BAB I PENDAHULUAN Persaingan antar industri di indonesia semakin ketat karena perindustrian di Indonesia telah semakin berkembang dan maju, dengan di tunjangnya teknologi baru yang semakin canggih, hal ini mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan usahanya guna memenangkan persaingan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengenalan lingkungan
industri secara langsung agar dapat
memahami teori – teori yang telah didapat saat diperkuliahan guna mendukung peningkatan usaha yang dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan di atas pada Universitas Islam Bandung Program Studi Teknik Industri terdapat matakuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kuliah kerja lapangan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung merupakan salah satu mata kuliah yang wajib yang memiliki bobot 2 SKS. Mata kuliah kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk lulus program S1 di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. Dalam mata kuliah kerja lapangan ini, mahasiswa dituntut untuk melihat langsung ke dalam dunia kerja, sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dalam dunia kerja. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mata kuliah yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk mengenal beberapa perusahaan manufaktur dan menganalisis permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Kuliah Kerja Lapangan ditujukan dengan maksud meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan didasari dengan Iman dan Takwa. Bagi mahasiswa kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang baru yang tidak diperoleh didalam kampus, sehingga selesainya KKL mahasiswa akan memiliki wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi ditengah masyarakat pada saat melaksanakan pengabdian kepada Bangsa dan Negara dikemudian hari. 1.2
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan ini antara lain, sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu syarat kelulusan matakuliah Kuliah Kerja Lapangan. 2. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam dunia industri. 3. Menentukan dan menganalisis permasalahan - permasalahan yang ada di lantai produksi perusahaan. 4. Melatih mahasiswa untuk mengelola suatu rangkaian acara Kuliah Kerja Lapangan. 5. Mengetahui sistem produksi dan ruang lingkup kegiatan perusahaan dan proses bisnis perusahaan. 1.3
Ruang Lingkup Beberapa perusahaan yang dikunjungi pada Kuliah Kerja Lapangan
tanggal 8 s.d. 11 Agustus 2015 yaitu Batik Komar, PT. Coca Cola, PT. Primarindo Asia Infrastructure.Tbk (Pabrik sepatu tomkins), Studio Keramik, C59, Pabrik coklat cocodot, dan Pudak Scientific. Pada setiap kunjungan, perusahaan menjelaskan tentang profil dan sejarah perusahaan hingga bagaimana perusahaan tersebut dapat terbentuk, menjelaskan proses bisnis dan produksi dengan melihat langsung ke lantai produksinya guna mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan dan bagaimana cara penanggulangannya.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1
Gambaran umum perusahaan Perkembangan industri manufaktur dewasa ini menuntut perusahaan untuk
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan berupa kualitas produk yang terjamin.Perusahaan harus dapat mengelola dan memanfaatkan faktor-faktor produksi berupamaterial, modal atau dana, metode kerja, tenaga kerja, dan mesin serta informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerja untuk dapat mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan industri manufaktur nasional dan internasional. Mesin merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran proses transformasi input menjadi output. Mesin yang digunakan dalam proses produksi harus selalu dalam keadaan baik karena akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan serta dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Kondisi mesin akan selalu dalam keadaan baik apabila kegiatan pemeliharaan (maintenance) dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pemeliharaan yaitu dapat menekan ongkos perbaikan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperbaiki mesin yang rusak, mencapai kepuasan kerja, memaksimalkan kapasitas mesin, mengurangi waktu kerusakan mesin, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi mesin atau peralatan produksi secara menyeluruh (overall equipment efficiency) selama masa operasi dalam menghasilkan produk. Namun, perusahaan dapat menanggung kerugian cukup besar apabila mengabaikan maintenance mesin atau peralatan produksi. kerugian tersebut dapat terjadi pada biaya perbaikan mesin yang lebih tinggi, kerugian yang diakibatkan produk cacat (reject), biaya kompensasi terhadap kecelakaan kerja karyawan, target produksi tidak dapat tercapai karena terjadi kerusakan terhadap mesin, dan waktu kerja operator tidak dapat digunakan secara maksimal.
2.2
Budaya Organisasi dan MSDM Perusahaan Lokasi kantor pusat PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk berada di kota
Jakarta Pusat, Gedung Dana Pensiun Bank Mandiri Lt. 3A Jln. Tanjung Karang No. 3 dan perusahaan memiliki satu pabrik produksi yang terletak di kota Bandung Jln. Raya Ranca Bolang no. 98 Gedebage, Jawa Barat. Pabrik produksi dibangun di atas tanah seluas 9,7 ha dengan luas bangunan 4,1 ha. Bangunan utama berupa pabrik untuk unit cutting, laminating, preparation, rubber, sewing, assembling, gudang bahan baku, gudang jadi, dan bangunan penunjang seperti kantor, kantin pujasera, poliklinik dan mini market yang dikelola oleh koperasi karyawan. PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk membagi proses produksi kedalam dua kelompok pengerjaan yaitu pengerjaan bagian upper dan bagian bottom. Bahan
baku
utama
yang
membuat upper adalah leather (kulit), shyntetic
digunakan leather(kulit
untuk sintetis),
dan accessories, sedangkan bahan baku untuk membuat bagianbottom adalah karet alam, bahan-bahan kimia, Ethinil Vinil Acetate (EVA) serta untuk lapisan bagian
dalam
(tatak
sepatu)
menggunakan
bahan
berupa nylex,
visapille, danfoam halus. Kebutuhan bahan baku sebesar 70 % masih diimpor antara lain dari Korea, Taiwan, Malaysia, dan USA sedangkan sebesar 30 % bahan baku diperoleh dari pasar lokal. 2.3
Proses Produksi dan Sistem Produksi
Proses Produksi Sepatu Dalam konstruksi sepatu, beberapa manufacture menggunakan istilah-istilah yang hampir sama yang menunjukkan elemen-elemen sepatu. Anda bisa lihat gambar berikut :
Elemen Sepatu Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu : 1.
Upper
2.
Bottom
Upper Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process). Bottom Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane). Flow chart berikut merupakan proses standard produksi sepatu. Saya ambil dari Link Website berikut : http://dorothy.wikidot.com/shoes-manufacturing
Alur Proses Produksi Sepatu Keterangan : 1. Upper Components Cutting
Manual Cutting Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong
membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan. Stitching / Sewing
Upper Sewing Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang dengan tanah. Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll. Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection. Molding process dapat dilihat dalam vidio berikut :
Injection process dapat dilihat dalam vidio berikut :
4. Insole production
Insole Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu. Berikut proses pembuatan insole.
5. Stock Fitting Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini
adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
Stock Fitting 6. Assembly Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut. a. Laste Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki digunakan laste.Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang Eropa.
Laste
prsoes pembuatan laste b. Penyatuan Upper dan Midsole Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan menggunakan mesin Toelast – Healast. Toelasting machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe. Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama. Adapula sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper dan midsole disatukan dengan cara di jahit. Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses pemanasan / heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga mengikuti kontur permukaan laste.
Healasting Machine
Toelasting Machine c. Treatment Upper - Bottom Sebelum disatukan, permukaan kontak ( surface ) Upper dan Bottom harus di Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk ihkan surface,membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
Upper-Bottom Treatment d. Press Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press. e. Pendinginan Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament ( melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller. f. Finishing Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan dipacking ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final product.
2.4
Manajemen Kualitas PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk sebagai perusahaan sepatu
terbesar di Indonesia telah memperhatikan dan memberikan kompensasi yang adil dan layak kepada karyawannya sesuai dengan pekerjaannya. Kompensasi yang di
berikan PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk adalah berupa REMUNERASI (imbalan kerja) yang dibagi menjadi dua yaitu penghasilan dan kesejahteraan. Kesejahteraan, yaitu berupa (1) uang yang meliputi bantuan biaya cuti sebanyak dua kali gaji, bantuan hari raya, bantuan perkawinan, bantuan duka, bantuan pindah,
insetif
triwulan
dan
jasa
operasi
atau
bonus
tahunan
yang
diberikan atas kinerja karyawan, kesejahteraan berkala hari tua (KBHT), tabungan hari tua (THT), dan (2) non uang yaitu berupa cuti, pemeliharaan kesehatan pakaian dinas harian, pakaian dinas lapangan, perlengkapan keselamatan kerja, transportasi atau angkutan, kredit pemilikan rumah, perumahan dinas, rekreasi, koperasi karyawan, fasilitas olah raga, fasilitas kesenian, ruang istirahat, ruang anti pakaian, balai pertemuan, ruang makan atau kantin, tempat peribadatan, tempat penitipan anak dan prokespen. Membangun daya saing usaha melalui peningkatan konpetensi individu berfokus pada usah-usaha peningkatan kemampuan sumber daya manusia secara berkelanjutan untuk mewujudkan insan PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk yang berkompeten sebagai asset utama perusahaan. PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk menyadari bahwa peningkatan kopetensi dan keterampilan karyawan secara terus-menerus akan bermuara pada peningkatan produktivitas serta Untuk
dan kinerja secara
keseluruhan
adanya peningkatan kesempatan meraih jenjang karir yang lebih tinggi. peningkatan
kualitas
pelayanan,
perusahaan
terus-menerus
melakukan pelatihan manajemen proyek untuk manajer proyek dan para manajer terkait.
Pada tahun
2008 telah
berhasil
dilatih ±
125 karyawan
bekerjasama dengan prosys management system. Untuk
menjaga
kesinambungan
kopetensi
dan
keahlian
karyawan,
perusahaan telah menyediakan fasilitas Pusdiklat kemaritiman dengan program pelatihan yang terencanadan terpadu. Pelatihan ditujukan bagi seluruh karyawan mulai dari tingkat paling bawah sampai tingkat yang tertinggi. Peningkatan kualitas
sumber
daya
manusia
ini
juga
diiringi
dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, yang akan meningkatkan produktivitas. Untuk itu, perusahaan telah
melaksanakan
manajemen
kesehatan,
berbagai
kegiatan
keselamatan
kerja
melalui dsan
pembentukan sistem peningkatan
kualitas
lingkungan serta fasilitas pendukungnya, berikut pembentukan unit-unit keselamatan kerja di lingkungan produksi dan non produksi. Strategi
yang
dilakukan
dalam
pengembangan
produktivitas
karyawan adalah dengan mengembangkan dan meningkatkan kapasitas hasil berdasarkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki atau penambahan investasi yang marjinal (marchineries dan new recruit). Uasaha-usaha efisiensi sumber daya manusia melalui program-program productivity improvement di dalam perusahaan ditingkatkan
berdasarkan
ukur
banding
(benchmark)
terhadap standar-standar global. Pengelolaan kegiatan peningkatan produktivitas dilakukan dengan bantuan beberapa metode peningkatan dan pengukuran produktivitas, seperti metode six sigma, kaizen, scorecard, dan lain-lain. 2.5
Manajemen Pemasaran
Strategi Bisnis Kegiatan produksi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didasarkan atas pesanan dari buyer. Perusahaan menerima order pembuatan sepatu untuk pemasaran ekspor dalam beberapa merek luar negeri seperti Londsdale, Jhon Smith, Diadora, Umbro, Dockers, Geok, dan Karimor. Selain itu PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk memproduksi sepatu dengan merek
Tomkins dalam berbagai fungsi dan ukuran untuk pemasaran lokal. Pemasaran Ekspor Eksportir Korea untuk pasar Eropa dipegang oleh FOS International Ltd (untuk sepatu merek Umbro,Diadora, Londsdale, dan Karimor), Sam Ji Ltd (untuk sepatu merek Jhon Smith), Korea Star Trading (untuk sepatu merek Geok), Jason Footwaer ca.Ltd (untuk sepatu merek Docker by
Gerli). Pemasaran Lokal PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk telah mampu mendistribusikan produk sepatu merek Tomkins di lebih dari 200 counter penjualan seluruh Indonesia dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat dengan
komposisi sebagai berikut: Matahari Department Store (80 counter). Ramayana Department Store (79 counter). Toko Retail (67 buah toko).
Yogya Department Strore (12 counter). Department Store Lokal untuk daerah dibawah ini: § Sri Ratu Department Store dengan lima counter yang berada di kota
Tegal, Purwokerto, Semarang, Kediri, dan Madiun. § Tiga counter yang ada di kota Semarang dan Bogor. § Moro Department Store yang ada di Pekan Baru. § RITA Department Store dengan lima counter yang berada di kota Tegal,
Wonosobo, Purwokerto, Cilacap, dan kebumen. § Giant Hyper Market dengan dua counter permanen
empat counter yang sifatnya non permanent. Department Store Independent/Counter Swakelola § Rimo ada tiga counter yang tersebar di kota Jakarta, Surabaya, dan
Menado § Keris Galery Puri Mall Jakarta hanya satu counter. § Enam Independent store yang berada di Blok M Plaza, Mall Citraland,
dan
Daan Mogot Mall, Mall Cibubur Junction, Mall Kalibata, dan Supermall
Karawaci. Toko Retail Sampai saat ini terdapat 67 buah toko sepatu yang tersebar diseluruh
Indonesia. Harga (Price) Sampai pada tahun 2007 perusahaan belum menaikkan harga jual produk sepatu Tomkins. Harga jual perpasang sepatu berkisar antara Rp. 92.000 sampai Rp. 138.000 dengan harga jual rata-rata sebesar Rp. 117.000. Sepatu dengan jenis khusus harga yang diterapkan diatas rata-rata yaitu sepatu sepak bola Rp. 159.000, sepatu voli Rp. 183.000 dan sepatu motor Rp. 210.000. Strategi penentuan harga jual produk sepatu tersebut diambil
oleh perusahaan dengan melihat daya beli masyarakat Indonesia. Kebijakan Discount Pedoman yang digunakan perusahaan dalam memberikan discount harga
jual terhadap produk sepatu Tomkins antara lain adalah: Discount 20 % all item, diberlakukan pada saat pembukaan counter baru
selama 3-7 hari. Discount 30 %, diberlakukan bagi sepatu yang sizenya sudah tidak
lengkap satu atau dua nomor. Special price (Rp. 49.000 – Rp. 79.000), diberlakukan bagi sepatu yang sizenya sudah tidak lengkap tiga sampai empat nomor.
2.6 Lingkungan kerja dan k3 Bidang manajemen personalia yang penting adalah pemeliharaan keamanan dan kesehatan karyawan. Perusahaan harus memberikan kondisi yang lebih aman dan lebih sehat, serta lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut,
terutama bagi organisasi
yang
mempunyai
tingkat
kecelakaan
yang tinggi. Pelaksanaan tanggung jawab organisasional atas keamanan dan kesehatan karyawan ini berhubungan erat dengan tugas para manajer operasi perusahaan. Oleh karena itu, banyak perusahaan mempunyai teknisi keamanan dan para dokter yang mengelola kesehatan. Di samping itu, banyak perusahaan juga menggunakan staf teknisi kemanan dari pihak luar, seperti perusahaanperusahaan asuransi. Program-program
keamanan
dan
kesehatan
dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk. Pertama, membuat kondisi kerja aman, antara lain dengan membeli mesin yang dilengkapi alat pengaman, mengatuir layout pabrik dan 22 penerangan, melakukan pemeliharaan fasilitas pabrik secara
baik
keamanan.
dan menggunakan Kedua, melakukan
petunjuk-petunjuk dan peralatan-peralatan kegiatan
pencegahan
kecelakaan
dengan
mengendalikan praktek- praktek manusia yang tidak aman. Pencegahan ini
meliputi
mendidik
para karyawan dalam hal keamanan, memberlakukan
larangan-larangan secara keras, memasang poster untuk mengingatkan tentang keamanan dan membentuk serikat kerja untuk memecahkan masalah-masalah keamanan dan sebagainya. Dan yang terakhir, penciptaan lingkungan kerja yamg
sehat untuk menjaga kesehatan para karyawan dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan dan lain- lainnya.
BAB III KAJIAN DAN ANALISIS 3.1
Budaya Organisasi dan MSDM Perusahaan Dapat di analisis bahwa Tomkins dapat memperlihatkan budaya organisasi
yang baik, sehingga sampai sekarang Tomkins termasuk industri atau perusahaan yang mampu go internasional dengan sasaran utama pemasaran banyak ke pelajar setingkat SMA/SMA/ sederajat. 3.2
Proses Produksi dan Sistem Produksi Dari hasil pengamatan ke lapangan. Efisiensi berkaitan erat dengan
penghematan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pelaksanaan perawatan atau perbaikan mesin produksi. Perusahaan harus dapat menentukan tindakan pemeliharaan yang paling tepat untuk dapat mencapai tingkat efisiensi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan pemeliharaan yang paling efisien dilakukan dengan menghitung analisis biaya breakdown
maintenance serta
membandingkannya
dengan
alternatif
tindakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). 3.3
Manajemen Kualitas Perhitungan analisis biaya pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan metode probabilitas Jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan
atau
rata-rata
umur hot
press
machine adalah
selama 6,47
bulan sebelum terjadinya kerusakan mesin. Sehingga dapat diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika mengmbil alternatif untuk melakukan kebijakan breakdown maintenance adalah sebesar Rp. 20.486,83,- (dalam satuan ribu rupiah, diolah) untuk setiap periode perbaikan. Efektifitas merupakan ukuran dalam pencapaian tujuan. Menghitung efektivitas alat dapat dilakukan dengan
menggunakan
performance, dan quality yield. 3.4
Manajemen Pemasaran
parameter
ukur
berupa availability,
Pedoman yang digunakan perusahaan dalam memberikan discount harga jual terhadap produk sepatu Tomkins antara lain adalah: 1.
Discount 20 % all item, diberlakukan pada saat pembukaan counter baru
selama 3-7 hari. 2.
Discount 30 %, diberlakukan bagi sepatu yang sizenya sudah tidak lengkap
satu atau dua nomor. 3.
Special price (Rp. 49.000 – Rp. 79.000), diberlakukan bagi sepatu yang
sizenya sudah tidak lengkap tiga sampai empat nomor. 3.5
Lingkungan Kerja dan K3 Dari hasil pengamatan di lapangan, lingkungan fisik kerja yang ada di
Tomkins sudah terkontrol dengan baik. Dilihat dari kondisi di lapangan, sistem K3 di Tomkins terlihat penerapan sistem K3 yang baik, terlihat bahwa para operator atau pekerja sudah di berikan fasilitas keselamatan kerja yang baik. dapat dilihat para pekerja yang sudah memakai alat pelindung diri yang telah di standarkan.