A. Hari/tanggal
: Selasa, 30 September 2014
B. Kelompok
: kelompok 3
Anggota
:
1. Delalevia kusumaning Tyas
( P07131112050)
2. Fenthy Marlina Safitri
( P07131112061)
3. Izzudien Sobri
( P07131112072)
4. Nirma Nuraeni
( P07131112082)
5. Rismawati
( P07131112093)
6. Yasinta Nur Cahyani
( P071311120102)
C. Acara
: Analisa Bahan Tambahan Pangan (secara kualitatif) Pemanis Buatan
Sub Acara D. Tujuan
: Analisa Sakarin dan Siklamat pada Marimas : Mengetahui adanya kandungan sakarin dan siklamat pada Marimas
E. Alat dan Bahan: 1. Alat : a. Mortar 1 buah b. Tabung reaksi 2 buah c. Beker glass kecil 2 buah d. Fluotest sinar UV 254 mm 2. Bahan : a. NaOH 10% b. Brom dalam CCl4 c. Larutan Flourosense d. Produk uji 1) Teh Rio
6) Lolipop
2) Pop Ice Vanilla Blue
7) Teh Sisri
3) Marimas
8) Inaco Jelly
4) Es Krim Blue Jack &
9) Kiko
Fantasy
10) Cheetos
5) Bubble Gum
F. Prosedur Kerja 1. Sakarin
:
a) Bahan ditambah NaOH 10% (1:1), kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi, aduk rata. b) Totolkan pada kertas saring c) Keringkan dan lihat dibawah sinar UV 254 mm d) Bila berpendar menunjukkan adanya Sakarin 2. Siklamat : a) Bahan ditambahkan NaOH 10% (1:1), kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi, aduk rata. b) Totolkan pada kertas saring c) Keringkan d) Kertas saring ditetesi dengan Brom dalam CCl4 dan keringkan e) Tetesi dengan larutan Fluorosense f) Bila timbul warna merah menunjukkan adanya Siklamat G. Tinjauan teori Bahan Tambahan Pangan adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Sesuai dengan PERMENKES No. 33 Tahun 2012 penggolangan BTP adalah sebagai berikut : 1. Antibuih (Antifoamng agent) 2. Antikempal (Anticacking agent) 3. Antioksidan (Antioxidant) 4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent) 5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt) 6. Gas untuk kemasan (Packaging gas) 7. Humektan (Humectant) 8. Pelapis (Glazing agent) 9. Pemanis (Sweetener) 10. Pembawa (Carrier) 11. Pembentuk gel (Gelling agent) 12. Pembuih (Foaming agent) 13. Pengatur keasaman (Acidity regulator) 14. Pengawet (Preservative) 15. Pengembang (Raising agent)
16. Pengemulsi (Emulsifier) 17. Pengental (Thickener) 18. Pengeras (Firming agent) 19. Penguat rasa (Flavour enhancer) 20. Peningkat volume (bulking agent) 21. Penstabil (Stabilizer) 22. Peretensi warna (Colour retention agent) 23. Perisa (Flavouring) 24. Perlakuan Tepung ( Flour treatment agent) 25. Pewarna (Colour) 26. Propelan (Propellant) 27. Sekuestran (Sequestrant) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 Thun 2012 disebutkan bahwa Pemanis (sweetene) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan. a. Pemanis Alami (Natural sweetener) adalah pemanis yang dapat di temukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik maupun fermentasi. Contoh pemanis alami ini seperti Sorbitol, manitol, isomalt, glikosida steviol, maltitol, laktitol, silitol dan eritritol. b. Pemanis buatan (Artificial Sweetener) adalah pemanis yang di proses secara kimiawi dan senyawa tersebut tidak ada di alam. Contoh pemanis buatan ini seperti Asesulfam-K, aspartam, asam siklamat, kalsium siklamat, natrium siklamat, sakarin, natrium sakarin, kalium sakarin, kalsium sakarin, sukralosa, neotame. Pemanis buatan disebutkan juga sebagai senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ratusan kali lebih manis dibandingkan pemanis alami. Siklamat mempunyai tingkat kemanisan 30-80 kali gula alami, Aspartam 180 kali gula sedangkan sakarin 300 kali gula alami, sehingga pemanis buatan tersebut sering disebut sebagai biang gula. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil sehingga dapat dikatakan rendah kalori atau tidak mengandung kalori. Selain itu penggunaan pemanis buatan untuk memproduksi minuman atau makanan jauh lebih murah dibanding penggunaan
pemanis alami. Pemanis buatan yang telah dilarang karena bersifat karsinogenik / dapat menyebabkan kanker antara lain dulcin dan P-4000 (2-amino 4-nitro 1-phenol propoxybenzene). Dulcin menyebabkan tumor hati dan mengganggu produksi sel darah merah. Sedang P-4000 dapat merusak ginjal dan mengganggu fungsi tiroid.
H. Hasil Praktikum
:
1. Analisis Sakarin No Bahan / Sample
Hasil
Keterangan
1
Teh Rio
Berpendar
Mengandung sakarin
2
Pop Ice Vanilla
Tidak
Tidak mengandung
Blue
Berpendar
Sakarin
Marimas
Tidak
Tidak mengandung
Berpendar
Sakarin
Berpendar
Mengandung Sakarin
3
Eskrim Blue Jack & Fantasy 5
Bubble Gum
Berpendar
Mengandung Sakarin
6
Perpen Lollipop
Tidak
Tidak mengandung
Berpendar
Sakarin
Tidak
Tidak mengandung
Berpendar
Sakarin
7
Teh Sisri
8
Inaco Jelly
Berpendar
Mengandung Sakarin
9
Kiko
Berpendar
Mengandung Sakarin
10
Cheetos
Tidak
Tidak mengandung
Berpendar
Sakarin
No Bahan / Sample
Hasil
Keterangan
1
Tidak
Tidak mengandung
berwarna
siklamat
2. Analisis Siklamat
Teh Rio
merah 2
Pop Ice Vanilla
tidak
tidak mengandung
Blue
berwarna
siklamat
merah
3
Marimas
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah 4
Eskrim Blue Jack
tidak
tidak mengandung
& Fantasy
berwarna
siklamat
merah 5
Bubble Gum
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah 6
Perpen Lollipop
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah 7
Teh Sisri
Berwarna
Mengandung siklamat
merah 8
Inaco Jelly
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah 9
Kiko
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah 10
Cheetos
tidak
tidak mengandung
berwarna
siklamat
merah
I. Pembahasan : Pada praktikum ini, kelompok kami mendapatkan produk minuman marimas sebagai bahan uji. Marimas sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak produk minuman seduh yang banyak di konsumsi anak-anak. Selain karena rasa nya yang beragam, harga yang murah pun membuat produk ini sangat familiar di kalangan anak-anak. Pada kemasan produk tertulis pemanis yang digunakan dalam produk yaitu natrium siklamat dan aspartam. Pada uji sakarin, didapat hasil produk marimas negatif sakarin yang dapat di indikasikan dari tidak adanya pendar cahaya yang terbentuk (terjadi/terlihat) dibawah sinar UV. Hasil ini sudah sesuai dengan
keterangan pada kemasan produk yang memang tidak tertulis adanya kandungan sakarin dalam produk marimas ini. Selanjutnya pada uji siklamat, didapatkan hasil yang menunjukan produk marimas negatif siklamat, indikatornya adalah tidak munculnya warna merah pada kertas saring setelah ditetesi brom dalam CCl4 dan flourosense. Hasil ini tidak sesuai dengan keterangan pada kemasan produk marimas yang mencantumkan siklamat sebagai pemanis. Ketidaksesuaian hasil uji dengan keterangan dalam kemasan produk ini kemungkinan disebabkan oleh uji (tes) yang digunakan hanya berfungsi mendeteksi keberadaan satu jenis pemanis buatan secara khusus saja, sedangkan di dalam kemasan produk marimas tercantum bahwa selain siklamat juga digunakan aspartam. Penggunaan kedua pemanis sintetis secara bersamaan ini yang kemungkinan menyebabkan tidak terdeteksinya keberadaan siklamat karena tersamar dengan keberadaan aspartam. Pada pengujian siklamat ini, kami melakukan 2 kali uji, untuk memastikan bahwa hasil uji pertama kami yang menyatakan produk marimas negatif siklamat memang benar, karena ada pebedaan dengan label yang tercantum pada kemasan. Namun pada pengujian kedua pun hasilnya menunjukkan bahwa marimas negatif siklamat. Jadi dapat dikatakan, uji ini kurang efektif untuk mendeteksi keberadaan pemanis buatan yang digunakan secara bersamaan dalam 1 produk. Produk minuman serbuk marimas ini ditinjau dari keamanaannya dalam hal pemanis buatan sudah dikatakan sesuai atau aman, karena pemanis buatan(sintetis) yang digunakan pada produk ini sesuai dengan pemanis sintetis yang diperbolehkan oleh PERMENKES No. 33 Tahun 2012. Namun tidak dapat diketahui pasti secara kuantitatif apakah penggunaannya sesuai dengan standar yang diperbolehkan, karena pada uji ini hanya mengidentifikasi jenis pemanis buatannya saja. J. Kesimpulan Dari hasil uji analisa sakarin dan siklamat secara kualitatif pada produk uji marimas, tidak terdapat kandungan pemanis buatan sakarin dan siklamat (negatif sakarin dan siklamat) K. Daftar Pustaka Kemenkes, RI. 2012. Peraturan menteri kesehatan nomor 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan. [online]. Tersedia www.bpom.go.id/permenkes/btp/033/2012/pdf. [2 Oktober 2014]
Lampiran
Dokumentasi hasil praktikum
Gambar bahan uji yang telah dilarutkan NaOH
Gambar hasil akhir uji siklamat ke I
Gambar hasil akhir uji siklamat ke II
Gambar hasil uji sakarin dibawah sinar UV
Laporan Praktikum Penilaian Mutu Pangan Analisa Sakarin Dan Siklamat Secara Kualitatif Pada Produk Makanan
Disusun Oleh : 1. Delalevia kusumaning Tyas
( P07131112050)
2. Fenthy Marlina Safitri
( P07131112061)
3. Izzudien Sobri
( P07131112072)
4. Nirma Nuraeni
( P07131112082)
5. Rismawati
( P07131112093)
6. Yasinta Nur Cahyani
( P071311120102)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA Jurusan Gizi 2014