GAYA KEPEMIMPIINAN OTORITER
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK : 1 (Tingkat 2A) 1.
Ade Amalia Windiastari
2.
Aris Prasetyo
3.
Mangesti Tri Handayani
4.
Ana Aunul Atqia
5.
Tri Fatmawati
6.
Dwi Rizqi A.R
7.
Septi Nurisqi Hidayanti
8.
Siska Sri Mulyani
9.
Anggit Dwi Prasetiyo
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI (STIKES BHAMADA SLAWI) Jln.Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi – Kab. Tegal 52416 Telp. (0283) 6197570, 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage. http://stikesbhamada.ac.id email:
[email protected] 2016
1 11
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan 1 yang berjudul “MEMAHAMI PRINSIP KEPEMMPINAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN” dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Tuhan Yang Maha Esa
2.
Bapak Wisnu Widyantoro, S.Kep,. M.Kep
3.
Pihak lain yang telah mendukung sehingga terselesaikannya makalah ini
Bagaimanapun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat.
Slawi, September 2016
Penulis
2 22
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR …...........……………………………………….. ………………….................………......…
i
DAFTAR ISI ………………............ …………………………………………………………........... ii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...............….. 1 1.1 Latar Belakang Penulisan…......……………………………………................….. 1 1.2 Rumusan Masalah
…………….......…...........……………………………….... 2
1.3 Tujuan Penulisan
............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian
................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
........…...............…………...........……………………….... . 3
2.1 Pengertian Kepemimpinan ...........................................…………………..….... 3 2.2 Jenis Kepemimpinan ..............................................................................……….. 4 2.3 Ciri Seorang Pemimpin ..........................................................................………......5 2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Pemimpin ..................................................................6 BAB III HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................7 3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter ..................................................................................7 BAB III SIMPULAN DAN SARAN ……….............……………………………………..… . 10 4.1 Simpulan ……………………………………...………………………........................ ……...... 1O 4.2 Saran …............……..……………………………......................………….… 1O DAFTAR PUSTAKA ……………………..……………...........................…………….…… 1
3 33
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
1.3 Tujuan penulisan 1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep kepemimpinan secara umum. 2. Mahasiswa mampu menegrti dan memahami konsep leadership/kepemimpinan dalam proses manajemen keperawatan. 3. Mahasiswa mampu menganalisa gaya kepemimpinan yang biak dalam proses manajemen keperawatan. 4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan 4 atau menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dalam proses 44 manajemen keperawatan.
BAB II KONSEP TEORI 2.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Otoriter Para pemimpin otoriter melakukan pengambilan keputusan sendiri tanpa berkonsultasi dengan para karyawannya. Mereka menghasilkan keputusan, mengomunikasikannya kepada bawahan dan mengharapkan implementasi atas instruksi mereka dengan segera. (Boone & Kurtz, 2007) Ciri-ciri / indikator kepemimpinan otoriter menurut Sutikno (2007, p. 21): 1. Segala keputusan sendiri diambil oleh pemimpin. 2. Tugas-tugas bawahan diperinci oleh pemimpin. 3. Dalam bersikap kepada bawahan, pemimpin melibatkan perasaan pribadinya, 5 sehingga lebih bersifat subjektif. 55
4. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi atau mengajukan pendapat, tetapi itu hanya sebagai lips service saja 5. Mengawasi pekerjaan bawahan dengan ketat. 2.2 Gaya Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orangorang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku. Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter.
2.2 TIPE dan GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER Tipe Kepemimpinan Dapat diartikan sebagai berikut atau pola atau jenis kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya. Sedangkan gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahan. Sehubungan dengan itu Eungene, Emerson jennings dan Robert T Golembiewski mengemukakan 6 tipe kepemimpinan yang terdiri dari : A. TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER Tipe kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpim (sentralistik) sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatanya dalam usaha mencapai tujuan 6 66 organisasi. Pemimpin ini tidak mengikutsertakan dan tidak memperbolehkan bawahan
berpatisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan tidak mentoleransi adanya penyimpangan. Pemimpin otoriteiter merasa memperoleh dan memiliki hak-hak istimewa dan harus diistimewakan oleh bawahannya. Dengan kata lain anggota organisasi /bawahan tidak memiliki hak sesuatu apapun, dan hanya memiliki kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan keputusan dan perintah. Tugas dan tanggung jawab itu harus dilaksanakan tanpa boleh membantah. Apabila pelaksananya berbeda dari yang diputuskan atau diperintahkan, meskipun hasilnya lebih baik akan diartikan oleh pemimpin sebagai penyimpangan atau kesalahan yang harus dijatuhkan hukuman atau sanksi. Pemimpin otoriter berpendapat keberhasilan dapat dicapai dari rasa takut bawahaan pada nasibnya yang akan memperoleh sanksi atau hukuman berat dan merugikan apapila berbuat kesalahan atau kekeliruan atau penyimpangan dari keputusan pimpinan. Kondisi itu akan menimbulkan kepatuhan yang tinggi karena rasa takut atau kepatuhan yang bersifat palsu atau berpura-pura pada pimpinan. Kepemimpinan otoriter organisasinya tidak dinyatakan milik bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Bawahan sebagai manusia hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan pemimpin. Oleh karena itu, sering terjadi perlakuan yang tidak manusiawi terhadap para anggota organisasi atau bawahan. Anggota organisasi atau bawahan disebutnya buruh atau karyawan yang berada dilingkungannya karena diupah sebagai pembayar pelaksanaan pekerjaan yang harus dilaksanakannya secara patuh tanpa membantah. Kondisi seperti ini cendderung dominan dilingkungan organisasi yang disebut perusahaan atau industri. Di lingkungan tersebut masih banyak pemimpin otoriter yang memandang anggota organisasi/bawahannya sekedar alat atau sarana produksi seperti benda yang disebut mesin. Diantara perlakuan yang tidak manusiawi itu adalah pembayaran upah yang sangat rendah, pemotongan upah hanya karena kesalahan kecil, jam kerja yang melampaui batas ketentuan yang berlaku. Gaya kepemimpinan tidak berorientasi pada anggota organisasi sejalan dengan teori X yang beranggapan bahwa manusia (anggota organisasi) memiliki sifat malas, penakut dan tidak bertanggung jawab.
Tipe kepemimpinan otoriter yang dilaksanakan dari titik ekstrim tertinggi dari pergeserannya ke arah kepemimpinan demokratis, terdiri dari : 1.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Otokrat •Berorientasi pada pelaksanaan tugas sebagai perilaku yang terpenting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif. •Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru atau salah atau menyimpang dari instruksi pimpinan. •Pemimpin bertolak dari prinsip bahwa “manusia lebih suka diarahkan tanpa memikul tanggung jawab, daripada diberi kebebasan merencanakan dan melaksanakan sesuatu yang harus memikulkan tanggung jawab”. 7 77
•Tidak ada kesempatan bagi anggota organisasi untuk menyampaikan inisiatif, kreativitas, saran, pendapat dan kritik karena fungsi nya adalah melaksanakan tugas bukan berfikir untuk menciptakan dan mengembangkan tugas/organisasi. •Tidak berorientasi pada hubungan manusiawi dengan anggota organisasi, yang dinilai sebagai kondisi yang membuat anggota organisasi menjadi lalai. •Tidak percaya pada anggota organisasi atau orang lain 2.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Diktatoris •Berperilaku sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat diganti karena merasa bahwa dirinya diciptakan untuk berkuasa. •Setiap kehendak atau kemauan pemimpin diktatoris harus terlaksana, meskipun harus dilaksanakan dengan menghalalkan segala cara. •Orientasi gaya kepemimpinannya hanya pada hasil, tidak peduli bagaimana cara mencapainya. Meskipun harus mengorbankan orang lain, khususnya anggota organisasi. •Bersembunyi dibalik slogan-slogan sebagai pelindung, penyelamat, pembeal, pahlawan, pemimpin yang akan mewujudkan cita-cita bagi anggota organisasinya. •Ucapan diberlakukan sebagai peraturan atau undang-undang yang tidak boleh dibantah. •Senjata utama dalam menjalankan kepemimpinannya adalah ancaman hukuman yang berat bagi yang menentang atau berkhianat. •Diantara anggota organisasi terjadi saling curiga mencurigai, karena yang satu berprasangka pada yang lain sebagai antek-antek pemimpin yang diktator. •Anggota organisasi tidak boleh mengomentari ucapan, perkataan, keputusan, kebijakan karena dianggap sebagai pembangkangan atau penghianatan. 3.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Otokratik Lunak (Benevolent Autocratic) •Pemimpin berorientasi pada hasil, dengan dimanipulasi berorientasi pada anggota organisasi dalam kadar yang rendah antara lain dengan memberikan motivasi agar melakukan keputusan atau perintah atasan. •Kepemimpinan dalam menuntut ketaatan dan kepatuhan dengan membuat peraturanperaturan. •Pemimpin cenderung kurang percaya pada dirinya sendiri dan anggota organisasi terutama dalam membuat keputusan dengan selalu mencari pendukung. 8 88 yang bukan kroninya. •Menolak kreativitas, inisiatif dari anggota organisasi
•Sanksi dan hukuman tetap merupakan senjata dalam menuntut kepatuhan anggota organisasinya. 4.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Diserter (Pembelot) •Pemimpin menghindar dari tugas dan tanggung jawab mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan anggota organisasi untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. •Pemimpin tidak senang membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang tidak menguntungkannya. •Pemimpin cenderung melibatkan diri pada tugas-tugas yang ringan, mudah dan tidak banyak mengeluarkan tenaga/energi fisik atau psikis. •Pemimpin senang menyendiri dan tidak menyukai pergaulan dan cenderung tertutup pada anggota organisasinya. •Pemimpin cenderung iri hati pada orang lain terutama pada temannya yang sukses sebagai sesama pemimpin. •Pemimpin mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan. 5.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Missionary (Pelindung dan Penyelamat) •Pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dengan anggota organisasinya, sehingga sering terlihat ramah, banyak senyum, dan akrab. •Pemimpin berusaha keras untuk mencegah pertentangan/konflik, perdebatan dan permusuhan dengan orang lain. •Pemimpin dalam bekerja berusaha menghindari formalitas dan birokrasi sehingga organisasi akan terkesan memperoleh kemudahan dalam menjumpai atau mengahadap pimpinan. •Pengawasan dijadikan sarana untuk memberi kesan bahwa pimpinan meberi perhatian pada anggota otganisasi dalam melaksanakan keputusan. 6.Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Kompromi (Comprommiser) •Pemimpin dalam gaya ini untuk mempertahankan kekuasaannya tidak berorientasi pada anggota organisasi, tetapi pada atasannya yang berpengaruh dan menentukan jabatan kepemimpinannya. •Mengikutsertakan bawahan dalam mengambil keputusan, bukan untuk memberikan kesempatan menyampaikan gagasan, kreativitas dll, tetapi untuk meyakinkan bahwa rencana keputusan yang telah disiapkannya diterima dan dilaksanakan. 9 99
•Sebelum membuat keputusan dan pelaksanaan memperhitungkan untung rugi bagi dirinya.
pekerjaan,
pemimpin
selalu
•Tidak tertarik dengan pengembangan pekerjaan dan organisasi, karena akan menambah beban kerja dan tanggung jawab. •Mampu bekerjasama dengan bwahan dalam artian dimanfaatkan dan diperalat untuk melaksanakan pekerjaan yang memungkinkan pemimpin dinilai positif oleh berbagai pihak. •Memberikan dorongan dan motivasi secara selektif pada anggota organisasi dengan mengutamakan bawahan yang mengerjakan pekerjaan yang hasilnya akan dinilai sebagai prestasi pemimpin.
2.3 CIRI GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER Ciri-Ciri gaya Kepemimpinan Otoriter yaitu : 1.
Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
2.
Keputusan dan Kebijakan dibuat oleh pemimpin
3.
Komunikasi berlangsung 1 (satu) arah
4.
Pengawasan dilakukan secara ketat
5. Prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan bawahan untuk memberikan kesempatan 6.
Lebih banyak Kritik dari pada Pujian
7.
Pimpinan menuntut kesetian dan prestasi sempurna
8.
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh pimpinan
BAB III HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator : a)
Keputusan dapat diambil secara cepat
10 b) Mudah dilakukan pengawasan 101
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator: a) Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama. b) Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras bahkan pemecatan. c)
Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d) Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. e) Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. f) Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. g) Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. h) Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
11 111
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya. Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja. 4.2 Saran Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
12 121
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/rudisalamsinulingga/gaya-gayakepemimpinan_54f79ceca33311df1d8b4583 http://ulfamin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html https://aritmaxx.wordpress.com/2011/04/03/kepemimpinan-otoriter/ http://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-didunia.html. /desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html
13 131