UNSUR UNSUR TARI Setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Tanpa tenaga,tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik, karena tenaga merupakan kekuatanyang akan mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak.Untuk lebih jelasnya sebagai contoh, misalnya jika anda menggerakkan tangan ke depan dan ke belakangdalam menari massal, agar gerakannya kelihatan seragam maka tenaga yang digunakan harus seragam pula, yaitu agar ayunan bisa sama.
Penggunaan tenaga didalam gerak tari berbeda dengan penggunaan tenaga dalam kebutuhan lain. Untuk itu harus memahami cara penggunaannya, karena penggunaan tenaga dengan baik akan memberi efek dinamika dalam sebuah tarian.Unsur tenaga di dalam tari menggambarkan suatu usaha yang menentukan memberikan watak pada gerak.
Ruang Diatas telah dikemukakan bahwa ruang adalah salah satu unsur pokok yangmenentukan terwujudnya suatu gerak. Mustahil jika suatu gerak lahir tanpa adanyaruang, karena setiap gerak yang dibuatnya memiliki disain ruangan dan berhubungandengan benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, penari semata-mata dapat bergerak atau menari karena adanya ruang. Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan keadaan tidak pindah tempat.Misalnya jika anda bergerak menirukan burung terbang dengan menggunakan kedua tangan ke atas dan kebawah, sejauh jangkauan ayunan tangan itulah yang dimaksud dengan ruang yang diciptakan oleh penari.
Ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.misalnya: Panggung, halaman terbuka lapangan dan lain – lain. Pokok permasalahan yang terkandung dalam ruang, baik itu berupa ruang yang diciptakan oleh penari maupun ruang tempat menari, meliputi : Garis, volume, arah, level dan fokus. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a)Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah menggerakkan tubuhsedemiki an rupa dengan membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yangalami. Garis – garis ini menimbulkan kesan yang tidak berbeda dengan garis – garis dalam seni rupa. Misalnya garis tubuh yang melengkung menimbulkan kesan manis. Garus diagonal atau zig-zag menimbulkan kesan dinamis. Garis tegak lurus memberi kesan tenang dan seimbang. Garisdatar memberi kesan istirahat dan sebagainya.
b) Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecilnya ruang yang digunakan seorang penari. Misalnya, langkah ke depan dapatdilakukan dengan langkah pendek, langkah biasa dan langkah lebar. Gerakanini sama tetapi dilakukan dengan ukuran yang berbeda. Dengan kata lain, gerakan kecil bisa dikembangkan dan gerakan besar dapat dikecilkan volumenya.
c)Arah,yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak. Arah itu bisa kedepan, ke belakang, kesamping dan ke arah lainnya.
d)Level, berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukangerakan. Ketinggian maksimal dicapai penari adalah pada saat melompat keudara dan ketinggian minimal dicapai ketika rebah dilantai.
e)Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektid penonton dan yang diperlukan dalam melakukan rangkaian gerak.
Waktu Waktu adalah elemen yang membentuk gerak tari selain unsur tenaga dan ruang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena merupakan suatu struktur yang saling berhubungan. Perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitandengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan memberikan daya hidup pada .
Puisi karya sastra Syair Orang Lapar Lapar menyerang desaku Kentang dipanggang kemarau Surat orang kampungku Kuguratkan kertas Risau Lapar lautan pidato Ranah dipanggang kemarau Ketika berduyun mengemis Kesinikan hatimu Kuiris Lapar di Gunungkidul Mayat dipanggang kemarau Berjajar masuk kubur Kauulang jua Kalau.
Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah ang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kauagungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syahid di jalan Ilahi.
Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke salemba Sore itu. Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi.
Salemba Alma Mater, janganlah bersedih Bila arakan ini bergerak pelahan Menuju pemakaman
Siang ini. Anakmu yang berani Telah tersungkur ke bumi Ketika melawan tirani.
Memang Selalu Demikian, Hadi Setiap perjuangan selalu melahirkan Sejumlah pengkhianat dan para penjilat Jangan kau gusar, Hadi. Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang Jangan kau kecewa, Hadi. Setiap perjuangan yang akan menang Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian Dan para jagoan kesiangan.
PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
DENGAN PUISI AKU
Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbaur cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian Yang Akan Datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Napas jaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya
SEJARAH ASAL USUL TARI PIRING Sejarah Asal Usul Tari Piring-Tari piring merupakan tarian khas dari daerah Sumatera Barat, Minang Kabau. Tarian khas ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan sedikit mengulas Sejarah Asal Usul Tari Piring yang sangat terkenal tersebut sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap budaya bangsa. Mari kita simak informasi lengkapnya dibawah ini.
Tari Piring Pada mulanya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian. Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama bagi keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini biasa dilihat di kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan tertentu. Ada yang dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian tidak lengkap. Sedikit bayaran akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20 menit diperuntukkan untuk persembahan tarian ini. Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah. Majelis perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan tarian piring. Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima kehadiran kumpulan tarian kerana dianggap ada percampuran lelaki dan perempuan. Bagi mengatasi masalah itu, kumpulan tarian disertai hanya gadis-gadis sahaja. Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan Melayu. Tari Piring identik dengan Sumatera Barat. Hingga masa kerajaan Sri Vilaya, eksistensinya masih ada bahkan semakin mentradisi. Pada saat masa-masa kejayaan kerajaan Majapahitlah, tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa jatuh. Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring mengalami perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya pengagum setia Sri Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya perubahan konsep, orientasi dan nilai pada Tari Piring. Pada awalnya Tari Piring diperuntukkan buat sesembahan para dewa, dibarengi dengan penyediaan sesaji dalam bentuk makanan yang lezat-lezat. Tarian ini dibawakan oleh beberapa perempuan yang dengan penampilan khusus, berbusana indah, sopan, tertib, dan lemah lembut. Dalam perjalanannya, orientasi atau tujuan sesembahan Tari Piring bergeser drastis. Ketika Islam datang, orientasi penyajian tidak lagi tertuju pada para dewa, namun dipersembahkan kepada para raja dan pejabat, khususnya
saat ada pertemuan atau forum khusus dan istimewa lainnya. Selain itu, Tari Piring juga semakin populer dan tidak hanya dikonsumsi oleh kalangan elit tertentu. Tidak cukup sampai disitu, perubahan orientasi terus dilakukan. Arti dan makna Tari Piring diartikan secara agak luas. Dalam konteks ini, raja tidak harus kepala negara atau pemimpin kekusaan politik pada rakyatnya, tapi bisa dianalogikan dengan sepasang pengantin. Sang pengantin adalah raja, yaitu “raja sehari”. Karena itulah tradisi Tari Piring kerap dipersembahkan dihadapan “raja sehari” (pengantin) saat bersanding dipelaminan dalam acara walimatul ‘arsy. Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan Tari Piring karena para penari saat menari membawa piring. Pada awalnya dulu kala Tari Piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau Tari Piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, Tari Piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan. Mengenai waktu kemunculan pertama kali Tari Piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa Tari Piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong Tari Piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
MATERI PANTONIM A. Pengertian Pantomime
Pantomim adalah seni pertunjukan yang memvisualisasikan suatu objek atau benda tanpa menggunakan kata-kata, namun menggunakan gerakan tubuh dan mimik wajah. Bahkan pantomime memvisualisasikan rasa dengan gerakan tubuh dan mimiknya. Pantomim merupakan pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. B. Sejarah Pantomime Istilah pantomime berasal dari bahasa Yunani yang artinya serba isyarat. Berarti secara etimologis, pertunjukan pantomime yang dikenal sampai sekarang itu adalah sebuah pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. Pertunjukan itu bahkan bisa sepenuhnya tanpa suara apaapa. Jelasnya, pantomime adalah pertunjukan bisu ( Bakdi Sumanto,1992:1). Menurut Aristoteles, pantomime telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno dan India. Kemudian, dalam perkembangannya menyebar ke Yunani, sebagaimana ditulis Aristoteles dalam Potics itu. Lebih lanjut Aristoteles menjelaskan bahwa teori pantomime tersebut bermula dari temuan-temuan pada relif-relif candi dan piramida. Dalam relief tadi dikisahkan adanya gambaran tentang seorang laki-laki dan atau perempuan sedang melakukan gerakan yang diduga bukan tarian. Hal tersebut semakin jelas sesudah adanya katagorisasi dari berbagai seni pertunjukan yang dilakukan Aristoteles berdasarkan ciri-ciri bawaannya, sehingga dapat dibedakan adanya sebutan tarian dan bahasa isyarat. Oleh karena pantomime mengacu pada ciri dasar dari bahasa isyarat tadi maka jelaslah bahwa seni pertunjukan pantomime memang sudah ada sejak lama. C. Unsur-unsur Pembentuk Sebuah Cerita Dalam Pantomime
· Mimik : Seorang pemain pantomime sangat mengandalkan ekspresi mimik dalam menerangkan suatu keadaan seperti sedih, marah, kecewa, gembira, bingung ,dll. · Gerak : Gerak tubuh bertugas menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, seperti memegang gelas, memegang pisau, memegang kaca, berjalan, berlari, naik tangga, dll. · Musik : Musik dalam hal ini sangat mendukung guna menciptakan atmosfer situasi yang terjadi sehingga penonton juga dapat larut dalam situasi itu seperti situasi seram, situasi bahagia, situasi sedih, dll. Karena berkait dengan musik maka seorang pemain pantomime juga harus mampu menguasai tempo dalam sebuah irama sehingga ia dapat menyesuaikan gerak tubuhnya dengan tempo lagu/irama yang saat itu terdengar. Hal ini sangat penting agar penonton tidak merasakan kejanggalan karena apa yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang didengar. Contohnya, musik dalam keadaan sedih mungkin dipilih yang temponya pelan, dalam keadaan tergesa-gesa mungkin temponya cepat, dll D. Perkembangan Pantomime Indonesia Dalam perkembangannya, pantomim menjadi suatu seni pentas tersendiri. Perkembangan pantomim dunia telah menemukan dinamisitasnya jauh waktu, sedangkan di Indonesia baru dimulai sekitar tahun 1970-an, khususnya
di
Jakarta
dan
Yogyakarta.
Tidak
banyak
seniman
yang
menggeluti pantomim dan hanya beberapa seniman yang cukup konsisten, seperti Sena A. Utaya, Didi Petet (Sena Didi Mime), Jemek Supardi, Moortri Poernomo, dan Deddy Ratmoyo. Realitas sosial juga menunjukkan bahwa belum tercapai apresiasi yang menggembirakan dari masyarakat terhadap eksisitensi pantomim. Diketahui bahwa dekade 1990-an, Pantomim Yogya mengalami pasang surut yang cukup serius.
POLA RITMIS DAN GERAK RITMIS Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya menjadi bentuk obyektif. Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat). Dalam koridor yang tetap berorientasi pada gerak Curt Sach menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak ritmis yang indah yang diiringi musik dan membentuk kesatuan maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang menyusunnya. Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu. Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak kalangan sebagai cabang seni yang memiliki elemen dasar berupa gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dari tubuh manusia, gerak yang distilisasi atau diperhalus dan dibalut oleh estetika keindahan sehingga menjadi bentuk seni. Tari dapat dinikmati melalui berbagai acara seperti acara televisi, hajad kaul, pernikahan, maupun berbagai kegiatan lain berfungsi sebagai acara pergelaran tari, paket tontonan dan kegaiatan kenegaraan maupun acaraacara berkaitan dengan keagamaan dan upacara adat. Tari merupakan salah satu cabang seni, sebagai media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia yang digunakan untuk media komunikasi dimana secara universal dapat dinikmati oleh siapa saja, dan pada waktu kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Berbagai even tari dapat berperanfungsi menurut
kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara yang berhubungan dengan agama dan adat, maupun keperluan tertentu lainnya. Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama musik dan gerak tari, maupun unjuk kemampuan dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi orang yang menyukai tari serta bagi pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, Oleh karena itu, tubuh sebagai alat ungkap untuk komunikasi verbal dan bahasa tubuh sangat penting perannya bagi manusia. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh memiliki peran dan fungsi menjadi bahasa gerak untuk memperoleh makna gerakan. Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja. Tari memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia, tari digunakan untuk keperluan sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga sebagai upacara agama dan adat. Dalam konteksnya, tari terdiri beberapa unsur meliputi gerak, ritme, tenaga, dan musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia. Manusia lahir ke dunia yang dilakukan gerak berhubungan dengan jantung, tubuh, dan ruang alam dunia. Gerak tari memiliki makna denyutan tubuh yang memungkinkan manusia hidup, di dalamnya terdapat ekspresi. Gerak tari dimaksud sebagai media ungkap tari sebagai bentuk keinginan/hasrat manusia, direfleksi melalui gerak baik secara spontan, maupun dalam bentuk ungkapan komunikasi kata-kata, gerak-gerak maknawi ataupun bahasa tubuh/gesture. Secara khusus, tari sebagai ungkapan gerak maknawi hadir dalam wujud gerak dan elemen pendukungnya yang terdiri dari cabang seni lain. Banyak unsur yang menyatu dan secara langsung dapat ditonton ketika menikmati tarian. Tari dinikmati pada saat tarian di atas pentas. Dengan demikian gambaran tari menurut Soeryobrongto adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. Irama musik sebagai iringan tari dapat mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan (Jazuli, 1994:44). Pada dasarnya tari memiliki irama atau ritme. Tari di dalamnya mempelajari
gerakan yang bersumber dari kehidupan sehari-hari manusia, baik yang berbentuk gerakan berpindah tempat (locomotive movement) dan gerak di tempat (stationary movement), mewujudkan momentum gerak yang tidak dapat dipisahkan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Di sisi lain Hawkins yang menyebutkan, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak. Simbolis gerakan tersebut menjadi gambaran atau representasi dari ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Sussanne K Langer pada sisi lain menyatakan bahwa tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan yang ada dapat dinikmati melalui penghayatan rasa dengan penghayatan ritme tertentu. Menelaah kedua pendapat tersebut di atas, maka tari adalah pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme. Oleh sebab itu, tari merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari penciptanya. Pada sisi lain Suryodiningrat menyatakan dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi bahwa tari merupakan gerak seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) dan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Sejalan pendapat Suryobrongto, Soedarsono menambahkan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakgerak ritmis yang indah. Demikian pengertian tari secara menyeluruh dapat didefinisikan sebagai gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.