TOKOH WIRAUSAHA SUKSES BOB SADINO (Makalah Kewirausahaan) Disusun oleh: Kelompok 5 1. Silfiana Lieberto (1514051012) 2. Bunga Sascia Adilla P (1514051030) 3. Hayyin Vivik Rika (1514051054) 4. Gustava Pangaribuan (1514051100) 5. Shifa Firdaus H (1514051102) Kelas : THP- B
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ................................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1.2 Tujuan ...................................................................................
II.
PEMBAHASAN 2.1 Profil Bob Sadino …............................................................ 2.2 Usaha yang Dimiliki Bob Sadino . ..................................... 2.3 Jatuh Bangun Bob Sadino Membangun Bisnis ………….. 2.4 Cara Mengelola Perusahaan ……………………………...
III.
PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................... 3.2 Saran ……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
Kata Pengantar
1 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Bob Sadino meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada tim dosen dan asisten dosen mata kuliah kewirausahaan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai profil hidup pengusaha sukses dan memberikan motivasi untuk menjadi pengusaha. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Lampung, 20 September 2016
Penyusun
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang Di dalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran. Modal bisa didapat dari berbagai cara misalnya dengan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau hubungan sosial yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun kreativitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek yang memegang peranan penting. Salah satu wirausahawan yang kami jadikan sebagai tokoh wirausaha yang sukses yaitu Bambang Mustari Sadino atau akrab dipanggil Bob Sadino adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari kisah hidupnya. Bob Sadino adalah pengusaha yang pekerja keras dan pantang menyerah. Perjalanan bisnis Bob Sadino tidak bisa dibilang mudah , dagangannya pernah ditolak mentah-mentah oleh konsumen, namun hal itu tidak menjadi halangannya untuk terus berusaha memperbaiki bisnisnya. Banyak hal menarik dari Bob Sadino yang dapat dipelajari , khususnya dibidang wirausaha Kisah hidupnya sangat inspiratif bagi kalangan pengusaha muda dan bagi mereka yang akan memulai usaha. Oleh karena hal diatas, kami memilih Bob Sadino sebagai judul makalah kami. I.2 Tujuan Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui profil Bob Sadino 2. Mengetahui jenis usaha dan deskripsi produk dari perusahaan Bob Sadino 3. Mengetahui jatuh bangun Bob Sadino dalam membuat usaha 4. Mengetahui strategi atau cara Bob Sadino mengelola perusahaan
II.
II.1
Profil Bob Sadino
PEMBAHASAN
Nama Lengkap : Bambang Mustari Sadino Alias : Bob Sadino | Om Bob Profesi : Pengusaha Agama : Islam Tempat Lahir : Tanjungkarang (sekarang Bandar Lampung) Tanggal Lahir : Kamis, 9 Maret 1939 Zodiac : Pisces Hobby : Bisnis | Traveling Warga Negara : Indonesia Pendidikan - SD, Yogyakarta (1947) - SMP, Jakarta (1950) - SMA, Jakarta (1953)
Perjalanan karier - Direktur Utama PT Boga Catur Rata - Direktur Utama PT Kem Foods - Direktur Utama PT Kem Farm - Karyawan Djakarta Llyod di Hamburg dan Amsterdam (1950-1967) - Karyawan Unilever (1954-1955) - Pemilik Kem Chick (supermarket) (1969) Keluarga - Soelami (istri) - 1. Mira Andiani (anak) - 2. Shanti Dwi Ratih (anak) Bob Sadino lahir di Tanjungkarang, 9 Maret 1933, atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Beliau adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, beliau sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Om Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Beliau adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, om Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Om Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, beliau singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, beliau bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, om Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan.
Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
II.2Usaha yang Dimiliki Bob Sadino 1. Kem Chicks (supermarket) Kem Chicks merupakan supermarket yang dikembangkan Bob Sadino berada di kawasan Kemang. Kem Chicks yang berdiri sejak 1970-an ini menyediakan produk-produk pangan dari hasil pertanian, peternakan, hingga perikanan dengan konsep penyajian yang higienis. Ia tidak segan memasang harga produknya lebih tinggi dari harga pasaran, karena dinilainya sesuai dengan kualitas produk yang disediakan. Contohnya untuk produk perikanan ada ikan telur yang harganya sekitar Rp 30 ribu ke atas per bungkus (isi 8 ekor). Lalu udang windu ia jual dengan harga di atas Rp 200 ribu per kg. Didukung dengan tekad untuk terus menjaga kualitas produk dan pelayanan prima, tidak heran Kem Chicks sudah menjadi salah satu icon Kemang yang sukses. Di samping menyediakan produk retail impor yang berkualitas, Kem Chicks juga menyediakan produk home made bakery yang dibuat fresh setiap harinya. Produk bakery yang ditawarkan oleh Kem Chicks sudah menjadi favorit banyak pelanggan yang menyukai berbagai macam jenis European bread. Sebagai elemen yang sangat penting, bakery shop Kem Chicks hadir dengan konsep open kitchen yang menarik. Kebersihan dapur terbuka di area bakery, menjadi bukti keseriusan Kem Chicks dalam menjaga kualitas produk dan pelayanannya. Meski harga produk-produknya tergolong tinggi, namun tetap ada konsumen yang membelinya. “Target konsumen kami kalangan ekonomi kelas A+ (atas) yang kebanyakan orang dari berbagai negara yang tinggal di daerah Kemang,” katanya. Mereka, lanjutnya, sudah terbiasa dengan produk harga tinggi tentunya juga sepadan dengan kualitasnya.
Kualitas layanan yang prima adalah suatu common sense yang tidak bisa terbantahkan dalam dunia bisnis bahwa marketing dan promosi adalah ujung tombak dalam peningkatan omset. Namun, Om Bob dari bisnis Kem Chick-nya mengajarkan suatu hal yang lain. Bila diperhatikan, sesungguhnya Kem Chick sendiri tidak melakukan promosi yang besar-besaran dalam menarik minat konsumennya. Dengan kondisi seperti itu pun, Om Bob berhasil membuktikan bahwa bisnisnya bisa tetap “digandrungi” oleh banyak konsumen. Kuncinya terletak pada ion Om Bob di bidang-bidang yang terkait dengan produk yang dipasarkannya. Imbasnya, Om Bob sangat berhasrat untuk meningkatkan kualitas produknya. Tentu saja hal ini akan menguatkan kepercayaan para pelanggan dari Kem Chick itu sendiri. Saking kuatnya, saat isu merebaknya virus flu burung yang berhasil membuat penurunan tingkat penjualan ayam namun di sisi lain ternyata penjualan ayam di Kem Chick malah meningkat. 2. PT Kem Food (pabrik sosis dan ham) PT. Kemang Food Industries atau lebih dikenal dengan sebutan PT Kemfood terletak di Jl.Pulo Kambing No.11 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, adalah sebuah perusahaan nasional yang beridir sejak tahun 1970. PT Kemfood bergerak dibidang Industri pengolahan daging dengan merk Villadorp, Villa, Kemfood, Yangini, Chami dan Chiefs. Daging Olah yang diproduksi terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu Sosis, Burger, Delicatesen dan Bakso. Setelah beberapa lama memasarkan produknya, Bapak Bob Sadino mendapat informasi tentang kebutuhan orang-orang asing akan makanan hasil olah daging, yang pada saat itu merupakan barang impor dan tersedia dalam jumlah terbatas. Dengan adanya informasi tersebut muncullah ide Bapak Bob Sadino untuk memproduksi daging olah khususnya sosis sapi secara kecil-kecilan. Pada saat itu mesin yang digunakan masih sangat sederhana yaitu menggunakan mesin penggiling daging yang dioperasikan secara manual dan saat itu tahap produksi yang dilakukan dalam tahap percobaan. Ternyata hasil produksinya mendapat tanggapan yang positif dari para konsumen, sehingga usahanya tersebut semakin lama semakin berkembang. Untuk meningkatkan usaha penjualannya Om Bob
Sadino mencoba mendirikan sebuah supermarket kecil yang dinamakan Kemchick. Semakin lama permintaan akan daging olah terutama sosis semakin meningkat jumlahnya, hal ini disebabkan karena semakin banyak konsumen yang menyukai produk olahan daging termasuk masyarakat pribumi. Konsumen yang menyukai produk yang dihasilkan bukan hanya berada di wilayah Kemang tetapi sampai ke seluruh wilayah Jakarta. Akhirnya pada tanggal 16 Januari 1975 Bapak Bob Sadino mengambil keputusan untuk mendirikan pabrik sosis dengan kuantitas yang semakin besar di kawasan Kemang dihadapan Notaris Abdul Latief dengan nomor 38. Letak pabriknya tepat di jalan Villa Dorp Kemang Raya Jakarta Selatan dan diberi nama PT. Kemang Food Industries. Sejak saat itu usaha memproduksi sosisnya diubah menjadi skala besar dengan menggunakan mesin- mesin yang lebih canggih, organisasi perusahaan, peningkatan kualitas, dan penambahan jenis produk. Dengan adanya peraturan pemerintah DKI Jakarta yang melarang daerah Kemang menjadi daerah kawasan industri maka PT. KEMFOOD pindah ke kawasan industri Pulo Gadung tepatnya di jalan Pulo Kambing No. 11. Di kawasan tersebut PT. KEMFOOD menempati areal seluas 5000m2. Dan pada tahun 1978 setelah proses pembangunan gedung dan perlengkapan seluas 3000m2 telah selesai maka PT. KEMFOOD resmi pindah. PT. KEMFOOD disahkan
oleh Menteri
Kehakiman RI pada tanggal 30 Oktober 1979 dengan nomor 87. 3. Kem Farms Selain Kem Chicks, Bob juga mengandalkan bisnis Kems Farm Indonesia. Ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor sayuran ke Jepang. Perusahaan eksportir produk agribisnis milik Bob ini berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Bob mendirikannya pada tahun 1980. Sama seperti Kem Chicks yang amat fokus membidik pasar di segmen tertentu, Kems Farm juga berfokus hanya memasok sayuran ke pasar Jepang. Ada tiga jenis produk yang kini menjadi andalan Kemfarm, yaitu terung, lobak dan ubi
manis. "Saya merasa bangga, perusahaan yang mempekerjakan 100 orang karyawan ini mampu bersaing dengan produk-produk pertanian dari China," kata Bob. Sebelum gempa bumi dan tsunami melanda Jepang pada Maret 2011, Kems Farm rata-rata mengekspor sekitar 10.000 ton per bulan. Namun, sejak musibah tragis melanda Negeri Sakura itu, permintaan terhadap produk Kems Farm justru meningkat sekitar 10%-20% ketimbang permintaan sebelum gempa. Persoalannya, Kems Farm masih kesulitan menambah kapasitas produksi dan memenuhi tambahan permintaan tersebut. Maklum, dunia agribisnis sangat tergantung cuaca. Masalahnya, cuaca saat ini sedang tidak menentu sehingga produksinya pun sulit ditebak. Di sisi lain, areal lahan pertanian semakin sempit karena terkikis oleh kawasan pemukiman. Kabar yang beredar, Bob akan menjual Kems Farm. Benarkah, Om Bob? "Seperti halnya dengan Kemfood, kalau harga yang ditawarkan bagus, Kems Farm saya jual," kata Bob. Namun, dia buru-buru menyatakan bahwa dia tidak sedang menawarkan perusahaan agribisnis yang dia bangun tahun 1980 itu. Bukan semata-mata tak ada penawaran yang bagus. Lebih dari itu, dia selama ini menggandeng banyak petani di Jawa Tengah sebagai pemasok Kems Farm. Dia khawatir, para petani akan merana bila dia menjual perusahaan ini.
II.3Jatuh Bangun Bob Sadino Membangun Bisnis Sebelum sukses, Bob Sadino melakukan hal yang sama seperti sejumlah konglomerat lain, yakni bekerja keras dan kadang hidup susah. Bob yang lahir pada 9 Maret 1933 itu terbiasa bekerja keras sejak berusia belasan tahun, terlebih setelah ayahnya meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya, pada usia 19 tahun, Bob merantau ke Eropa. Di Benua Biru, Bob melakoni berbagai pekerjaan, dari
karyawan agen pelayaran PT Djakarta Lloyd hingga pegawai perusahaan barang konsumsi Unilever. Di Eropa, Bob bertemu dengan Soelami Soejoed dan menikahinya. Pada 1967, Bob pulang ke Indonesia dengan membawa dua mobil MercedesBenz. Satu mobil dia jual, dan uangnya dipakai untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Mobil satunya dia gunakan sebagai taksi gelap. Namun Bob mengalami kecelakaan dan mobilnya rusak parah, sehingga dia terpaksa berganti pekerjaan sebagai kuli bangunan. Di tengah keterpurukan itu, Bob mencoba berbisnis bahan makanan. Awalnya dia menjual telur ayam negeri. Berkat kemampuannya berbahasa Inggris, Bob mendapat banyak pelanggan orang asing. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100,-. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan
kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaikbaiknya.
II.4Cara Mengelola Perusahaan Tidak ada satu pun perusahaan besar di muka bumi ini, yang menerapkan manajemen seperti Bob Sadino. Dalam banyak kesempatan, pria yang masih terlihat segar dalam usia lewat 70 tahun ini, selalu mengatakan tidak pernah punya perencanaan dan tidak pernah mau membuatnya. Pernyataan ini dibuktikan dengan tindak tanduknya yang memang tidak pernah punya rencana di atas kertas. Rencana cukup di kepalanya saja, dan sangat mungkin berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Tentu sangat berbeda dengan perencanaan dalam manajemen modern. Bahkan sejumlah pakar manajemen mengatakan tidak mungkin seseorang akan berhasil tanpa
perencanaan.
Bob
sadino
dengan
segala
keunikannya,
sukses
menjungkirbalikan teori para pakar. Tidak ada plan A, plan B, plan C dan seterusnya. Yang ada adalah sejuta kemungkinan. Sama seperti perencanaan, salah satu unsur manajemen yaitu pengorganisasian juga dilanggar oleh Bob Sadino. Dia tidak mau memiliki organisasi seperti yang dijabarkan dalam buku-buku teori manajemen. Bob Sadino mempunyai cara unik dalam melakukan pengawasan. Dengan cara ikut
bekerja
bersama
para
karyawannya.
Bahkan
Bob
Sadino
akan “nongkrong”seharian di kantor ikut bekerja, dan tidak jarang dia juga mengajak serta istri dan anaknya berada di tempat kerja. Bob Sadino tidak ragu-ragu bergaul dengan para karyawan mulai dari top level sampai pegawai paling rendah seperti tukang sapu atau “office boy”. Dan cara dia memperlakukan para bawahannya tidak seperti seekor singa yang sedang
mengawasi mangsanya. Bob Sadino justru memosisikan diri seperti rekan kerja, teman, sahabat dan keluarga. Itulah sebabnya semua karyawan rela diangkat menjadi anak oleh Bob Sadino. Tidak ada seorang pun anggota keluarga Bob Sadino yang sedarah, baik keluarga dekat maupun keluarga jauh yang bekerja di perusahaannya. Semua pekerjanya adalah orang lain yang tidak ada hubungan darah sedikitpun. Bob Sadino sengaja membatasi keluarganya ikut campur dalam perusahaan, apalagi menjadi bagian dari perusahaan. Dia berkeyakinan, manajemen semacam itu akan menghindarkan keluarga dari keretakan. Sebagian besar perusahaan melakukan perekrutan pegawai dengan prosedur dan sistem yang sangat profesional. Tetapi tidak demikian dengan Bob Sadino. Dia tidak pernah membuka pengumuman lowongan pekerjaan. Dia merekrut pegawai dengan cara jalanan. Dia tidak peduli latar belakang calon pegawainya. Mau sarjana S1 atau Master, mau lulusan SMA/SMP, bekas pegawai hebat atau bahkan gelandangan. Mereka bisa bekerja di sana dengan satu syarat, mau bekerja dan belajar. Bob Sadino membagi perjalanan bisnisnya ke dalam tiga bagian waktu: 10 tahun pertama, sebagai masa penjajakan antara bos dengan para anak buah. Pada masa ini, bos yang melakukan dan memimpin semua hal sendirian. Pada masa ini, bos mulai mencari tahu kemampuan anak buah dan anak buah mencari tahu gaya kepemimpinan dan apa yang diinginkan bos. 10 tahun kedua, sebagai masa tahu sama tahu. Bos sudah sangat mengetahui kemampuan para anak buahnya, sedangkan anak buah sudah mengerti apa yang diinginkan bos. Anak buah juga paham gaya kepemimpinan bos, sehingga bisa menjalankannya sendirian. 10 tahun ketiga, sebagai masa desentralisasi penuh. Bos mulai meninggalkan segala urusan perusahaan dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dalam
segala urusan perusahaan. Bos mempercayakan sepenuhnya segala urusan kepada para anak buah, dan membiarkan mereka berbuat apa yang dianggapnya benar. Berikut ini adalah tips Bob Sadino dalam mengelola perusahaan: 1. Berani Memulai Semua yang dilakukan Bob Sadino ia awali dengan keberanian. Om Bob berani memperkenalkan ayam negeri dan telurnya di pasar bebas walau saat itu ayam kampung masih mendominasi pasar. Walau gagal, itu menjadikan sebuah vitamin bagi Om Bob untuk terus berinovasi dan berusaha lebih baik lagi. 2. Jangan Terlalu Banyak Mikir Om Bob memiliki pepatah “kalau mikir terus, kapan kerjanya?”. Om Bob lebih senang berfikir lalu langsung melalukan aksinya daripada hanya memikirkan tanpa melakukan apapun. 3. Tidak Ada Sukses yang Instan Dunia bisnis membutuhkan pondasi yang kuat agar tetap eksis dan berkibar.komitmen yang kuat, impian, semangat,tidak mudah menyerah dan selalu optimis merupakan kata kunci yang harus dilalui. Om Bob mengatakan yang intinya adalah jika sesuatu itu didapatkan dengan mudah maka sesuatu itu akan menghilang dengan cara yang mudah pula.
4. Memiliki Mimpi Besar Mimpi yang besar adalah semacam visi, pendorong dan sumber kekuatan untuk terus berjuang. Inilah yang dilakukan oleh Om Bob ketika mengawali dan menjaga bisnisnya. Tekad, niat, semangat baja dan perjuangan menjadi kata kunci baginya untuk terus berusaha dan melalui segala rintangan. 5. Positive Thinking Jika berfikir negatif maka dapat merusak kinerja dan bisnis Anda bahkan bisa menghambat langkah-langkah menuju kesuksesan, maka sebaliknya positive thinking bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki cara
berfikir Anda menuju gerbang impian kesuksesan.jika Anda memiliki pikiran yang positif makan Anda akan selalu optimis.
III. III.1 Kesimpulan III.2 Saran
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/19/193350126/Bob.Sadino.Dari. Karyawan.Kuli.Bangunan.hingga.Pengusaha.Sukses/. Bob Sadino, dari Karyawan, Kuli Bangunan, hingga Pengusaha Sukses. Diakses pada tanggal 23 September 2016 http://echomouse.blogspot.co.id/2013/03/perjalanan-hidup-bob-sadino.html. Diakses pada tanggal 23 September 2016 http://pradanahariyo.blogspot.co.id/2014/01/pt-kemang-food-industries.html. Diakses pada tanggal 23 September 2016 http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bambang-mustari-sadino/. Diakses pada tanggal 23 September 2016
http://www.kemfood.co.id/. Diakses pada tanggal 23 September 2016 https://googleweblight.com . Tips Sukses Mengelola Usaha ala Bob Sadino. Diakses pada tanggal 23 September 2016 Koesoema, Evan. https://m.tempo.co/read/news/2015/01/20/093636128/kisahbob-sadino-jatuh-bangun-membangun-bisnis. Kisah Bob Sadino Jatuh Bangun Membangun Bisnis. Diakses pada tanggal 23 September 2016