MAKALAH KEPEMIMPINAN *KEPEMIMPINAN OPERASIONAL*
Dosen Pengampu: Drs. ALI NURMAN, M.Si
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 1. DWI JESISCCA SILALAHI (3183131027) 2. AYU NOVIANA SIMATUPANG (3183331010) 3. SITI NURHALIMAH (3183131034) 4. SUCI VIVI NADEA (3181131011)
FAKULTAS ILMU SOSIAL PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TP. 2018/2019
1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulishaturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Berkat dan Rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Isi makalah ini, kami mengangkat topik permasalahan tentang “KEPEMIMPINAN OPERASIONAL”. Semoga dengan pembahasan makalah ini dapat berguna bagi kita. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada temanteman yang telah membantu kami dengan memberikan dorongan dan saran untuk menyusun makalah ini sehingga diselesaikan dengan baik. Dan juga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila ada kekurangan atau kesalahan kata dalam penulisan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi memperbaiki makalah ini.
Medan, Oktober 2018
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 1 C. TUJUAN ...................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN OPERASIONAL ................................................ 2 CIRI DAN KOMPETENSI KEPEMIMPINAN .......................................................... 2 KEPEMIMPINAN OPERASIONAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN ...................... 3 FUNGSI KEPEMIMPINAN ....................................................................................... 5
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 7 B. SARAN ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 8
ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarakan visi,misi ke dalam kegiatan operasional pada organisasi yang di pimpinnya. Untuk mendukung hal tersebut seorang pimpinan memerlukan pengalaman dan pengetahuan untuk menjabarkan visi dan misi yang bersifat operasional dan praktis untuk layak dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin operasional harus mampu melakukan komunikasi dua arah secara stetegis emosional dan taktis kepada setiap anggotanya,serta rela membantu bawahan untuk melaksanakan segala kegiatan sebagai wujud praktis dari seluruh rencana yang dirumuskan. Terhadap kepemimpina di sekolah atau lembaga atau organisasi yang membutuhkan perubahan secara reguler dalam mencapai pertumbuhan yang menyehatkan bagi lembaganya , perlu melahirkan pemimpin yang memiliki kompetensi utuh dalam melahirkan hasil kerja optimal lembaga sekaligus mampu juga memberikan inspirasi bagi lahirnya pemimpin baru di lembaga yang di pimpinnya. Model pemimpin ideal , yang mampu mewujudkan apa yang menjadi visi lembaganya. Gambaran model pemimpin seperti itu ,adalah model kepemimpina yang menitik beratkan pada bagian operasional dan bukan hanya kepemimpinan yang terkutat pada persoalan istratif. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahpada makalah ini adalah bagaimana kepemimpinan operasionaldalam pendidikan. C. TUJUAN MASALAH Adapun tujuan pada makalah ini adalah untuk bagaimana kepemimpinan operasional dalam pendidikan.
1
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN OPERASIONAL Kepemimpinan opersional merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk menyelenggarakan atau mengoperasikan suatu lembaga agar mencapai visi, misi dan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan operasional itu bersifat pengawalan atas kebijakan yang diambil pimpinan dan organisasi. Pengawalan tersebut bersifat control sehingga pemimpin akan terus menerus berada dalam organisasi yang dipimpin demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Yang dimana dalam kepemimpinan operasional ini seorang pemimpin dituntut untuk mampu berkomunikasi secara strategis emosional dan taktis kepada para anggotanya. Kepemimpinan opersional akan menciptakan dan membimbing anggota – anggota kreatif yang akan dibentuk memjadi pemimpin – pemimpin baru yang lebih cemerlang dikemudian hari. Kepemimpinan operasional itu berbeda dengan kepemimpinan istratif. Perbedaannya terdapat pada pola komunikasi antara pemimpin dan anggota –anggotanya. Pemimpin yang menerapkan kepemimpinan istrative akan mememiliki pola komunikasi yang kaku antara pemimpin dan anggota –anggotanya sehingga akibat yang terjadi jika seorang pemimpin menerapkan kepemimpinan istrative yaitu merugikan lembaga atau organisasi tersebut. Sedangkan pemimpin yang menerapkan kepemimpinan operasional akan memiliki pola komunikasi yang baik dengan anggota – anggotanya sehingga tujuan dari organisasi tersebut akan mudah tercapai dan anggota – anggotanya akan mendapatkan bimbingan menjadi seorang pemimpin yang cemerlang dimasa depan. B. CIRI & KOMPETENSI KEPEMIMPINAN OPERASIONAL Istilah kepemimpinan operasional ini sebagai bentuk kepemimpinan yang berfungsi sebagai pengawalan atas kebijakan yang di ambil pemimpin dan lembaga. Pengawalan akan bersifat konrol dan sekaligus sebagai pendamping atau patner dengan semua anggota atau bawahan. Sehingga fungsi pemimpin akan terus menerus berada dalam atmosfir atau berada dalam komunitas yang dipimpinya. Ia secara aktif dan proaktif dalam mengembangkan visi yang dimilikinya tidak saja dalam tataran istrstif tetapi secara langsung ada di lapangan perjuangan. Secara praktis kepemimpinan operasioonal berbeda dengan kepemimpinan istratif. Perbedaannya berada pada pola komunikasinya. Perbedaanya berada pada pola komunikasinya dengan anggota dan bawahannya dalam organisasi atau lembaga.Model kepemimpinan istratif akan cenderung kaku pada proses komunikasi pemimpin dan bawahannya. Hal ini berbeda dengan kepemimpinan operasional , dimana pola komunikasi pemimpin dengan bawahannya berlangsung dengan baik , dimana pemimpin menganggap bawahan sebagai rekan kerja atau kolega.
2
Kepemimpinan stratif ,sebagai model kepemimpinan yang pemimpinnya menitikberatkan kepada ketuntasan istratif. Baik dalam pembuatan target , implementasi strategi pencapaian targetnya, pemimpin hanya akan berkytat kepada duta serta fakta istrasi di belakang meja ruang kerja sang pemimpin.Kepemimpinan operasional akan menutur seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi secara emosional ,startegis, dan taktis. Pola komunikasi ini akan dirasakn oleh komunitas sebagai kehangatan yang sekaligus mencerdaskan komunitas yang ada. Pola komunikasi pemimpin operasional akan melahirkan pemimpin pemimpin yang baru yang akan lebih cemerlang di kemudian hari. Karena kepemimpina operasional selalu akan memberikan inspirasi bagi anggota komunitas yang memiliki potensi kepemimpinan. Misalnya untuk mengukur efektivitas kepemimpinan operasional pada tingkat prodi pada suatu perguruan tinggi,tercermin dari efektivitas pimpinan prodi dalam mengarahkan dan mempengaruhi semua unsur dalam prodi dalam penyusunan map, penyusunan kurikulum, perencanaan , pelaksaaan , dan pengawasan pendidikan , penelitian dan pengabdian pada masyarakat , dan istrasi prodi. Kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencaaan kegiatan instansi atau lembaga dan memipin keberhasilan implementasi pelaksaan kegiatan tersebut , yang diindikasikan sebagai : 1. Membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik,taat pada nilai nilai ,norma, moralitas dan bertanggungjawab memimpin lembaganya /intensitasnya. 2. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan 3. Melakukan koloborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas tugas organisasi ke arah efektivitas dan efesiensi pelaksaan kegiatan orientasi 4. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksaan kegiatan yang lebih efektif dan efisiensi 5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam implementasii. C. KEPEMIMPINAN OPERASIONAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN Misalnya dilingkungan unit fakultas suatu perguruan tinggi , pimpinan fakultas (Dekan) dapat mengarahkan dan memperbaharui perilaku semua unsur dalam lingkungan fakultas , mengikuti nilai , norma. Etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat. Pimpinan fakultas daoat merumuskan tata pamong yang bersifat impikatif di setiap unit kerja. Tata pamong adalah suatu sistem yang dapta menjadikan kepemimpinan , sistem pengelolaan dan penjaminan mutu berjalan secara efektif di dalam universitas/fakultas yang mengelola program studi. Hal hal yang menjadi tata pamong termasuk bagaiman kebijakan dan strategi 3
disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terplilihnya pemimpin dan pengelola yang kredibel dan sistem penyelenggaran program studi kredibel , transparan, akuntabel, bertanggungjawab dan menerapkan prinsip prinsip keadilan. Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam program studi,mengikuti nilai ,norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersam ,serta mampu mebuat keputusan yang tepat dan cepat. Kepemimpinan dapat memprediksi masa depan, merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistis, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelktual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi , serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran dan tugas kepada seluruh unsur. Pola kepemimpinan menerapkan: 1. Prinsip partisipasi-demokratik dalam semangat kebersamaan 2. Pendekatan sistem , pimpinan menjaga kekompakan antar sub sistem dan hambatan di telusuri kemudian dipecahkan secara transparan 3. Prinsip pemberdayaan melalui manjemen steering dmana pimpinan memberikan kebebasan berinovasi dan berkreasi pada bawahan , kemudian mengarahkannya. 4. Memperhatikan: kebijakan diarahkan kepada multyple effect bagi keseluruhan program , mekanisme evaluasi dan kontrol berorientasi . Mekanisme sistem pengelolaan antara lain : a. Hal yang bersifat instruktif. Hal hal yang bersifat instruktif sentralistik di putuskan oleh dekan yang kemudian didelegasikan ke bawah b. Hal hal yang bersifar koordinatif . keputusan di ambil melalui rapat rapat c. Hal hal yang bersifat otonomis. Keputusan di srerahkan kepada subsistem yang diberikan hak untuk memutuskan. d. Hal hal yang bersifat konsultatif. Keputusan di ambil setelah adanya kesepakatan. Dalam penjamina mutu pemeblajaran dilakukan melalui kontrol presensi perkuliahan yang dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah melalui jurnal perkuliahan dan absensi kehadiran dosen. Sementara untuk menjamin mutu lulusan fakultas atau prodi tersebut dilakukan kontrol dengan mengajukan pertnayaan secara informal kepada alumni yang meminta legalisir ijazah yahng tekait dengn proses belajar dan mengajar yang pernah dilkakukan sebelumnya.
4
D. FUNGSI KEPEMIMPINAN OPERASIONAL Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu: 1) Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. 2) Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusankeputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. 3) Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orangorang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. 4) Fungsi Delegasi Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
5
Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masingmasing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.
6
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemmpuan menjabarkan visi, misi, ke dalam kegiatan operasional pada orgaisasi yang di pimpinnya. Pemimpin operasional harus mmapu melakukan konikasi dua arah secara strategis , emosional dan taktis. Kepemimpina operasional ini bersifat pengawalan atau kebijakna yag di ambil pemimpin atau organisasi. Pola komunikasi kepemimpijna operasional yaitu sikap dengan bawahanya berlangsung dengan baik , diman pemimpin menganggap bawahanya sebagua rekan kerja atau kolega. Kepemimpinan opersional merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk menyelenggarakan atau mengoperasikan suatu lembaga agar mencapai visi, misi dan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh organisasi.Kepemimpinan operasional dalam lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan istratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan.Pemimpin diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Fungsi kepemimpinan yaitu Fungsi Instruksi, Fungsi Konsultasi, Fungsi Partisipasi, Fungsi Delegasi, Fungsi Pengendalian.
B. SARAN Alangkah lebih baik nya lebih di perbanyak dan di perjeleas penjelasan dari kepemimpinan operasional ini. Karena pembaca akan lebih mudah tertarik dan mengerti materi apa tau ringkasan dari kepemimpinan operasional ini. Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka kami sebagai penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut : a) Hendaknya para pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik. b) Dalam membuat suatu rencana atau hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. c) Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin. d) Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi. 7
DAFTAR PUSTAKA
Robbin Steven P. 2008. Perilaku Organisasi. (ed.terj). PT Indeks: Jakarta Gibson. 1996. Organisai (ed.terj). penerbit Erlangga: Jakarta
8