TEORI AKUNTANSI RMK SAP 3 Konsep-konsep Dasar Akuntansi serta Sejarah dan Perkembangannya
OLEH : TEBUANA AGUNG PUTRA (1506305063)/Ab. 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017
KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI Konsep dasar pada merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis mengajukan seperangkat konsep dasar yang isinya berbeda-beda. Beberapa daftar konsep dasar dari beberapa sumber: 1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehinggga konsep dasar yanga dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying assumption) yang disebut secara spesifik dalam kerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah Basis Akrual ( Accrual basis) dan Usaha berlanjut (Going concern) 2. Paul Grady Grady (1965) mendiskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan (limitations) yang melekat pada statemen keuangan. Ada 10 konsep dasar yang diungkapkan Grady, yaitu Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi, entitas bisnis spesifik, going concern, penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun, konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama, keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen, konservatisma, keterandalan data melalui pengendalian
internal,
materialitas,
ketepatwaktuan
dalam
pelaporan
keuangan
memerlukan taksiran. 3. ing Principles Board ing Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statement No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi, yaitu : entitas akuntansi, Going concern, pengkuran sumber ekonomik dan kewajiban, perioda-perioda waktu, pengukuran dalam unit uang, akrual, harga pertukaran, angka pendekatan, pertimbangan, informasi keuangan umum, statemen keuangan berkaitan secara mendasar, Substance over form, materialitas. 4. Wolk, Tearney, dan Dodd
1
Wolk dan Teraney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran (output oriented principles) yaitu comparability,consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategori sebagai postulat adalah : Usaha berlanjut (going concern), Periode waktu (Time period), Entitas akuntansi (ing entity), Unit moneter (Monetary unit). 5. Anthony, Hawkins, dan Merchant Konsep dasar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statement posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statement laba rugi. (1) pengukuran dengan unit uang, (2) entitas, (3) usaha berlanjut, (4) cost, (5) aspek ganda, (6) perioda akuntansi, (7) konservatisme, (8) realisasi, (9) penandingan, (10) konsistensi, (11) materialitas. 6. Paton dan Littleton Konsep-konsep dasar yang dikemukakan P&L: Entitas bisnis atau kesatuan usaha, kontinuitas kegiatan/usaha, penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya dan hasil, bukti terverifikasi dan objektif, asumsi.
Kesatuan Usaha (Entity Theory), konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Kontinuitas Usaha, konsep ini menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejalagejala, atau rencana pasti dimasa dating bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.
Penghargaan Sepakatan, konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber ekonomi yang keluar. Sebagai konsekuensi,
2
elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
Kos Melekat (Cost Attach), konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecahpecah/digabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Jadi untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut, sedangkan kos penggantian adalah price agregat yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak ada atau price agregat yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut. Jadi, kos melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang sesungguhnya terjadi.
Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment), konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.
Bukti Terverifikasi dan Objektif, konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondidi yang melingkupi penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektifitas mutlak melainkan pada objektifitas relative yaitu objektifitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan ketersediaan informasi
Asumsi, ini bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR AKUNTANSI Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphioen Sociteyt yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan,1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda
3
banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia usaha berkembang demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem pembukuan yang dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan Luca Pacioli. Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia sejak 1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA. Tugas pokoknya adalah menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (Government ant Dienst = GAD ) yang resmi didirikan pada 1915. Akuntan publik pertama adalah Frese&Hogeweg, yang mendirikan kantonya di Indonesia, 1918. Pada 1920 berdiri kantor akuntan H.Y.Voerens. Dalam tahun 1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak (Belasting ant Dienst = BAD). Di dalam negeri sendiri, pendidikan akuntan mulai di rintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961). Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas Airlangga (1962) dan Universitas Gajah Mada (1964). Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia di Indonesia berdiri 23 Desember 1957. Organisasi ini, yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), didirikan oleh lima akuntan Indonesia. Anggotanya pada waktu itu baru sebelas orang. Dalam tahun 1978, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Publik. Tahun 1986, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Manajemen dan Seksi Akuntan Pendidik. Profesi akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak 1967. Dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam tahun itu, yang kemudian disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri, 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat makin baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-proyek pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan able, di pihak lain, telah mendorong lajunya perkembangan
profesi
akuntansi.
Pemerintah
sangat
berperan
dalam
mendorong
perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985.
4
DAFTAR PUSTAKA Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.