BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi yang terus berkembang pesat di bidang kedokteran telah menghasilkan sebuah prosedur diagnostik yang cepat dan tepat,serta metode penyembuhan penyakit dalam tanpa melakukan operasi. Pemeriksaan saluran cerna dengan menggunakan alat yang menyerupai endoskop untuk pertama kalinya dilakukan pada abad ke-18. Pada saat itu pemeriksaan dilakukan dengan cara mengintip melalui suatu tabung yang dimasukkan ke dalam rektum penderita dengan penerangan lilin untuk dapat melihat keadaan didalam rektum. Cara ini kemudian berkembang dengan pemakaian alat dari logam yang pemakaiannya masih memberikan
penderitaan
bagi
pasien.
Baru
pada
tahun
1932,
diperkenalkan suatu gastroskop setengah lentur yang mempunyai lapang pandang yang lebih luas, lebih praktis dan aman. Alat ini kemudian dilengkapi dengan kamera dan forsep untuk biopsi. Endoskop menjadi lebih baik saat prinsip-prinsip optik serat (fiber optic) diterapkan pada alat endoskop. Endoskopi Gastrointestinal (EGI) adalah suatu teknik dalam bidang Ilmu Gastro-enterologi- Hepatologi untuk melihat secara langsung keadaan didalam saluran cerna bagian atas (SCBA), disebut Esofago Gastroduo Denokopi (EGD) dan saluran cerna bagian bawah (SCBB) disebut kolonoskopi, serta saluran organ padat pankreohepatobilier disebut ER (Endoskopic Retrograde Cholangio Pancreatography) dengan menggunakan alat endoskopi . (Syafruddin AR. Lelosutan, 2004). Dewasa ini dokter telah menjadikan alat endoskop sebagai alat diagnostik dan terapeutik yang handal, sehingga mampu menyederhanakan beberapa tindakan terapi operatif. Hampir di setiap Rumah Sakit besar memiliki dan menjadikan alat endoskop sebagai sarana penunjang yang menjanjikan
pada
pasien
yang
1
akan
menjalankan
pemeriksaan
kolonoskopi. Kemudahan yang didapat dengan tindakan endoskopi menjadikan diagnosis berbagai penyakit saluran cerna dapat ditegakkan dengan lebih akurat serta, memudahkan pengobatan dan mempercepat masa penyembuhan pasien.
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Gastroscopy ? 2. Apa saja tujuan dari Gastroscopy ? 3. Bagaimana persiapan alat dan pasien yang akan di Gastroscopy ? 4. Bagaimana langkah dan preosedur dalam Gastroscopy ? 5. Apa saja tindakan keperawatan sebelum dan sesudah prosedur Gastroscopy ? 6. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam Gastroscopy ? 7. Bagaimana sikap profesionalime dalam melakukan Gastroscopy ?
C. Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Gastroscopy. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari Gastroscopy. 3. Mahasiswa mengetahui bagaimana persiapan alat dan pasien yang akan di Gastroscopy. 4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana langkah dan preosedur dalam Gastroscopy. 5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tindakan keperawatan sebelum dan sesudah prosedur Gastroscopy. 6. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam Gastroscopy. 7. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sikap profesionalime dalam melakukan Gastroscopy.
2
D. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan metode penulisan studi pustaka. Yang mana penulian makalah ini berdaarkan referensi buku-buku dan penelusuran internet pada situt-situs yang dapat di percaya.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Gastroscopy Gastroscopy adalah tindakan diagnostik yang bisa digunakan untuk mencari tahu masalah apa yang terjadi pada sistem pencernaan bagan atas, yang termasuk lambung, kerongkongan (esofagus), dan usus kecil. Tindakan ini disebut juga sebagai endokopi saluran cerna bagian atas. Dalam tindakan gastroskopi, dokter menggunakan alat yang disebut endoskop atau gastroskop untuk melihat masalah pada sistem pencernaan bagian atas. Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/ fiber – skop) atau langsung melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009 :13). Endoskop juga bisa digunakan pada tingkat pembedahan. Alat bedah yang kecil dapat dimasukkan melalui tabung. Dokter bedah dapat melakukannya dengan memperhatikan layar dengan seksama. Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagian dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya. (Agus Priyanto, 2009 : 13).
B. Tujuan Gastroscopy 1. Untuk melihat adanya sumber perdarahan, lesi pada permukaan atau proses penyembuhan pada jaringan.
4
2. Untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mukosa lambung pasien, dan, karenanya, untuk mendeteksi patologi penyakit itu. 3. Untuk melakukan diagnostik sebagian besar organ GIT dan mengambil smear dari permukaannya untuk mendapatkan diagnosis yang lebih tepat. 4. Untuk menilai adanya perdarahan akut atau kronik, anemia perniciosa, injury esophagus, massa, striktura, dysphagia, nyeri subsental, nyeri epiastrik, atau inflamasi pada penyakit usus. 5. Untuk mengambil jaringan sebagai bahan pemeriksaan cytology atau biopsy. 6. Secara umum, untuk membentuk opini yang kompleks dan andal mengenai keadaan lambung, usus dan duodenum pasien yang sedang diperiksa.
C. Persiapan Alat dan Pasien yang akan di Gastroscopy 1. Persiapan Alat
:
a. Surat ijin tindakan ( informed concent ). b. Pemeriksaan diagnostik sebelumnya, status atau kartu opname klien. c. Alat pemeriksaan tanda-tanda vital. d. Peralatan khusus digunakan - gastroscope (endoskopi, fibrogastroduodenoscope, esophagogastroduodenoscope).
2. Persiapan Pasien : a. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
5
b. Menjelaskan jenis anasthesiyang akan dilakukan, yaitu berupa anestesi lokal atau umum seperti xylokaina 10% spray. c. Meminta tanda tangan persetujuan tindakan ( informed concent ). Informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas dasar informasi dan penjelasan-penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut.
Posisi perawat berada pada sebelah kanan pasien. Pada saat tindakan posisi pasien sims (miring kanan atau kiri).
6
D. Langkah Prosedur dalam Gastroscopy Rata-rata, prosedur gastroscopy lambung biasa dilakukan selama 20-60 menit
:
1. Pertama, konsultasi menyeluruh dengan pasien dilakukan, berikut yang ditentukan oleh diagnosa: untuk menerapkan anestesi lokal dan obat penenang, menetralisir refleks muntah, atau memberi preferensi pada anestesi umum. Setelah ini, masing-masing, irigasi rongga mulut dari anestesi yang diperiksa (mengurangi refleks muntah) atau tidur pasien dengan bantuan anestesi umum. 2. Setelah itu, gastroscopy itu sendiri dimulai. Untuk melakukan ini, gastroscope yang disebutkan sebelumnya diaktifkan dan meletakkan pasien di sofa, di sisi kiri, dan juga mendorongnya untuk rileks. 3. Selanjutnya melalui rongga mulut dan tenggorokan, sebuah teknik yang sangat sederhana dan sangat lambat mengenalkan probe gastroscope, yang menjangkau semua departemen, yang memungkinkan mereka dibawa ke kamera, disikat dan melakukan prosedur lain yang diperlukan untuk kesehatan pasien. 4. Kemudian, setelah 5-20 menit melakukan pemeriksaan hatihati
terhadap
saluran
pencernaan
pasien,
pemeriksaan
dilepaskan dengan hati-hati daripadanya dan hasilnya dicatat pada kertas khusus, dan jika perlu salinan cakram rekaman yang telah dicatat sebelumnya dibuat. 5. Pada tahap akhir prosedur, pasien diwawancarai, memberinya beberapa
rekomendasi
tentang
pengorganisasian proses pengobatan.
7
pemulihan
dan
E. Tindakan
keperawatan
sebelum
dan
sesudah
prosedur
Gastroscopy 1. Sebelum prosedur gastroscopy
:
a. Menginstruksikan kepada klien untuk berpuasa selama 8-12 jam sebelum pemeriksaan. Rasional : untuk mengosongkan lambung, sehingga pada saat dilakukan pemeriksaan hasilnya lebih akurat, karena tidak ada makanan yang memenuhi lambung. b. Melepaskan gigi palsu, perhiasan dan semua asesorid yang digunakan oleh pasien. Rasional : Untuk menghindaari pelepasan gigi palsu ketika dilakukan pemeriksaan , agar hasil pemeriksaan akurat. c. Menjelaskan kepada klien bahwa ruangan pemerikaan mungkin akan dingin dan gelap, serta klien tidak dapat berbicara selama pemeriksaan gastroscopy. Rasional : agar hasil lebih akurat dan pada saat pemeriksaan pasien dimasukkan selang lewat mulut, sehingga pasien sulit untuk berbicara. d. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Rasional : agar klien mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan. e. Mengantar klien ke ruang endoscopy. Rasional : Agar pasien tidak salah masuk ruangan, serta mengurangi rasa takut sebelum dilakukan tindakan. f. Menganjurkan kepada klien untuk menarik nafas dalam saat pemeriksaan atau saat merasa mual. Rasional
:
sebagai
relaksasi
untuk
mengalihkan perhatian dari rasa mual.
8
membantu
2. Setelah prosedur gastroscopy
:
a. Monitor tanda-tanda vital, dan adanya tanda-tanda perdarahan, setta perforasi. Rasional : Untuk memantau perubahan kondisi pasien b. Mengajurkan klien untuk tidur dengan posisi sims sampai sedasi lokasi anasthesi berkurang. Rasional : untuk mengurangi asam lambung yang berlebihan dan mengurangi mual dan muntah agar cairan yang ada didalam sistem pencernaan tidak mudah keluar jika pasien diposisikan sims. c. Puasa 1-2 jam setelah tindakan. Rasional : untuk menghindari rasa mual setelah pemeriksaan dan lambung pada saat itu belum bisa mencerna makanan dengan baik. d. Obat-obatan
yang
diberikan
selama
pemeriksaan
endoskopi membuat pasien merasa mengantuk untuk itu pasien tetap berada di kamar pasien sampai efek obatobatan menghilang. Rasional
:
Untuk
menghindari
kejadian
diluar
kesadaran. e. Hasil pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter. Rasional : Penjelasan hasil pemeriksaan endoskopi adalah wewenanhg dokter. f. Pasien baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah tindakan endoskopi. Rasional : Mencegah terjadinya muntah akibat mual yang dirasakan klien setelah dilakukan endoskopi. g. Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca tindakan.
9
Rasional : Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan diluar kesadaran akibat anestesi.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Gastroscopy 1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan sesudah prosedur. 2. Mengevaluasi apakah gag refleks sudah kembali dengan menilai refleks menelan. 3. Mengkaji adanya perdarahan selama dan sesudah pemeriksaan gastroscopy. 4. Mengobservasi tanda-tanda vital pasca prosedur secara periodik.
G. Sikap Profesionalisme dalam Melakukan Gastroscopy 1. Sistematis. 2. Hati-hati. 3. Brkomunikasi. 4. Mandiri. 5. Teliti. 6. Tanggap terhadap respon klien. 7. Rapih. 8. Menjaga privacy. 9. Sopan.
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gastroscopy adalah tindakan diagnostik yang bisa digunakan untuk mencari tahu masalah apa yang terjadi pada sistem pencernaan bagan atas, yang termasuk lambung, kerongkongan (esofagus), dan usus kecil. Tindakan ini disebut juga sebagai endokopi saluran cerna bagian atas. Tujuan dari gastroscopy secara umu adalah untuk membentuk opini yang kompleks dan andal mengenai keadaan lambung, usus dan duodenum pasien yang sedang diperiksa. Dalam melakukan gastroscopy, kita harus mengetahui persiapan alat dan pasien yang akan di gastroscopy, lalu langkah dan prosedur melakukan gastroscopy, tindakan yang dilakukan sebelum dan sesudah pemeriksaan gastroscopy dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan gastroscopy. Pemeriksa yang melakukan gastroscopy pada pasien harus mempunyai sikap profesionalisme.
B. Saran Melakukan pemeriksaan gastroscopy diperlukan sikap profesionalisme yang baik. Dan memahami apa saja yang perlu di persiapkan baik alat maupun pasiennya, mengetau langkah yang baik sesuai dengan prosedur dan memperhatikan segala hal yang harus diperhatikam dalam pemeriksaan gastroscopy.
11
DAFTAR PUSTAKA Priyanto, Agus dan Sri, Lestari. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta :Salemba Medika Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasa Andy Hartono dkk.Ed Estu tiar. Jakarta : EGC Bartiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap : Membaca Tes Kesehatan. Jakarta :Penebar Plus
12