BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kerja Praktek adalah suatu kewajiban yang harus ditempuh dalam
mengikuti suatu program pendidikan dan bagian dari kurikulum pada jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. Untuk mengantisipasi permasalahan para sarjana lulusan Perguruan Tinggi yang hanya sebagai sumber daya yang siap latih, bukan siap pakai yang disebabakan ketertinggalan Perguruan Tinggi terhadap teknologi dan informasi yang ada di dunia luar. Maka satu upaya yang ditempuh Perguruan Tinggi adalah mewajibkan setiap mahasiswanya untuk mengikuti Pogram Kerja Praktek di suatu lembaga, instansi atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, yang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. Melalui Kerja Praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan konsep dan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan di perusahaan tempat melakukan Kerja Praktek. Selain itu juga mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas yang akan menjadi bekal sebelum memasuki dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Dalam melaksanakan Kerja Praktek ini, penulis memilih “PT. TELKOM Kandatel Medan di Divisi Access Network Maintenance (ANEM) sebagai tempat Kerja Praktek.
I.2
Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Kerja
Praktek
ini
dilaksanakan
memiliki
beberapa
tujuan
dan
manfaat.Pada bagian ini akan dibahas mengenai tujuan dan manfaat kerja praktek. a. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan Kerja Praktek pada jurusan Teknik Elektro adalah : 1.
Memberikan penguatan penambahan wawasan tentang teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi dilapangan..
1
2.
Menambah pengetahuan tentang berbagai macam peralatan telekomunikasi .
3.
Membiasakan hidup disiplin dan bertanggung jawab.
4.
Dapat mengetahui berbagai masalah yang sering terjadi dalam dunia telekomunikasi dan cara mengatasinya.. b. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Pelaksanaan kerja Praktek sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang
bersangkutan, perguruan tinggi dan juga perusahaan tempat kerja praktek. Manfaat Kerja Praktek antara lain : 1.
Bagi mahasiswa a) Dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja dan memahami berbagai aspek yang ada diperusahaan dalam kaitannya dengan teknologi dan informasi. b) Dapat membandingkan serta menerapkan konsep dan teori-teori yang di peroleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan. c) Memperoleh
kesempatan
untuk
melatih
dan
meningkatkan
keterampilan dan melakukan pekerjaan sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. 2.
Bagi perguruan tinggi a) Meningkatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dengan perguruan tinggi khususnya Universitas Sumatera Utara b) Mendapat masukan dari Laporan Kerja Praktek yang dilakukan mahasiswa tentang penerapan konsep-konsep teknologi telekomunikasi yang ada di perusahaan.
3.
Bagi perusahaan a) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan. b) Merupakan sumber masukan untuk perbaikan sistem kerja dan metode yang ada di perusahaan.
I.3
Pembatasan Masalah
2
Penulis membatasi tulisan ini sesuai dengan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT.TELKOM Divisi Acces Network Maintenance (ANEM) Medan pada beberapa bagian telekomunikasi yang ditinjau oleh penulis. Sesuai dengan syarat istrasi pada Departemen Teknik Elektro bahwa laporan kerja praktek ditulis oleh maksimum tiga orang, maka laporan kerja praktek ini merupakan laporan kerja praktek yang ditulis oleh tiga orang berhubung kerja praktek dilakukan oleh tiga orang secara bersamaan. Ruang lingkup laporan kerja praktek ini mencakup : 1. Struktur Jaringan Kabel Fixed Telepon yang merupakan peralatan yang digunakan PSTN untuk menghubungkan antar pengguna telepon analog. 2. Penggunaan serat optik sebagai media transmisi, dan penyambungannya. 3. Konfigurasi Jaringan Kabel Fixed Telepon dari sentral sampai ke pelanggan. I.4
Metodologi Praktek Kerja Lapangan Dalam rangka melaksanakan kerja praktek, dilakukan kegiatan yang
meliputi : 1.
Tahap persiapan, yaitu mempersiapkan hal-hal yang perlu seperti pengenalan perusahaan dan membuat permohonan kerja praktek.
2. Study literature, yaitu mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di lapangan. 3. Survei, yaitu mengadakan peninjauan langsung ke lapangan yang berhubungan dengan tugas / kegiatan kerja praktek dan menyusunnya dalam bentuk laporan. 4. Penulisan jurnal, yaitu mencatat dalam Jurnal Kerja Praktek mengenai kegiatan kerja praktek setiap hari. 5. Analisa, yaitu berupa penulisan Laporan Kerja Praktek. I.5
Waktu Dan Tempat Praktek Kerja Lapangan Waktu
: 02 September 2008 sampai dengan 26 September 2008
Tempat
: Bagian Access Network Maintenance (ANEM), subbidang
Access
Data
Management
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3
(ADAM),
PT.
I.6
Sistematika Penulisan Laporan Untuk mempermudah penulisan laporan ini serta dapat dengan mudah
dipahami maka penulis membuat urutan yang terdiri dari 6 bab. Setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang membahas satu topik. Setiap bab dan sub-sub bab saling berkaitan sehingga tidak ada kerancuan dalam penulisan . Adapun uraian dari penulisan tersebut adalah : BAB I
:
PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, waktu dan tempat, ruang lingkup, dan metode pelaksanaan KP serta sistematika penulisan laporan.
BAB II
:
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas tentang sejarah singkat berdirinya PT.Telkom Indonesia Tbk, bidang usaha pekerjaan, visi dan misi, layanan Telkom serta struktur organisasi.
BAB III
:
STRUKTUR INSTALASI JARINGAN AKSES KABEL Bab ini membahas tentang konsep dasar jaringan telekomunikasi PSTN, konfigurasi dan aplikasinya.
BAB IV
:
SERAT OPTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI Bab ini membahas tentang serat optik sebagai media transmisi menggantikan teknologi kabel
BAB
V
:
KEGIATAN
PRAKTEK
KERJA
LAPANGAN
DI
PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk Bab ini membahas kegiatan yang dilakukan selama masa kerja praktek lapangan
4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II.1
Sejarah Singkat Berdirinya PT. Telkom PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan
penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Jawatan PTT berlangsung sampai dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perpu) No.19 tahun 1906, yang menetapkan jawatan PTT untuk tetap menjadi Perusahaan Negara. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 240 tahun 1961 Perusahaan jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos Telekomunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah memandang perlu untuk membagi 2 (dua) Perusahaan Negara yang berdiri sendiri, yakni PN. Pos & Giro (Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965) dan PN. Telekomunikasi (Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965). Kemajuan teknologi dan jasa telekomunikasi mendorong pemerintah untuk meningkatkan bentuk perusahaan PN. Telekomunikasi menjadi Perusahaan Umum (PERUM), untuk itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974 resmi berdiri Perusahaan Umum Telekomunikasi yang popular dengan sebutan PERUMTEL. Dalam peraturan tersebut, PERUMTEL dinyatakan sebagai
penyelenggara
telekomunikasi
untuk
umum,
baik
hubungan
telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Pada saat itu, hubungan telekomunikasi luar negeri juga diselenggarakan oleh PT. Indonesian Satellite Coorporation (Indosat) yang pada saat itu berstatus perusahaan asing, bagian dari 5
American Cable & Radio Coorporation, sebuah perusahaan di Negara bagian dari Delaware, Amerika Serikat. Seluruh saham PT. Indosat dengan modal asing tersebut, pada akhir tahun 1980 dibeli oleh Negara Republik Indonesia dan untuk selanjutnya dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 53 1980, yang isinya tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1980, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi jasa luar negeri. Memasuki Repelita V pemerintah merasakan perlunya percepatan Pembangunan telekomunikasi karena sebagai infrastuktur diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya. Untuk itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum (PERUM) dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang No. 9 tahun 1969, sejak itu berdirilah Perusahaan Perseroan
(PERSERO)
Telekomunikasi
Indonesia
dengan
sebutan
PT.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,2 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah mendorong kenaikan Pendapatan Usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar 23% dibanding tahun 2005 Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari Majalah Finance Asia Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik (48,81%), yang terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal (3,27%). Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar
6
71,2% dari Rp 5.900,- menjadi Rp 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar. Dengan
pencapaian
dan
pengakuan
yang
diperoleh
TELKOM,
penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia. II.2
Visi dan Misi PT. Telkom a) Visi
To become a leading InfoCom player in the region Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. b) Misi Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
II.3
Produk Dan Layanan Telkom
1. Telkom Fixed Line a. TELKOM SLJJ
7
Merupakan layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan yang masih dalam satu wilayah negara. Pada umumnya, pelanggan-pelanggan tersebut berada dalam wilayah kode area yang berbeda. b. TELKOM Global-01017 Layanan baru dari TELKOM yang berupa akses layanan untuk panggilan internasional ke mancanegara (253 tujuan panggilan). Gambar 2.1 menunjukkan Logo Telkom Global -01017.
Gambar 2.1 Logo Telkom Global -01017 c. TELKOM Lokal Merupakan layanan komunikasi telepon antar pelanggan dalam jarak di bawah 30 km atau di dalam satu wilayah lokal. d. TELKOM SLI Panggilan telepon International Direct Dialing (IDD) dimana nomor telepon pemanggil dan nomor telepon yang dipanggil berbeda wilayah negara. 2. Public Phone a. TELKOM Coin Telepon Umum Coin (TUC) adalah telepon yang menggunakan satu jenis uang logam yang berbentuk koin sebagai alat pembayaran yang sah atas biaya percakapan. b. Warung TELKOM Tempat
bagi
masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
jasa
telekomunikasi yang dikelola oleh Badan Usaha, Koperasi atau perorangan
8
bekerjasama dengan TELKOM dalam melakukan akses SLJJ, SLI maupun selular. 3. Flexi (Fixed Wireless) Gambar 2.2 berikut ini menunjukkan logo Telkom Flexi.
Gambar 2.2 Logo Telkom Flexi a. Pricing Flexi Program pricing Flexi yang berlaku saat ini. b. Flexi Classy Flexi classy adalah layanan flexi dengan sistem pascabayar. c. Flexi Trendy Flexi trendy adalah layanan flexi dengan sistem prabayar berbasis kartu/simcard yang dapat diisi ulang. d. Flexi Home Flexi Home adalah layanan flexi untuk perumahan atau kantor dilayani menggunakan terminal fixed berbasis nomor esn, tarif aktivasi, abonemen dan biaya pemakaian / usage sama dengan tarif telepon rumah / pstn. e. Flexi COMBO
9
FlexiCOMBO merupakan layanan yang memungkinkan anda sebagai pelanggan Flexi Classy atau Trendy untuk tetap dapat berkomunikasi (voice, SMS dan data) di berbagai kota menggunakan beberapa nomor temporer.
4. Internet a. Speedy Merupakan layanan (internet service) berkecepatan tinggi dari PT. TELKOM, berbasis teknologi akses Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice dan video secara bersamaan. Gambar 2.3 menunjukkan logo speedy.
Gambar 2.3 Logo Speedy b. TELKOMNet Instan (080989999) Merupakan layanan akses internet dial-up secara mudah tanpa berlangganan (instan) dengan konsep layanan yang mudah dan sederhana. c. TELKOMNet Flexi up to 64 kbps TELKOMNet Flexi up to 64 kbps adalah akses komunikasi ke internet gateway dengan mode data paket pada network TelkomFlexi. 5. Content & Aplication a. I-VAS I-VAS 'Satu Kartu Multi Layanan Internet' yang menjadi alat bayar untuk berbagai konten atau layanan internet yang bersifat micropayment. 10
b. Ventus Merupakan layanan jasa nilai tambah dan konvergensi dari layanan suratmenyurat elektronis (email) dan mobile system (cellular/wireless) atau dikenal dengan layanan mobile push e-mail.
II.4
Logo Telkom Logo Telkom terdiri dari bentuk bulatan yang di dalamnya terdapat variasi
garis tebal dan tipis berwarna biru, serta di bawahnya terdapat tulisan TELKOM INDONESIA. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.4.
Gambar 2.4 Logo PT. Telkom Bagian - bagian dari logo tersebut meiliki arti sebagai berikut : a. Bentuk bulatan dari logo melambangkan : Keutuhan wawasan nusantara, ruang gerak TELKOM secara nasional dan internasional. b. TELKOM yang mantap, modern, luwes, dan sederhana. c. Warna biru tua dan biru muda bergradasi melambangkan teknologi telekomunikasi tinggi / canggih yang terus berkembang dalam suasana masa depan yang gemilang. d. Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang beraturan menggambarkan sifat komunikasi dan kerjasama yang selaras secara berkesinambungan dan dinamis.
11
e. Tulisan INDONESIA dengan huruf Futura Bold Italic, menggambarkan kedudukan perusahaan : TELKOM sebagai Pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia (Indonesian Telecommunication Flag Carrier).
II.5
Arti Kredo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mempunyai satu asumsi dasar
( kredo ) yaitu slogan yang berbunyi ” committed to you “ yang disimbolkan dengan gambar 2.2. Arti dari kredo tersebut adalah : a. Kami selalu fokus kepada pelanggan. b. Kami selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi serta harga yg kompetitif. c. Kami selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara-cara yang terbaik (Best Practices). d. Kami selalu menghargai karyawan yang proaktif dan inovatif, dalam peningkatan produktivitas dan kontribusi kerja. e. Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik. Gambar 2.5 berikut menunjukkan kredo telkom.
Gambar 2.5 Kredo Telkom II.6
Maskot Telkom Maskot Telkom adalah Be Bee seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6.
Filosofi dibalik sifat dan perilaku Be Bee, yaitu lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu.
12
Lebah berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia terlihat seperti Gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.6 Maskot Telkom Masing-masing bagian dari lebah tersebut mempunyai makna tersendiri, yaitu : 1.
Antena lebah melambangkan bahwa Telkom sensitif terhadap segala keadaan dan perubahan.
2.
Mahkota lebah melambangkan kemenangan.
3.
Mata lebah melambangkan tajam dan cerdas.
4.
Sayap melambangkan bahwa Telkom lincah dan praktis.
5. Tangan kuning melambangkan bahwa Telkom akan memberikan karya yang terbaik. II.7
Struktur Organisasi Telkom Dalam pengelolaan organisasinya, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden Direktur atau CEO dan 4 (empat) orang anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO, Direktur Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktur Bisnis dan Jasa Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan / CFO.
13
Sebagai sebuah holding company, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki beberapa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT Telekomunikasi Selular Indonesia yang bergerak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular, PT Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet dengan nama produk TELKOM Vision dan PT Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call Center. Selain anak perusahaan tadi, dalam menjalankan operasi perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi, Center dan Yayasan. Struktur Manajemen TELKOM, secara garis besar meliputi Kantor Perusahaan, Divisi Regional I s/d VII, Divisi Long Distance dan Divisi Pendukung. Organisasi Kantor Perusahaan terdiri atas: a. Lembaga Dewan Komisaris b. Lembaga Direksi c. Direktur Bisnis Jaringan Telekomunikasi d. Direktur Bisnis Jasa Telekomunikasi e. Direktur Keuangan/Chief Financial Officer (CFO) f. Direktur SDM dan Bisnis Pendukung/Chief Information Officer (CIO) g. Unit-unit Terstruktur : 1. Corporate Transformation Group 2. Corporate Planning Group h. Unit-unit Pendukung : 1. Internal Auditor Group 2. Sekretariat Perusahaan Adapun ruang lingkup dari masing-masing divisi di TELKOM dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Divisi Network Menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional 2. Divisi Multimedia
14
Mengelola jasa Multimedia dan Network provider dan bertanggung jawab untuk menyediakan jasa bisnis masa depan yang ditandai dengan adanya konvergensi telepon, televisi kabel, dan internet. 3. Divisi Sistem Informasi Menyediakan sistem informasi yang berupa produk-produk seperti ;(SISKA), Billing, Corporate Database, Interkoneksi Billing dan proses Telepon Seluler. 4. Divisi RisTI Melaksanakan riset dan pengembangan teknologi telekomunikasi dan informasi. 5. Divisi Properti Mengelola hak milik Telkom yang tidak berkaitan dengan alat produksi. 6. Divisi Atelir Merupakan pusat perbengkelan Telkom. 7. Divisi Pelatihan Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Telkom. 8. Divisi Pembangunan Melaksanakan pembangunan, konstruksi jaringan, konsultasi pembangunan, desain proyek, dan pengadaan untuk kepentingan Telkom. 9. Divisi Fix Wireless Divisi yang bertanggung jawab pada pengadaan produk Telkom Flexi serta maintenance jaringannya. 10. Divisi Entrepreneur Divisi yang berfungsi sebagai analis pasar Telkom ke depan, sehingga kinerja dari Telkom dapat terus terjaga dilihat dari sudut konsumen. Memasuki era globalisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk berusaha memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat dengan memberikan fitur layanan baru. Adapun layanan tersebut adalah : a. TELKOM Public Phone Berada dibanyak tempat, melayani seluruh lapisan masyarakat. b. Value Added Service
15
Mengemas Ragam Komunikasi bagi aneka layanan, memberi arti lebih, mendatangkan manfaat nyata. c. TELKOM Card Layanan Calling Card berbasis teknologi VoIP, diselenggarakan sepenuhnya oleh Telkom. d. TELKOM Link Saluran Komunikasi untuk keperluan eksklusif antar lokasi, empat pilihan layanan Telkom Link Intracity, Telkom-Intercity, Telkom-Link Global, TelkomLink Vpn. e. TELKOM Net Kunci Akses dunia Cyber, mudah, cepat dan menyenangkan. f. TELKOM Vision Layanan Broadband, yang banyak mengurai banyak simpul komunikasi. Meliputi layanan pay TV, interaktif TV, homeshopping, pay perviev, video on demand, dan akses internet berkecepatan tinggi. g. TELKOMSEL Menjawab dinamika kebutuhan komunikasi yang menghadirkan layanan telepon bergerak. Menyajikan kemudahan sistem Prabayar dengan kartu SIMPATI, dan pascabayar dengan kartu HALO. h. TELKOM Inter-Carrier Produk Interkoneksi bagi penyelenggara jasa atau jaringan lain. Termasuk didalamnya adalah produk interkoneksi jaringan, interkoneksi jasa, dan produk sewa jaringan. i. TELKOM Satellite Teknologi satelite, memudahkan komunikasi. Telkom menjabarkannya dalam ragam produk : sewa transponder (Standar C Band maupun Extended C Band), TV Transmission (Fixed atau mobile TV Transmission), Teleprogram, Network TV Digital, Audio Distribution Network, dan Satellite Data Communication (VSAT, IDR). j. E-TELKOM Memaksimalkan layanan e-businnes dengan luwes dan nyaman. k. TELKOM Web
16
Sejalan dengan dunia maya, Telkom menyediakan situs portal, situs informasi Telkom
dan
situs-situs
lain.
Alamat
akses
www.Telkom.net.id,
www.Telkom.com (belum dipakai), www.plasa.com, www.ristinet.com. l. TELKOM Save Memanfaatkan teknologi VoIP bagi kemudahan pelanggan dan membuat pelanggan menjadi konsumen fanatik perusahaan. Akses terbuka melalui registrasi dan PIN. m. TELKOM Global-017 Layanan internet telephony single step dialing. n. TELKOM ISDN Kelompok layanan produk Telkom berbasis Teknologi ISDN (Integrated Service Digital Network). Dua kelompoknya adalah Macro Acces (ISDNPRA) dan layanan Micro Acces (ISDN-BRA).TELKOMCustomer-Service. o. TELKOM Flexi Menyajikan layanan komunikasi bergerak dengan pulsa rumah. p. TELKOM CustomerService TELKOM 147, TELKOM Shop, Pusat Layanan Telkom (Pusyantel), membuka akses bagi kepentingan dan kepuasan pelanggan. p. TELKOM Corporate Service Memberi solusi komunikasi bisnis, kelompok layanan yang disediakan adalah TELKOMSEN, TELKOM Call Center. q. Information Service Cukup angkat telepon, Telkom memberi informasi yang dibutuhkan, Infokom Yellow Pages, Telkom 108. r. Service Layanan dukungan Telkom , TELKOM Risti, Property, dan lain - lain.
17
BAB III JARINGAN AKSES KABEL III. 1
Pendahuluan Jaringan Akses adalah suatu media yang berupa kabel tembaga, kabel
optik ataupun radio yang dipasang / ditarik dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan sentral lokal yang bersangkutan. Jaringan kabel pada dasarnya terdiri dari sepasang kabel tembaga terpilin yang ditarik dari sentral sampai ke pesawat telepon pelanggan melalui beberapa titik persambungan. Titik persambungan tersebut antara lain MDF (Main Distribution Frame), RK (Rumah Kabel), DP (Distribution Point), KTB (Kotak Terminal Bagi) dan Roset. Tempat penyambungan opsional lain adalah titik persambungan kabel serta manhole/handhole. Dalam sistem Telekomunikasi salah satu sub-sistem yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas penyaluran informasi adalah jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT). Mengingat fungsi jaringan kabel dan besarnya nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun suatu jaringan kabel, maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang trampil untuk melaksanakan instalasi, operasi dan pemeliharaannya. Pada dasarnya jaringan lokal (jaringan antara terminal pelanggan dan sentral) adalah jaringan akses dari pelanggan terhadap sistem telekomunikasi. Menurut media yang digunakan, jaringan akses dibagi menjadi 4 bagian yaitu : 1. Jaringan lokal akses Tembaga (Jarlokat) 2. Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) 3. Jaringan lokal akses HFC (Hybrid Fiber Coax) 4. Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
18
III. 2 Jaringan Lokal Akses Kabel Menurut jenis media transmisi (kabel) yang digunakan, jaringan lokal akses kabel terdiri dari beberapa jenis, yaitu : III.2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) Merupakan jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Konfigurasinya dimulai dari terminal blok vertikal pada rangka pembagi utama (MDF), baik yang hanya menggunakan tembaga sebagai media akses maupun adanya tambahan perangkat lain yang bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerjanya. Peningkatan kemampuan akses Jarlokat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Jarlokat Murni sebagai jaringan lokal akses tembaga yang operasionalnya tidak menggunakan tambahan perangkat aktif. Jarlokat murni digunakan untuk menghubungkan pelanggan telepon individual ke sentral telepon dan pelanggan data individual ke sentral data dengan kecepatan sampai dengan 19,6 kbps. b. Jarlokat Tidak Murni adalah jaringan lokal akses tembaga yang dalam operasionalnya menggunakan tambahan teknologi atau perangkat lain untuk meningkatkan performansinya seperti perangkat digital (PCM) untuk pengganda saluran ataupun penggunaan teknologi x-DSL untuk peningkatan daya guna pair kabel. Jenis layanan dan kecepatannya bervariasi tergantung dari perangkat tambahan yang digunakan. Jaringan lokal akses tembaga ini dapat berupa jaringan catu langsung (DCL) dan jaringan catu tidak langsung. 1. Jaringan catu langsung Gambar 3.1 menunjukkan jaringan kabel catu.
19 Gambar 3.1. Jaringan Kabel Catu
Pada jaringan catu langsung pesawat pelanggan dicatu dari Kotak Pembagi (KP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan Rangka Pembagi Utama (RPU) tanpa melalui Rumah Kabel (RK). Semua urat kabel dari KP tersambung secara tetap (permanen) ke RPU. Jaringan catu langsung ini banyak digunakan di kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah pelanggan telepon sedikit. Keuntungan dari jaringan catu langsung ini adalah: a. Biaya rendah karena tidk menggunakan RK b. istrasi kabel lebih sederhana c. Titik rawan ganguan (sumber gangguan) lebih kecil Kerugian jaringan catu langsung ini adalah : a. Tidak fleksibel karena tidak mempunyai titik jumper (RK) b. Sulit melokalisir gangguan c. Perhitungan demand telepon harus benar-benar akurat 2
Jaringan catu tidak langsung Pesawat pelanggan dicatu dari Kotak Pembagi (KP) terdekat yang
dihubungkan dengan Rangka Pembagi Utama (RPU) dan melalui Rumah Kabel (RK) seperti Gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2. Jaringan Kabel Catu Tidak Langsung 20
Jaringan Catu tidak langsung digunakan di kota-kota besar untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan jauh dari sentral (di atas 500 meter). Keuntungan penggunaan jaringan catuan tidak langsung adalah sebagai berikut : a.
Fleksibel, urat kabel sekunder bebas disambungan dengan urat kebel primer sehingga cadangan kabel sekunder sewaktu-waktu dapat digunakan bila terjadi gangguan.
b. Mudah melokalisir gangguan c. Dapat mencatu pelanggan yang letaknya menyebar dan dari sentral telepon. Kerugian penggunaan jaringan catuan tidak langsung adalah a. Biaya besar karena harus menggunakan RK b. Sumber gangguan lebih banyak (terminasi di RPU, RK, KP dan titik sambung kebel sepanjang rute) c. Kadang-kadang sukar mencari lokasi penempatan RK yang benar-benar aman. Jaringan kabel yang menghubungkan sentral telepon ke pelanggan menggunakan kabel tembaga dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk 1 pelanggan. Kabel ditarik dari MDF (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi skunder (RK), yang kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point (DP). Dari DP ditarik ke rumah menggunakan drop wire dan diterminasi dilokasi tertentu di rumah. Selanjutnya dengan menggunakan IKR/G jaringan dihubungkan dengan pesawat telepon. Penentuan besaran jaringan kabel ditentukan oleh jumlah pelanggan yang akan dilayani, serta perkiraan kebutuhan (demand) beberapa tahun ke depan. Oleh sebab itu penentuannya harus dimulai dari penentuan letak DP, penentuan letak dan kapasitas RK, penentuan kapasitas dan tipe kabel sekunder (termasuk penggunaan tiang), penentuan kapasitas dan tipe kabel primer ( termasuk penggunaan system duct) dan penetuan besar MDF yang dibutuhkan. Selain itu dibutuhkan pemahaman sistem pendukungnya .
21
MDF (Main Distribution Frame) : Main Distribution Frame (MDF) atau Rangka Pembagi Utama (RPU) adalah tempat terminasi antara kabel telepon ke sentral dn kabel telepon ke pelanggan (kabel primer). Komponen utama adalah LSA kapasitas 10 pair. Dalam beberapa aplikasi, MDF dibagi atas 2 blok, yaitu CDF dan MDF, CDF terminasi kabel dari sentral. Sedangkan MDF dihubungkan dengan menggunakan kabel jumper. Jumpering MDF-CDF dimaksudkan agar memudahkan memindahkan sambungan telepon pelanggan ke nomor tertentu sentral telepon. Juga memudahkan dalam proses instalasi, perawatan dan perbaikan. Untuk lebih lengkapnya gambar fisik dari MDF dapat dilihat pada gambar MDF terdiri dari frame vertikal dan horizontal, frame vertikal dihubungkan dengan kabel primer sedangkan frame horizontal dihubungkan dengan SLIC pada sentral. Berikut ini gambar konstruksi Ukuran $MDF minimal 5 frame vertikal dan dalam penempatannya, satu kabel primer tidak diperbolehkan dipecah menjadi 2 frame yang berbeda. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.3 berikut ini
Port Horizontal
Kabel primer yang mengkoneksikan antara port vertikal/ primer Menuju dgn RK RK Port Vertikal/Primer
Gambar 3.3. Main Distribution
Kabel dari Sentral masuk ke port horizontal Frame
Kabel Primer : Ditempatkan dan didistribusikan dari MDF di dalam gedung sentral ke arah rumah kabel (RK). Penempatan kabel melalui tanam langsung atau duct, dan menggunakan titik penarikan manhole atau handhole, serta
22
terdapat daerah yang dicatu secara langsung (DCL). Jaringan kabel dengan kapasitas besar (maksimum 2400 pasang dan minimum 200 pasang ) yang dipasang dari terminal RPU sampai ke terminal pada RK, atau KP pada DCL atau terminal pada gedung. Kabel Primer yang ada mempunyai kapasitas maksimum 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm (Foam Skin Cable). Untuk STO kapasitas besar, kabel primer ditanam langsung atau dipasang menggunakan potongan (system duct). Penamaan/ tanda P1, P2, P3 dan seterusnya dimulai dari kiri ke kanan, bila kita menghadap RPU. Kapasitas kabel primer berkisar antara 1,1 s/d 1,5 dari kapasitas Sentral. Kabel Sekunder : Ditempatkan dan didistribusikan dari Rumah Kabel (RK) ke arah Distribution Point (DP). Pendistribusiannya melalui sistem kabel udara dan sistem kabel bawah tanah. Distribusi sekunder menggunakan tiang. Jaringan Kabel yang berkapasitas lebih kecil dari kabel primer (maksimum 200 pasang dan minimum 10 pasang ) yang dipasang dari terminal RK sampai ke KP atau terminal pada Titik Pembagi Atas tanah (TPAT) atau Titik Pembagi Bawah Tanah (TPBT). Kapasitas maksimum 200 pasang, dengan diameter urat bervariasi mulai 0,4 mm sampai dengan 0,8 mm. Penamaan / tanda S1, S2, S3 dan seterusnya dimulai dari sekunder terpasang. Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau atas tanah (kabel udara). Kapasitas kabel sekunder biasanya bervariasi 1,1 sampai dengan 1,5 dari kapasitas kabel primer. Rumah Kabel : Rumah Kabel atau Cross Connect Cabinet menjadikan distribusi kabel primer fleksibel dan berfungsi menghubungkan jaringan kabel primer dengan jaringan kabel sekunder. Rumah kabel ditempatkan pada tempat yang mudah diakses, seperti pinggiran jalan. Kapasitas penyambungan kabel sampai 2400 pair. Adapun fungsi Rumah Kabel adalah : a. Tempat sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder b. Tempat membagi kabel besar (primer) menjadi beberapa kabel kecil c. Tempat melaksanakan pengetesan untuk melokalisir gangguan.
23
d.
Tempat melaksanakan penjumperan antara terminal blok disisi primer dengan terminal blok disisi sekunder
e. Flexibilitas saluran Penempatan RK sering dilakukan di pinggir jalan, sehingga digunakan kabinet yang ditopang oleh konstruksi sekitar 50 cm di atas tanah Macam-macam RK : a. Terbuat dari beton (type lama, sekarang tidak digunakan lagi) 1. Bentuk kuat (seperti gardu) 2. Tempat kerja leluasa 3. Aman 4. Kapasitas besar b. Terbuat dari besi/fiber glas. 1. Bentuk kotak persegi 2. Warna abu-abu 3. Dipasang di tepi jalan, trotoar pada tempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan aman 4. Tidak memerlukan tanah luas Gambar 3.4 berikut menunjukkan struktur rumah kabel
Gambar 3.4 Rumah Kabel Cakupan Rumah Kabel (RK) atau Cross Connect Cabinet (CCC) ditentukan oleh batas-batas geografi seperti sungai, jalan besar dan lain lain. Tempt jika tidak spesifik, maka disesuaikan dengan batas kapasitas RK tersebut. Umumnya satu RK digunakan untuk maksimum 900 pelanggan. Kapasitasnya ditentukan oleh demand 5 tahun mendatang dibagi 0,8. Kapasitas RK terdiri dari ukuran 800,
24
1200, 1600 dan 2400. RK disusun atas blok blok terminal dengan kapasitas 100 dan 200 SST. Berikut tabel kapasitas maksimum kabel primer dan sekunder dalam RK DCL : DCL atau Daerah Catuan Langsung adalah daerah layanan dimana kabel dari MDF langsung dicatukan ke DP. Distribution Point : Distribution point (DP) digunakan untuk menghubungkan kabel sekunder ke kabel dropwire ke rumah pelanggan, yang nantinya diteruskan ke pesawat telepon. DP diletakkan di atas tiang maupun di dinding. Komponen penyambungan saat ini banyak yang menggunakan LSA. Adapun fungsi dari Distribution point (DP) : a. Tempat Penyambungan b. Tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan Distribution Point (DP) merupakan terminasi kabel dropwire dari rumah pelanggan. Daerah cakupannya ditetapkan sedemikian rupa sehingga kabel dropwire dapat menjangkau rumah pelanggan. Kapasitas DP umumnya terdiri dari 10 dan 20 pair, namun dalam beberapa aplikasi terdapat kapasitas 49, 60, dan 100 pair. Kapasitas 10 pair biasa digunakan di daerah residensial, sedangkan 20 pair di daerah bisnis. Peletakannya ada di tiang atau di dinding. Perhitungan kapasitasnya adalah untuk kebutuhan sampai 5 tahun dibagi 0,8. Dari kapasitas yang tersedia disisakan 1 atau 2 line sebagai cadangan. Untuk daerah dengan kebutuhan kecil dapat ditambahkan penggunaan tiang untuk menyokong dropwire. Namun demikian jika terdapat lebih dari 3 line dropwire yang melebihi jarak 150 sebaiknya ditiadakan, seperti Gambar 3.5
25
Gambar 3.5 Distribution Point IKR/G : Instalasi Kabel Rumah/Gedung adalah tatacara pemasangan jaringan telepon di dalam rumah atau gedung. Titik hubungannya dimulai dari Kotak Titik Bagi (KTB) sampai ke pesawat telepon. IKR/G pada dasarnya sangat sederhana, tetapi jika yang dipasang adalah instalasi PABX kapasitas besar dalam suatu gedung maka akan diperlukan pengetahuan dan pengalaman tersendiri. Pemasangan / instalasi Kabel Rumah (IKR) dapat dilakukan dengan cara : 1. Sistem tanam : Kabel PVC dimasukkan didalam pipa dan tertanam didalam tembok / dinding. 2. Sistem Tempel : Kabel PVC dimasukkan didalam pipa atau Tray kabel dan dipasang / ditempelkan di dinding. III.2.2 Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) Jaringan lokal akses fiber atau jarlokaf adalah jaringan akses yang mempergunakan serat optik untuk menggantikan kabel tembaga. Jarlokaf mempunyai 2 titik penting yang diletakkan di sentral dan di sisi pelanggan, dikenal sebagai titik konversi optik (TKO). Untuk menggantikan aplikasi jaringan akses, jarlokaf diterapkan dengan pendekatan bagaimana meletakkan titik konversi optik pelanggan. Ada empat modus aplikasi serat optik, yakni FTTZ, FTTC. FTTB dan FTTH. Fiber To The Zone (FTTZ) Dalam modus aplikasi FTTZ, scrat optik digunakan untuk menggantikan jaringan primer dari jarkab. Sehingga serat optik ditarik dari sentral sampai rumah kabel (RK). Gambar 3.6 berikut memperlihatkan modus aplikasi FTTZ
26
Gambar 3.6 Modus Aplikasi FTTZ Fiber To The Curb (FTTC) Aplikasi FTTC menempatkan TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, didalam kabinet atau diatas tiang menggantikan DP dengan kapasitas lebih kecil dari 120 SST. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung bertingkat tinggi seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Modus Aplikasi FTTC Fiber To The Building (FTTB)
27
TKO diletakkan di dalam gedung (ruang telekomunikasi basement atau terdistribusi di setiap lantai). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartemen. Gambar 3.8 memperlihatkan modus aplikasi FTTB.
Gambar 3.8 Modus Aplikasi FTTB
Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di dalam rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor atau IKR hinaga beberapa puluh meter. Arsitektur FTTH sama dengan FTTB tetapi buka berbentuk gedung melainkan rumah. Aplikasi ini mungkin diterapkan di masa depan III.2.3 Jaringan Lokal Akses HFC (Hybrid Fiber Coax) Jaringan lokal akses HFC (Hibrid Fiber Coax) adalah jaringan akses yang menghubungkan pesawat pelanggan multi media bisa berupa suara, data dan terutama video atau TV kabel dengan sentral telepon, dengan memasang kombinasi kabel fiber dengan coaxial. Komponen jaringan HFC dibentuk oleh Distribution Hub, jaringan serat optik, fiber node, jaringan kabel coaxial, amplifier (optional). Adapun persyaratan sistem yang digunakan pada HFC (Hibrid Fiber Coax) : a. Sistem HFC bekerja pada band frekuensi 50 s/d 862 MHz (down stream), dan 4 s/d 40 MHz (Up stream). b. Sistem harus mampu melayani sejumlah pelanggan, fleksibilitas operasi, memungkinkan menambah atau mengurangi (removed) pelanggan dari
28
jaringan, mampu menyesuaikan dengan keinginan pelanggan individual baik dari segi kapasitas maupun jenis layanan. c. Menggunakan Erbium-Doped Fiber Amplifier (EDFA) untuk menghasilkan daya yang memenuhi persyaratan (power budget) untuk “signal splitting “ pada Distribution Hub. d. Menggunakan fiber optik (ITU-T G.652) untuk media transmisi dan membentuk suatu ODN yang diterminasi dengan Fiber Node. e. Menggunakan kabel coaxial standar sebagai media transmisi yang membentuk
jaringan
coaxial
(Coaxial
Distribution
Network)
yang
diteriminasi dengan CIU. HFC dapat menyalurkan jenis layanan sbb : a. Video analog b. Video digital c. Radio digital d. VOD (Video On Demand) e. Voice f. Data sesuai dengan kemampumpuan perangkat yang terdapat pada NNI & UNI. Alokasi bandwidth yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. TV analog = 8 MHz 2. TV Digital MPEG2 6.0 Mb/s (1,5 MHz) 3. 1 FM Audio Signal 1/10 analog video signal. III.2.4 Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar) Jaringan lokal akses Radio adalah jaringan akses yang menghubungkan pesawat pelanggan ke sentral telepon dengan menggunakan media frekuensi Radio. Jarlokar
digunakan untuk mempercepat ketersediaan jaringan lokal
sehingga dapat mempercepat layanan terutama pada area yang kompentitif dan diaplikasikan untuk memberikan layanan pada suatu area secara tetap, temporer, atau emergensi. Pada Jarlokar terdapat sejumlah kombinasi penggantian jaringan kabel dengan menggunakan teknologi radio di tingkat feeder, distribusi , maupun di drop wire.
29
Adapun kelebihan Jarlokar dibandingkan dengan jaringan fisik adalah sebagai berikut : 1. Tidak mudah disadap. 2. Mempunyai fleksibelitas tinggi 3. Dapat menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan fisik (kabel) sehingga sangat cocok untuk daerah pedesaan (rural) atau daerah terpencil (remote). 4. Instalasi cepat Selain kelebihan yang dimilikinya Jarlokar juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : 1. Gangguan propagasi radio (Loss, interferensi, fading dll). 2. Dimungkinkan terjadi blocking karena adanya konsentrasi saluran (Jumlah pelanggan > jumlah saluran. 3. Karena menggunakan teknik kompresi, untuk layanan data bitrate rendah (kondisi saat ini). 4. Memerlukan catuan listrik pada perangkat pelanggan. Pada umumnya struktur Jarlokar terdiri dari : 1. Network Station, didalamnya terdapat a. Central Terminal/Controller b. Approach Link (saluran penghubung) c. Cell Station (CS) 2. Subscriber Station a. Subscriber Unit (Stasiun radio pelanggan) b. Power Supply Jenis layanan yang dapat diberikan oleh Jarlokar adalah jasa telepon, Telum, facsimile G3, komunikasi data minimal 9,2 kbps, BRA-ISDN, PRAISDN. Aspek-aspek yang mempengaruhi penerapan Jarlokar meliputi : 1. Aspek pelanggan (Bisnis, perkantoran, perumahan, dll) 2. Aspek layanan (voice, data, video) 3. Aspek Kualitas (Availability, Quality, Security)
30
Implementasi Jarlokar digunakan sebagai temporary, fixed (permanent), emergency. Gambar 3.9 berikut menunjukkan konfigurasi Jarlokar.
SS SS
APPROACH LINK
CS CS
SS SS SS SS
Sentral Sentral Lokal Lokal
CT/ CT/ Controller Controller
Dapat berupa : Radio (microwave) , atau Kabel Optik, atau Kabel tembaga (pair cable, coaxial cable) SS SS
CS CS SS SS
Ketarangan : CT : Central Terminal CS : Cell Station SS : Subscriber Station
Gambar 3.9 Konfigurasi Jarlokar
31
BAB IV SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK IV.1
Umum Pada masa sekarang ini kita dapat menggunakan berbagai macam
kemudahan berkomunikasi yang dihasilkan oleh teknologi telekomunikasi. Kemudahan yang dihasilkan seperti cepatnya penyampaian pesan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi yang bernama teknologi sistem serat optik Teknologi ini berupa kabel terbuat dari kaca yang dapat mentransmisikan sinar cahaya dari suatu tempat dan ke tempat lain dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan oleh manusia untuk kehidupannya baik dalam berkomunikasi atau pun untuk keperluan lainnya. Sistem serat optik telah lama digunakan dan pertama kali digunakan oleh sang penemu telepon, Alexander Graham Bell, dalam penemuannya yaitu photophone. Alat ini bekerja dengan sinar cahaya yang kemudian jatuh pada alat yang sensitif terhadap cahaya dan akhirnya memproduksi suara manusia. Beberapa tahun kemudian lahirlah alat yang disebut LED atau LD, berguna untuk pengadaan jaringan komunikasi berkapasitas tinggi. Light-Emitting Diodes (LED) dan Light Diodes merupakan alat encoding yang mengubah suara menjadi sinyal listrik transmitter (mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang) melalui energi optikal. Pengubahan energi ini dapat bekerja dengan kecepatan membawa informasi hingga 10 Gb km/s. Proses transmisi yang dilakukan dalam sistem serat optik ternyata memiliki kelebihan-kelebihan yaitu karena menggunakan cahaya maka kapasitas informasi yang dapat dibawa sangat besar dibandingkan sistem komunikasi lainnya, ukuran kabelnya yang kecil dan ringan memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi yang diinginkan. Ketidak 32
adanya interfensi atau kebalnya kabel serat optik ini terhadap gelombang lain akan memungkinkan kabel dipasang pada tegangan tinggi. Selain itu, penjagaan data yang ketat menyebabkan sulitnya informasi untuk dibajak kecuali timbulnya kerusakan pada fisik kabel, dan redaman transmisi yang kecil membuat sistem ini menggunakan repeater yang sedikit. IV.2
Serat Optik
IV. 2.1. Pengertian Serat Optik Serat optik adalah bahan silindris panjang dan transparan yang mengurung dan merambatkan gelombang cahaya. Serat optik terbuat dari bahan silica pada lapisan core dan cladding dengan index bias berbeda. Struktur serat optik terdiri dari 3 (tiga) elemen dasar yaitu : 1. Core atau inti serat a. Terbuat dari bahan silika berkualitas tinggi b. Merupakan penghantar optic c. Berdiameter 9 m – 50 m dan ukuran ini sangat mempengaruhi karakteristik serat optik 2. Cladding a. Dibuat dari bahan silika dengan indeks bias < indeks bias core b. Merupakan selubung core c. Hubungan antara kedua indeks bias tersebut mempengaruhi perambatan cahaya 3. Coating a. Terbuat dari bahan plastic b. Berfungsi untuk melindungi serat dari kerusakan Pada komunikasi serat optik sinyal yang digunakan dalam bentuk sinyal digital, sedangkan penyalur sinyal melalui serat optik dalam bentuk pulsa cahaya. Pulsa cahaya didapat dari memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital dalam suatu komponen sumber optik, proses ini terjadi pada arah kirim. Sedangkan pada arah terima melalui detektor optik, pulsa cahaya diubah kembali dalam bentuk sinyal digital.
33
IV. 2.2. Jenis-Jenis Serat Optik Ditinjau dari segi jumlah mode yang dilewatkan, serat optik dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Serat Single Mode Step Index Serat optik ini memiliki diameter core (10 m) yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran cladding-nya (125 m). Serat single mode tidak mengalami dispersi yang disebabkan adanya banyak gelombang dan memiliki bandwidth yang besar. Serat ini digunakan untuk transmisi data dengan pesat bit yang tinggi. Nilai Numerical Aperture kecil, sehingga memerlukan sumber cahaya laser. Penyambungan serat jenis ini sukar dilakukan dan mahal. 2. Serat Multimode Step Index Serat jenis ini memiliki ukuran inti 50 – 400 m dan diameter selubung 125 - 500 m. Numerical Aperture besar sehingga baik untuk menampung cahaya. Keuntungan lainnya, mudah dilakukan penyambungan (splice) antara dua serat optik dan relatif lebih murah. Kerugiannya, yaitu terjadi dispersi, oleh karena itu hanya digunakan untuk jarak yang relatif pendek dengan pesat bit yang relatif lebih rendah. 3. Serat Optik Multimode Graded Index Ukuran inti adalah 30 – 60 m dan diameter selubung 100 – 150 m. pada lapisan inti terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias yang tertinggi terdapat pada pusat inti (core) dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Maka dari itu sinar yang merambat pada bagian tepi memiliki kecepatan yang lebih tinggi relatif dengan sinar yang melewati bagian sumbu, sehingga meskipun menempuh jarak yang
34
berbeda akan tiba pada waktu yang bersamaan di ujung lain. Dispersi pada serat ini minimum, dan harganya lebih mahal dari pada serat optik step index karena proses pembuatannya lebih sulit.
IV.2.3. Karakteristik Serat Optik 1. Redaman pada serat optik Energi cahaya yang dipancarkan melalui serat optik sebagian diserap oleh inti dari kabel serat optik tersebut. Redaman serat optik ( ) tergantung pada panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, dan dinyatakan dalam dB/km. Redaman menurun diantara panjang gelombang 700 dan 1650 nm, dan akan naik dengan panjang gelombang cahaya di atas 1700 nm. a) Scattering 1. Rayleigh Scattering I. Redaman untuk gelombang pendek (<1000 nm).] II. Disebabkan oleh struktur gelas tidak teratur. III. Merupakan gambaran fisik serat. 2. Microbending I.
Akibat tekanan mekanik atau proses penarikan.
II. Redaman terjadi karena sudut datang sinar menjadi tidak memenuhi persyaratan pantulan dalam total seperti Gambar 4.1 Backscattered light (loss)
Radiated light (loss) Microbend
Gambar 4.1 Microbending 3. Variasi ukuran core
35
Ketidak seragaman ukuran core menyebabkan sebagian moda menjadi tidak memenuhi syarat pantulan dalam total. b) Penyerapan (absorption) 1. Redaman pada panjang gelombang yang tinggi (di atas 1600 nm) karena penyerapan oleh kaca 2. Terdapat tiga daerah panjang gelombang tertentu dimana terjadi penyerapan cahaya sangat tinggi karena adanya molekul-molekul air yang tersisa di dalam kaca 3. Daerah-daerah tersebut dinamakan OH-peak 2. Redaman pada Sambungan Serat Optik Panjang kabel serat optik yang dibuat biasanya terbatas yaitu 1 sampai 5 Km, sehingga jika kabel yang dibutuhkan dalam jaringan menggunakan serat optik
panjangnya
melebihi
panjang
ini
dibutuhkan
splice
untuk
penyambungannya. Splice memiliki redaman antara 0,1 sd. 0,5 dB, tergantung jenis splice yang dipakai (fuse atau mechanical). a. Pada sambungan permanen Sambungan permanen merupakan sambungan serat yang menggunakan mesin fusion splicer yaitu penyambungan dengan cara peleburan serat. a) Ketidak –sentris-an antara core dengan cladding b) Variasi ukuran diameter cladding c) Core yang tidak bulat d) Variasi akuran diameter core b. Pada Konektor Konektor diperlukan untuk menghubungkan serat dengan serat lain maupun dengan perangkat dan sifatnya tidak permanen. Besar redaman konektor untuk serat optik antara 0,3 sd. 0,5 dB. Tipe konektor yang biasanya digunakan pada sistem komunikasi serat optik terdiri dari Cylindrical tipe connector, Bionic connector, dan V – groove connector. a) Terjadi karena celah udara maupun debu pada permukaan sambung b) Terdapat pantulan gelombang karena adanya celah (udara).
36
3. Dispersi Dispersi pada serat optik dapat disebabkan oleh pengaruh dari mode serat yang digunakan. Dispersi pada serat optik multimode step index disebabkan karena adanya selisih waktu perambatan diantara sinyal masuk dengan sudut kecil dan sinyal masuk dengan sudut yang lebih besar. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan waktu tiba di ujungyang lain dan selisih waktu yang terjadi akan menyebabkan pelebaran pulsa output. Pulsa yang diterima di ujung serat menjadi lebih lebar sehingga membatasi laju data yang dikirimkan untuk jarak tertentu. 1. Dispersi Modal a. Berpengaruh pada serat optik step index multimode b. Terjadi karena banyaknya lintasan sinar sehingga jarak tempuh berbeda c. Dapat diatasi dengan serat graded index multimode 2. Dispersi Kromatik a. Berpengaruh pada serat optik step index singlemode b. Terjadi karena sinar yang merambat kurang koheren dalam spektrum c. Kombinasi dari dispersi material dan dispersi pemandu gelombang
IV.3
Sumber Optik Dan Detektor Optik
IV.3.1 Sumber Optik Sumber optik berfungsi untuk menghasilkan cahaya yang digunakan untuk membawa sinyal informasi di sepanjang serat optik agar sampai di penerima. Pemancar optik menggunakan sumber optik sebagai komponennya dan mempunyai fungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal optik. Terdapat berbagai tipe sumber cahaya LED atau LASER dalam berbagai versi. Dasar pertimbangan yang diambil untuk pemilihan sumber cahaya tersebut ditentukan berdasarkan unjuk kerja yang diinginkan serta besarnya biaya yang tersedia. a. Light Emitting Diode (LED)
37
Light Emitting Diode merupakan diode semikonduktor yang digunakan untuk meradiasikan cahaya dengan emisi yang spontan. Secara garis besar tipe LED yang tersedia dibedakan menjadi dua yaitu: I.
Surface Emitting LED
II.
Edge Emitting LED
Radiasi cahaya pada Surface Emitting LED adalah acak, sedangkan pada Edge Emitting LED dalam bentuk berkas. a. Diode LASER LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Daya keluaran rata-rata dari laser dijaga konstan pada kira-kira 1 mW. Detektor optik dipasang pada modul laser untuk mengubah sinyal optik yang diemisikan dari bagian belakang laser (daya yang diemisikan dari belakang adalah sama dengan daya yang diemisikan ke arah serat) menjadi sinyal listrik dengan level yang sesuai dengan daya optik. Sinyal listrik ini digunakan untuk mengontrol bias dan arus modulasi laser, dengan demikian daya optik terjamin konstan untuk level logika 1 dan 0 yang dikehendaki. IV.3.2 Detektor Optik Untuk menhdeteksi sinyal optik diperlukan photo detektor. Photo detektor adalah elemen yang sangat penting di dalam sistem transmisi serat optik. Elemen ini mengubah sinyal optik menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan dikuatkan dan diproses lebih lanjut. Persyaratan unjuk kerja suatu photo detektor adalah sebagai berikut: a. Mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang tinggi b. Mempunyai bandwidth atau kecapan yang cukup sesuai dengan kecepatan informasi (bitrate) c. Noise (derau) tambahan yang minimun d. Tidak mudah terpengaruh dengan perubahan temperatur Dua junis photo detektor yang digunakan dalam sistem transmisi optik yaitu PIN / FET diode dan Avalanche Photo Diode (APD). 1. Dioda PIN
38
Di dalam dioda PIN serat optik ditempatkan sedemikian sehingga cahaya diterima pada lapisan intrinsik semi konduktor yang terletak antara lapisan semi konduktor tipe P dan N. dioda junction dibentuk oleh lapisan-lapisan tersebut dengan bias mundur. Variasi arus yang mengalir melalui dioda PIN sesuai dengan variasi intensitas cahaya dari sinar optik yang diterima dan besarnya sangat kecil. Oleh karena itu perlu suatu penguatan. Untuk meningkatkan signal-to-noise ratio pada sisi penerimaan, maka diperlukan
proses
penguatan
yang
bertingkat-tingkat.
Tingkat
pertama
menggunakan FET (Field Effect Transistor) yang terdapat dalam modul penerima. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi adanya derau tambahan yang mungkin timbul di dalam perkawatan antara PIN dan penguat eksternal. Kombinasi antara dioda PIN dan amplifier memungkinkan sistem saluran optik mendeteksi sinyal input dengan rata-rata daya antara – 25 dBm dan – 35 dBm. Level di dalam jangkauan ini menghasilkan error ratio kurang dari 1x10-10 pada sistem keluaran. 2. APD (Avalanche Photo Diode) Dioda ini memiliki konstruksi dan cara kerja yang hampir sama dengan dioda PIN. Tetapi dioda ini tidak memerlukan penguat FET di dalam modul penerima. Penguatan internal membuat APD lebih sensitif. Hal ini dicapai dengan memanfaatkan tegangan bias mundur yang tinggi melintasi junction dioda (sebab dengan medan listrik yang tinggi ini diperoleh lapisan intrinsik yang lebih tebal). Proses komunikasi serat optik: a. Informasi listrik analog diubah menjadi sinyal listrik digital b. Dengan menggunakan sumber cahaya LED atau dioda LASER, sinyal listrik digital diubah menjadi sinyal optik (cahaya) c. Berdasar hukum pemantulan sempurna, sinar optik berisi informasi dipantulkan sepanjang serat sampai pada penerima d. Detektor optik akan mengubah sinar optik tersebut menjadi sinar listrik kembali
39
IV.4
Fungsi Dan Bagian Kabel Optik Adapun fungsi dan bagian dari kabel optik adalah sebagai berikut :
1. Kulit kabel Terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optic dari pengaruh mekanis saat instalasi. 2. Aluran (slot) Terbuat dari bahan polyethylene berfungsi untuk menempatkan sejumlah serat. Untuk kabel optik jenis slot dengan kapasitas1000 serat, diperlukan 13 aluran(slot) dan1 slot berisi 10 fiber ribbons.1 fiber ribon berisi 8 serat. 3. Central strength member Adalah bagian penguat yang terletak ditengah-tengah kabel optik. Central strength member terbuat dari pilinan kawat baja yang mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat instalasi. Karakteristik mekanis dari kabel optik adalah : a. Fiber Bending (Tekukan Serat) Tekukan
serat
yang
berlebihan
(terlalukecil)
dapat
mengakibatkan
bertambahnya optical loss. b. Cable Bending (Tekukan Kabel) Tekukan kabel pada saat instalasi harus dijaga agar tidak terlalu kecil, karena hal ini dapat merusak serat sehingga menambah optical loss. c. Tensile Strength Tensile strength yang berlebihan dapat merusakan kabel atau serat. d. Crush Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah, sehingga dapat menaikkan optical loss e. Impact
40
Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel optik. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah, sehingga dapa menaikkan optical loss.
f. Cable Torsion Torsi yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat. Pada tabel 4.1 dapat dilihat kode warna serat.
1
2
3
4
Biru
Oranye
Hijau
Coklat
5 Abuabu
6
7
8
9
10
11
12
Putih
Merah
Hitam
Kuning
Ungu
Pink
Turqoise
Tabel 4.1. Kode Warna Serat Persyaratan yang dibutuhkan oleh serat optik adalah: 1. Tidak putus saat gaya rentang (tensile force) bekerja pada serat optik. 2. Tidak mengalami perubahan kulaitas perambatan cahaya akibat tekanan dari samping seperti misalnya microbending. 3. Serat optik ditempatkan secara khusus didalam kabel optik. 4. Pada sambungan serat optik harus diberi penguat. Pada komunikasi serat optik sinyal yang digunakan dalam bentuk sinyal digital, sedangkan penyaluran sinyal melalui serat optik dalam bentuk pulsa cahaya. Pulsa cahaya didapat dari memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital dalam suatu komponen SumberOptik, proses ini terjadi pada arah kirim. Sedangkan pada arah terima melalui DetektorOptik, pulsa cahaya diubah kembali dalam bentuk sinyal digital.
IV.5
Instalasi Kabel Serat Optik Instalasi kabel serat optik dibagi menjadi dua bagian, yaitu instalasi atas
tanah dan instalasi bawah tanah. Dalam rangka standarisasi pemasangan dan mutu material pemasangan kabel serat optik maka sangat diperlukan adanya
41
standar atau pedoman pemasangan kabel serat optik baik untuk instalasi atas tanah maupun bawah tanah.
IV.5.1 Pemasangan Kabel Optik Atas Tanah Untuk menambatkan kabel pada tiang, harus diperhatikan daerah dan rute yang akan ditempuh kabel tersebut. untuk daerah yang jarang terjadi angin kencang dan rute lurus, penambatan kabel dilakukan dengan cara gantung. Jarak antar tiang adalah 50 meter. Sedangkan untuk daerah yang sering terjadi angin kencang dan rute belok, digunakan cara tambat. Jarak antar tiang yang digunakan lebih dari 50 meter. Untuk tumpuan, digunakan tiang besi, beton, ataupun tiang kayu dengan berbagai ukuran dan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. Penarikan kabel antar tiang harus manghasilkan lentur kabel, yang ditentukan oleh batas putus tegangan kawat penggantung, berat kabel termasuk kawat penggantung dan gaya tegangan tambahan seperti tekanan angin.
IV.5.2 Pemasangan Kabel Optik Bawah Tanah Duct (saluran) terpasang untuk kabel tembaga. Karena diameter kabel serat optik relatif kecil dibandingkan dengan kabel tembaga, maka sebuah saluran dapat diisi sampai 3 buah kabel serat optik sekaligus. Namun penarikan kabel serat optik tidak dilakukan sekaligus, melainkan dilakukan sesuai kebutuhan. Namun penarikan yang bertahap ini akan menimbulkan gesekan di antara kabel sehingga dapat mengakibatkan kerusakan. Untuk mengatasi hal ini perlu dipasang subduct (anak saluran) di dalam duct (saluran), maksimum 3 anak saluran dalam 1 saluran. Dengan demikian satuah anak saluran hanya dapat ditarik satu buah kabel serat optik dan penarikan kabel berikutnya tidak akan mengganggu kabel optik yang telah terpasang.
42
BAB V KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
V.1 Meng-FEkan Permintaan Pasang Baru Sebelum perangkat telepon atau speedy diinstall maka, harus dilakukan pengecekan apakah jalur/kanal yang akan digunakan tersebut layak atau tidak.Di PT.Telkom Kandatel Medan bagian yang menangani masalah ini yaitu ADAM.Tugas dari bagian ADAM ini hanya melakukan pengecekan kelayakan sebelum perangkat
telepon atau speedy tersebut diinstall. Sedangkan yang
mengirimkan permintaan adalah bagian dari Plasa Telkom.Pihak Telkom Kandatel Medan menggunakan sistem database yang disebut CSS (Customer Sistem).Melalui CSS inilah pihak kandatel Telkom dapat menentukan apakah
permintaan pasang baru layak untuk diteruskan atau tidak.Setelah
dilakukan pengecekan maka akan ada 2 kemungkinan yang muncul : a) Bila hasil pengecekan menyatakan bahwa permintaan tersebut layak dikabulkan maka pihak Telkom kandatel Medan akan membukakan jalur yang diminta oleh pihak Plasa Telkom tersebut.Syarat utama yang harus
43
dipenuhi agar permintaan tersebut dinyatakan layak adalah bahwa keadaan atau kondisi dari kanal adalah kondisi kosong baik (KSB). b) Bila hasil pengecekan menyatakan bahwa permintaan tersebut layak dikabulkan maka pihak Telkom kandatel Medan akan memberitahukan ke Plasa Telkom bahwa permintaan yang mereka ajukan tidak layak untuk dikabulkan.Permasalahan utama yang menyebabkan permintaan pasang baru tersebut tidak layak untuk dikabulkan adalah kesalahan pada nomor permintaan.Selain kesalahan pada nomor permintaan ada beberapa kondisi yang mengakibatkan permintaan tersebut tidak dapat diproses. Kondisi ini yaitu kondisi kanal yang kosong rusak (KSR atau CROSS). Ada 2 tipe permintaan yang biasanya dikerjakan oleh pihak Telkom kandatel medan (ADAM) ini, yaitu : a) Permintaan pasang baru untuk pesawat telepon PSTN Pada permintaan pasang baru jenis ini informasi yang dibutuhkan oleh pihak ADAM untuk dapat memproses permintaan adalah nomor permintaan, nama STO, nama RK, dan nama DP. b) Permintaan pasang baru Speedy Pada permintaan pasang baru speedy informasi yang dibutuhkan leh pihak ADAM untuk dapat memproses permintaan adalah nomor permintaan dan nomor telepon dari pelanggan yang akan memasang speedy tersebut. V.2 Purifikasi Purifikasi adalah pencocokan antara data rumah kabel di data base Telkom (CSS) dengan kenyataan di lapangan. Purifikasi dilakukan dengan meninjau langsung ke rumah kabel dan membandingkan hasil data tinjauan langsung dengan data yang telah ada dalam data base. Data yang dibandingkan adalah data tiap port. Dimana data port rumah kabel itu terdiri dari :
44
Data bagian primer Bagian primer adalah tempat pengoneksian antara kabel primer dari sentral (MDF) dengan port primer kabel primer. Data yang diambil di
bagian primer adalah: 1. Nomor telepon rumah pelanggan 2. Nomor telepon untuk speedy 3. Nomor conector sekunder yang terhubung dengan conector primer Data bagian sekunder Bagian sekunder merupakan tempat pengoneksian antara kabel yang berada di dalam port sekunder kabel sekunder dengan DP. Data yang diambil di bagian sekunder adalah : 1. Nomor telepon rumah pelanggan 2. Nomor conector primer untuk speedy 3. Nomor conector primer yang terhubung dengan conector sekunder
Gambar.5.1 Rumah Kabel
Bagian primer dan sekunder dihubungkan dengan kabel jumper.:
45
Gambar 5.2 Port rumah kabel line telephone Dalam satu bagian terdapat seratus port yang disusun untuk memudahkan penomoran.
Gambar 5.3 Blok port rumah kabel Tiap blok terdiri dari 100 port Terdapat terminasi kabel atas dan kabel bawah. Pada bagian primer jumper atas menghubungkan sentral dengan port. Jumper bawah menghubungkan port primer dengan bagian sekunder. Urutan pengkabelan jumper atas disusun berdasarkan urutan warna. Untuk port ganjil warna jumper sisi kiri adalah merah dan sisi kanan sesuai urutannya ke nomor ganjil dalam satu deret line yaitu: biru, orange, coklat, hijau, abu-abu (BOHCA). Dan untuk nomor genap warna jumpernya merah hitam. Untuk jumper bawah urutan warnanya putih, biru.
Alat-alat yang digunakan:
46
1. Test phone Test phone adalah telephone DTMF yang digunakan untuk mengetes port terminal blok rumah kabel. Test phone memiliki dua kaki di ujung kabel yang digunakan untuk menghubungkan test phone dengan port terminal blok rumah kabel. Hubungan ini adalah hubungan paralel. 2. Ground Ground adalah alat pembumian yang digunakan untuk mengetes port terminal yang terhubung dengan port terminal lainnya (antara bagian primer ke sekunder atau sebaliknya) dengan cara memutus aliran listrik conector sehingga koneksi terputus. Pemutusan koneksi dilakukan dengan menghubungkan kedua plat kaki port terminal blok rumah kabel dengan ground. 3. Jack Jack adalah alat untuk memasukan dan mencabut kabel jumper pada port terminal blok. 4. Kabel jumper
Kerja yang dilakukan.
Pengerjaan dibagi menjadi dua bagian, bagian data primer dan data sekunder.
Bagian data primer. Pada bagian data primer mula-mula mencocokkan no port dengan data yang diambil dari data base (SISKA). Data tersebut berisi keterangan isi port primer, apakah kosong, cadangan, MUX (untuk speedy), dan nomor telepon yang terhubung dengan port terminal primer. Pemeriksaan dilakukan satu per satu. Apabila terdapat data yang tidak cocok, diambil data baru dari data yang didapat di lapangan. Data yang masuk juga meliputi keterangan apakah jumper
47
port mati (JM), jumper terhubung antara 2 port yang diserikan (NAPN), jumper sambung luar, port kosong tanpa jumper, atau pelanggan belum membayar tagihan (nunggak rekening). Pemeriksaan dimulai dengan mendial nomor telepon port yang tertera pada data CSS dengan menggunakan test phone. Nomor yang tidak sesuai dicatat kembali. Keterangan port yang tidak sesuai diperbaiki.
Bagian data sekunder Langkah awal pada data primer juga dikerjakan pada bagian data sekunder. Pemeriksaan dimulai dengan mendial nomor telephon port yang tertera pada data CSS dengan menggunakan test phone. Untuk nomor yang tidak sesuai, dicatat nomor telepon portnya kemudian dicari terminasi port primernya. Pencarian port primer yang terhubung dengan port sekunder dilakukan dengan menggunakan ground. Sebelumnya port sekunder dipasang test phone yang mengubung paralelkan telephon pelanggan seperti saat pengecekan nomor telephon port. Kemudian satu persatu port primer dimasukkan ground dan menghubungkan kedua kaki plat port. Jika lampu test phone mati berarti telah ditemukan port primernya. Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam purifikasi data sekunder adalah :
Port yang ketika test phone dimasukkan, lampu indikator test phone ketika dihidupkan tidak menyala sehingga pengetesan nomor telephon port tidak dapat dilakukan. Hal ini dapat diakibatkan jumper yang putus atau port yang telah rusak. Identifikasi yang dilakukan adalah
melihat pemasangan jumper port. Jika di port tidak ada jumper baik tas maupun bawah dapat di simpulkan jumper sambung luar. Sambungan jumper yang di luar 48
dicari sesuai nomor port apakah ganjil atau genap untuk mempermudah mencari warna kabel jumper yang tersambung luar. Setelah dapat dites dengan test phone dengan mejepitkan kedua sisi kabel. Jika lampu test phone menyala dilakukan pendialan nomor telephone jumper dan pada keterangan ditambahkan jumper sambung
luar. Jika port tidak ada jumper bawah berarti port telah kosong dan nomor
dipindahkan. Jika jumper atas dan bawah ada namun lampu test phone tidak menyala maka terdapat kemungkinan port rusak. Cabut sebuah jumper bawah dan kemudian test kembali. Jika masih tidak menyala cabut kedua jumper dan buka isolasinya. Tempelkan langsung test phone pada tembaga jumper. Jika masih tidak hidup maka dapat disimpulkan
jumper mati. Data semula dirubah dengan JM (Jumper Mati). Jika saat test phone dihidupkan terdengar operator yang menjawab, apabila dikatakan selesaikan istrasi anda (nunggak rekening) maka nomor tidak dapat didial sehingga pencocokan data dilakukan dengan melihat data terminasi kabel primer yang ada pada data SISKA dan mencocokkannya di RK. Jika tidak cocok maka dicari port primer yang cocok. Begitu juga bila keterangan dari operator mengatakan nomor dialihkan, pelanggan meminta nomor di blok untuk sementara, atau telephon sedang mengalami gangguan.
V. 3 Pencocokan Dan Pengukuran Panjang Kabel Pencocokan dan pengukuran panjang kabel melibatkan tiga data yaitu : data panjang kabel tiap DP (potensi DP), data di data base Telkom (BAMS), dan
49
dari peta skematik pengkabelan. Tindakan yang dilakuan adalah membandingkan data di potensi DP dengan data di data base (BAMS) untuk tiap DP pada RK dan sentral tertentu. Data DP yang ada di potensi DP tetapi tidak ada di BAMS dicatat. DP yang panjang kabelnya belum ada di BAMS diukur panjang kabelnya. Pengukuran dilakukan dengan melihat peta skematik dan menjumlahkan panjang tiap simpul dari penarikan kabel dari RK sampai ke DP. Kemudian hasil pengukuran yang diperoleh dimasukkan ke data BAMS.
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan 1. Pada saat ini jaringan komputer sangat bermanfaat bagi setiap perusahaan besar maupun kecil, warnet, sekolah, dan lain-lain, dimana jaringan komputer ini mempermudah kerja seseorang untuk mengakses data dengan cepat dibandingkan dengan cara manual. Hal ini dapat meningkatkan kualitas kerja suatu karyawan.
50
2. ADAM (Access Data Management) adalah bagian dari ANEM (Acces Network Maintenance) dalam struktur organisasi Telkom yang mengurusi vaildasi data, data entry dan pengalokasian kanal. 3. Kegiatan meng-FEkan permintaan pasang baru adalah salah satu jenis kegiatan dan tugas bagian ADAM yang bertujuan untuk menguji dan menyelidiki kelayakan sebelum suatu perangkat telepon atau SPEEDY dipasang. 4. Purifikasi adalah kegiatan pencocokan data rumah kabel dari data base Telkom (CSS) dengan data hasil peninjauan di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendata ulang seluruh nomor pesawat telepon yang terpasang dan kondisi koneksi port dalam rumah kabel. 5. Pencocokan dan pengukuran panjang kabel dilakukan untuk melengkapi data panjang kabel total yang ditarik dari sentral ke pelanggan untuk tiap DP.
VI. 2 Saran 1. Dalam meng-FEkan permintaan pasang baru kita harus mendengarkan informasi yang disampaikan oleh pihak Plasa Telkom dengan benar dan teliti. 2. Dalam melakukan purifikasi diperlukan ketelitian saat pengerjaan. Memeriksa peralatan terlebih dahulu baik dilakukan untuk mengantisipasi perangkat tertinggal. 3. Dalam menghitung panjang kabel yang perlu didahulukan adalah data BAMS yang masih kosong. Saat pengukuran panjang kabel dari peta skematik diperlukan ketelitian menghitung dan membaca skematik.
51
52