I.
PENDAHULUAN Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan data dokumen lelang, dan penjelasan pekerjaan saat aanwijzing adalah sebagai berikut: PROGRAM
: Pengembangan & Pengelolaan Jar. Irigasi Rawa dan Jar. Pengairan Lainnya
KEGIATAN
: Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi
PEKERJAAN
: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Krebet
LOKASI
: Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah
SUMDA / T.A.
: DAK / 2017
A. Informasi kondisi eksisting: a. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Krebet; b. Akses pengendropan material ada yang dilansir dengan pick up kecil, gerobak dan atau dipikul; c. Kondisi cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan diperkirakan sudah mulai Cerah; d. Dari paparan sekilas tersebut dapat terindentifikasi berbagai kendala-kendala yang mungkin terjadi.Sebagai gambaran kendala-kendala tersebut nantinya sebagai berikut: e. Tuntutan penyelesaian pekerjaan dalam waktu 120 hari f. Tuntutan menjaga kebersihan sebelum maupun sesudah kerja g. Tuntutan menjaga kebersihan jalan terutama disaat pekerjaan pembuangan puing/sampah h. Tuntutan selalu mengikuti tahapan pekerjaan sesuai RKS dan peraturan yang berlaku i. Tuntutan untuk selalu menjalankan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) di setiap tahapan pekerjaan, j. Tuntutan selalu menjaga keamanan dan ketenangan lingkungan, Dan lain-lain yang mungkin akan terjadi. Berbagai kendala-kendala tersebut harus selalu disiasaati sehingga tidak saling merugikan dengan cara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, baik pihak Pengguna Jasa selaku owner dan nantinya, maupun Konsultan Perencana, Konsultan MK dan masyarakat sekitar. Hal-hal yang dapat menjadi unsur percepatan adalah bahwa pekerjaan tidak terpusat dalam satu lokasi sehingga ketiga lokasi pekerjaan dapat dilakukan secara simultan. Pelaksanaan pekerjaan berada di pinggir jalan raya dengan tingkat arus lalulintas yang relative masih rendah. Dengan melihat kendala maupun hal-hal yang dapat dijadikan unsur percepatan maka dalam pelaksanaan pekerjaan agar berjalan sesuai yang direncanakan dengan lancar perlu dibuat semacam pengendalian. Pengendalian disini meliputi: a.
Pengendalian Waktu,
b.
Pengendalin Mutu,
c.
Pengendalian Biaya.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan pengendalian tersebut diatas adalah: a.
Faktor Tenaga Ahli;
b.
Faktor Jumlah Tenaga Kerja;
c.
Faktor Peralatan;
d.
Faktor Keberadaan dan Kelancaran Material
e.
Faktor Keuangan
f.
Faktor Cuaca (Hujan)
Dalam metode pelaksanaan ini hanyalah sebagai gambaran singkat mengenai proses kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
II.
PENGENDALIAN PROYEK Tahapan pengendalian proyek merupakan tahapan penting dalam mencapai tujuan proyek ditinjau dari segi pelaksanaan, biaya, kualitas. Pengendalian dalam metode pelaksanaan disini hanya kita prioritaskan pada tiga hal sebagai berikut: a. Pengendalian Waktu b. Pengendalian Biaya c. Pengendalian Mutu material maupun mutu hasil akhir pekerjaan.
a. Pengendalian Waktu Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat – rapat periodik yang diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek ( site office ). Untuk memudahkan kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain:
i.
Master Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.Dengan Master Schedule dibuat kurva-S perencanaan dan kurva-S aktual.
ii. Monthly Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
iii. Weekly Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
iv. Daily Schedule: Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule. Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan membuat Bar Chart dan Network Planning (NWP). Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan minggu yang dikemas dalam bentuk table. Sedangkan NWP dibuat untuk menggambarkan jalur – jalur yang menghubungkan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk memulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan NWP dapat ditentukan kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis ( critical part ) yaitu kegiatan yang jika mengalami keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain.
b. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap tahapan pekerjaan akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan melalui system pembayaran.
Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus dilakukan pengecekan dan perhitungan bersama dengan pihak owner, pengawas (MK), dan Konsultan Perencana. Hasil dari perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan. Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat prioritas, jumlah dan jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.
c. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian material dengan RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh Quality Control atau Pelaksana sebelum tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan bersama konsultan pengawas, konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah disetujui harus tersimpan dan terdokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan material. Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan. Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benar sesuai yang disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya kurang sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard yang diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material, proses tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan. Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan dalam bentuk metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus juga mempertimbangkan factor keselamatan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya (termasuk orang yang mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar setiap orang dapat bersikap waspada dan hatihati. Sebagai gambaran, apabila dilakukan pekerjaan galian harus dilihat jenis tanahnya. Dari jenis tanah ini dibuatlah kemiringan galian yang dimungkinkan. Di sekitar keliling galian dibuatlah pengaman dan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan dapat berupa tulisan ataupun garis/tali batas aman.
III.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN Pada Pekerjaan tersebut diatas dapat dikelompokan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : A. PEKERJAAN PENDAHULUAN –
1 m' Uitzet Trase saluran/bangunan
–
Kistdam pasir/tanah dibungkus karung 43 cm x 65 cm
–
Pengeringan dengan pompa air diesel 5kw
–
Foto dokumentasi dg kamera digital (40 lembar)
B. ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN TANAH –
Galian Tanah Biasa sedalam <1m (manual)
–
Galian lumpur sedalam < 1m (manual)
–
Timbunan tanah atau urugan tanah kembali
–
Pemadatan tanah
C. PEKERJAAN PASANGAN –
Pasangan batu dg mortar tipe N / 1pc:4pp (molen)
–
Siaran dg mortar tipe M/ 1pc:2pp
–
Plesteran tebal 1,5cm dg mortar tipe S/1pc:3pp
D. PEKERJAAN BETON –
beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175) dengan molen
–
Pembesian 100 kg untuk Pelat
–
Bekisting lantai beton biasa dg multiflex 12 mm / 18 mm
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN Pekerjaan Persiapan merupakan bagian dari pelaksanaan yang harus dilaksanakan sebelum pekerjaan proyek yang sebenarnya dikerjakan. Yang akan diuraikan disini membahas isi kegiatan saja, sedangkan waktu pelaksanaannya dapat dilihat kegiatan pada kurva S rencana kerja. Pekerjaan persiapan pada pembangunan ini meliputi ; a.
Sewa Direksi Keet Setelah survey dan identifikasi lapangan kemudian dilanjutkan negoisasi dengan warga setempat untuk menyewa bangunan – bangunan selama pekerjaan proyek berlangsung. Bangunan-bangunan itu antara lain dipergunakan untuk kantor proyek (direksi keet), bedeng pekerja, gudang material dan peralatan, genset bila diperlukan, bengkel fabrikasi, dll. Kantor proyek terdiri dari kantor untuk kontraktor, dan ruang rapat. Kantor berfungsi sebagai Site Office untuk mengurusi hal-hal yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Pembuatan bedeng pekerja ditujukan untuk tempat penampungan dan peristrahatan pekerja yang dilengkapi dengan sarana toilet dan tempat ibadah. Bangunan gudang terdiri dari gudang peralatan dan penyimpanan material yang tidak bisa disimpan di udara terbuka. Bangunan genset ditujukan untuk tempat generator yang berfungsi sebagai sumber listrik selama pelaksanaan proyek. Sedangkan untuk menampung berbagai kegiatan perbengkelan dan fabrikasi dibuat bengkel yang letaknya tidak jauh dengan gudang dan tempat penyimpanan material. Penempatan/perletakan Posisi bangunan direksi keet, gudang, barak pekerja dan penempatan genset harus disetting agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan nantinya. Penempatan/perletakan posisi semua tersebut diatas harus selalu dikoordinasikan dengan pihak pengawas maupun owner. Sebagai gambaran penempatan direksi keet, gudang, barak pekerja serta stocking material yang digunakan dapat kami gambarkan pada bagian belakang metode pelaksanaan. Setelah Direksi Keet, Gudang dan barak pekerja terbangun mulailah didatangkan peralatan- peralatan yang nantinya diperlukan. Pekerjaan mendatangkan peralatan ini biasa disebut dengan mobilisasi peralatan. Mobilisasi peralatan terkadang juga dilakukan sebelum Direksi Keet dan Gudang terbangun.
b.
Pembersihan Lokasi Pembersihan lokasi pekerjaan ini sebagai pekerjaan persiapan guna mempersiapkan lokasi agar pekerjaan lanjutan nantinya berjalan lancar sesuai rencana. Pembersihan Lokasi diperuntukkan agar pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak terganggu. Proses pelaksanaan pembersihan lokasi harus selalu dikoordinasikan dengan Direksi terkait termasuk pembuangan hasil yang ada. Pembersihan lokasi juga harus dilakukan setelah dilaksanakannya seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan selesai sehingga lokasi pekerjaan tampak bersih, sehingga hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat terlihat dan berfungsi seperti yang diinginkan.
c.
Pengukuran / Uitset Bouplank Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas lokasi, ketinggian, penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan penting dalam penentuan letak penentuan elevasi lantai bangunan serta level setiap ruang bangunan yang akan dikerjakan. As-as bangunan diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan dari gambar rencana proyek. Penentuan titik-titik as diawali dengan mendapatkan informasi mengenai Bench Mark (BM) atau titik-titik yang telah diketahui elevasi koordinatnya. BM (Bench Mark) harus mendapatkan persetujuan Direksi Terkait. Setelah didapat peil bangunan dipasang bouwplank yang terbuat dari kayu usuk serta papan, untuk menentukan tinggi acuan bangunan serta as-as bangunan, bouwplank terbuat dari patok – patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai patokan/referensi untuk mengukur
kedalaman/ketinggian dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai dengan gambar dan RKS. Dari hasil pengukuran ini, bisa dipakai dasar untuk MC 0 atau CCO apabila ternyata ada tidak sesuainya antara gambar dan lapangan.
d.
Air Kerja Air Kerja yang akan kita gunakan berasal dari sumur atau sumber air yang bersih untuk pelaksanaan pekerjaan, tidak menggunakan air dari sungai maupun selokan karena mengandung zat – zat yang tidak sesuai dengan persyaratan yang diizinkan yang dapat mempengaruhi kwalitas dari campuran mortas. Air tersebut akan kita tampung dengan tong dilokasi pekerjaan dengan posisi berdekatan dengan molen untuk mempermudah proses pembutan mortar menggunakan molen tersebut.
e.
Foto Dokumentasi Dari semua proses pekerjaan persiapan harus ada dokumentasi sebagai bukti atau penunjang bahwasannya semua proses/ tahap pekerjaan sudah di lalui dengan benar sesuai Spektek dan izin Pengawas/Direksi
B. PEKERJAAN TANAH Dalam pekerjaan tanah ini meliputi Pekerjaan antara lain : 1.
Galian Tanah Biasa sedalam <1m (manual)
2.
Galian lumpur sedalam < 1m (manual)
3.
Timbunan tanah atau urugan tanah kembali
4.
Pemadatan tanah Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, diperhitungkan struktur tanah dan bangunan lokasi yang akan digali. Metode galian dipertimbangkan terhadap struktur tanah disekitar lokasi dan alat gali yang digunakan, galian tanah yang akan dikerjakan sedalam 1m dan membuang tanah hasil galian kurang lebih 3m, dari halian tanah, kemudian dilakukan perataan agar kedalaman galian sama setimbang, dan dilakukan perapian galian agar tanah tidak kembali longsor ke dalam galian tanah. Dalam penggalian material, yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan memenuhi syarat teknis yang ditentukan saat penempatan. Pekerjaan ini mencangkup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan galian dan urugan umum yanmg diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintangnya. Peralatan yang digunakan : cangkul, kerancang, benang, patok-patokan alat bantu lainnya dan timbris. Mengangkut tanah hasil galian ke tempat pembuangan dengan jrak angkut setiap 100m termasuk peralatan dan percepatan. Pembuangan tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan alat angkut, agar tidak mengganggu pekerjaan. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan harus ditempatkan disepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakan ditanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
C.
PEKERJAAN PASANGAN 1.
Pasangan batu dg mortar tipe N / 1pc:4pp (molen)
Setelah galian peil sesuai dengan bowplank dan telah disetujui oleh pengawas selanjutnya akan dilakukan pemasangan dengan terlebih dahulu pondasi dipompa airnya jika
terdapat genangan air. Pasangan batu belah/kali dinggunakan batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Ukuran batu antara Ø 10 cm s/d Ø 20 cm atau dengan berat 6 kg s/d 15 kg, termasuk batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan direksi/pengawas yang biasanya ditempatkan disela-sela batu besar yang berongga dengan diberi mortar cukup sehingga pasangan menjadi komposit/rapat. Dalam pelaksanaan pemasangan batu apabila diperlukan timbunan pada sisi belakang pasangan bisa dikerjakan secara beriringan dan berkesinambungan sesuai kebutuhan sehingga menjadi lancar. Seperti disebutkan dalam spesifikasi teknis untuk bahan pasir pasangan untuk mortar mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik dengan perbandingan semen ( 1 Pc : 4Ps). Dan yang lebih penting saat pemasangan Batu kali untuk bagian muka harus menggunakan pasangan batu muka yang rapi. Batu muka yang biasa digunakan mempunyai bentuk : Batu segi enam seragam dengan bersudut tebal minimum 15 cm. Tidak seragam (beras kutah) berdiameter ± 15 cm, tebal minimum 15 cm / apabila di ijinkan oleh pengawas/Direksi Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat atau pengunci untuk tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi dengan suling-suling, apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran dalam timbunan, suling-suling tidak perlu dipasang), Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.
2.
Siaran dg mortar tipe M/ 1pc:2pp Setelah pekerjaan volume pasangan cukup atau selesai mulailah dilakukan pembersihan permukan diantara batu muka dengan dikorek sedalam minimum 3 cm dan disiram untuk dilakukan penyiaran dengan campuran Speci 1 Semen berbanding 2 Pasir. Permukaan sambungan antara pasangan batu harus benar-benar tertutup rapat oleh siaran agar tidak tergerus oleh derasnya aliran air. Teknis penyiaran yang biasa dipakai : -
Siaran tenggelam (Masuk kedalam ± 1 cm), Untuk pekerjaan bendung
-
Siaran rata (Rata dengan muka batu) untuk Pekerjaan Saluran
Alat yang digunakan : Peralatan Tukang Batu vibrator, sekop, cangkul, ember, water pas.
3.
Plesteran tebal 1,5cm dg mortar tipe S/1pc:3pp Berikutnya dilakukan pembersihan permukan pasangan dan disiram untuk dilakukan pemlesteran sesuai dengan gambar bagian bagian mana saja yang harus diplester. Pekerjaan plesteran yang baru harus rata, harus rapi dan bagian – bagian konstruksi yang akan diplester harus dapat persetujuan dari direksi / pengawas lapangan campuran adukan / spesi untuk pekerjaan plesteran adalah 1Pc : 3Ps. Dengan dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara ditutup atau disiram secara berkala agar tidak terjadi pengeringan cepat yang biasanya mengakibatkan retak – retak/rusak. Peralatan yang digunakan : molen, kotak spesi, cetok, blebes, benang , kuas dan alat bantu lainnya.
D. PEKERJAAN BETON i.
Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175) dengan molen
Setelah galian peil sesuai dengan bowplank dan telah disetujui oleh pengawas selanjutnya akan dilakukan pekerjaan beton. Pekerjaan beton ini menggunakan campuran dengan mutu beton k 175 sesuai dengan RAB dan spesifikasi teknis. Sebelum melakukan pekerjaan beton terlebih dahulu dilakukan pemasangan begisting dinding irigasi dan balok pengaku.
ii.
Bekisting beton biasa (Lantai)
Pekerjaan pemasangan begisting dikerjakan setelah pekerjaan galian irigasi peil dan telah disetujui olek pengawas. Dalam pemasangan begisting disertai dengan perakitan pembesian untuk lantai saluran irigasi.
iii. Pembesian Besi Polos (dinding) Perakitan pembesian diinding saluran irigasi dan balok pengaku dapat dikerjakan setelah material yang akan dipakai disetujui oleh pengawas. Untuk pekerjaan pembesian dinding irigasi menggukanan besi Ø 10 dengan jarak tulangan 10 cm dan pembesian lantai kerja menggukanak besi Ø 8 jarak 10 cm atau sesuai dengan gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk pengawas. Setelah pabrikasi pembesian dinding, balok pengaku, dan lantai kerja disetujui oleh pengawas, maka sudah bisa dilakukan pengecoran beton dengan spesifikasi dan campuran beton sesuai dengan RAB.
IV.
KESIMPULAN Dari metode pelaksanaan tersebut maka dapat diperkirakan waktu pelaksanaan tiap – tiap pekerjaan dan dapat diperkirakan item – item pekerjaan mana saja yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara bersamaan untuk kemudian dapat dibuat time schedule proyek secara keseluruhan yang seefisien mungkin sehingga tuntutan pekerjaan dapat terpenuhi khususnya mengenai ketepatan waktu.
Kediri, 17 Mei 2017 Penyedia Jasa CV. DUTA TEKNIKATAMA
AHMAD KHOLIL Direktur