LAPORAN KASUS
BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama
: Tn. Masrawi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 45 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pedagang
Pendidikan
: SD
Alamat
: Kebun Baru Gg.6 Blok F no 20 F RT12/RW 08
No. CM
: -- -- --
Tanggal Berobat
: 7 Febuari 2012
B. Anamnesa Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 7 Febuari 2012 pukul 9.30 WIB 1. Keluhan Utama
: Kontrol TB Paru
2. Keluhan Tambahan
: Pasien merasa lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan Cilincing untuk kontrol TB Paru yang sudah diderita kira-kira empat bulan yang lalu. Saat ini pasien mengeluh terasa lemas. Pasien mengatakan, awalnya berobat ke Puskesmas dikarenakan batuk berdahak selama satu bulan. Dahak berwarna kuning dan kental tanpa disertai darah. Bersamaan dengan batuk, pasien sering merasakan badannya
panas selama tujuh hari dan selalu keringat dingin pada malam hari.
Hal ini menyebakan pasien sulit untuk tidur. Sejak pasien mengalami keluhan tersebut, nafsu makan pasien pun berkurang sehingga pasien mengalami penurunan berat badan yaitu dari 65 kg menjadi 61 kg selama satu bulan. Pasien sering merasa dadanya sakit apabila pasien sedang batuk. Di keluarga tidak ada yang memili sakit yang sama dengan pasien. Sebelum berobat ke Puskesmas, pasien sebelumnya sudah berobat ke bidan dan setelah meminum obat yang diberikan oleh bidan pasien merasa tidak ada perbaikan. Karena pasien merasa tidak ada perbaikan, oleh karena itu pasien berobat ke Puskesmas Cilincing. Setelah dokter melakukan anamnesa dan 1
pemeriksaan fisik, dokter
menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan
dahak untuk mendapatkan diagnosis pasti. Pasien disarankan untuk datang ke laboratorium Puskesmas dalam waktu 2 hari untuk melihat hasil pemeriksaan dahak tersebut. Setelah pemeriksaan dahak pagi dan sewaktu, reaksi dari pemeriksaan dahak tersebut hasilnya (+2, +2), sehingga dokter mendiagnosa pasien menderita TB Paru. Dokter menjelaskan dan menganjurkan pasien untuk mendapat pengobatan selama 6 bulan dan harus kontrol setiap bulan untuk melihat perkembangan pengobatannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu : -
Pasien mengaku belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
-
Riwayat asma disangkal
-
Riwayat DM dan Hipertensi disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga : -
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit TB
-
Tidak ada kelurga yang mempunyai asma
6. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi bawah. Pasien memilik warung didepan rumahnya dengan penghasilan yang tidak pernah pasti setiap harinya. Sehingga pasien merasa biaya hidup yang didapatkan kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien tinggal bersama istri dan seorang anak perempuannya.
7. Riwayat Kebiasaan : Suami pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok di dalam rumah. Pasien mengaku merokok satu bungkus untuk satu sampai dua hari. Berat badan pasien saat ini 61 kg dengan berat badan sebelumnya 65 kg.
2
C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum
: Baik
2. Vital sign Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15
Tek. Darah
: 110/70 mmHg
Frek. Nadi
: 80 x/menit
Frek Pernapasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,8 C
BB
: 61 kg
Tinggi Badan
: 172 cm
3. Status Generalis : -
Kepala
: Normocephal
-
Mata
: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil
bulat,
isokor
-
THT
: Dalam Batas Normal
-
Leher
: Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea berada di
tengah -
Paru-paru Inspeksi
: pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi
: fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi
: sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi
: vesikuler kanan dan kiri, rhonki halus (+/-),wheezing (-/-)
-
Jantung Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi
: batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra 3
Auskultasi
-
: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi
: simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi
: bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi
: nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-)
-
Perkusi
: timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
Ekstremitas
: akral hangat, edema
4. Status Lokalis : -
D. Pemeriksaan Penunjang : -
Pada tanggal 11 November 2011 pasien melakukan pemeriksaan dahak dan hasil positif.
BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. Identitas Kepala keluarga : Tn. Masrawi b.
Identitas Pasangan
: Ny. Nurhayati
Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah
No
Nama
Kedudukan dalam keluarga
1.
Tn. Masrawi
Kepala
Gender
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
L
45 th
SD
Pedagang
Keluarga 2.
Ny. Nurhayati
Istri
P
35 th
SD
Ibu Rumah Tangga
3.
An. Hamsatul
Anak
P
9 th
SD
Pelajar
Saifani
4
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal Status kepemilikan rumah : milik sendiri Daerah perumahan : padat Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
Luas rumah : 9 x 6 m2
Keluarga Tn. Masrawi tinggal
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang
di rumah dengan kepemilikian
Luas halaman rumah : -
milik sendiri. Tn. Masrawi
Tidak bertingkat
tinggal dalam rumah yang
Lantai rumah dari : keramik
tidak sehat dengan lingkungan
Dinding rumah dari : tembok
rumah yang padat dan ventilasi
Jamban keluarga : ada
yang
Tempat bermain : tidak ada
dihuni
Penerangan listrik : 45 watt
keluarga. Dengan penerangan
Ketersediaan air bersih : ada
listrik 450 watt. Air PAM
Tempat pembuangan sampah : tidak ada
umum
tidak
memadai
oleh
sebagai
bersih keluarga.
5
3
yang
anggota
sarana
air
KAMAR MANDI
DAPUR
KAMAR
RUANG
9 METER
KELUARGA KAMAR
RUANG TAMU
6 METER
b. Kepemilikan barang – barang berharga Tn. Masrawi memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya antara lain yaitu, satu buah televisi berwarna yang terletak di ruang tamu, dua buah kipas angin yang terletak di masing-masing kamar tidur, satu buah kompor gas yang terletak di dapur. Tn. Masrawi juga memiliki satu buah sepeda motor.
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Tempat berobat Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, Tn. Masrawi selalu berobat ke bidan dengan alesan lebih dekat dari rumah, sehingga dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Tetapi jika penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh, Tn. Masrawi dan anggota keluarga lainnya melanjutkan pengobatan ke Puskesmas Kecamatan Cilincing untuk mendapatkan terapi yang lebih baik untuk kesembuhan penyakit mereka.
6
b. Balita : KMS Anggota keluarga Tn. Masrawi tidak ada yang berusia balita sehingga tidak memiliki KMS.
c. Asuransi / JaminanKesehatan Keluarga Tn. Masrawi
tergolong keluarga dengan status ekonomi rendah,
namun keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan. Hal ini disebabkan karena pendataan yang kurang baik dan pemberian asuransi atau jaminan kesehatan yang tidak tepat sasaran. Oleh karena itu, Tn. Masrawi dan keluarga harus membayar seluruh biaya pengobatan mereka dengan biaya sendiri. Tetapi Tn.Masrawi mendapatkan pengobatan TB gratis di Puskesmas Cilincing.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3 Pelayanan Kesehatan Faktor
Keterangan
Kesimpulan Tn.
Cara mencapai pusat
Kendaraan pribadi
Masrawi
berobat
Puskesmas
ke
dengan
mengendarai sepeda motor.
pelayanan kesehatan
Menurutnya tarif berobat di puskesmas
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan
Murah
Memuaskan
pelayanannya
pun
memuaskan
memuaskan
sehingga
berobat.
7
yaitu
hanya Rp. 2000 dan kualitas
datang
kesehatan
murah,
pasien kembali
dinilai
mau untuk
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan : Keluarga Ny. Masrawi makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Menu makanan yang diterapkan dalam waktu makan mereka tidak pernah menentu. Menu makanan mereka paling sering hanya makan nasi dengan lauk tahu atau tempe, ikan beserta sayuran. Untuk makan ayam dan daging sangat jarang. Adapun makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. Masrawi dimasak sendiri oleh Ny. Nurhayati. Keluarga Tn.Masrawi jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu. Keluarga Tn.Masrawi selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan ihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang : Keluarga Tn.Masrawi masih belum menerapkan pola gizi seimbang kepada seluruh anggota keluarga karena keterbatasan ekonomi. Sehingga keluarga ini jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu terutama bagi anak perempuan Tn.Masrawi yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat memerlukan asupan gizi yang seimbang.
6. Pola Dukungan Keluarga 1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga Mayoritas anggota keluarga Tn.Masrawi peduli terhadap kesehatan. Untuk Tn.Masrawi sendiri yang telah didiagnosis terjangkit penyakit TB, secara rutin selalu kontrol untuk mengambil obat di Puskesmas Cilincing. Seluruh anggota keluarga senantiasa memberikan dukungan
kepada
Tn.Masrawi agar dapat sembuh dari penyakitnya dengan cara, istri dan anak Tn.Masrawi selalu mengingatkan pasien untuk minum obat secara rutin agar tidak terjadi putus obat dan kontrol untuk mengambil obat di Puskesmas Cilincing tiap bulan. Tn.Masrawi memiliki kesadaran yang besar akan penyakitnya, sehingga Tn.Masrawi membatasi diri dengan anggota keluarga yang sehat karena Tn.Masrawi khawatir anggota keluarganya tertular. Oleh karena itu, Tn.Masrawi selalu menggunakan masker saat di luar rumah, ataupun kadang di dalam rumah dan tidak membuang dahak sembarangan.
8
2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan Tn.Masrawi antara lain, jumlah ventilasi dan jumlah jendela yang tidak sesuai dengan ketentuan
rumah sehat sehingga siklus udara di dalam rumah yang sangat minim, jarangnya membuka jendela rumah sehingga terasa lembab, rumah tidak mendapat pencahayaan sinar matahari yang cukup, sehingga membuat rumah menjadi gelap, kondisi lingkungan sekitar rumah yang berada dalam pemukiman padat penduduk, dan tingkat ekonomi keluarga yang cukup rendah sehingga menyebabkan daya beli keluarga terhadap bahan-bahan pokok makanan rendah, sehingga kualitas makanan yang dikonsumsi juga rendah.
B. Genogram 1. Bentuk keluarga : Bentuk keluarga ini termasuk keluarga inti. Tn. Masrawi
adalah seorang
suami dari Ny. Nurhayati dan juga selaku kepala keluarga. Ny. Nurhayati sendiri sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah, suami dan anaknya. Hamsatul Saifani adalah anak pertama yang
masih SD. Seluruh anggota
keluarga Tn.Masrawi tinggal di salam satu rumah.
2. Tahapan siklus keluarga : Tahapan siklus keluarga Tn. Masrawi adalah masuk ke dalam tahap keluarga dengan anak kecil. Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu: -
Mengatur
kembali
sistem
pernikahan
dengan
memberi
tempat
pada keberadaan anak -
Memulai peran sebagai orang tua
-
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek
9
3. Family map
10
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga 1. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebetuhan Tn. Masrawi sebagai kepala keluarga bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan yang tidak tetap, sedangkan Ny.Nurhayati sebagai ibu rumah tangga. Dengan penghasilan Tn.Masrawi yang tidak tetap menyebabkan sulit untuk terpenuhinya kebutuhan rumah tangga. Hal ini juga menyebabkan kurangnya keluarga untuk memenuhi makanan yang bergizi. Untuk berobat ke Puskesmas pasien harus bayar sendiri karena tidak memiliki jaminan kesehatan.
2. Masalah lingkungan Lingkungan tempat tinggal Tn. Masrawi merupakan lingkungan yang padat penduduk dan letak rumah yang satu dengan rumah yang lainnya saling menempel. Tn. Masrawi jarang membuka jendela rumahnya sehingga terasa lembab.
D. Diagnosis Holistik 1. Aspek personal Pasien datang atas kemauan sendiri dan diantar oleh istrinya pada saat pertama kali berobat di Puskesmas Cilincing. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pasien sudah berobat ke bidan tetapi tidak kunjung sembuh. Sehingga pasien khawatir bahwa batuk yang diderita akan semakin memburuk dan anggota keluarga lainnya tertular. Dengan berobat ke puskesmas pasien berharap penyakitnya dapat cepat sembuh.
2. Aspek klinik Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, didapat diagnosis kerja TB Paru.
3. Aspek risiko internal Penyakit TB Paru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal antara lain jenis
kelamin,
kebiasaan pasien, dan tingkat pendidikan, dan keadaan sosial
ekonomi. Pada faktor jenis kelamin TB paru memang lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita. Hal ini dikarenakan laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB Paru. Tn. Masrawi sendiri memiliki kebiasaan merokok satu bungkus untuk satu sampai dua hari. 11
Dilihat dari tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan terhadap seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk rumah Tn. Masrawi disini termasuk rumah yang kurang sehat dimana jumlah ventilasi dan jumlah jendela yang tidak sesuai dengan ketentuan rumah sehat sehingga siklus udara di dalam rumah yang sangat minim dan rumah tidak mendapat pencahayaan sinar matahari yang cukup. Kemudian melihat kondisi ekonomi yang berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, dan gizi. Kurangnya pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan mempengaruhi status gizi pasien. Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TB paru. Pada keluarga Tn.Masrawi oleh karena penghasilan yang kurang dan tidak menentu, sehingga mereka kurang mendapatkan asupan gizi yang baik.
4. Aspek psikososial keluarga Di dalam keluarga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat dan mendukung
kesembuhan pasien. Di antara faktor-faktor yang dapat menghambat
kesembuhan pasien yaitu, kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien, serta kurangnya kesadaran keluarga untuk hidup sehat, dan keadaan sosial ekonomi yang kurang. Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu, adanya dukungan dan motivasi dari semua anggota keluarga baik secara moral dan
materi untuk Tn. Masrawi.
5. Aspek fungsional Secara aspek fungsional, pasien tidak ada kesulitan dan masih merasa mampu dalam hal fisik dan mental untuk melakukan aktifitas di dalam maupun di luar rumah.
12
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek
Kegiatan -
-
Aspek personal
-
Sasaran
Waktu
Memberikan semangat dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya akan sembuh. Menganjurkan kepada pasien untuk rajin kontrol dan mengambil obat ke Puskesmas apabila obat yang tersedia sudah mau habis. Menjelaskan kepada pasien agar selalu rutin meminum obatnya dan jangan sampai terjadi putus obat karena dapat terjadi pengulangan obat dari bulan pertama.
Pasien
Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien satu kali
Pemberian OAT kategori I : 2HRZE/4H3R3
Pasien
-
Aspek klinik -
-
Aspek risiko internal
Menganjurkan kepada pasien untuk rutin ke Puskesmas dan makan makanan yang bergizi. Mengajurkan kepada pasien untuk selalu rajin membuka jendela rumahnya pada pagi hingga siang hari.
Pasien
Hasil yang diharapkan - Pasien tetap sabar dan patuh untuk meminum obat secara rutin hingga pengobatan penyakitnya tuntas. - Mempertahanka n pasien agar rutin untuk kontrol ke Puskesmas
Biaya Rp. 10.000,-
Saat pasien kontrol ke Puskesmas Enam bulan beruturutturut
Menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Mencegah komplikasi penyakit lainnya
Tidak dikenakan biaya
Setiap pasein kontrol ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah
Pasien dapat makan dengan pola makan sehat. Pasien merubah kebiasaannya yaitu rajin membuka jendela rumahnya agar rumah tidak terasa lembab.
Rp. 10.000, -
13
Keterangan
Aspek
Kegiatan
-
Aspek psikososial keluarga -
Aspek fungsional
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang perilaku hidup sehat. Memberikan dukungan pada pasien agar sabar untuk menghadapi kondisi ekonomi nya.
Menganjurkan pasien untuk menjaga kondisi fisiknya dengan aktif melakukan olah raga ringan seperti jalan santai selama 30 menit.
Sasaran
Pasien dan seluruh anggota keluarga
Hasil yang
Waktu
diharapkan
Saat kunjungan ke rumah pasien.
-
Pasien
Saat pasien kontrol ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah
F. Prognosis 1. Ad vitam : ad bonam 2. Ad sanasionam : ad bonam 3. Ad fungsionam : ad bonam
14
Pasien dan keluarganya dapat memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang diderita pasien sehingga dapat mengupayakan pencegahan untuk penyakit tersebut. Pasien dapat sabar menghadapi kondisi keluarganya saat seperti ini.
Kondisi pasien lebih sehat dan prima dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
Biaya
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
Keterangan
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa menderita TB paru. 2. Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan kepala keluarga yang merupakan penderita TB paru bernama Tn. Masrawi berusia 45 tahun yang merupakan suami Ny. Nurhayati berusia 35 tahun. Selain itu, anak kedua bernama Nita berusia 22 tahun masih tinggal bersama pasangan ini. 3. Permasalahan yang didapat ditinjau dari beberapa fungsi diantaranya : Tn. Masrawi sebagai kepala keluarga bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan yang tidak tetap, sedangkan Ny.Nurhayati sebagai ibu rumah tangga. Dengan penghasilan Tn.Masrawi yang tidak tetap menyebabkan sulit untuk terpenuhinya kebutuhan rumah tangga. Hal ini juga menyebabkan kurangnya keluarga untuk memenuhi makanan yang bergizi. Lingkungan tempat tinggal Tn. Masrawi merupakan lingkungan yang padat penduduk dan letak rumah yang satu dengan rumah yang lainnya saling menempel. Tn. Masrawi jarang membuka jendela rumahnya sehingga terasa lembab 4. Diagnosis Holistik (multiaksial) : -
Aspek personal
: Pasien berharap dengan datang berobat ke PUSKESMAS maka keluhan yang dideritanya akan sembuh.
-
Aspek klinik
: TB paru
-
Aspek resiko internal
:
Aspek risiko internal yang didapatkan pada pasien yaitu kebiasaan, keadaan sosial ekonomi, dan lingkungan. Tn. Masrawi sendiri memiliki kebiasaan merokok satu bungkus untuk satu sampai dua hari. Kurangnya 15
pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan mempengaruhi status gizi pasien. Dan jumlah ventilasi dan jumlah jendela yang tidak sesuai dengan ketentuan rumah sehat sehingga siklus udara di dalam rumah yang sangat minim dan rumah tidak mendapat pencahayaan sinar matahari yang cukup.
-
Aspek psikososial keluarga : Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien, serta kurangnya kesadaran keluarga untuk hidup sehat, dan keadaan sosial ekonomi yang kurang.
-
Aspek Fungsional
:
Pasien tidak ada kesulitan dan masih merasa mampu dalam hal fisik dan mental untuk melakukan aktifitas di dalam maupun di luar rumah.
B. Saran 1. Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien dan keluarga pasien adalah sebagai berikut : -
Aspek personal : Menganjurkan kepada pasien untuk rajin kontrol dan mengambil obat ke Puskesmas apabila obat yang tersedia sudah mau habis. Menjelaskan kepada pasien agar selalu rutin meminum obatnya dan jangan sampai terjadi putus obat. Hasil yang diharapkan adalah pasien rutin untuk kontrol ke Puskesmas dan minum obat secara teratur.
-
Aspek klinik
:
Memberikan OAT kategori I kepada pasien. Hasil yang diharapkan adalah menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. -
Aspek resiko internal : Menganjurkan kepada pasien untuk rutin ke Puskesmas, makan makanan yang bergizi, danmembuka jendela rumahnya pada pagi hingga siang hari. Hasil yang diharapkan Pasien dapat makan dengan
16
pola makan sehat dan rajin membuka jendela rumahnya agar rumah tidak terasa lembab. -
Aspek psikososial keluarga
:
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien, menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang perilaku hidup sehat, dan emberikan dukungan pada pasien agar sabar untuk menghadapi kondisi ekonomi nya. Hasil yang diharapkan adalah pasien dan keluarganya dapat memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang diderita pasien sehingga dapat mengupayakan pencegahan untuk penyakit tersebut. -
Aspek Fungsional : Menganjurkan pasien untuk menjaga kondisi fisiknya dengan aktif melakukan olah raga ringan seperti jalan santai selama 30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kondisi pasien lebih sehat dan prima dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Diperlukan kerja sama antara anggota keluarga dengan petugas pelayanan kesehatan dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditemukan. Pasien dan keluarganya agar lebih terbuka kepada pemberi pelayanan kesehatan jika ingin mengetahui tentang penyakitnya.
3. Perlunya pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh, komprehensif, terpadu
dan kesinambungan. Diperlukan suatu rekam medis yang benar dan teratur, serta terkomputerisasi untuk menunjang pelayanan. Perlunya mengedukasi pasien TB paru untuk meminum obat teratur hingga pengobatan tuntas dan kontrol secara rutin tiap bulannya.
17