BAB 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Teori dan Kebijakan Senin, 12 september 2011
1. 2.
Oleh: Bhayu Prabowo Nurul Fajri
Magister Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Dilema, kecenderungan dan proyeksi Migrasi Dampak Urbanisasi Teori Mengenai Perkotaan Sektor Informal dan pengangguran di perkotaan Migrasi dan pembangunan Teori Migrasi Todaro Strategi Penanggulangan Masalah Migrasi desa-kota Studi Kasus : Botswana & India
KONSEP
Migrasi
Urbanisasi
Urbanisasi & Migrasi Adalah suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit istrasi ke unit istrasi yang lain (UN, 1970)
Adalah bertambahnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan yang disebabkan oleh perpindahan penduduk ke perkotaan ataupun karena perluasan wilayah perkotaan
Dilema Migrasi dan Urbanisasi • Migrasi dan Urbanisasi selalu berlangsung dan tidak dapat dihindari baik di negara maju maupun negaranegara yang sedang berkembang. • Perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota dalam beberapa dekade terakhir, khususnya negara-negara yang sedang berkembang, memacu lajunya tingkat pertumbuhan penduduk yang besar di kota yang berimbas pada masalah ekonomi (Pengangguran dan kemiskinan) dan masalah sosial (Kemacetan, pemukiman kumuh dsb), sementara perumusan dan pelaksaanaan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghambat laju migrasiurbanisasi masih lemah.
KECENDERUNGAN URBANISASI
Peraga 1 Urbanisasi dan pendapatan perkapita
• Dari peraga tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan searah antara pendapatan perkapita denngan urbanisasi. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin besar pendapatan perkapita suatu negara, maka persentase penduduk yang tinggal di daerah urban semakin besar • Dewasa ini justru pada pendapatan perkapita yang sama, negara-negara miskin cenderung jauh lebih urban dibanding negara maju pada saat tingkat pembangunan yang sama • Negara berkembang/LDC mengalami urbanisasi lebih cepat.
Peraga 2. Urbanisasi antar waktu dan antar pendapatan
• Peraga tersebut disusun oleh Bank Dunia dengan judul “Urbanization is closely associated with economic growth” • Namun peraga tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi menurun (pendapatan perkapita turun), urbanisasi masih berlangsung (% penduduk di daerah urban tetap naik). • Ini menunjukkan bahwa urbanisasi bisa berlangsung dimana saja, dengan laju yang berbeda beda
Proyeksi Urbanisasi di negara berkembang Peraga 3. Populasi Perkotaan di Berbagai Kawasan Utama Dunia, 1950 -2025 (dalam jutaan orang)
• Peraga tersebut menunjukkan bahwa laju urbanisasi di negara berkembang jauh lebih cepat dibanding negara maju • Pada tahun 1950, penduduk urban di negara berkembang hanya mencapai 38 persen, kemudian tahun 1980 sudah mencapai 50 persen bahkan pada tahun 2000, penduduk perkotaan di negara berkembang hampir mencapai 2 miliar atau meliputi 68,5 persen dari seluruh penduduk perkotaan di dunia • PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2025, populasi penduduk perkotaan di negara berkembang mencapai lebih dari 4 miliar
Peraga 4 Kota-kota Terbesar dengan Jumlah Penduduk > 10 juta
11
• Peraga tersebut menunjukkan perkembangan jumlah kota besar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta yaitu tahun 1975, 2000 dan proyeksi tahun 2015 • Pada tahun 1975 hanya terdapat 5 kota besar yaitu Meksiko, New York, Sao Paulo, Tokyo, dan Shanghai. Kemudian pada tahun 2000, jumlah kota besar mencapai 19 kota dan sebagian besar merupakan negara berkembang • Diperkirakan pada tahun 2015 akan bertambah 4 kota besar yaitu Istambul, Hyderabad, Tianjin dan Bangkok
Peraga
5.
Estimasi dan Proyeksi penduduk perkotaan dan pedesaan di kawasan negara-negara maju serta sedang berkembang 1950-2030
• Peraga tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas bahwa baik di negara berkembang maupun negara maju, kenaikan penduduk di perkotaan lebih cepat dibanding penduduk di pedesaan • Artinya hampir semua kenaikan jumlah penduduk dunia berasal dari pertumbuhan kawasan perkotaan, seiring dengan terus mengalirnya kaum migran dari daerah pedesaan menuju kawasan perkotaan, dan sejalan dengan laju urbanisasi di dunia ketiga yang terus mendekati tingkat pertumbuhan yang terjadi di negara maju
Peraga 6. Peranan migrasi desa ke kota sebagai sumber pertumbuhan penduduk perkotaan di berbagai negara berkembang
Sebanyak 35 hingga 60 persen pertumbuhan penduduk perkotaan disumbang oleh migrasi desa - kota
Beberapa Dampak Urbanisasi Positif : • terciptanya skala ekonomi raksasa sehingga menghemat biaya produksi • penyelenggaraan pelayanan dan fasilitas sosial yang murah • Pasar yang potensial • sumber tenaga kerja terampil yang sangat besar Negatif : • perlu penyediaan perumahan yang layak • Kriminalitas • pencemaran lingkungan • kemacetan lalu lintas
Robert McNamara (mantan presiden Bank Dunia) : “sebesar apapun manfaat ekonomi yang dibawa oleh para pendatang baru tersebut akan tetap lebih kecil banding biaya dan masalah yang ditimbulkannya. Pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan telah melampaui daya dukung infrastruktur manusia dan fisik yang diperlukan untuk menciptakan kehidupan ekonomi yang efisien berlandaskan stabilitas politik dan hubungan sosial yang baik.”
Peraga 7. Persentase penghuni pemukiman kumuh dan liar terhadap jumlah penduduk perkotaan
• Perkotaan memiliki peran yang sangat konstruktif dalam perekonomian negara-negara maju, dan memiliki potensi yang sama untuk negara berkembang • Petumbuhan penduduk perkotaan di negara berkembang merupakan permasalaahn pokok dalam merumuskan kebijakan pembangunan • Diperlukan kebijakan tentang daerah perkotaan yang konstruktif guna merealisasilkan potensi perkembangan kota agar berhasil dengan cepat dan pada saat yang sama memberikan perlakukan yang lebih adil bagi perkembangan pedesaan
PERANAN KOTA • Kota terbentuk sebagai dampak adanya ekonomi aglomerasi • Ekonomi aglomerasi adalah kosentrasi dari aktivitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang muncul karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan.
• Menurut WALTER ISARD, aglomerasi ekonomi muncul dalam 2 bentuk/dampak: 1. Ekonomi urbanisasi Yaitu keuntungan bagi semua industri pada lokasi yang sama sebagai akibat dari membesarnya skala ekonomi di lokasi tersebut. 2. Ekonomi lokalisasi Yaitu keuntungan yang diperoleh untuk setiap perusahaan bagi semua industri yang sama di lokasi tersebut. Akibat ekonomi lokalisasi tersebut muncul DISTRIK INDUSTRI , dimana memberikan manfaat “efisiensi kolektif yang pasif bagi industri
Skala Kota yang Efisien • Sebuah kota yang terkosentrasi besar-besaran akan memerlukan biaya infrastruktur, biaya transportasi serta tingkat upah yang tinggi serta biaya hidup yang lebih tinggi, • Oleh karena itu, dalam perkekonomian diperlukan serangkaian kota dengan ukuran yang bergantung pada skala industri yang didukungnya cakupan ekonomi aglomerasi yang ditemukan pada industri tersebut.
Teori Ukuran Kota 1. Model Hierarki Kota/Teori tempat Sentral 2. Model tanah terdiferensiasi •.Model Hierarki Kota •.Menurut Auguts Loach dan Walter Christaller, radius karakteristik pasar dipengaruhi oleh skala ekonomi/produksi, biaya transportasi serta harga tanah. Apabila skala produksi besar dan biaya transportasi renda, maka semakin besar radius biaya yang dilayani industri. Namun apabila harga tanah di dalam kota sangat tinggi, maka menghasilkan daerah layanan yang semakin kecil
•Model Tanah Terdiferensiasi •Menurut Alfred Weber, Walter Isard, dan Leon Moses, keterbatasan rute yang menbghubungkan industri dalam sebuah perekonomian memiliki peranan yang penting •Jika sebuah kota hanya memiliki rute transportasi yang terbatas, maka pemusatan atau “internal nodes”. Ukuran kota tergantung pada pola nodes dan bauran industri.
BIAS TERHADAP KOTA UTAMA Bias terhadap kota utama adalah kota terbesar dari negara tersebut yang menerima investasi publik yang sangat besar dan mendorong investasi swasta yang tidak proporsional dibandingkan dengan kota lain yang kecil dalam negara tersebut, hasilnya kota utama memiliki jumlah penduduk yang sangat besar yang tingkat produktivitas perekonomian yang tidak efisien dan tidak proporsional.
Peraga 8. Populasi Kota Terbesar dan Kedua terbesar di Negaranegara Tertentu
Penyebab Timbulnya Kota Raksasa
27
produksi untuk pasar domestik yang sarat dengan proteksi dan biaya transportasi yang tinggi sangat sedikitnya kota-kota kecil yang memadai dan memiliki infrastruktur yang sama untuk menjadi lokasi alternatif bagi perusahaan Lokasi ibukota di kota terbesar Logika politis dari kediktatoran yang tidak stabil Untuk menghindari pergolakan sosial, dalam pemerintahan dengan kediktatoran yang tidak stabil, harus disediakan “makanan dan hiburan” yang kemudian semakin mendorong migrasi ke kota tersebut.
Sektor Informal di Perkotaan • Sektor informal muncul di perkotaan sebagai akibat tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor formal • Dengan semakin lajunya pertumbuhan penduduk dan semakin terbatasnya daya serap sektor formal, maka perlu penanganan serius terhadap peranan sektor informal.
Peraga 9 Pentingnya Lapangan Kerja Informal di Berbagai Kota
Beberapa Karakteristik Sektor Informal • • • • • • • • •
Kegiatan produksi barang dan jasa bervariasi Berskala kecil Unit produksinya dimiliki perorangan/keluarga Padat karya Teknologi sederhana Pekerja tidak mempunyai keterampilan khusus Kurang modal Tidak ada jaminan keselamatan dan kesejahteraan Motivasi pererja hanya untuk mempertahankan hidup bukan untuk menumpu kekayaan • Sebagian besar tinggal di pemukiman sederhana dan kumuh
7 KEUNGGULAN SEKTOR INFORMAL • Mampu menciptakan surplus • Menyerap sebagian kecil modal dari jumlah modal sektor formal • Mampu memberikan latihan kerja dengan biaya yang sangat rendah • Mampu memciptakan permintaan tenaga kerja semi terlatih • Lebih mudah dan lebih banyak menerapkan TTG dan sumber daya lokal • Sangat efisien dalam daur ulang limbah atau sampah • Sangat efisien dalam distribusi hasil pembangunan kepada penduduk miskin.
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK SEKTOR INFORMAL • Perlu dukungan pelatihan dibidang yang sangat bermanfaat bagi perekonomian perkotaan • Membina sektor informal agar mampu menyajikan aneka barang dan jasa • Pemberian kredit lunak bagi unit-unit usaha kecil sehingga mampu berkembang dan untung banyak serta mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak lagi • Perbaikan atas kondisi pemukiman
KAUM WANITA DALAM SEKTOR INFORMAL • Membahas sektor informal tidak terlepas dari keikutsertaan kaum wanita • Perkerjaan formal masih didominasi oleh pria, konsekuensinya wanita lebih banyak terlibat di sektor informal • Untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro yang dikelola wanita, maka pemerintah harus : • Mengendurkan aturan yang membatasi hak kepemilikan wanita • Mengendurkan aturan yang membatasi wanita melakukan transaksi ekonomi • Mengurangi kendala wanita untuk mengikuti program pendidikan dan latihan • Mengintensifkan program kesehatan anak dan keluarga
PENGANGGURAN DI PERKOTAAN • Konsekuensi atas melonjaknya arus migrasi desakota adalah meledaknya jumlah pencari kerja di perkotaan baik di sektor formal maupun sektor informal • Disisi lain lapangan kerja yang ada di perkotaan tidak mampu sepenuhnya menampung pencari kerja yang ada • Akibatnya angka pengangguran dan semi pengangguran di daerah perkotaan • Tingginya angka pengangguran di beberapa kota di dunia tersaji dalam peraga berikut
Tabel 10. Tingkat Pengangguran Terbuka Wilayah Urban di 20 Negara Berkembang
• Dari tabel tersebut terlihat bahwa 15 negara memiliki pengangguran di atas 9 persen dan 13 negara memiliki pengangguran diatas 10 persen. • Data tersebut hanya membahas mengenai pengangguran terbuka. Jika dilakukan juga memasukkan informasi dengan melibatkan penggangguran terselubung, maka akan semakin terlihat bahwa pengangguran merupakan permasalahan yang serius terjadi di wilayah perkotaan
Migrasi dan Dampaknya Terhadap Pembangunan (1) • Tingkat migrasi jauh melampaui penciptaan lapangan kerja di perkotaan • Melampaui daya serap sektor-sektor industri perkotaan dan jasa-jasa pelayanan sosial • Terjadi fenomena surplus tenaga kerja dan bertumbuhnya tingkat pengangguran di kota-kota besar. • Migrasi memperburuk structural imbalance desa-kota dalam 2 hal: 1. Migrasi internal berlebihan akan menyebabkan suplai tenaga kerja yang berlebih di perkotaan. (supply side) 2. Pencipataan lapangan pekerjaan lebih sulit dan mahal (demand side) •. Migrasi yang jauh melampaui kesempatan kerja merupakan salah satu penyebab utama keterbelakangan di negara-negara berkembang
Migrasi dan Dampaknya Terhadap Pembangunan (2) •. Memperburuk tingkat pengangguran diperkotaan (pengangguran terbuka maupun terselubung/setengah penganggur) •. Alokasi sektoral sumber daya manusia yang timpang •. Menimbulkan implikasi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan upaya-upaya pembanguna secara keseluruhan yang termanifestasikan melalui memburuknya distribusi pendapatan atau hasil-hasil pembangunan
Peraga 11. Komponen-komponen Migrasi
TEORI MIGRASI (1) 1. Teori Lewis
Teori pembangunan ekonomi 2 sektor: sektor modern/perkotaan/industri dan sektor tradisional/perdesaan/pertanian Kritik terhadap teori Lewis: 1. apakah tingkat perpindahan t. kerja dan penyerapan tenaga kerja proporsional dengan tingkat akumulasi modal di perkotaan? 2. apa betul terjadi surplus tenaga kerja di perdesaan? 3. apa betul upah riil di perkotaan selalu konstan sampai surplus tenaga kerja habis?
TEORI MIGRASI (2)
2. Teori Migrasi Todaro:
– Migrasi terjadi karena pertimbangan ekonomis – Migrasi terjadi karena terjadi perbedaan upah riil “yang diharapkan” antara perdesaan dan perkotaan – Peluang memperoleh pekerjaan di perkotaan berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan – Tingkat migrasi lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja sehingga muncul pengangguran
Deskripsi Verbal tentang Model Todaro 1. 2.
3. 4.
Bertolak dari asumsi bahwa migrasi desa-kota merupakan fenomena ekonomi Mendasarkan diri pada pemikiran bahwa arus migrasi berlangsung sebagai respon terhadap perbedaan pendapatan kota-desa (expected income). Migran akan membandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia di desa dan kota. Angkatan kerja senantiasa membandingkan penghasilan yang diharapkan (selisih penghasilan dan biaya migrasi) dengan tingkat penghasilan yang bisa diperoleh di desa.
Peraga 12. Kerangka Skematis untuk Menganalisis Keputusan Bermigrasi
Peraga 7.9. Model Migrasi Harris-Todaro
Penyajian Diagramatis Model Todaro 1. 2.
Di asumsikan hanya terdapat 2 sektor yakni pertanian dan industri. Peluang / probabilitas migran untuk mendapatkan pekerjaan merupakan rasio antara penyerapan tenaga kerja di sektor industri manufaktur (LM ) dan total angkatan kerja desa (LUS ) yang dapat dihitung dengan rumus :
WA = LM / LUS (WM )
4 Pemikiran Dasar Model Todaro 1. Migrasi desa-kota dikaitkan langsung dengan pertimbangan ekonomi yang realistis, keuntungan /mamfaat dari biaya biaya itu sendiri. 2. Keputusan untuk migrasi tergantung pada selisih antara tingkat pendapatan yang diharapkan dikota dan tingkat pendapatan aktual di desa. 3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di kota berkaitan langsung dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan. 4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja.
5 Kelebihan Implikasi Kebijakan Migrasi Todaro Ada 5 implikasi kebijakan migrasi Todaro yang perlu dikembangkan oleh negara berkembang yaitu : 1. Ketimpangan kesempatan kerja dikurangi
antara kota dan desa harus
2. Pemecahan masalah pengangguran tidak cukup hanya dengan menciptakan lapangan kerja di kota. 3. Pengembangan pendidikan yang berlebihan mengakibatkan migrasi dan pengangguran.
dapat
4. Pemberian subsidi upah dan penentuan harga faktor produksi tradisional (tenaga kerja) justru menurunkan produktivitas. 5. Program pembangunan desa secara terpadu harus dipacu.
Kelemahan Model Migrasi Todaro • kurang realistis, khususnya bagi negara-negara berkembang karena di negara berkembang umumnya menghadapi masalah pengangguran yang serius dan kronis sangat berbeda dengan negara- negara maju. Contoh : Pengangguran di negara berkembang sulit mendapatkan pekerjaan dibanding pengangguran di negara-negara maju karena tingkat keahlian yang berbeda.
Strategi Penanggulangan Masalah Migrasi Desa-kota • Ada 7 (tujuh) Strategi yang digunakan dan merupakan “Konsensus“ para ekonom untuk menanggulangi masalah migrasi dan kesempatan kerja secara menyeluruh antara lain 1. Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa dan kota 2. Perluasan industri kecil padat karya 3. Penghapusan distorsi harga dari faktor produksi 4. Pemilihan teknologi padat karya yang tepat 5. Pengubahan keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan kerja 6. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk 7. Desentralisasi kewenangan dari kota dan daerah sekitarnya
Studi Kasus India dan Botswana Apa yang mendorong migrasi ? Sebelum diperkenalkan model migrasi todaro, pada umumnya migrasi telah dipandang secara luas sebagai hal yang irasional atau didorong oleh motivasi non ekonomi (Bright city light), memurut pendekatan ini diasumsikan bahwa jika seorang migran merasa tidak nyaman ini mungkin karena ia melihat adanya manfaat lain yang membuatnya lebih baik Namun, migrasi Todaro menyatakan bahwa migrasi yang diamati adalah rasional secara individu namum respon para migran terhadap pendapatan sangatlah berbeda dari yang mereka harapkan,Pendapatan di sektor moderen dikota lebih tinggi daripada pendapatan di desa yang juga mungkin lebih tinggi dari pendapatan sektor tradisional di kota.
INDIA
Menurut hasil survey dari BISWAJIT BENERJEE bahwa faktor pendorong terjadinya migrasi di India adalah : a) Anggapan sejumlah besar pekerja di sektor informal yang bermigrasi ke kota lebih tertarik oleh sektor informalnya daripada sektor formalnya b) Para pekerja yang ke kota memegang kuat nilainilai budaya tempat asal mereka, keuntungan dari hasil pekerjaan mereka, mereka bawa kembali dan berikan kepada keluarganya di desa c) Dengan migrasi dianggap sebagai sebuah strategi untuk mengurangi resiko bahwa keluarga tersebut tidak memiliki penghasilan sama sekali.
BOTSWANA Robert E.B Lucas hanya menyoroti masalah Perilaku migrasi di Botswana dengan metode ekonomi dan statistik, Model Ekonometrikanya dibagi dalam 4 kelompok persamaan yaitu Pekerjaan, penghasilan,migrasi internal, dan migrasi ke Afrika Selatan.
Menurutnya hasil penelitiannya ditemukan bahwa : a) Pada umumnya para migran lebih memilih 5 kota besar yang berdekatan dengan Afrika Selatan b) Tingkat penghasilan di kota besar tersebut lebih tinggi dari tingkat pendapatan di desa … 68 % c) Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diharapkan maka semakin tinggi estimasi probabilitas mendapatkan pekerjaan beralih ke pusat perkotaan, semakin besar kesempatan seseorang untuk bermigrasi
Terima Kasih