Bisnis jasa fotografi dalam satu dekade terakhir mendapatkan tantangan yang dahsyat akibat berkembangnya teknologi digital dan semakin banyaknya ponsel pintar yang punya kemampuan memotret dan menyimpannya. Tak urung, banyak gerai jasa fotografi di berbagai kota di Indonesia yang gulung tikar. Sebuah data menyebut, sebelum tahun 2000, terdapat tak kurang dari 4.000 toko foto di Indonesia, dan ketika terjadi peralihan teknologi dari analog ke digital, hanya tersisa 1.000-an toko foto. Ribuan toko foto mati karena bisnis cetak foto sudah kehilangan zaman. Tantangan itu juga dirasakan betul oleh Jonas Photo, pelaku jasa fotograsi terbesar dari Bandung yang namanya cukup beken itu. Jonas Photo yang dirintis pasangan Gunadi Hadikusuma dan Inggriyanti pada 1982 itu juga menghadapi tantangan perubahan. Beruntung perusahaan keluarga itu sigap mengantisipasi perubahan tren sehingga termasuk perusahana fotografi yang bisa bertahan. Terutama, semenjak generasi kedua, Arif Hadikusuma, mulai aktif mengelola perusahaan ini pada 2003. Sejumlah inovasi dilakukan untuk menyelamatkan bisnis keluarga itu dari tantangan perubahan yang bergerak cepat.
“Banyak pelaku bisnis foto yang berguguran karena tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi zaman, tidak mengubah model bisnis. Mereka masih mendefinisikan foto yaitu foto yang dicetak atau bentuk fisik, maka mati semua, dari hulu ke hilir,” ungkap Arif, CEO Jonas Photo kelahiran 13 Februari 1979. Beruntung Jonas sejak awal cenderung dikelola secara tidak konservatif dan sudah mencoba menghasilkan produk yang punya nilai tambah. Selain printing, Jonas juga melakukan inovasi pada bisnis studio dan ritel. Tak mengherankan, sebagian orang pun menganggap Jonas sebagai one stop solution. Lulusan University of Melbourne ini bergabung dengan Jonas tahun 2003 saat perusahaan mengalami transisi karena adanya booming teknologi foto. Mesin baru yang dihadirkan sebagai langkah inovasi memengaruhi proses bisnis Jonas saat itu. “Sistem yang sudah berjalan seperti sistem komputerisasi dan proses bisnis harus berubah ketika tahun 2003 ada mesin baru,” ujar Arif. Nah, dia membantu merapikan sistem operasional baru tersebut dan membangun infrastruktur. Otomatis dia juga membantu mengedukasi SDM dari yang sebelumnya hanya mengandalkan kejelian mata dalam menjalankan tugas menjadi harus menggunakan komputer dan mouse sebagai perangkatnya karena berkembangnya digitalisasi alat foto. Menariknya, sebelumnya banyak karyawan yang seumur hidup belum pernah memegang mouse sekalipun. Arif punya obsesi menjadikan Jonas sebagai perusahaan nasional sehingga dia kini banyak melibatkan kalangan profesional dalam bisnis, bukan hanya keluarga. Sebagai CEO, Arif bertanggung jawab atas seluruh proses bisnis, hanya saja dia lebih suka fokus mengembangkan merek dan pengembangan bisnis agar Jonas terus bertahan. Contohnya, kini pihaknya sedang mengembangkan integrasi konsep gerai fotografi dengan resto dan gerai fashion. Jonas Photo diharapkan menjadi traffic puller bagi bisnis lain. Hal itu misalnya sedang dikembangkannya di Jl. Banda, Bandung, di mana
di seberang Jonas Photo terdapat butik Silver Tote, yang menjual produk fashion untuk wanita. Di lantai dua butik tersebut, tengah dibangun 10 studio foto yang rencananya selesai September ini. Lalu, tidak jauh dari Jonas, juga terdapat resto yang berkonsep lounge cafe bernama Tokyo Connection. Terdapat pula resto yang menyasar segmen remaja, Gigle Box. Hingga kini pihaknya sudah membuka lima gerai Gigle Box di Bandung. Arif berprinsip, format toko foto tidak harus seperti toko foto pada umumnya sebagaimana konsep lama. “Kita bisa mengintip ke industri lain. Yang kita jual dua hal: end product dan experience,” ungkapnya bersemangat. Bahkan, pihaknya juga berencana masuk ke mobile application. ”Kami ingin buat perusahaan foto yang stay relevant untuk generasi Y,” ujar Arif yang juga berencana membuka cabang Jonas di kota lain. Bagi Arif, yang penting pihaknya tidak cepat merasa puas dengan kondisi yang ada. Sebab itu, dia yakin, yang dibutuhkan dalam berbisnis adalah pola pikir yang benar. “Perusahaan bisa bangkrut, tetapi bila mindset tertanam dengan baik, kita bisa berbisnis di bidang apa saja,” ungkap pria yang hobi komputer dan permainan komputer ini. JONAS PHOTO Berawal dari studio foto kecil-kecilan, kini Jonas Photo berkembang menjadi studio foto dengan konsep one stop photography shop di Bandung. Pada awal usaha ini didirikan, Jonas Photo hanyalah sebuah toko kecil yang menawarkan jasa di bidang 1981 : cuci cetak foto. Baru pada tahun 1983 Jonas Photo menyediakan jasa pemotretan untuk pas foto. Jonas Photo didirikan oleh Bpk. Gunadi Hadikusuma dan Ibu Ingriyanti G. pada bulan Februari 1981 di rumahnya yang berlokasi di Jl. Batik Jonas No.17 Sukaluyu Bandung. Kawasan ini sebenarnya tidak ideal untuk usaha karena terletak di tengah-tengah pemukiman, jauh dari jalan raya. Hal ini menyebabkan tidak banyak konsumen yang mengetahui keberadaan studio foto tersebut. Oleh karena itu, Bpk. Gunadi dan Ibu Ingriyanti melakukan pendekatan personal terhadap setiap konsumennya. Dengan prinsip mendahulukan kepuasan konsumen, studio foto ini berhasil meningkatkan jumlah konsumen dan menjadi salah satu studio foto yang cukup dikenal di Bandung. Nama Jonas sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh konsumen berdasarkan nama jalan tempat studio berada. Sekitar tahun 1985 Jonas Photo mulai mengembangkan jenis pemotretan yang ditujukan untuk remaja. Jenis pemotretan ini merupakan yang pertama kali di Bandung, dan sampai saat ini dikenal dengan sebutan foto pose/foto gaya. Meskipun target utamanya adalah remaja, namun foto pose ini juga menjadi favorit berbagai kalangan, terlebih harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Dari foto pose inilah nama Jonas Photo semakin berkibar di kota Bandung. Pada tanggal 15 November 1992, Jonas Photo memindahkan pusat usahanya ke jalan Banda No.38 Bandung. Hal ini dilakukan untuk memperluas segmen usaha, disamping kesulitan
untuk menambah jumlah studio dan area retail dikarenakan lokasi terdahulu yang sempit. Dengan meluasnya ruang pemotretan, maka diperkenalkan teknik pemotretan kolektif dengan segmen grup atau kelompok yang kemudian menjadi ciri khas Jonas Photo. Selain toko di Jl. Banda, saat ini Jonas Photo memiliki 8 cabang yang tersebar di kota-kota besar, diantaranya: Jl. Sultan Iskandar Muda Pondok 99B (Arteri Pondok Indah) Jakarta Citraland Mall, Lt III – 20 Jakarta Jl. Residen Sudirman 26 Surabaya Tunjungan Plaza 4 Lt. IV No.18 Surabaya Bandung Indah Plaza Lt. II – 04 Bandung Istana Plaza Bandung Paris van Java Bandung Bandung Supermal Bandung Sesuai dengan prinsipnya, Jonas Photo senantiasa menyesuaikan diri terhadap perubahan teknologi dan trend yang berlaku. Hal ini dilakukan agar dapat memberi pelayanan yang up to date bagi konsumennya. Salah satu perubahan yang mencolok adalah ketika di awal tahun 2000 Jonas Photo melakukan instalasi mesin digital sehingga membuatnya menjadi studio foto pertama di Asia Tenggara yang menggunakan mesin tersebut dalam proses produksinya.
DIGITAL PRINTING, adalah sebuah Metode Percetakan dari Gambar berbasis Digital, yang biasanya berupa File, kemudian bisa langsung dicetak di berbagai Media dengan cara yang Instan dan Cepat. Digital Printing merupakan Hasil Inovasi Perkembangan dari Metode Percetakan yang konvensional, yang muncul seiring dengan Kemajuan Teknologi Dunia yang sudah masuk di Era Digital. Umumnya Digital Printing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi untuk per satuan nya dibanding Metode Cetak yang lebih konvensional seperti Percetakan Offset, Sablon / Screen Printing. Akan tetapi, Tehnik Digital Printing ini memiliki Kelebihan yang tidak dimiliki oleh Metode Percetakan Offset maupun Sablon, yaitu tidak memerlukan Proses Pra Cetak seperti Pembuatan Film, Plat Cetak (Offset) , Afdruk Screen (Sablon). Karena Proses yang dilalui Digital Printing lebih Ringkas, membuat Digital Printing menjadi lebih banyak digunakan untuk Pengerjaan Cetak Jumlah Skala Kecil, mencetak dengan Waktu yang sangat Cepat dan Instan. Seiring dengan diadaptasinya mesin digital pertama, Jonas Photo memperbanyak varian produknya dengan mengaplikasikan foto kedalam berbagai media baru seperti tas, jam dinding, mug, dsb. Begitupun dengan jenis pemotretan, kini semakin banyak varian paket studio yang ditawarkan baik foto pose standar maupun foto dengan proses digitalisasi melalui komputer yang tidak terhitung banyaknya. Jenis layanan yang disediakan oleh Jonas Photo saat ini yaitu photo finishing (cuci cetak & design), photo studio, framing (pembingkaian), dan retail (barang fotografi dan non fotografi). Pada photo finishing layanan yang diberikan mencakup layanan cuci film, slide, fotografi digital mencakup design dan restorasi, cetak pembesaran, index, cetak digital, layanan foto kanvas serta laminasi. Photo studio
di Jonas mencakup studio khusus anak dimana Jonas merupakan pelopornya, studio pose, studio paket, dan studio grup yang mampu menampung hingga 250 orang sekali pemotretan. Pada framing, Jonas mempopulerkan bingkai ‘blok’ yang ekonomis dan modern serta berbagai frame dengan koleksi terlengkap. Jonas juga menyediakan fancy frame untuk gift, layanan pembingkaian untuk poster, lukisan, ijazah dll. Pada retail, Jonas menjual segala produk yang berhubungan dengan foto seperti kamera, film, baterei, album, lampu, dan yang baru-baru ini dibuka adalah counter handphone sebagai penunjang photography as a lifestyle. Disamping produk fotografi, Jonas juga menjual produk-produk non fotografi berupa gift item lengkap dengan jasa bungkus kado.
Pada tahun 1973 Alva Photo didirikan di Jalan Sunda, Bandung. Ketika itu bisnis foto berwarna baru mulai berkembang tapi karena kalah bersaing, Alva bangkrut pada tahun 1981. Salah satu pendirinya, Gunadi Hadikusuma merintis kembali usaha itu bersama istrinya, Ingriyanti G pada Februari 1981 di rumahnya sendiri di Jalan Batik Jonas 17, Sukaluyu, Bandung dengan cara mengubah ruang tamu menjadi studio. Ketika itu karyawan mereka hanyalah satu orang. Pangsa pasar mereka adalah anak-anak muda yang memiliki dana terbatas dan oleh karena itu mereka pun tidak dapat meraih untung banyak sehingga mereka mulai dikenal sebagai tempat foto murah meriah. Pangsa pasar yang besar itu dapat mereka raih karena saat itu tidak ada yang mau mengerjakan bisnis foto cepat selesai tapi berlaba kecil tersebut. Pada tahun 1983 Jonas mulai menyediakan jasa pemotretan dan jumlah karyawannya bertambah menjadi 10 orang. Konsumen terbesar dan tidak pernah habis mereka adalah para sarjana yang baru diwisuda. Bandung yang terkenal sebagai kota pelajar setiap tahunnya mewisuda puluhan ribu pelajar yang tentu saja membuat bisnis Jonas berkembang pesat. Pada 15 November 1992 Jonas pindah ke Jalan Banda 38 dengan alasan tempat sebelumnya kurang strategis. Di tempat ini, studionya mampu menampung 250 orang sekaligus dalam satu sesi pemotretan. Keputusan ini ternyata sangat tepat, terbukti dengan terus berkembangnya bisnis Jonas yang GOSIPNYA bahkan membuat Jonas menguasai sepertiga bisnis percetakan foto se-Bandung. Datangnya era digital pada tahun 2000 membuat banyak pelaku bisnis foto analog berguguran. Sebelum tahun 2000 ada lebih dari 4.000 toko foto di Indonesia dan menjadi tinggal sekitar 1.000 ketika era digital tiba. Meski begitu Jonas malah makin berkembang berkat insting bisnis Gunadi. GOSIPNYA ketika Gunadi mengunjungi pameran di luar negeri, ia melihat mesin cetak digital dan lalu mengimpornya dari Jepang. GOSIPNYA sih ia merupakan pencetus cetak digital pertama di Asia Tenggara.
Anak Gunadi, Arif Hadikusuma mulai terjun mengelola Jonas pada tahun 2003. Arif lalu mendirikan kafe Giggle Box pada 10 Februari 2010 di Progo 33A, Bandung. GOSIPNYA ia melihat toko-toko Fuji Film yang juga mencetak foto satu-persatu mulai tutup sehingga ia mulai beralih ke bidang kuliner. GOSIP lain mengatakan ia
menyadari bahwa cepat atau lambat bisnis percetakan foto akan memudar karena semakin murah dan canggihnya perangkat berbasis Android sehingga membuat orang enggan mencetak foto dan lebih memilih menyimpannya pada perangkat tersebut.
LATAR BELAKANG Dengan jaman yang semakin modern fotografi berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan dunia dalam era globalisasi. Banyak masyarakat yang senang untuk mengabadikan dirinya, baik sendirian atau bersama dengan orang lain. Ada saat-saat tertentu seseorang ingin berfoto dengan orang lain, seperti pada saat perpisahan kelas, semua murid-murid ingin difoto bersama-sama dengan wali kelasnya atau misalnya pada saat wisuda, seorang anak akan bangga difoto dengan orang tua dan saudara-saudaranya dan contoh yang lainnya dimana seseorang senang untuk difoto bersama-sama dengan orang lain. Dengan banyaknya keinginan orang untuk difoto bersama-sama, maka banyak perusahaan yang bergerak di bidang jasa fotografi yang menyediakan studio besar untuk menampung banyak orang untuk difoto bersama-sama atau sering disebut studio foto grup. Perusahaan-perusahaan berusaha menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mengungguli pesaingpesaing mereka sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang fotografi. Dalam menciptakan inovasi-inovasi baru sebelumnya perusahaan harus mengetahui pemahaman dan persepsi konsumen terhadap perusahaan. Perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat membuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen. Apabila konsumen puas terhadap produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan maka konsumen akan cenderung membuat pilihan terhadap perusahaan tempat konsumen membelanjakan uang mereka. Perusahaan tempat diadakan penelitian adalah pusat Jonas Photo yang terletak di jalan Banda 38 Bandung. Kami mengamati dan mengadakan penelitian terhadap studio foto grup atau studio foto bersama yang dimiliki oleh Jonas Photo. Studio foto grup yang dimiliki Jonas Photo merupakan salah satu andalan Jonas Photo karena untuk daerah Bandung belum ada perusahaan fotografi yang mempunyai studio foto grup yang begitu besar. Jonas Photo memiliki studio foto grup yang dapat menampung sekitar 200 orang dalam satu ruang. Jonas Photo juga mempunyai beberapa studio foto yang dapat menampung sekitar 20-30 orang dalam satu ruang. Selain studio foto grup, Jonas Photo juga mempunyai studio foto anak dan studio foto pengantin. Studio yang dimiliki Jonas Photo merupakan salah satu andalan Jonas Photo karena itu perusahaan ini harus waspada terhadap pesaing-pesaing yang mempunyai segmen pasar pada daerah yang sama dan juga dengan pesaing- pesaing baru yang mungkin muncul di waktu yang akan datang. Jonas Photo berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan studio foto grup dengan cara terus menerus melakukan pemantauan kebutuhan dan keinginan konsumennya sehingga Jonas Photo dapat melakukan perbaikan dan pengembangan pelayanannya yang sesuai dengan keinginan konsumen tersebut. Selain itu, perusahaan juga berusaha untuk menarik konsumen pesaing untuk beralih menggunakan jasa pelayanannya. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah mengapa Jonas photo bisa menjadi market leader dalam menjalani usaha sebagai studio foto di kota Bandung. Sedangkan seperti yang kita ketahui bersama bahwa banyak sekali studio foto yang banyak berkembang di kota bandung, yang dimana dalam hal ini tentunya akan menggerus jumlah income yang diperoleh Jonas photo Oleh karena itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian di Jonas Photo Bandung di bagian studio foto grup, sehingga
dapat diketahui strategi apa yang digunakan oleh Jonas photo agar dapat tetap menjadi market leader di tengah persaingan yang semakin ketat. Semangat sayang ngerjainnya, aku selalu mendukungmu apa yang kamu lakukan :*
Seiring dengan begitu banyaknya kebutuhan manusia dengan foto maka banyak sekali usaha yang bergerak dibidang pelayanan foto saat ini. Jonas photo adalah satu dari sekian banyak pelayanan studio foto yang ada di Bandung. Pelayanan yang diberikan Jonas Photo adalah penjualan retail, jasa studio foto, jasa cuci cetak dan jasa pembingkaian. Jonas photo berdiri pada tahun 1981 di Jalan Batik Jonas No. 17 Bandung. Kemudian terjadi pemindahan toko pusat pada tahun 1992 di Jalan Banda No.38. Setelah itu Jonas Photo mengalami perkembangan sehingga membuka cabang baru di Bandung Indah Plaza (BIP) dan membuka cabang baru diluar kota Bandung seperti di Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Tegal. Jonas Photo mempunyai Slogan Makes Everybody Happy. Dalam jangka waktu dua tahun terakhir ini Jonas Photo yang berada di jalan Banda No.38 mengalami persaingan yang semakin ketat, hal ini diperkuat dari hasil observasi dan wawancara kepada pihak manajemen Jonas Photo bahwa saat ini pelanggan Jonas Photo yang pindah ke studio foto lain semakin meningkat dan keluhan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan Jonas Photo juga. Bab 1 Pendahuluan 1-2 meningkat. Walaupun masalah ini belum mengganggu pendapatan, sebagai perusahaan yang tanggap pihak manajemen Jonas Photo ingin mengetahui apakah terjadi perubahan lingkungan, sehingga dengan demikian dapat merencanakan tindakan-tindakan atau koreksi, yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya. Untuk itu Jonas Photo memerlukan penelitian mengenai persaingan tersebut. 1.2. Identifikasi Masalah Kepuasan konsumen menjadi faktor terpenting untuk meningkatkan penjualan. Untuk itu perlu memperhatikan pelayanan yang diberikan apakah sudah memenuhi harapan konsumen atau belum. Perpindahan konsumen yang dialami Jonas Photo mungkin diakibatkan oleh perubahan trend foto yang lebih baru seperti foto box yang cenderung lebih simpel dan cepat dalam penyajiaannya. 1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi 1.3.1. PembatasanMasalah Dari identifikasi masalah dan observasi lapangan maka masalah lebih difokuskan kepada pelayanan studio foto. Hal ini disebabkan karena pelayanan ini merupakan jenis pelayanan yang kegiatannya paling banyak berhubungan langsung dengan konsumen sehingga banyak masalah terjadi pada pelayanan ini. 1.3.2. Asumsi Beberapa asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tidak ada perubahan situasi dan kondisi yang berarti di Jonas Photo, saat dilakukan penelitian dari awal sampai selesai.
1.4. Perumusan Masalah Perumusan-perumusan masalah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: o Faktor apa yang mempengaruhi konsumen memilih Studio foto ? Bab 1 Pendahuluan 1-3 o Sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja Studio foto yang ditinjau dari kesenjangan antara persepsi dan harapan ? o Upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan daya saing dari Jonas Photo ? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: o Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Studio foto o Mengetahui dan menganalisis sampai sejauh mana kesesuaian antara persepsi dan harapan. o Untuk mengetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan daya saing dari Jonas Photo