KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PELACAKAN KASUS BALITA GIZI BURUK
Unit Kerja Program Kegiatan Hasil
: : : :
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan Ukuran dan Jenis Keluaran
Puskesmas Tanjungbatu Perbaikan Gizi Masyarakat Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk Tersedianya data epidemiologi gizi buruk pada setiap kasus - Jumlah dana - Terlaksananya kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk : - Tersedianya data epidemiologi gizi buruk pada setiap kasus - Meningkatnya status gizi balita - Rp. - 147 Kasus : - 147 Data - Balita gizi buruk 0,7 %
I. Latar Belakang 1.1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 B (2), Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi; Pasal 28 H (1), Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan; Pasal 34 (2), Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. b. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 141 (1), Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat; Pasal 141 (2), Peningkatan mutu gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: - perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; - perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan; - peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan - peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Pasal 142 (1), Upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan: - Bayi dan balita; - Remaja perempuan; dan - Ibu hamil dan menyusui. Pasal 143, Pemerintah bertanggung jawab meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan pengaruhnya terhadap peningkatan status gizi.
1
c. Kepmenkes No. 741/Menkes/Per/VII/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; d. Kepmenkes No. 375 tahun 2009 tentang RPJMN 2010-2014; e. Kepmenkes No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak; f. Kepmenkes No. HK.03.01./160/I/2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. 1.2. Gambaran Umum Singkat Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan karena kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung disebabkan ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pengetahuan. Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Menurut data Puskesmas Tanjungbatu masalah prevalensi anak balita kurus mengalami perbaikan sehingga hal ini menjadi gambaran keberhasilan intervensi gizi khususnya dalam waktu jangka pendek. Di Kecamatan Kundur dan Ungar Khususnya di Puskesmas Tanjungbatu menurut laporan pemantauan pertumbuhan balita pada tahun 2016 prevalensi Gizi Buruk 0,7 kekurangan gizi 5,98 %, balita kurus 6,3% dan balita pendek 1,3%. Faktor yang berpengaruh terhadap masih banyaknya balita gizi buruk yang terlambat ditemukan dibeberapa daerah dikarenakan belum berjalannya surveilans gizi secara aktif baik melalui petugas kesehatan maupun masyarakat dengan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu. Hal ini menyebabkan balita tidak terdeteksi secara dini apabila mengalami gangguan pertumbuhan. Gejala awal dapat dilihat dengan tanda timbangan berat badan tidak naik 2 kali berturut-turut atau berat badannya dibawah garis merah. Sesuai Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1209 tanggal 19 Oktober 1988 dalam rangka meningkatkan penemuan kasus balita gizi buruk, maka digalakkan pelacakan kasus disetiap jenjang istrasi dengan informasi dari berbagai pihak terkait.
II.
Maksud dan Tujuan II.1.
Maksud
Untuk menemukan seluruh kasus balita gizi buruk secara dini
2
II.2. Tujuan a. Teridentifikasi faktor resiko penyebab yang berkaitan dengan kejadian balita gizi buruk; b. Terlaksananya kegiatan penanggulangan balita gizi buruk di Kecamatan Kundur dan Ungar. III.
Sasaran Sasaran kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk ditujukan untuk balita 2T (dua bulan berturut-turut tidak naik timbangannya) dan atau BGM (balita dengan berat badan dibawah garis merah) untuk konfirmasi status gizi.
IV.
Ruang Lingkup Pekerjaan a. Kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk dilaksanakan berdasarkan laporan pemantauan dan pertumbuhan balita oleh Petugas Puskesmas maupun kader posyandu/masyarakat. b. Alasan kegiatan dilaksanakan untuk mendapatkan validasi data balita gizi buruk berdasarkan indeks antropometri BB/U, BB/PB-TB dan PB-TB/U. c. Pelaksana kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk meliputi Kabid PPKM, Kasi dan staf seksi Peningkatan Gizi Masyarakat serta Petugas Puskesmas (TPG/Bidan Desa).
V.
Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan langsung ke rumah kasus atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : a.
Persiapan Melakukan koordinasi dengan petugas puskesmas (Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)/Bidan Desa), membuat surat menyurat, membuat jadwal pelaksanaan.
b.
Pelaksanaan - Melakukan kunjungan langsung ke rumah balita gizi buruk/posyandu/ fasilitas pelayanan kesehatan terdekat; - Melakukan penimbangan dan pengukuran antropometri oleh petugas kesehatan terhadap balita gizi buruk; - Melakukan wawancara langsung kepada keluarga terkait dengan perkembangan dan status kesehatan balita gizi buruk; - Untuk menentukan penilaian status gizi anak digunakan Standar Antropometri WHO 2005. Jika hasil penilaian berdasarkan indeks antropometri BB/U < -3 SD dan dikonfirmasi BB/PB-TB <-3 SD ditetapkan sebagai kasus gizi buruk non klinis (sangat kurus) dan diberikan Konseling Gizi (rawat jalan). Namun jika ditemukan ada tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor atau marasmus-
3
kwashiorkor yang disertai atau tanpa penyakit penyerta agar segera dirujuk ke Rumah Sakit/Puskesmas Perawatan untuk mendapat perawatan (rawat inap) sesuai Tata Laksana Anak Gizi Buruk sampai anak dinyatakan sembuh. c. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Meliputi identitas, riwayat dan penyebab terjadinya kasus balita gizi buruk VI.
Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk dilaksanakan di 2 kecamatan yaitu Kecamatan dan Kecamatan Ungar di Tanjungbatu Kundur dengan penanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. Adapun kriteria pelacakan kasus balita gizi buruk berdasarkan indeks antropometri BB/U < -3 SD dan dikonfirmasi BB/PB-TB <3 SD ditetapkan sebagai kasus gizi buruk non klinis (sangat kurus) dan diberikan Konseling Gizi (rawat jalan). Namun jika ditemukan ada tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor atau marasmus-kwashiorkor yang disertai atau tanpa penyakit penyerta agar segera dirujuk ke Rumah Sakit/Puskesmas Perawatan untuk mendapat perawatan (rawat inap) sesuai Tata Laksana Anak Gizi Buruk sampai anak dinyatakan sembuh.
VII.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk tahun anggaran 2016 dilakukan selama 12 (duabelas) bulan yang dimulai dari bulan Januari
hingga
Desember 2016. Berikut adalah rencana jadwal pelaksanaan kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk tahun anggaran 2016 :
NO 1. 2. 3.
URAIAN Persiapan Pelaksanaan Pembuatan Laporan
VIII.
Bulan ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
x x
x x
X X
x x
x x
x x
X X
x x
x x
x x
x x
x
x
X
x
x
x
x
x
x
x
x
Pembiayaan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pelacakan kasus balita gizi buruk dibebankan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2016 Puskesmas Tanjungbatu.
IX.
Penutup Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk Tahun Anggaran 2016 ini dibuat untuk dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga mampu mencapai capaian yang telah ditetapkan.
4
Tanjungbatu, 20 Desember 2016
Mengetahui, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Dibuat Oleh, Pengelola Program Gizi Puskesmas Tanjung Berlian
ISMAIL,S.Sos NIP.
BENTENGI SEMBIRING NIP.19600817 198503 1 033
Mengetahui, Kepala Puskesmas Tanjungbatu
ANTON FERRI,SKM,MPH NIP. 19710210 199312 1 001
5