuk NPK akan menghemat biaya pengangkutan dan tenaga kerja dalam penggunaannya. Pupuk NPK mutiara Yara Mila ini merupakan pupuk yang berasal dari Norwegia. Pupuk ini cocock digunakan untuk tanaman perkebunana seperti kelapa sawit, kakao, karet dan juga cocok digunakan untuk tanaman pangan seperti padi, gandum, serta tanaman semusim seperti cabai. Bentuk pupuk NPK mutiara Mutiara ini granuler atau tabur dan warnanya adalah biru. Cara pengaplikasiannya sangat mudah, yaitu bisa dengan ditaburkan ke lahan langsung ataupun dilarutkan dulu dalam air (cor). Dosis yang tertera pada kemasannya yakni: Sistem Tabur: 100-1000 kg/Ha dan sistem Cor: 4-10 kg/200 L air. Pupuk ini biasa digunakan sebagai pupuk dasar ataupun pupuk susulan, apabila digunakan sebagai pupuk dasar biasanya dicampukan dengan pupuk organik. Cara pembuatan pupuk NPK mutiara sama halnya dengan pembuatan pupuk NPK lainnya seperti phonska. Tahapan pertama yakni penggumpanan bahan baku. Bahan baku padat diumpankan ke dalam Pug Mill sedangan bahan baku cair berupa amoniak dan asam fosfat direaksikan didalam Pipe Reactor. Setelah itu diumpankan kembali ke Bucket Elevator. Pada penampung tahapan pertama ini dilengkapi dengan 4 empat buah Big Blaster yang bekerja dengan bantuan Plant air. Blaster

ini berfungsi untuk mencegah gumpulan dan akumulasi bahan baku dalam Bin. Tahap kedua adalah Penyiapan Slurry dan proses granulasi. Bahan baku yang telah padat dan tercampur homgen dialirkan ke granulator. Granulasi ini merupakan proses utama dalam pembuatan pupuk NPK. Pada proses granulasi terjadi reaksi kimia dan fisis antara berbagai bahan baku dengan senyawa P2O5 yang berasal dari asam fosfat. Asam fosfat dinetralkan dengan amoniak dan proses netralisasi yang berlangsung di reaktor, sehingga produk langsung dihasilkan dan tertuang dalam granulator. Setelah itu produk diumpankan ke dalam reaktor pipa berasal dari unit Scrubbing dan Steam bertekanan sedang digunakan untuk ihkan reaktor pipa. Pada proses ini

dilakukan pengontrolan

temperature, ini sangat penting dilakukan agar produk memiliki kandungana NPK yang sesuai. Tahap Terakhir adala Pengeringan, pemilahan, dan penggilingan produk. Produk keluaran granulator dimasukkan kedalam Dryer untuk menggurangi kadar air hingga mencapai 1,5%. Produk undersize jatuh secara gravitasi ke dalam Recycle Belt Conveyor sedangkan produk on size diumpankan ke Recycle Bin yang Cooler. Produk nantinya akan dikemas. Produk Onsize memiliki temperature tinggi sehingga perlu didinginkan didalam Fluidized Bed Cooler. Produk dingin ini kemudian dilapisi Coating Oil dan Coating Powder dalam Coating Drum. Produk ini perlu dilipisi karena sifatnya higroskopis. Produk yang telah dilapisi akan masuk ke unuit Bagging untuk dipasarkan. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan unsur N,P, dan K b. Pupuk NPK mutiara Yara Mila berbentuk granul c. Pengaplikasiannya bisa ditabur langsung tau melarutkan dulu kedalam air.

d. Pupuk NPK Mutiara cocok digunakan untuk tanaman perkebunan (seperti: sawit, kakao) dan tanaman semusim seperti padi dan cabai. e. Pembuatan pupuk NPK mutiatra ada 3 tahapan yakni: pengumpanan bahan baku, penyiapan slurry dan proses granulasi, serta penggeringan, pemilahan, dan penggilingan produk 2. Saran Sebaiknya diadakan langsung proses pembuatan pupuk buatan sehingga praktikan lebih memahami tahapan-tahapannya.

DAFTAR PUSTAKA Arafah 2004. Efektivitas Pemupakan P dan K pada Lahan Bekas Pemberian Jerami Selama 3 Tiga Musim Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. J. Sains dan Teknologi 4(2): 65-71. Hadisuwito Sukamto 2007. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hamim N, Rachmania, I. H. Soemantri, N. Sumarni 2008. Pengaruh Pupuk Biologi terhadap Pola Serapan Hara, Ketahanan Penyakit, Produksi dan Kualitas Hasil Beberapa Komoditi Tanaman Pangan dan Sayuran Unggulan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Naibaho, Benika B. 2003. Analisis kualiatas Kualitas Kimia dan Fisika Tanah di Medan dan Sekitarnya. J. Ilmiah Pendidikan Tinggi 1(2):41-45. Pirngadi, K., K. Permadi, dan H.M. Toha 2005. Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap hasil padi gogo sistem monokultur. Prosiding Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian melalui Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Mendukung Revitalisasi Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Rosmarkam 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. Sirappa 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P, dan K pada Lahan Sawah Irigasi. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan 4(1): 15-24.

Very,

Saesar S. 2013. Proses Pembuatan Pupuk Phonska/NPK .http://caesarvery.blogspot.com. Diakses tanggal 20 November2013