AFNI SIALLAGAN 21080113120022 Kelas A
RANGKUMAN PPT PSDA
1.Landasan Hukum Pengelolaan Sumber Daya air 1
UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2
UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 33 ayat (1) s/d ayat (5) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penatagunaan tanah, air, udara dan sumberdaya alam lainnya yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara dan sumberdaya alam lainnya melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah, air, udara dan sumberdaya alam lainnya sebagai suatu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. Dalam pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lainnya, perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhinya seperti faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
3
UU No 32 Tahun 2004 Pasal 17 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa daerah memiliki kewenangan untuk melakukan kerjasama antar daerah dalam hal pengelolaan sumberdaya alam mulai dari pemanfaatan, budidaya, pengendalian dampak, dan pelestariannya.
4
UU No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air isi dari UU No. 7/2004 harus mampu mengakomodasi kedua makna pesan WWF III dan UUD 1945. Lahirnya UU No. 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air sangat diwarnai sebagai jawaban dari pelaksanaan kesepakatan World Water Forum III (2002) di Yohanesburg, Kesepakatan Dublin yang berkaitan dengan tantangan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air saat ini serta di masa datang
2.Informasi kondisi Water Shed (WS) WILAYAH SUNGAI adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2 KERANGKA DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS WILAYAH SUNGAI 1
Skenario ekonomi dan demografi
2
Perencanaan tata ruang
3
Target kebutuhan (pemenuhan dan permintaan)
4
Proyeksi kebutuhan yang dikaitkan dengan proyeksi sosial ekonomi
5
Rencana keseluruhan dari pengembangan suatu wilayah
3. Informasi kondisi Topografi dan Batimetri
Topgrafi permukaan tanah, atau dapat diartikan sebagai ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat diketahui elevasi tanah aslinya. (Metode LRFD : Load and Resistant Factor Design).
Batimetri (dari bahasa Yunani: βαθυς, berarti "kedalaman", dan μετρον, berarti "ukuran") adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau.
Peta Topografi representasi grafis secara rinci dan akurat mengenai keadaan alam di suatu daratan .
Peta Batimetri merupakan peta kedalaman laut yang dinyatakan dalam angka kedalaman atau kontur kedalaman yang diukur terhadap datum vertikal, umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontor contour lines yang disebut kontor kedalaman depth contours atau isobath, dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan.
Peta Topografi :
Memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng dan ketinggian suatu tempat. Dapat menjelaskan kondisi suatu lingkungan. Peta Batimetri
mengetahui
Keperluan peletakan pipa di bawah laut. Mengetahui kondisi morfologi suatu daerah perairan. Topografi : Thedolite, Water Batimetri : Echo Sounder 4.Hidrologi •
Menurut Marta dan Adidarma (1983), hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya pergerakan dan distribusi air di bumi baik diatas maupun di bahwa permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air dengan reaksi terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.
•
Siklus hidrologi merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan pada proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali.
•
Dalam siklus hidrologi ini terdapat beberapa proses yang saling terkait, yaitu antara proses hujan (presipitation), penguapan (evaporation), transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran limpasan (runoff), dan aliran bawah tanah.
5. Hidrometri dan Geologi Hidrometri merupakan ilmu pengetahuan tentang cara-cara pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran. ( Muzet,1980 ) •
Pengukuran langsung yg dilakukan di stasiun hidrometri meliputi : a. Tinggi muka air b. Kecepatan Aliran
c. Luas penampang aliran d. Pengambilan sampel air Sampel air dianalisis di laboratorium guna mengetahui kandungan atau konsentrasi sedimen melayang ( suspended load ) •
Fluktuasi muka air dinyatakan dalam grafik hidrograf muka air ( stage hydrograph )
•
Selanjutnya dengan data luas tampang aliran dan kecepatan rerata aliran dapat dihitung debit aliran yang berupa hidrograf debit ( discharge hydrograph )
•
Dengan diketahui konsentrasi sedimen melayang dan debit aliran air maka dapat diketahui laju angkutan sedimen melayang.
Cara Pengukuran Data Unsur Aliran 1
Pengukuran Tinggi Muka Air
2
Pengukuran Debit Aliran
3
Pengukuran Kualitas Air
4
Berdasarkan prinsip mekanisme pengukuran muka air,terdapat AWLR sebagai berikut: a. AWLR dengan pelampung yang dihubungkan dengan sistem perekam grafik fluktuasi muka air pada kertas grafik. b.AWLR dengan sensor elektronik dimana data muka air direkam secara digital dengan sistem data logger.
Keuntungan AWLR adalah dapat mengetahui perubahan muka air secara terus menerus sehingga data muka air ekstrim (maksimum dan minimum) dapat diperoleh. Pada penggunaan papan duga kondisi ekstrim tersebut belum tentu dapat tercatat, kecuali jika pada saat terjadi debit besar/banjir petugas pengamat melakukan pengamatan secara khusus untuk mengukur muka air maksimum.
Beberapa cara pengukuran kecepatan arus aliran sungai yang banyak digunakan adalah sebagai berikut Ini :
a
Pengukuran kecepatan arus dengan pelampung
dapat dilakukan apabila dikehendaki besaran kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian yang relatif rendah. Cara ini masih dapat digunakan untuk praktek dalam keadaan: – untuk memperoleh gambaran kasar tentang kecepatan aliran, – karena kondisi sungai yang sangat sulit diukur, misal dalam keadaan banjir, sehingga dapat membahayakan petugas pengukur. – Pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ini : – a. Tetapkan satu titik pada salah satu sisi sungai, misal ditandai dengan patok kayu atau pohon dan satu titik yang lain di seberang sungai yang jika dihubungkan dua titik tersebut akan berupa garis tegak lurus arah aliran. – b. Tentukan jarak L, misal 20 meter dari garis yang dibuat pada langkah pertama dan buat garis yang sama (tegak lurus aliran) pada titik sejauh L tersebut. – c. Hanyutkan pelampung (dapat berupa sembarang benda yang dapat terapung, misal bola ping-pong, gabus, kayu dll.) pada tempat di hulu garis pertama, pada saat melewati garis pertama tekan tombol stopwatch dan ikuti terus pelampung tersebut. Pada saat pelampung melewati garis kedua stopwatch ditekan kembali, sehingga didapat waktu aliran pelampung yang diperlukan T. – d. Kecepatan arus dapat dihitung dengan L/T (m/det). 6.Mekanika Tanah Faktor Kerusakan Sumber Daya Air 1. Erosi Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung
selama ada aliran permukaan. 2. Sedimentasi Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Faktor terjadinya Erosi dan Sedimentasi 1
Iklim
2
Topografi
3
Vegetasi
4
Tanah
5
Aktivitas manusia
7. Morfologi sungai Morfologi sungai adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu (Legono, 1987 8.Ekologi 9. Geografis dan Kependudukan
Kondisi geografi sangat menentukan karakteristik iklim suatu wilayah, khususnya karakteristik dari hujan yang meliputi durasi, intensitas, dan sebaran hujan selama musim hujan. Karakteristik hujan ini dapat berupa durasi hujan yang singkat tetapi intensitasnya tinggi, curah hujan tahunan yang rendah, dan lama musim hujan yang berlangsung hanya beberapa bulan saja, dengan kemarau panjang.
Keadaan geografis suatu wilayah berbeda-beda. Dikarenakan letak geograrisnya juga berbeda. Begitu juga halnya dengan keadaan geografis suatu sungai. Yaitu dapat dilihat dari berbagai macam faktor. Misalnya faktor kuantitas pemakaian dari air tersebut, maksudnya adalah seberapa banyak air sungai itu dipakai oleh masyarakat sekitar, faktor seberapa sering air hujan turun didaerah tersebutbahkan adanya faktor besar maupun kecil sungai yang ada. Biasanya kedaan geografis sungai dapat dilihat dari keadaan dari geograis daerah ataupun masyarakat yang tinggal disana
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Jika disuatu daerah yang memiliki sungai terdapat jumlah penduduknya lebih banyak daripada jumlah penduduk yang sedikit, maka keadaan sungai akan pasti berbeda. Jumlah penduduk yang banyak akan mempengaruhi keadaan sungai 10. Pengembangan Wilayah Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. Pengembangan sumber daya air adalah upaya peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan Menurut Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2002 yang saat itu masih bernama Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang yang diambil dari sebuah jurnal yang ditulis oleh Miasari,2011, ditetapkan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah adalah: 1. Sebagai growth center Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh ( spread effect ) pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara nasional. 2.Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah. 3. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan. 4. Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan.
11.Proyeksi kebutuhan Air Untuk jangka Panjang dengan Geometrik Beberapa metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam perencanaan domestik penyediaan air bersih adalah sebagai berikut (Joetata, 1997) : •
Metode Arithmatik
•
Metode geometric
•
Metode Least Square
Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa perkembangan penduduk secara otomaris berganda dengan
pertambahan penduduk. Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. Rumus untuk perhitungannya : Pn = Po ( 1 + r ) n Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa) r = rata-rata pertambahan penduduk (%) n = selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar ( tahun) (Joetata, 1997) ANALISA KEBUTUHAN PENDUDUK
12.Pemanfaatan SDA PLTA
•
Awalnya, air dialirkan menuju ke turbin. Turbin yang dialiri oleh air itu memiliki poros yang sama dengan rotor generator (dikopel). Sehingga ketika turbin berputar, rotor generator juga ikut berputar. Dengan berputarnya rotor generator, maka stator generator akan menghasilkan energi listrik yang selanjutnya dapat disuplai ke jaringan (grid).
•
Air yang digunakan untuk memutar turbin tersebut diperoleh dari sungai yang dibendung alirannya. Bendungan air tersebut biasa dinamakan dengan DAM. Namun tidak seluruhnya air yang dibendung tersebut digunakan untuk memutar turbin. Air yang tidak dialirkan ke turbin tetap dialirkan ke aliran sungai semula. Dengan demikian, lahan sawah dari warga sekitar tetap mendapat aliran air melalui sistem irigasi.
13. Pemanfaatan SDA pada keseimbangan ekosistem
Hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungan.
Ekosistem yang ada di muka bumi ini terdiri atas perpaduan berbagai jenis dengan kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang berbeda-beda, sehingga bentuk ekosistem yang dihasilkan pun akan berbeda-beda. Di Indonesia terdapat tiga kelompok ekosistem utama, yaitu ekosistem bahari (laut), ekosistem darat alami, dan ekosistem buatan.
KomponenAbiotik Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan.
Tanah
Air Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Udara
Topografi
Iklim
KompnenBiotik Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari organismeorganisme
14.Standar kebutuhan air untuk air irigasi Air irigasi merupakan air yang diambil dari suatu sungai atau waduk melalui saluran-saluran irigasi yang disalurkan ke lahan pertanian guna menjaga keseimbangan air dan kepentingan pertanian (Gunawan, 2008). Air irigasi merupakan air yang diambil dari suatu sungai atau waduk melalui saluran-saluran irigasi yang disalurkan ke lahan pertanian guna menjaga keseimbangan air dan kepentingan pertanian (Gunawan, 2008). Banyaknya air yang diperlukan untuk berbagai tanaman, masing-masing daerah dan masingmasing musim adalah berlainan. Hal ini tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis tanaman, sifat tanah, keadaan tanah, pengelolaan tanah, iklim, waktu tanam, kondisi saluran dan bangunan, serta tujuan pemberian air . 15. Standar kebutuhan air untuk perkotaan, rumah tangga, industri
Kebutuhan air perkotaan adalah kebutuhan air untuk fasilitas kota, seperti fasilitas komersil, fasilitas wisata, fasilitas rumah ibadah, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas pendukung kota seperti taman, dan penggelontoran kota. (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003 )
Menurut Ditjen Cipta Karya (2000), Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain : 1). Penggunaan komersil dan industry
2). Penggunaan umum
Hidran Kebakaran
Instalasi hidran kebakaran adalah suatu system pemadam kebakaran tetap yang menggunakan pemadaman air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan selang kebakaran.
1. pasokan air untuk hidran gedung harus sekurang-kurangnya 400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal 30 menit. (SNI 03-1745-2000) 2. kebutuhan pasokan air kebakaran adalah untuk hidran halaman harus sekurangkurangnya 2400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit. (SNI 031735-2000)
Taman-Taman
Kebutuhan air untuk tata kota meliputi kebutuhan air bagi pemeliharaan taman-taman di wilayah perencanaan. Jumlah air yang disediakan adalah 5% dari total kebutuhan air.
Beberapa faktor yang mempengaruhi menurut (Linsley, 1995) : 1. Iklim 2. Ciri-ciri Penduduk 3. Industri dan Perdagangan 4. Ukuran Kota 5. Fasilitas Umum
Untuk kebutuhan industry air yang harus dipenuhi adalah 0,75 l/dt/Ha (Ditjen Cipta Karya Dep PU) Standar kebutuhan air untuk industri ini berdasarkan proses atau jenis industri yang ada pada wilayah yang akan dikembangkan dan rencana jumlah pekerja pada industri tersebut. 1
Untuk pekerja industri
Kebutuhan air untuk pekerja industri merupakan kebutuhan air domestik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pekerja pabrik. Adapun jumlah kebutuhan air tersebut adalah 60 liter/pekerja/hari (Anonim, 2000). ƒ 2. Untuk proses industri Kebutuhan air untuk proses industry paling banyak digunakan pada proses produksi produk industry yang diiklasifikasikan pada table.
Syarat kualitas air bersih tiap peruntukan berbeda, untuk industi menurut Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990 termasuk ke dalam air golongan D dengan syarat kandungan •
TDS 2.000 mg/liter
•
Daya hantar listrik 2.250 mmhos/cm
•
Air raksa 0,005 mg/liter
•
Arsen 1 mg/litter, dan
•
Boron 1 mg/liter.
16. Potensi air bawah tanah dan kajian analisa hidrologi yang berkaitan Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan, laut, atau magma. Air tanah yang berasal dari air hujan (air meteorit) disebut air vados atau air tua. Pembentukan air tanah secara umum Pelapukan
Pelunakan Penumbuhan Penyuburan Sumber-Sumber Air Tanah Akifer Akifer Artesis lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air. Memiliki fungsi sebagai penyimpan air (porositas Akifer terdiri dari : a. Akifer bebas b.Akifer tertekan pemanftaatn 1. Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, 2. Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan, 3. Merupakan persediaan air bersih secara alami, 4. Untuk keperluan hidup manusia (minum, memasak dan mencuci), 5. Untuk keperluan industri (industri tekstil dan industri farmasi), dan 6. Untuk irigasi pada sektor pertanian.
17. Aliran permukaan (run-off), aliran dasar (base flow), infiltrasi, evapotranspirasi Base flow merupakan komponen aliran sungai yang berasal dari pelepasan air tanah dan berkontribusi penting dalam aliran sungai ketika presipitasi rendah atau musim kemarau (Pertiwi, 2011). Base flow merupakan komponen aliran sungai yang berasal dari pelepasan air tanah (Bruskova, 2008). Dalam hal ini Base Flow adalah air hujan yang jatuh kedalam tanah, dimana air hujan masuk melalui permukaan tanah. Karena banyaknya air yang masuk ke tanah sehingga terjadi aliran dalam tanah atau Base Flow, dari sinilah awal proses aliran bawah tanah atau Base Flow itu bermula.
SOLUSI TERHADAP PENURUNAN BASE FLOW Pengelolaan DAS secara terpadu. Menurut Sabar (2011), terdapat dua langkah utama yang dapat dilakukan, yaitu : langkah adaptasi, dan langkah mitigasi MANFAAT ADANYA BASE FLOW •
Menyediakan air bagi hewan dan tumbuhan.
•
Merupakan persediaan air bersih secara alami.
•
Untuk keperluan hidup sehari-hari manusia (minum, memasak, dan mencuci)
•
Untuk irigasi sektor pertanian.
•
Sebagai penyeimbang keadaan suatu wilayah yang memiliki masalah dengan aliran air permukaannya (Matondang, 2014).
Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik
Evapotranspirasi adalah mekanisme perubahan wujud fase cair ke fase gas melalui proses perpindahan molekul dari permukaan tanah, air, dan jaringan tanaman ke atmosfer Informasi tentang evapotranspirasi adalah untuk perencanaan sumber daya air, misalnya untuk penjadwalan irigasi dalam pertanian dan untuk kehutanan EVAPOTRANSPIRASI AKTUAL POTENSIAL Faktor-faktor yang mempengaruhi Evapotranspirasi
Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badanbadan air, tanah dan tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi.
Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara.
Temperatur: Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir
Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara atmosfit
18 . Analisa hidrograf dan karakteristik DPS dan potensi sumber daya air dan komponen hidrologi untuk water balance dalam DPS Bentuk DAS sebagai berikut : DAS bulu burung. Anak sungainya langsung mengalir ke sungai utama. DAS atau Sub-DAS ini mempunyai debit banjir yang relatif kecil karena waktu tiba yang berbeda. DAS Radial. Anak sungainya memusat di satu titik secara radial sehingga menyerupai bentuk kipas atau lingkaran. DAS atau sub-DAS radial memiliki banjir yang relatif besar tetapi relatif tidak lama.
Das Paralel. DAS ini mempunyai dua jalur sub-DAS yang bersatu. Pola Pengairan Sungai 1. Pola trellis 2. Pola Rektanguler, 3. Pola Denritik 4. Pola Radial sentripugal 5. Pola Radial sentipetal 6. Pola Paralel, 7. Pola Annular Hidrograf merupakan salah satu tanggapan aliran sungai terhadap masukan curah hujan (Seyhan, 1990). Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran integral dari karakteristik fisiografis dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah hujan dan pengaliran dari suatu daerah aliran tertentu. Bentuk dari lengkung hidrografnya tergantung pada karakteristik hujan yang mengakibatkan aliran itu Terdapat dua metode yan saat ini digunakan dalam penentuan analisis hidrograf daerah aliran sungai yaitu Geographic Informa-tion System (GIS) Menurut Aronoff (1989) dan Pra-hasta (2007), Geographic Informa-tion System (GIS), merupakan suatu sis-tem (berbasiskan komputer) yang digu-nakan untuk menyimpan dan memanipu-lasi informasi-informasi geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks (atribut) objek yang dihubung-kan secara geografis di bumi (georefe-rence). SIMODAS SIMODAS dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sebar keruangan, dengan variasi karakteristik atau sifat-sifat (properties) dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) diperhatikan. DAS dimodelkan sebagai sel-grid yang saling bersebelahan (neigbourhood) dimana atribut dari sel-selnya dapat bervariasi. Penyajian ini memungkinkan berbagai faktor physiographic yang meliputi kemiringan, arah aliran, laju abstraksi, dan kekasaran permukaan dapat diekstrak secara akurat untuk perhitungan besar-nya aliran air.
potensi sumber daya air dan komponen hidrologi untuk water balance dalam DPS
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Water balance merupakan siklus tertutup yang terjadi untuk suatu kurun waktu pengamatan tahunan tertentu, dimana tidak terjadi perubahan groundwater storage atau GS = 0. Artinya awal penentuan storage adalah berdasarkan bulan terakhir dalam tinjauan kurun waktu tahunan tersebut. Jika semua simpanan air tanah keluar ke permukaan atau mengalir ke bawah. Maka perubahan simpanan air tanah yang ada dapat dianggap tidak ada. Maka dari kondisi diatas dapat dibuat persamaan water balance menjadi:
P= Ea + TRO…..…………………………………………(3)
19.Tahapan Perencanaan dalam Perencanaan untuk Pengembangan Infastruktur Sumber Daya Air •
Pembangunan infrastruktur secara menyeluruh selanjutnya dimulai dengan disusunnya Rencana Pembangunan Lima Tahun – I (REPELITA I) periode 1968/1969 – 1973/1974 termasuk sektor sumber daya air, transportasi, dan listrik.
•
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, telah dikembangkan juga infrastruktur pengairan dan sanitasi terutama sejak pelaksanaan REPELITA III.
•
Menurut pasal 60, UU RI No. 7 Tahun 2004, perencanaan pengelolaansumber daya air disusun sesuai dengan prosedur dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional yangmencakup inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana pengelolaan sumber daya air, dimana ketentuan mengenai prosedur dan persyaratan perencanaan tersebut diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Teknik Perencanaan dalam Perencanaan untuk Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air 1. Pembuatan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan kerangka dasar dalampembangunan mulai dari studi, perencanaan, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, monitoring dan evaluasi 2. Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu mulai dari pembuatan rencana induk, studi kelayakan, pembuatan detail desain yang telah tercantum pada permen PU no 18 tahun 2008 3. Pemrogaman Pengelolaan Sumber Daya Air oleh instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.
20. Kajian lingkungan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan instrument pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan penguatan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam. UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) KLHS •
Pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam
•
Alat bantu perumusan keputusan (decision making), untuk pengetahuan mengenai suatu rencana tentang dampak lingkungan
meningkatkan
AMDAL •
Kajian Kelayakan Lingkungan yang dikaitkan dengan perizinan, tanpa AMDAL suatu proyek tidak dapat dilaksanakan
•
Salah satu instrument (alat) pembuat keputusan (decision making) 4 Prinsip dalam menyusun KLHS
•
Self assesment intropeksi untuk menghasilkan yang lebih baik
•
Planing Process Improvement memperkaya proses perencanaan yang telah ada
•
Capacity Building Inluencing Decisionpeningkatan kapasitas dalam proses penyusunan (KRP)
•
Inluencing Decision rekomendasinya mempengaruhi keputusan yang telah diambil
Pendekatan KLHS
•
KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup/ AMDAL (EIA-Mainframe)
•
KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup (Enviromental Appraisal)
•
KLHS sebagai Kajian Terpadu / Penilaian Keberlanjutan (Integrated Assesment Sustainability Appraisal)
•
KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumber Daya Alam (Sustainable Natural Resource Manajement) atau Pengelolaan Berkelanjutan Sumber Daya (Sustainable Resource Manajement).
Alokasi dana Salah satu analisis penting yang selalu harus dilakukan adalah analisis tentang “benefit-cost” yang hasilnya dapat digunakan untuk mengukur kelayakan dari suatu rencana atau skenario pengelolaan sumberdaya air dari sudut pandang ekonom Benefit Cost Analysis mengacu pada dua prinsip dasar ekonomi: 1
Keterbatasan
2
Substitusi
TIPE BENEFIT •
Benefit langsung (direct benefit), contoh manfaat air yang dilepas dari waduk untuk kepentingan PLTA atau irigasi.
•
Benefit tidak langsung (indirect-benefit), contoh tumbuhnya kesempatan kerja baru, berkembangnya daerah pemukiman di sekitar waduk.
Macam Benefit berdasarkan tujuan yang dicapai dari suatu skenario tertentu •
Benefit terukur (tangible benefit), contoh hasil penjualan air waduk krn dapat dinyatakan dalam satuan moneter.
•
Benefit tak terukur (intangible benefit), contoh rasa aman penduduk di hilir waduk krn banjir yang lebih terkendali
Macam – macam cara kajian ekonomi a
NPV ( Net Present Value)
Perhitungan ekonomi berdasarkan nilai Cost sama dengan Benefit ditinjau pada saat yang sama b
IRR ( Interest Rate of Return)
Perhitungan berdasarkan nilai bunga jika Cost sama dengan benefit, jika lebih kecil dari bunga yang berlaku maka proyek layak dibangun c
BCR (Benefit Cost Ratio Jika benefit dibagi dengan Cost lebih besar satu maka proyek layak dibangun
d
ARR (Annual Rate of Return) Perhitungan biaya secara flat tahunan.
Menurut Permen PU No. 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana PSDA Pra kelayakan ekonomi, terdiri atas 2 (dua) bentuk, yaitu: 1
investasi baru (bangunan konservasi sumber daya air, bangunan pengambilan air baku, pembukaan lahan irigasi, bangunan pengendali banjir dan lain-lain).
2
manfaat pengembangan program yang sudah ada (atau perbaikan sistem).
Seluruh biaya upaya, pada awalnya dinilai berdasarkan efektivitas biaya (Cost Effectiveness) dan kegiatan yang diusulkan akan dinilai kelayakannya secara ekonomi Pendekatan tersebut didasarkan cash flow investasi mulai dari perencanaan, pembebasan tanah, supervisi, kontingensi, pelaksanaan sampai dengan operasi pemeliharaan (cost) dan manfaat ekonomi (benefit) tiap program