Materi Prof Daryono Munas Apdfi Makassar 25143y

Munas Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia Makassar, 3 Februari 2016

Implementasi KKNI dalam Pendidikan Farmasi Daryono Hadi Tjahjono Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI)

ASEAN Economic Community (AEC)

MRA: Thailand Myanmar Laos PDR Cambodia Vietnam Malaysia Singapore Indonesia Philippines Brunei

o Products o Human Resources

Overview of ASEAN Economic Community

AEC

Characteristic

Objective To create a stable, prosperous and highly competitive ASEAN economic region

Single Market and Production Base

Free flow of goods, services, investment, and skilled labor Freer flow of capital

Human Resource (Source: Menko Perekonomian) Demographic Bonus

100 Year of Independence

Decreasing Dependency Ratio from 2010-2040: can become demographic deviden for economic development, provided that good human resource development is in place.

Arah Pengembangan Tenaga Kesehatan (2005-2024) RPJMN I 2005-2009

RPJMN II 2010-2014

RPJMN III 2015-2019

RPJMN IV 2020-2024

VISI

Upaya Kuratif

MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

Pendukung/penunjang

Arah pengembangan tenaga kesehatan sejalan dengan arah pengembangan upaya kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak ke arah tenaga preventif, promotif sesuai kebutuhan Sumber: KaBadan PPSDM

Peran Pendidikan Tinggi

Development based on knowledge & culture

Research & Development Interaction with Industry & Society Application of Science & Technology

Higher Education

Development of Human Capital Teaching & Learning

Publication

Dissemination of Knowledge & Culture Sumber: Dikti

Pharmacy Education in Asia Pacific, Europe and US Country Australia

1

2

3

4

5

6

1

2

3

1

2

3

1

2

3

4

B.Pharm B.Sc.

China

5

Nationl registration MPh

B.Pharm

3 yr experience + Licensure Exam

Licensing

B.Pharm

B.Pharm

India

National registration

3 yr experience + Licensure Exam

B.Pharm-Cli

Hongkong

Note

6

Licensing (from 2012-13)

Diploma Pharm B.Pharm Pharm.D

Indonesia Japan Korea

B.Pharm

Scientist or pharm Industry

B.Sc.

Pharm.D

CBT & OSCE after finishing 4 yr

Pre

1400 hrsLicensure Exam

Pharm.D.

B.Pharm

Malaysia

Licensing Exam

B.Pharm

Scientist or pharm Industry Pre-Univ: 1-2 yr

Pharmacy Education in Asia Pacific, Europe and US Country

1

2

3

4

5

6

1

2

3

1

2

3

1

2

3

4

5

6

1 Year pre-Reg registration

New Zealand Philippines

960 hrs

BS PharmLicensure Exam

960 hrs

BS PharmLicensure Exam

960 hrs

Singapore Taiwan

Notes

Pharm.DLicensure Exam Competence Exam

B.Sc. B.Pharm

Incl. 640 hrs intership

B.Pharm

Incl. 640 hrs intership

Pharm.D

Incl. 1440 hrs APPE clerkship

Thailand Vietnam

Pharm.D

2 tracks: pharm industry + clinical

USA Netherlands

Pre

B.Pharm

B.Sc.

Pharm.D MS

Licensure Exam Internship+Licensure Exam  1 yr IntershipLicensure Exam

Perubahan Lama Pendidikan Farmasi di Indonesia 1979 -

19935) -

19673) - 19734) - 4,5 Drs+ 4 S.Si.+

19531) 1947 -

19602) -

1+1+2 5 Drs + [Ap] + 2 1 Apt 3SM+2,5S [r] Drs + 0,5-2 Apt

5 Drs+ 5,5 Drs+ 1 Apt 1 Apt

1 Apt

2006 -

STF & FKK

Sept 1953  1 Propadeus + 1 Candidaat + 2 Apoteker + 2 Drs (4+2) [Kem PP&K, UGM, Fipia UI] Juni 1960  1 Persiapan + 2 SM + 2 S + 1 Apt (5+1) [ITB, UGM, Unpad, IAI, Kemkes] 3)Mulai menerapkan sistem semester; Ujian Apt bisa di semester 9 4)Mulai menerapkan sistem SKS, baik di tingkat sarjana maupun Apt. 5)Pendidikan sarjana 8 semester (144 SKS) 1)1

2)22

1 Apt

Perpres No. 8/2012 tentang KKNI S3

SPESIALIS

S2

9

8 PROFESI

7 S1

DIV

6 DIII

5

DII DI

SMU PROGRAM AKADEMIK

SMK

4 3 2 1

S3

S3T

S2

S2T

SPESIALIS

9 PROFESI

S1

AHLI

AHLI

TEKNISI/ ANALIS

TEKNISI/ ANALIS

OPERATOR

OPERATOR

8

7

S1T/DIV

6

DIII DII DI

5

4 3

SMU

SMK

2

1

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia UU No.12/2012 pasal 29 : (1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, non-formal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. (2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi (3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri

Jenis dan Jenjang Pendidikan Farmasi

Naskah Akademik: www.aptfi.or.id

Kerangka Kurikulum Pendidikan Sarjana Farmasi No. 1. 2.

Muatan Kurikulum Muatan wajib pendidikan sarjana Muatan kurikulum inti o Prinsip metode ilmiah & ilmu dasar o Ilmu dasar biomedik o Ilmu kefarmasian dan industri farmasi

3.

o Ilmu farmasi klinik/sosial/komunikasi/ istrasi Muatan kurikulum lokal:

Bobot (%) 8,33 70,84

12 102

20,83

30

SKS

±10% ±20% ±20% ±20%

(muatan pendukung dan/atau muatan lain-lain)

Total (minimum) Catatan: o Diberikan kebebasan kepada Fakultas/Jurusan untuk mendirikan Prodi yang terkait Sain & Teknologi Farmasi, atau Farmasi Klinik, atau Campuran/General

144 NA HPEC, 2013

Kerangka Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker No.

Muatan Kurikulum

1.

Muatan kurikulum inti: o Farmasi klinik o Farmasi komunitas o Farmasi industri o istrasi/regulasi Muatan kurikulum lokal: (muatan pendukung dan/atau muatan lainlain) Total (minimum)

2.

Catatan: o Prosentase perkuliahan (30-40%), praktek (PKPA: 70-60%)

Bobot (%) 66,67

SKS

24

±20% ±15% ±15% ±15% 33,33

12 36

NA HPEC, 2013

Skema Perancangan Kurikulum Perpres No. 8/2012 tentang KKNI • KOMPETENSI (Learning Outcome)

FIP

Permenristekdikti No. 44/2015-SNPT

KURIKULUM • • • •

Sarjana Apoteker Magister Doktoral

Assessment of Learning Outcomes (Temporary surrogate measures) Pharmaceutical Science and Technology

The Needs-based Education Development Cycle

Jenis dan Jenjang Pendidikan Farmasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

D3-Analisis Farmasi D3-Industri Farmasi D3-Farmasi Komunitas D3-Ilmu Kefarmasian S1-Farmasi S1-Farmasi Klinik Profesi Apoteker S2-Ilmu Farmasi S2-Farmasi Industri

10. S2-Farmasi Klinik 11. S2-Herbal Medik 12. S3-Ilmu Farmasi

Terima Kasih

Thank You