PPOK I.
DEFINISI PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan alirfan udara di slauran napas yang bersifat progresif, non-reversible, atau reversible parsialdan biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru karenan pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik.
II.
EPIDEMIOLOGI Penderita pria : wanita = 3-10 : 1. Pekerjaan penderita sering berhubungan erat dengan faktor alergi dan hiperaktifitas bronkus. Di daerah perkotaan, insidens PPOK 1.5 kali lebih banyak disbanding pedesaan. Billa seseorang pada anak-anak sering batuk berdahak, sering sesak, kelak pada masa tua timbul emfisema.
III.
FAKTOR RESIKO Modifable Risk Factor Merokok Polusi lingkungan (occupation, indoor, outdoor)
IV.
Non-Modifable Risk Factor Gender Usia > 40 tahun
Additional Risk Factor Infeksi paru berat pada saat anak-anak Riwayat TB paru
Defisiensi alfa 1 antitripsin
Status sosioekonomi rendah
PATOFISIOLOGI Dahulu PPOK, dibai dalam 2 bagian: Emfisema kelaianan patologis berupa pembesaran ruang udara distal Bronchitis kronis tanda klinis berupa batuk produktif hampir setiap hari dalam 3 bulan berturut-turut Namun, menurut GOLD 2013, PPOK tidak dibedakan ke dalam emfisema atau bronchitis kronis…
V.
DIAGNOSIS (Menurut GOLD – Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Diseases 2013) GEJALA
PAPARAN FAKTOR RESIKO
Penilaian pasien PPOK sesak napas
rokok
batuk kronik
pekerjaan
sputum
polusi indor/outdor
1) Gejala a. Dyspnea
1. 2. 3. 4.
Gejala Derajat spirometri Resiko eksaserbasi Comorbiditas
: progresif, persisten, dan secara karakteristik memburuk dengan aktifitas
b. Batuk kronis c. Produksi sputum yang kronis Bisa dengan menggunakan system skoring CAT (COPD Assessment Test) : menggunakan 8 item pengukuran mengenai penuruanan status kesehatan pada pasien PPOK 2) Derajat Spirometri Spirometri: Pemeriksaan yang dilakukan secara objektif untuk mengukur kapasitas/fungsi paru Dilakukan setelah pemberian dosis adekuat dari bronkodilator untuk meminimalkan terjadinya variabilitas Nilainya dibandingnkan dengan nilai normal berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin untuk menghindari overdiagnosis PPOK pada orangtua *) Nilai yang dilaporkan: FVC (Forced Vital Capacity) : jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi maksimal ( diukur dalam liter ) FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second) : jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam satu detik FEV1/FVC : ratio FEV1/FVC pada orang dewasa sehat, nilainya 75%-80%
Klasifikasi PPOK berdasarkan keparahan dari pembatasan aliran udara GOLD 1 GOLD 2 GOLD 3 GOLD 4
Ringan Sedang Berat Sangat berat
FEV1 ≥ 80% prediksi 50% ≤ FEV1 < 80% prediksi 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi FEV1 < 30% prediksi
3) Resiko Eksaserbasi Menggunakan riwayat eksaserbasi dan spirometri. dua eksaserbasi atau lebih dalam satu tahun terakhir atau FEV1 < 50% niai prediksi merupakan indicator resiko eksaserbasi yang tinggi 4) Komorbiditas Pasien PPOK meningkatkan resiko terjadinya: penyakit kardiovaskular, osteoporosis, infeksi respiratori, kanker paru, anxietas dan depresi. VI.
PEMERIKSAAAN FISIK INSPEKSI -pursed lips breathing -barell chest -penggunaan serta terdapat hipertrofi otot bantu napas -pelebaran sela iga -gagal jantung kanan edema tungkai & pe↑JVP PALPASI Stem fremitus melemah PERKUSI Hypersonor, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah AUSKULTASI -suara nafas dasar vesikuler normal/melemah -terdapat ronkhi / wheezing pada saat napas biasa atau ekspirasi paksa
VII.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DARAH LENGKAP
ABG (ARTERIAL BLOOD GASSES)
CHEST X-RAY
Pemeriksaan Penunjang lainnya: - Kultur Sputum - Bronkogram - Kadar alfa 1 antitripsin
WBC dalam batas normal penurunan jumlah RBC, hemoglobin dan hematokrit Hipoventilasi pada banyak alveolidan kerusakan dinding alveolus peningkatan kadar CO2 dan penurunan kadar O2 Gambaran hiperinflasi/hiperlusen, diafragma mendatar, peningkatan corakan bronkovaskular, jantung menggantung (eye drop appearance), dan ruang retro sternal melebar
VIII.
DIAGNOSIS BANDING ASMA BRONKIAL
SOPT (SINDROME OBSTRUKSI PASKA TB) BRONKIEKTASIS
GAGAL JANTUNG
-onset usia dini -geja bervariasi dari hari ke hari -biasanya timbul pada malam hari -ada riwayat alergi, rhinitis/eczema atau riwayat asma dalam keluarga -hambatan liaran udara reversible -riwayat terapi OAT -faal paru : obstruksi irreversible -ro thorax: fibrotic, kalsifikasi -sputum purulent dalam jumlah banyak -berhubungan dengan infeksi -ronkhi basah kasar -ro thorax: hobeycomb appearance, penebalan dinding bronkus -ada riwayat hipertensi -ronkhi basah halus pada basal paru -faal paru: restriksi -ro thorax: kardiomegal dan oedem paru
ASMA Timbul pada usia muda Sakit mendadak Riwayat merokok Riwayat alergi Sesak & mengi berulang Batuk kronik berdahak Hiperaktiviti bronkus Reversibility obstruksi Eosinophil sputum Neutrophil sputum
PPOK
SOPT
++ ++ +/++ +++
+++ + +
+ +
+ +++ ++ + -
++ + +
+ +/? ?
IX.
PENATALAKSANAAN Grup KARAKTERISTIK Pasien A Resiko ↓, gejala << B Resiko ↓, gejala >> C Resiko ↑, gejala << D Resiko ↑, gejala >>
Kalsifikasi spirometri GOLD 1-2 GOLD 1-2 GOLD 3-4 GOLD 3-4
EKSASERBASI PER TAHUN ≤1 ≤1 ≥2 ≥2
CAT < 10 ≥ 10 < 10 ≥ 10
A. Penatalaksanaan PPOK Stabil Kriteria PPOK stabil: Tidak dalam gagal napas akut on kronik, stabil (PCO2 <45 mmHg, Po2 >60mmHg) Dahak jernih, tidak berwarna Aktivitas terbatas, tidak disertai dengan sesak Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan Goals of therapy: a) Penurunan gejala - Menyadari gejala - Memperbaiki toleransi aktifitas - Memperbaiki status kekebalan b) Penurunan resiko - Menghambat progresivitas penyakit - Menghambat dan mengobati eksaserbasi - Menurunkan mortalitas
Non-Farmakologi Grup Pasien A B-C-D
Essensial Penghentian merokok
Rekomendasi Aktifitas fisik
Penghentian merokok Rehabilitasi pulmo
Aktifitas fisik
Tambahan Vaksinasi flu Vaksinasi pneumococcal Vaksinasi flu Vaksinasi pneumococcal
Farmakologi Grup Rekomendasi Pilihan Pasien Pertama A SAMA prn / SABA prn B LAMA / LABA C
ICS + LABA / LAMA
D
ICS + LABA dan atau LAMA
Pilihan Alternatif LAMA / LABA/ SAMA dan SABA LAMA dan LABA LAMA dan LABA / LAMA & PDE4-Inh / LABA & PDE4-Inh ICS + LABA & LAMA / ICS + LABA & PDE4-Inh/ LAMA dan LABA/ LAMA dan PDE4-Inh
Terapi Lain Tephiline SABA dan atau SAMA Teophyline SABA dan atau SAMA Teophyline Carbocystein SABA dan atau SAMA Teophyline
Keterangan : -
SAMA : short acting anti muscarinic agent SABA : short acting B2 agonist agent LAMA : long acting anti muscarinic agent LABA : long acting B2 agonist agent PDE 4-Inh : Phosphodiesterase -4 inhibitor
B. Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumny. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan/timbulnya komplikasi. Gejala eksaserbasi: Sesak bertambah Produksi sputum meningkat Perbuahan warna sputum Pilihan terapi eksaserbasi PPOK: 1) Oksigen terapi oksigen pada eksaserbasi akut merupakan hal utama dan pertama, dengan tujuan untuk memperbaiki hipoksemia dan mencegah keadaan yang mengancam jiwa. Target saturasi oksigen 88%-92% 2) Brokodilator Pilihannya adalah inhalasi short acting B2 agonist dengan atau tanpa SAMA 3) Kortikosteroid sistemik Tujuannya untuk mempersingkat waktu pemulihan, memperbaiki fungsi paru (FEV1) dan
hipoksemia arteri (PaO2) serta untuk mengurangi resiko relaps. Dosis rekomendasi adalah 30-40 mg prednisolone oral per hari selam 10-14 hari 4) Antibiotic Antibiotik harus diberikan pada:\ - Pasien eksaserbasi yang mempunyai tiga gejala cardinal ( peningkatan sesak, peningktan volume sputum, sputum menjadi semakin purulent) - Pasien eksaserbasi yang memerlukan ventilasi mekanik 5) Ventilasi mekanik untuk memperbaiki asidosis respiratorik, menurunkan RR, mengurangi sesak napas, serta untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. X.
KOMPLIKASI Infeksi paru berulang Pneumothorax spontan C Gagal napas