18-04 Spo Pencegahan Ido 6i36t

PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

1/7

Tanggal Terbit STANDAR

Ditetapkan Direktur RSIA Khalishah Palimanan

29 Juli 2016

PROSEDUR OPERASIONAL

dr. Jenny Hendrajani K Infeksi Daerah Operasi merupakan infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi akibat suatu tindakan pembedahan yang di dapatkan dalam PENGERTIAN

30 hari pertama setelah operasi tanpa implan pada luka terbuka dan tertutup,infeksi dapat terjadi di daerah insisioanl superfisial, insisional dalam dan insisional rongga. 1 Pencegahan dan pengendalian infeksi daerah operasi ( IDO ) pada

TUJUAN

2

pasien sebelum, selama, dan sesudah pasien melalui operasi. Menurunkan angka infeksi luka opaerasi dan meningkatkan mutu pelayanan

rumah sakit dengan menekan angka infeksi serendah

mungkin. Kebijakan Direktur RSIA Khalishah NO.016/SK-DIR/VII/2016 tentang KEBIJAKAN

Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSIA Khalishah Palimanan. A. Rekomendasi persiapan pre-operatif CDC 1. Bila memungkinkan, lakukan identifikasi dan obati semua infeksi yang tersembunyi pada daerah operasi sebelum

PROSEDUR

melakukan operasi elektif dan tunda operasi elektif pada pasien yang mengalami infeksi sampai sembuh. 2. Pada saat pre-operatif jangan lakukan pencukuran rambut, kecuali bila akan menggaggu daerah operasi. 3. Apabila akan dicukur, lakukan segera sebelum operasi, disarankan dengan menggunakan pencukur elektrik. PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

2/7

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

4. Lakukan kontrol gula darah pada semua pasien diabetes dan hindari kondisi hiperglikemia pada saat peri-operatif. Gula darah lebih dari 200mg/dL pada saat

48 jam

setelah operasi

berhubungan dengan peningkatan risiko IDO. 5. Sarankan untuk tidak merokok atau konsumsi tembakau dalam bentuk apapun paling tidak 30 hari sebelum operasi elektif. Nikotin dapat memperlembat penyembuhan primer luka dan meningkatkan risiko IDO. 6. Tidak perlu menunda pemberian produk darah dari pasien operasi untuk mencegah IDO. 7. Minta pasien untuk mandi dengan larutan antiseptik paling tidak malam sebelum operasi 8. Cuci dan bersihkan PROSEDUR

lokasi

insisi

untuk

menghilangkan

kontaminasi sebelum melekukan antisepsis pada kulit. 9. Gunakan agen antiseptik kulit seperti povidone-iodine, produk yang mengandung alkohol, dan klorheksidin glukonat. 10. Lakukan antisepsis pada kulit secara konsentris membentuk lingkaran dari tengah ke perifer. Area yang dipersiapan harus cukup luas untuk mencakup daerah insisi, pembuatan insisi baru atau lokasi pemasangan drain. 11. Usahakan untuk memperpendek lama rawat pre-operatif sependek mungkin namun adekuat untuk persiapan operasi. B. Anti septik Tangan 1. Gunting kuku sampai pendek dan jangan gunakan kuku palsu. 2. Lakukan cuci tangan pre-operatif minimal 2 menit dengan menggunakan larutan antiseptik yang sesuai. Cuci tangan dan pergelangan tangan sampai ke siku. PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

PROSEDUR

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

3/7

3. Setelah melakukan cuci tangan, pertahankan tangan pada

posisi menjauhi tubuh (siku posisi fleksi) sehingga air mengalir dari ujung jari menuju siku. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk steril, kemudian kenakan baju dan sarung tangan seril. 4. Bersihkan bagian bawah kuku sebelum melakukan cuci tangan pertama. 5. Jangan kenakan perhiasan di jari dan pergelangan tangan. C Penatalaksanaan personil operasi yang terinfeksi 1 Ajarkan dan himbau personil yang memiliki tanda dan gejala penyakit menular untuk melaporkan dirinya pada 2

penanggungjawab atau petugas kedokteran okupasi. Susun kebijakan yang jelas mengenai kewajiban yang dilakukukan apabila seroang personil memiliki kondisi yang berpotensi infeksi menular Kebijakan

ini

mencakup

(a)

kewajiban personil untuk berobat dan melaporkan penyakit, (b) pembatasan

kerja, dan (c) penjelasan untuk kembali

bekerja setelah sembuh. Kebijakan juga perlu penanggungjawab 3

berhak

untuk membebastugaskan

personil. Ambil kultur dan bebastugaskan personil yang memiliki lesi kulit yang

4

yang

mencakup

masih basah

sembuh

atau

personil tersebut mendapatkan terapi dan infeksi sembuh Eksklusi personil yang terkolonisasi S.aureus

atau

Streptococcus grup

A

sampai

tidak

infeksi

rutin

dilakukan,

kecuali

apabila personil tersebut beresiko secara epidemiologi. PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

PROSEDUR

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

4/7

D Profilaksis anti mikroba 1 Berdasarkan efektifitasnya terhadap patogen tersering penyebab IDOuntuk operasi spesifik dan rekomendasi yang dipublikasi. Ahli bedah perlu mengantisipasi kelas luka operasi untuk

2

menentukan pemberian antibiotik profilaksis. Berikan antibiotik secara intravena dengan dosis profilaksis pada waktu dimana konsentrasi bakterisidal akan mencapai kadar puncak pada saat insisi dilakukan. Pertahankan kadar terapetik antibiotik di dalam serum dan jaringan selama operasi

3

dan sampai beberapa jam setelah luka operasi ditutup. Untuk bedah Cesar berisiko tinggi, berikan antibiotik

4

profilaksis segera setelah tali pusar di klem. Pemberian rutin vankomisin untuk profilaksis tidak diperlukan.

E Ventilasi 1 Pertahankan

ventlasi

tekanan

positif

di

kamar

2

dibandingkan dengan koridor dan area sekitar. Pertahankan minimun 15 pertukaran udara

3

dimana 3 diantaranya merupakan udara segar Saring semua udara untuk menjaga resirkulasi menggunakan saringan udara sesuai

operasi

per

jam, dengan

standar rekomendasi

4

American Institute of Architects. Posisikan udara yang masuk

5

keluarkan (exhaust) dekat dengan lantai. Jangan gunakan radiasi ultraviolet di dalam kamar operasi untuk

6

mencegah IDO. Pastikan kamar operasi dalam keadaan tertutup kecuali untuk

dari

langit-langit

dan

dilalui peralatan, personil, dan pasien. PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

PROSEDUR

7

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

5/7

Batasi jumlah personil yang masuk ke dalam kamar operasi.

F Pembersihan dan Desinfeksi permukaan lingkungan 1 Gunakan disinfektan yang disetujui

oleh

badan

perlindungan lingkungan untuk ihkan kotoran atau 2

kontaminasi darah atau cairan tubuh. pembersihan khusus atau pembersihan penutupan kamar operasi

3

yang kotor atau terkontaminasi tidak perlu dilakukan. Jangan gunakan lantai yang bersifat lengket di daerah tempat

4

masuk kamar operasi untuk mencegah infeksi. Lakukan vakum basah pada lantai operasi setelah operasi terakhir dengan

menggunakan

disinfektan

yang

disetujui

oleh badan perlindungan lingkungan. G Pengambilan sampel mikrobiologis 1 Pengambilan sampel rutin dari kamar operasi tidak perlu dilakukan. Pengambilan sampel rutin dari kamr operasi hanya dilakukan sebagai bagian dari penelitian epidemiologi. H Sterilisasi 1 Lakukan 2

sterilisasi

seluruh

instrumen

berdasarkan

panduan yang telah ada. Lakukan sterilisasi segera (flash sterilization) hanya apabila alat tersebut akan digunakan segera (misalnya karena ada alat yang terjatuh). Jangan gunakan untuk alasan kenyamanan, misalnya agar tidak membeli set instrumen baru atau untuk menghemat waktu.

PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

PROSEDUR

I

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

6/7

Pakaian operasi 1 Gunakan masker operasi yang menutup mulut dan hidung pada saat masuk ke dalam kamar operasi apabila operasi akan dimulai atau pada saat instrumen steril telah dibuka, gunakan sepanjang 2

operasi. Gunakan penutup kepala yang menutupi seluruh rambut kepala

3

dan wajah pada saat masuk ke dalam kamar operasi. Kenakan sarung tangan steril apabila termasuk dalam anggota tim operasi. Kenakan sarung tangan setelah menggunakan baju

4

operasi. Gunakan sarung tangan dan baju operasi yang terbuat dari bahan

5

yang mencegah penetrasi cairan. Ganti pakaian apabila tampak kotoran, kontaminan atau darah yang terserap atau zat yang berpotensi infeksius.

J

Teknik operasi dan asepsis 1 Gunakan prinsip-prinsip asepsis pada saat memasang alat intravena, spinal, kateter epidural atau pada saat memberikan 2 3

obat intravena. Susun peralatan steril dan larutan segera sebelum digunakan. Tangani jaringan secara lembut, pertahankan hemostasis yang efektif, minimalisasi jaringan non-vital dan benda asing dan

4

kurangi adanya “dead space” pada daerah operasi. Tunda penutupan primer kulit atau biarkan insisi dalam kondisi terbuka untuk mendukung penyembuhan

sekunder

apabila daerah operasi dianggap sangat terkontaminasi (kelas 3 dan kelas 4) oleh ahli bedah. 5 Apabila diperlukan drainase, gunakan drainese tertutup PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI

Jl. Dr. Setiabudi No. 8 Pegagan - PalimananKab. Cirebon

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

SPO.014.RSIAKP.PPI

00

7/7

dengan suction. Letakkan drain pada insisi yang lokasinya jauh dari lokasi insisi operasi. Lepaskan drain sesegera mungkin. Rekomendasi 1

Penggunakan penutup steril selama 24 sampai dengan 48 jam pasca-

2

operasi. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti perban atau setelah

3 4

kontak dengan daerah operasi. Ganti verban dengan teknik steril. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka

PROSEDUR

insisi, gejala IDO, dan perlunya melaporkan apabila terdapat

UNIT TERKAIT

1 2 3

keluhan-keluhan tersebut. Instalasi Rawat Inap Instalasi Kamar Bedah Instalasi Gawat Darurat