PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANTARGADUNG Jl. Raya Pelabuhanratu KM 24 Email :
[email protected] Kecamatan Bantargadung Kabupaten Sukabumi Kode Pos 43363 Jawa Barat
KARANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM TBC A. PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya .TBC disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukti memiliki TBC dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TBC. Penderita TBC Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500 1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab .Pengobatan TBC bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis. Penemuan suspek tbc dengan bekerja sama dengan Poli Umum, Poli UGD, Poli KIA, dan Poli MTBS.kegiatan penemuan susupek tbc juga dilakukan dengan kunjungan kontak serumah.kegiatan ini selain untuk menemukan suspek juga untuk mencegah penularan lebih luas di dalam keluarga dan di masyarakat sekitar. penemuan kasus tbc juga dilakukan dengan kegiatan penemuan kasus tbc secara dini. Penemuan kasus tbc secara dini berdasarkan laporan bidan desa, kader posyandu dan msyarakat yang peduli akan penyakit tbc.laporan akan di tindak lanjuti dengan kunjungan kerumah pada pasien terduga tbc oleh petugas tbc, petugas survailen,
petugas
promkes,
dan
atau
perawat
pembina
desa
dengan
program
perkeskom(pemeriksaan kesehatan komunitas) yang kemudian akan di sarankan atau diarahkan untuk berobat ke puskesmas. Pasien dewasa dengan terduga tbc seperti batuk lama lebih dari 3 minggu, batuk darah, berat badan turun/tidak bertambah,dilakukan pemeriksaan dahak SP(pagi, sewaktu).dicatat dalam tb 06 dan dilaporkan ke dinas kesehatan setiap 3 bulan sekali. Pengobatan TBC membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan pasien tidak patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah penting. Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan menurunkan angka droup out/
Default dan meningkatkan kesembuhan. Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga Penderita TBC Paru sembuh, tidak droup out/default , dan tidak gagal. Kegagalan pengobatan TBC Paru mengakibatkan Penderita mengalami TBC MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT.Pengobatan TBC MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar.Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat yang dilakukan oleh PMO. Pasien tbc yang telah dilakukan pengobatan dengan OAT ( Obat Anti Tbc) selain dilakukan pemantauan menelan obat juga akan dilakukan kunjungan rumah untuk follow up tata laksana tbc. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan pasien tehadap penyakit tbc yaitu; tanda gejala tbc, cara penularan tbc, cara pencegahan tbc di rumah dan di masyarakat sekitar dan juga cara pencegahan tbc kambuh kembali.dan untuk mengevaluasi penerapan dari konsling tersebut. Pasien tbc BTA positif maupun negatif yang telah dinyatakan sembuh akan di evaluasi kesembuahnya dan di evaluasi kepatuahan terhadap pencegahan kambuh kembali. Evaluasi ini dengan kegiatan kunjungan rumah pasien tbc terduga kambuh kembali.
B. LATAR BELAKANG Dalam pemberantasan penyakit TBC di Puskesmas Bantargadung melakukan langkah – langkah sebagai acuan pemegang program: 1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 3 minggu melalui koordinasi dengan;
poli
umum, poli KIA, UGD, pelayanan persalinan 24 jam, koordinasi lintas program; Promkes, Gizi, Kesling. agar diperiksa dahaknya. Dan 10 % kunjungan pasien di puskesmas diperiksa dahaknya. 2. Pemeriksaan dahak dengan sistem SP( Sewaktu,Pagi) 3. Pengiriman dahak ke Puskesmas PRM. 4. Pengobatan dengan FDC. 5. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat. 6. Penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan ataupun kelompok. 2 7. Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TBC pada tempat – tempat layanan kesehatan
8. penemuan kasus secara dini 9. pelacakan kasus tbc 10. kunjungan rumah untuk follow up tatalaksana tbc 11. kunjungan rumah pasien tbc terduga kambuh kembali 1. Tujuan umum Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat kecamatan Bantargadung 2. Tujuan khusus. a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita TBC b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru. c. Mengurangi pasien TBC Mangkir. C . KEGIATAN 1. Penyuluhan tentang TBC di masyarakat melalui kelompok masyarakat maupun perorangan berkoordinasi dengan promkes. 2. Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TBC pada tempat – tempat layanan kesehatan . 3. pelackan kasus kontak 4. penemuan kasus secara dini 5. kunjungan rumah untu follow up tata laksna tbc 6. Kunjungan rumah pasien tbc terduga kambuh 7. PMO 8. Koordinasi dengan petugas poli umum untuk mengirimkan BTA pasien dengan gejala batuk 3 minggu atau dengan gejala lainnya.
D. PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Pasien baru dicatat pada regester TB 01,TB 06. 2. Pelaporan tiap Triwulan . JADWAL KEGIATAN No 1
Jenis Kegiatan Penyuluhan tentang TBC di masyarakat melalui kelompok masyarakat maupun perorangan berkoordinasi dengan promkes
2
Waktu Menyesuaikan
Masyarakat
jadwal posyandu
umum
Memberikan leaflet maupun pemasangan
Masyarakat
poster TBC pada tempat – tempat layanan
umum
kesehatan 3 pelackan kasus kontak
4
Bila ada warga
Masyarakat
kontak dengan
kontak dengan
penderita tbc
penderita tbc
Bila ada laporan penemuan kasus secara dini
dari bidan desa atau warga ada yang terduga tb
5
Kunjungan rumah untuk follow up tata laksana tbc
6
Sasaran
Bila ada pasien dalam terapi OAT
Mayarakat kontak dengan penderita tbc
Pasien terapi OAT
Bila ada laporan Kunjungan rumah pasien tb terduga
pasien pos
Pasien pos
kambuh
pengobatan tbc
pengobatan TBC
terduga kambuh Bila ada pasien PMO
dalam terapi
Pasien TBC
OAT 8
Koordinasi dengan petugas poli umum untuk mengirimkan BTA pasien dengan
Setiap hari
Pasien
gejala batuk 3 minggu atau dengan gejala
pemeeriksaan
puskesmas
lainnya. 9
Pengiriman slide ke PRM
Seminggu sekali
Pasien terduga tbc
NO
JENIS
HASIL
KEGIATN
CAPAIAN
1
RTL
JADWAL
1. Mengoptimalkan pustu,polindes dengan menjaring dan mengirimkan pasien Target 1112 Penjaringan suspek Suspek
Yang diperiksa
batuk
lebih dari 3 minggu ke puskesmas untuk diperiksa dahaknya
Setiap hari
2. koordinasi lintas program 3. Promosi atau penyuluhan kesehatan di mas yarakat atau kelompok masyarakat.
2
1. Menjalin kerjasama dengan BP Proporsi Penemuan
suspek yang
kasus
diperiksa
TBC (NDR)
10% dari suspek
dan lab untuk penjaringan semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar diperiksa dahaknya
Setiap hari
2. Pemeriksaan dahak 10% dari semua kunjungan BP agar diperiksa dahaknya.
85% dari SEMBUH
Mencegah DO
Mencegah MDR
Meningkatkan PMO.dan konsling
kasus tbc di
tentang tatalaksana pengobatan
obati
tbc di puskesmas
100% paien
Meningkatkan PMO.dan konsling
tbc di obati
tentang tatalaksana pengobatan tb di puskesmas
100% paien
Meningkatkan PMO.dan konsling
tbc di obati
tentang tatalaksana pengobatan tb di puskesmas
Seminggu sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali
BIAYA
A. Kesimpulan 1. Pencapaian pemeriksaan suspek di puskesmas Banatargadung baru mencapai 331 suspek yang seharusnya. suspek baru mencapai 38%. 2. CNR / Cas Notifikacion Rade/ penderita tb dewasa dan anak 115. Target 112 3. Masih adanya pasien yang DO dikarenakan pasien bosan dengan minum obat dalam jangka waktu yang lama. 4. Masih adanya pasien TB Mangkir sehingga diperlukan pengawasan dan penyuluhan kesehatan.
B. Saran 1. meningkatkan penjaringan suspek 2. Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan lebih digalakan lagi dimasyarakat. 3. Pelatihan bagi petugas TB maupun petugas laboratorium.