KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyusun satu karya tulis. Suatu anugrah yang patut disyukuri karena sampai detik ini kita masih diberi kesempatan untuk bertahan hidup. Kesehatan merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia. Bila kita tidak sehat dan tidak diobati maka lama kelamaan tubuh kita akan lemas dan mati. Pengobatan adalah hal yang efektif dalam upaya penyembuhan penyakit. Namun akan jauh lebih efektif bila kita mencegahnya terlebih dahulu dibandingkan dengan menunggu terjangkit penyakit. salah satu cara mencegah wabah penyakit adalah dengan melakukan vaksinisasi. Maka dari itu, saya mencoba menggali informasi seputar vaksinisasi guna meminimalisir persebaran penyakit.
Page | 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN -
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Metode Penelitian
3 4 4 4
BAB II ISI - Pengertian - Fakta dan Mitos SeputaR Vaksinisasi BAB III KESIMPULAN
5 5 8
BAB IV PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
Page | 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Lebih dari ribuan penyakit tersebar di muka bumi. Penyebarannya beragam, penyebaran penyakit terklasifikasi menjadi 2 macam, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular terjadi karena adanya penyebaran virus yang tidak dijaga dan dilindungi, sehingga virus tersebut tersebar ke dalam organisme lain yang belum terjangkit virus ataupun sudah. Apabila hal ini terus berlanjut tanpa ada tindakan, maka wabah penyakit dapat tersebar hingga ke penjuru dunia. Jenis penyakit yang ditularkan antara lain: penyakit kelamin; rabies; trakoma; skabies; erisipelas; antraks; gas-gangren; infeksi luka aerobic; penyakit pada kaki dan mulut. Beda halnya dengan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular disebabkan karena pola hidup penderita itu sendiri. Semakin dekatnya dengan wabah penyakit (bakteri patogen, virus, parasite) semakin mudah terjangkit penyakit tersebut. Namun, walaupun dengan adanya kontak eksternal maupun internal, organisme lain tidak terjangkit penyakit tersebut. Di era yang serba modern, sudah banyak cara untuk mengobati dan menghilangkan penyakit. Banyak yang berhasil dengan pengobatannya, namun tidak sedikit pula yang gagal dan berakhir menuju kematian. Hal yang paling efektif dan aman adalah dengan mencegahnya. Untuk penyakit tidak menular, cara penyegahannya cukup dengan menjaga pola hidup yang sehat sehingga organisme sulit untuk terjangkit penyakit. Sedangkan penyakit yang menular, setiap orang harus berhati-hati dengan lingkungan sekitar yang kemungkinan terdapat virus atau bakteri yang membahayakan. Namun, sebegitu kerasnya menghindari wabah penyakit, apabila di suatu lingkungan tetap tidak dapat terkendali dan terkondisikan, bias saja individu manapun dengan mudah terjangkit penyakit. Untuk mengahadapi kasus tersebut, peneliti telah menemukan cara pencegahan penyakit walaupun berada di kawasan rawan bakteriofag. Terobosan baru tersebut sering disebut dengan vaksin. Vaksin adalah suatu virus yang dilemahkan, sehingga ketika vaksin dimasukkan ke dalam tubuh virus penyakit akan hidup dalam tubuh namun tidak merugikan dan merusak
Page | 3
tubuh. Karena di dalam tubuh terdapat virus, maka virus yang sama namun masih berbahaya tidak dapat masuk. Cara vaksin atau sering disebut dengan imunisasi lebih efektif dilakukan sejak dini, karena kondisi tubuh anak yang mudah terjangkit bakteriofag. Namun, telah banyak beradar tentang mitos penggunaan vaksin yang tidak berfungsi, sehingga membuat orang tua enggan untuk memberikan vaksin kepada putra/i nya. Keberadaan mitos yang sama sekali tidak benar itu mengganggu kesehatan anak-anak. Maka, sebagai generasi muda kita harus membuktikan kebenarannya.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kebenaran tentang mitos vaksinisasi? 2. Mengapa mitos tersebut lahir di dunia vaksinisasi?
1.3.
TUJUAN
1. Mengetahui pentingnya vaksin bagi kehidupan manusia 2. Membuktikan kebenaran tentang vaksinisasi 3. Mengungkap segala sesuatu mengenai vaksinisasi.
1.4.
METODE PENELITIAN
1. Kajian yang digunakan dalam membuat karya tulis yaitu informasi dari
internet 2. Deskriptif.
Page | 4
BAB II ISI
2.1.
PENGERTIAN VAKSIN
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar”. Pemberian vaksin lebih efektif diberikan kepada anak-anak, karena tubuh anak terus menerus menghadapi banyak hal yang membuat sistem imun mereka bekerja keras, mulai dari bakteri di tubuh kita sendiri juga bakteri yang berasal dari makanan, minuman dan udara, selain dari itu, pencegahan vaksin dari usia dini menghilangkan kemungkinan anak tersebut tertular virus yang berbahaya. Pemberian vaksin usia dini sering kita sebut juga dengan imunisasi. 2.2.
FAKTA DAN MITOS SEPUTAR VAKSINISASI
2.2.1. Vaksin tidak penting ? Beberapa orang berpikir bahwa penggunaan vaksin tidak efektif dan berguna sama sekali. Karena vaksin adalah virus yang dimatikan, sebagian orang menyangkal bahwa pemberian vaksin itu bukannya menyegah penyakit, melainkan menambahkan penyakit. Fakta : Imunisasi/vaksinisasi adalah memasukkan virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh. Fungsinya, untuk merangsang tubuh membentuk sistem kekebalan. Jadi, kalau ada bibit penyakit yang masuk, secara otomatis tubuh akan melawannya. Juga faktanya, dengan adanya imunisasi dengan baik dan teratur, penyakit menular yang membahayakan dapat musnah karena terhentinya reproduksi virus tersebut. Contoh penyakit yang sudah hilang adalah small pox (cacar bopeng). Untuk virus vaksin yang masih ada juga terjangkit penyakit tersebut, kesalahannya bukanlah tidak pentingnya vaksin, melainkan masyarakat wabah penyakit namun belum tersalurkannya vaksin sehingga penyakit tersebut masih menular.
Page | 5
“Jadi, tepatnya penggunaan vaksin sangatlah pencegahan penyakit menular di lingkungan sekitar”
penting
untuk
2.2.2. Vaksin MMR dan thimerosal sebabkan autism ? Orang tua sangat hawatir terhadap anak-anaknya yang dapat terjangkit dengan penyakit autisme. Teori bahwa MMR menyebabkan autism dikemukakan oleh Dr. Wakefield yang mengaku sebagai ahli vaksin. Fakta : Kenyataannya bahwa Dr. Wakefield bukanlah seorang ahli vaksin, melainkan beliau adalah dokter spesialis bedah. Dengan memperhatikan hubungan yang tidak terbukti antara beberapa kondisi seperti inflammatory bowel disease (gangguan pencernaan) dan autisme adalah tidak berdasar. WHO (World Health Organisation), pada bulan Januari 2001 menyatakan mendukung sepenuhnya penggunaan imunisasi MMR dengan didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya. Beberapa institusi dan organisasi kesehatan bergengsi di Inggris pada Januari 2001 setelah mengadakan pertemuan dengan pemerintahan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama yaitu MMR adalah vaksin yang sangat efektif dengan laporan keamanan yang sangat baik. 2.2.3. ASI, gizi, dan suplemen herbal sudah cukup menggantikan imunisasi Fakta : ASI, gizi, suplemen herbal, kebersihan, hanya memperkuat pertahanan tubuh secara umum, karena tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu. Kalau jumlah kuman banyak dan ganas, perlindungan umum tidak mampu melindungi bayi, sehingga masih bisa sakit berat, cacat atau bahkan mati. Imunisasi merangsang pembentukan antibodi dan kekebalan seluler yang spesifik terhadap kuman-kuman atau racun kuman tertentu, sehingga bekerja lebih cepat, efektif, dan efisien untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya. 2.2.4. Vaksin mengandung lemak babi ?
Fakta : Hanya sebagian kecil dari vaksin yang pernah bersinggungan dengan tripsin pada proses pengembangan maupun pembuatannya seperti vaksin polio injeksi (IPV) dan meningitis. Pada vaksin meningitis, pada proses penyemaian induk bibit vaksin tertentu 15 – 20 tahun lalu, ketika panen bibit vaksin tersebut bersinggungan dengan tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari persemaiannya. Tetapi kemudian induk bibit vaksin tersebut dicuci dan dibersihkan total, sehingga pada vaksin yang disuntikkan tidak mengandung tripsin babi. Page | 6
Atas dasar itu maka Majelis Ulama Indonesia berpendapat vaksin itu boleh dipakai, selama belum ada penggantinya. Contohnya vaksin meningokokus (meningitis) haji diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena meningokokus. 2.2.5. Banyak bayi balita meninggal pada imunisasi masal campak di Indonesia Fakta : Menurut analisa dari keterangan keluarga, dokter yang merawat di rumah sakit, hasil pemeriksaan fisik, dan laboratorium, ternyata balita tersebut meninggal karena radang otak, bukan karena vaksin campak. Pada bulan itu ada beberapa balita yang tidak imunisasi campak juga menderita radang otak. Berarti kematian balita tersebut bukan karena imunisasi campak, tetapi karena radang otak. 2.2.6. Program vaksinisasi gagal ? Fakta : Perlindungan vaksin memang tidak 100%. Bayi dan balita yang telah diimunisasi masih bisa tertular penyakit, tetapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Banyak penelitian imunologi dan epidemiologi di berbagai membuktikan bahwa bayi balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya. Mereka mudah tertular penyakit tersebut, akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat. Jadi, program imunisasi tidak pernah gagal.
Page | 7
BAB III KESIMPULAN Seberapa banyaknya mitos yang beredar mengenai vaksin, namun sebagai masyarakat yang mendukung program vaksin ini kita harus mengetahui dan menyelidiki asal usul mitos mitos tersebut. Para ilmuan menciptakan vaksin dengan sebagaimana detail dan hati-hati, sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah kecil. Vaksinisasi sangatlah menguntung, bukan merugikan. Jadi, lakukanlah imunisasi pada anak usia dini agar tidak menyesal di kemudian hari.
Page | 8
BAB IV PENUTUP Kesehatan sangatlah penting bagi kehidupan makhluk hidup. Maka selagi masih berkesempatan, jagalah kesehatan dan cegah berbagai penyakit dengan menggunakan bahan medis dengan tepat. Demikianlah karya tulis yang dapat saya susun. Semoga apa yang terkandung di dalam karya tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi tolak ukur para pembaca. Segala kesalahan mohon dimaklumi. Terimakasih atas segala perhatian para pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Page | 9
DAFTAR PUSTAKA
http://health.kompas.com/read/2010/11/25/15212850/5.Mitos.Va ksin.yang.Menyesatkan http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/197mitos-seputar-imunisasi http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin http://islamqa.info/id/159845 http://www.imunisasi.net/Vaksin http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/
Page | 10