LAPORAN KASUS Pembimbing: dr. Wariyah, Sp.S Disusun oleh: Pricilla Jemaga KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF RSPI SULIANTI SAROSO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Identitas Nama
Umur Jenis kelamin Agama Suku bangsa Pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat
Nomor CM Tanggal pemeriksaan
: Ny. A : 33 tahun : Perempuan : Islam : Jawa : SMK : Wiraswasta :Jl. Dukuh Barat No.19 : 317082 : 12 April 2016
Anamnesis Autoanamnesis pada tanggal 12 April 2016 pukul 16.00 WIB
di bangsal Dahlia 1 RSPI Sulianti Saroso. Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSPI Sulianti Saroso dengan keluhan nyeri kepala
sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri Kepala pada seluruh kepala terutama pada kepala bagian belakang. Nyeri terasa seperti berat terutama pada kepala bagian belakang hingga ke leher. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul. Setiap keluhan timbul intensitasnya bervariasi dari ringan ke berat. Lamanya serangan tidak menentu, dan biasanya hilang dengan minum obat. Nyeri dikatakan pasien dengan frekuensi tidak menentu bisa 3-4x dalam sehari. Pasien mengatakan bahwa keluhan nyeri timbul kapan saja. Rasa nyeri semakin berat jika pasien beraktivitas dan berkurang jika pasien beristirahat dan minum obat. Keluhan tidak dipengaruhi oleh makan coklat, cahaya matahari. Keluhan disertai mual. Keluhan muntah, kejang, mulut miring, bicara pelo, penurunan kesadaran, tangan dan kaki lemas dan sulit digerakan disangkal pasien, penglihatan kabur, penglihatan ganda, silau disangkal pasien. Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum nyeri datang.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengaku 2 bulan SMRS pasien demam 4 hari, demam
tidak terlalu tinggi, disertai nyeri kepala, mual ,badannya terasa lemas dan nafsu makan menurun pasien berobat dan diberi antibiotik serta obat penurun panas keluhannya berkurang. Namun keluhan nyeri kepala masih menetap Pasien mempunyai riwayat tb saat usia 7 tahun dan berobat selama 6 bulan tinggal serumah batuk lama disangkal Riwayat trauma kepala disangkal Setiap hari pasien menjaga toko pakaian dari jam 10.00 – 22.00 sejak 8 tahun Pasien sudah menikah sejak 8 tahun lalu namun hingga sekarang belum punya anak
• Riwayat penyakit dahulu : – Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-) – Riwayat Asma Bronkial (+) – Riwayat TB (+) – Riwayat darah tinggi (-)
– Riwayat kolesterol (-) – Riwayat Diabetes Mellitus (-)
• Riwayat penyakit keluarga : – Riwayat keluhan serupa (-)
Pemeriksaan Fisik Status Generalis • Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
• GCS
: E4 M6 V5
• Tekanan Darah : 120 / 70mmHg • Nadi
: 88 x/menit
• RR
: 18 x/menit
• Suhu
: 36.3° C
Pemeriksaan Fisik • Kepala
Bentuk : Normocephal Mata : ca-/-, si -/Hidung : Sekret -/-, tonsil T1-T1, Mulut : Arkus faring anterior tidak hiperemis, arkus faring posterior tidak hiperemis, dinding faring tidak dapat dinilai – Telinga : normotia kanan/kiri, membran timpani utuh – – – –
• Leher : trakea ditengah, pembesaran KGB-, tiroid tidak membesar • Thorax: – Cor : tidak terlihat adanya ictus cordis, batas jantung kanan: ICS V
linea strenalis dextra, kiri : ICS V midclavicula line sinistra, atas : ICS II parasternal line sinistra – Pulmonal : retraksi (-) , Rh-/- , wh -/-,
Abdomen: • Tampak datar, bising usus (+), timpani, supel, nyeri tekan -,
pembesaran hepar -, ballotement Anus dan genitalia : dalam batas normal Ekstremitas: • Atas: akral hangat, oedem (-) • Bawah : akral hangat, oedem (-)
Tulang belakang : tidak ada kelainan, gibbus (-) Kulit : tampak kering Kelenjar getah bening : (-)
Pemeriksaan neurologis Kesadaran : GCS E4M6V5
Rangsang meningeal Kaku kuduk Brudzinski I Brudzinski II Brudzinski III Brudzinski IV Laseque
Kernig
: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (+) :(+)
Pemeriksaan nervus cranialis • Nervus I ( N. Olfaktorius) :
- normosmia +/+ • Nervus II (N. Optikus) : -visus : Tidak dilakukan pemeriksaan -RCL(+/+), RCTL(+/+) -lapang pandang : sama seperti pemeriksa -tes buta warna tidak dilakukan
• Nervus III (N. Okulomotorius), IV (N.
Troklearis), VI (N. Abducens)
– Kedudukan bola mata simetris, strabismus -/-, enopthalmus -/– – –
– –
, exopthalmus -/Ptosis -/Pergerakan bola mata dapat dan simetris, penilaian nistagmus /Pupil : kanan-kiri bentuk bulat, ukuran 0,3 cm, isokor, posisi ditengah Refleks akomodasi dan konvergensi : bola mata bergerak ke arah nasal dan pupil miosis Diplopia -/-
NervusV (trigeminus): - Sensorik cabang oftalmik, maksilaris, dan mandibularis terasa dan sama
kuat - Motorik membuka mulut dapat, menggerakan rahang dapat kuat +/+, menggigit kontraksi M.Maseter & M.Temporalis kuat +/+
Nervus VII (fasialis):
- Raut muka
simetris +/+
- fissura palpebra
simetris +/+
- mengangkat alis
dapat, simetris +/+
- mengerutkan dahi
dapat, simetris +/+
- memejamkan mata
dapat, simetris, lagophtalmus -/-
- mencucukan bibir - menyeringai
dapat, simetris +/+ dapat, simetris +/+
- Menggembungkan pipi dapat, simetris +/+
N VIII ( N. Vestibulocochlearis) ; Rhomberg N IX , N X ( N. Glossopharyngeus, N.Vagus ) Kualitas suara baik
- disatria : - sengau : - menelan : dapat - mengejan : dapat - kedudukan palatum mole dan arcus faring simetris, uvula ditengah
Nervus XI ( N. Aksesorius) :
M.Sternocleidomastoideus dapat, sama kuat M.trapezius dapat, sama kuat Nervus XII ( N. Hipoglossus): • Kedudukan lidah saat menjulurkan lidah: berada
ditengah • Atropi papil lidah (-) • Tremor lidah (-) • Fasikulasi (-)
• Trofi ; • Lengan • Tungkai
: tenar & hipotenar eutrofi : tibialis anterior eutrofi
• Tonus: • Tonus pasif :lengan dan tungkai (normotoni) • Tonus aktif : rigiditas -/-, spasitisitas -/-
• Kekuatan 5555 Ekstremitas Superior Dextra
5555 Ekstremitas Superior Sinistra
5555 Ekstremitas Inferior Dextra
5555 Ekstremitas Inferior Sinistra
Refleks Fisiologis Refleks
Refleks Refleks Refleks
Refleks
Biseps : +/+ Triceps : +/+ Brachialis : +/+ Patella : +/+ Achilles : +/+
Refleks Patologis • Hoffman tromner -/-
• Babinski -/• Chaddock -/• Oppenheim -/-
• Gordon -/• Schaefer -/• Klonus paha -/• Klonus kaki -/-
Sensorik :
- Ekseroreseptif : sensasi nyeri +/+, sensasi raba
halus +/+ dan sensasi suhu (tidak dilakukan) - Propioreseptif : sensasi diskriminatif dan posisi baik
Pemerikaan laboratorium pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Lekosit
10,0
3,6 – 11,0
Eritrosit
5,32
3,80 – 5,20
Hemoglobin
14,5
11,7 – 15,5
Hematokrit
45
35 – 47
Trombosit
495
150 – 440
M.C.V
84
80 – 100
M.C.H
27
26 – 34
M.C.H.C
32
32 – 36
Basofil
0
0–1
Eosinofil
1
2–4
Batang
1
3–5
Segman
63
50 – 70
Limfosit
30
25 – 40
Monosit
5
2–8
LED
19
0 – 20
CD4
1083
410 -1590
Foto thorax (12 – 4 – 2016) Cor besar normal, Aorta tak melebar
Corakan bronchovaskular baik Tak tampak infiltrat Tampak kalsifikasi kedua apex dan lap.atas
Hilus tak menebal Sinus, diafragma baik Kesan: TB Paru lama
Resume Telah diperiksa seorang wanita berusia 33 tahun dengan keluhan
nyeri kepala sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri Kepala pada seluruh kepala terutama pada kepala bagian belakang. Nyeri terasa seperti berat terutama pada kepala bagian belakang hingga ke leher. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul. Setiap keluhan timbul intensitasnya bervariasi dari ringan ke berat. Lamanya serangan tidak menentu, dan biasanya hilang dengan minum obat. Nyeri dikatakan pasien dengan frekuensi tidak menentu bisa 3-4x dalam sehari. Pasien mengatakan bahwa keluhan nyeri timbul kapan saja. Rasa nyeri semakin berat jika pasien beraktivitas dan berkurang jika pasien beristirahat dan minum obat. Keluhan tidak dipengaruhi oleh makan coklat, cahaya matahari. Keluhan disertai mual.
Pada pemeriksaan fisik didapat:
Status Generalis Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
GCS
: E4 M6 V5
Tekanan Darah
: 120 / 70mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 18 x/menit
Suhu
: 36.3° C
Pemeriksaan Rangsang meningeal Laseque : (+) Kernig :(+)
Pemeriksaan foto thorax: Kesan: TB paru lama
Diagnosa Meningitis e.c susp. TB
Diagnosa Banding Meningitis bakteri
Meningitis virus
Rencana diagnostik Lumbal pungsi
CT scan kepala
Terapi Medikamentosa IVFD NaCl 0,9 % + Neurosanbe I/ 24 jam Dexametasone 4 x 10 mg iv Ranitidine 2 x 1 amp Cap camp 2 X 1 • Clobazam 5 mg • Tiamin 50 mg • Paracetamol 300 mg
Nonedikamentosa: • bed rest
Tinjauan pustaka Meningitis TB
Definisi merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru.
Mycobacterium tuberculosis Bakteri batang gram positif Berukuran 0.4-3 µ
Sifat tahan asam Hidup selama berminggu-
minggu dalam keadaan kering Lambat bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam).
Epidemiologi Tuberkulosis di Dunia Di Indonesia, meningitis tuberkulosis masih banyak
ditemukan karena morbiditas tuberkulosis pada anak masih tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai 4 atau 6 tahun. Meningitis tuberkulosis menyerang 0.3% anak yang menderita tuberkulosis yang tidak diobati. Sebagian besar memberikan gejala sisa, hanya 18% pasien yang akan kembali normal secara neurologis dan intelektual.
PATOGENESIS Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa BTA masuk tubuh ↓ Tersering melalui inhalasi Jarang pada kulit, saluran cerna ↓ Multiplikasi ↓ Infeksi paru / focus infeksi lain ↓ Penyebaran hematogen ↓ Meningens
Meningens ↓ Membentuk tuberkel ↓ BTA tidak aktif / dormain
Bila daya tahan tubuh menurun ↓ Rupture tuberkel meningen ↓ Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid ↓ MENINGITIS
Gejala klinis meningitis tuberkulosa Stadium I : Stadium awal Gejala prodromal non spesifik : nyeri kepala, malaise, demam,
anoreksia
Stadium II : Intermediate
lemah, perubahan kepriadian kaku kuduk/iritasi meningen defisit neurologis minor berupa parese syaraf kranialis Stadium III : Advanced Penurunan kesadaran Kejang Defisit neurlogis
Pemeriksaan penunjang Sputum BTA
Foto thorax Lumbal pungsi CT scan kepala
Terapi Pengobatan 2 bulan pertama obat
dosis
INH 300 mg
1 x sehari
Rifampisin 450 mg
1 x sehari
Pirazinamid 500 mg
3x1
Ethambutol 250 mg
3x2
Terapi Pengobatan 7 – 10 bulan berikutnya obat
dosis
INH 300 mg
1 x sehari
Rifampisin 450 mg
1 x sehari sebelum makan pagi
TERAPI
Kortikosteroid Cara pemberian Prednisone : 2 – 5 mg/kgBB/hari, 20 mg/hari (3
dosis) 2 – 4 minggu, lanjut 1 mg/kgBB/hari, 1 – 2 minggu Deksametason : 10 mg/4-6 jam/IV, jika keadaan baik 4 mg/6 jam/IV. Diberikan jika ada edema otak Diberikan lebih kurang 3 bulan