Lampiran 3
Strategi Pelaksanaan (SP 2) Perilaku Kekerasan
Tanggal
: 10 Juni 2014
Hari
: Selasa
A. Proses keperawatan 1. Kondisi pasien Data subjektif : Klien mengatakan ketika di rumah klien minum obat tidak teratur dan sesuai kemauan nya. Data objektif: Pengobatan klien kurang berhasil karena klien putus obat di sebabkan minum obat tidak teratur 2. Diagnosa keperawatan : Resiko perilaku kekerasan 3. Tindakan keperawatan : a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien b. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat c. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi pelaksanaan 1. Fase orientasi “Selamat pagi pak......”
Lampiran 3
“Sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita bertemu lagi. Bagaimana Pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal. Apa yang dirasakan setelah latihan secara teratur? “Bagaimana kalau sekarang kita latihan minum obat yang benar untuk mengendalikan rasa marah?” “Dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau ditempat kemarin? Berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” 2. Fase kerja “Bapak sudah makan obat dari dokter? Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum obat? “obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya orange Z gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar bapak rilek dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanyaHLP agar rasa marah berkurang. Semua ini harus bapak minum dua kali sehari, jam 7 pagi dan jam 6 sore. “Jika nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak minum saja air putih yang banyak. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini, bapak lihat dulu lebel dikotak pakah benar nama bapak, berapa dosis yang diminum, dan jam berapa?
3. Fase terminasi “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”
Lampiran 3
“Coba Bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum?” Bagus sekali. Sekarang kita masukkan kedalam jadwal harian ya Pak. “Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana Bapak melakukan kegiatan yang telah dilatih, dan berlatih cara selanjutnya yaitu dengan spiritual. “Sampai jumpa Pak, saya permisi dulu”