PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS SEGIRI
Jl. Ramania II RT.47 No.12, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMERIKSAAN BTA SPUTUM No. Status Dokumen : Nomor Revisi : Mulai Berlaku : Jumlah Halaman :
/
Master
/
/
/
Salinan No.
Dibuat Oleh :
Nama Jabatan
Ariston Boby Willy Munte Sekretaris Tim Mutu
Diperiksa Oleh
Disahkan Oleh
Nama
Suwarno
Nama
Edward Suryatmanto
Jabatan
Wakil Manajemen
Jabatan
Kepala Puskesmas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMERIKSAAN BTA SPUTUM No. / / / /
PUSKESMAS SEGIRI KOTA SAMARINDA 1.
Pengertian
No. Revisi : 1.
Mulai Berlaku :
Halaman :
Edward Suryatmanto
Basil tahan asam adalah kuman yang menyebabkan penyakit tuberculosa paru ( TB paru ), kuman penyebabnya adalahMycobacterium tuberculose yang mempunyai sifat istimewa yaitu tahan terhadap pelunturan warna dengan asam alcohol.
2.
Penyakit tuberculosa paru ( TB paru ) yang disebabkan oleh Mycabterium tuberculose merupakan penyakit rakyat yang sifatnya menahun dan mudah menular kepada orang sekitarnya, sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
3.
Untuk menegakkan diagnosis tuberculosa dan melakukan tindak lanjut pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
berupa
pemeriksaan
mikroskopissedian
dahak, untuk menemukan adanya bahan tahan asam. 4.
Agar pemeriksaan mikroskopis sedian dahak dapat memberikan laboratorium
hasil perlu
yang
tepat
dan
memahami
dan
benar,
petugas
melaksanakan
pemeriksaan sedian mikroskopis BTA dengan cara yang benar.
5.
Myccobakterium
tuberculose
mempunyaisifat
tahan
terhadap penghingan warna dengan asam alcohol oleh
karena itu disebut pula basil tahan asam (BTA). BTA akan memberikan warna merah berbentuk batang dalam sedian 2.
Tujuan
mikroskopis dahak pada pewarnaan Ziehl Neelsen. Tujuan terhadap pemeriksaan laboratorium BTA (Basil Tahan Asam) adalah menemukan adanya basil tahan dalam dahak
3.
Kebijakan
penderita. SK Kepala Puskesmas No.800/076/100.02.008/2017 Tanggal 27 Februari 2017 Tentang Pelayanan Laboratorium
4.
Referensi
1.
Buku
Penuntun
Pemeriksaan
Laboratorium
R.
Gandasoebrata, 2012.
5.
Alat dan
6.
Bahan Prosedur
1.
2.
Petugas laboratorium mempersiapkan alat- alat antara lain: Mikroskop Lampu spritus Rak pewarnaan Pinset Lidi Korek api Objek glass Petugas laboratorium mempersiapkan reagen dan bahan
3.
antara lain : Pewarnaan Ziehl Neelsen kit Karbol 5% Sputum Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sebagai berikut : A. Cara pembuatan sedian apusan Petugas laboratorium mengambil specimen dahak
pada bagian yang purulen menggunakan lidi tumpul. Petugas laboratorium membuat apusan pada objek glass membentuk lingkaran dengan ukuran panjang
3 cm dan lebar 2 cm. Petugas laboratorium membuat hapusan jangan
terlalu tipis untuk menghindari apusan menjadi kering sebelum diratakn, untuk meratakn sedian dibuat spiral kecil sewaktu apusan setengah kering dengan menggunakan lidi lancip, sehingga didapat sebaran leukosit lebih rata dan area baca lebih
homogeny. Petugas laboratorium jangan membuat spiral – spiral kecil pada apusan yang sudah kering. Karena dapat
terkelupas
dan
menjadi
aerosol
yang
berbahaya. Petugas laboratorium membuang lidi yang telah
digunakan kedalam botol berisi karbol 5%. Petugas laboratorium menyiram sampel dahak dengan karbol 5%, sampel ditutup rapat kembali
dan dibuang kewadah penampungan. Petugas laboratorium mengeringkanapusan
udara. Petugas laboratorium melakukan fiksasidengan cara
di
dilewatkan 3 kali diatas api spritus, dipastikan apusan menghadap ke atas. B. Cara Pewarnaan Sediaan Petugas laboratorium meletakkan sedian diatas rak pewarnaan dengan bagian apusan menghadap
keatas. Petugas laboratorium mengatur jarak antara sedian
satu dengan yang lain masing masing 1 jari. Petugas laboratorium menggenangi
permukaan sediaan dengan ZN 1 (carbol fuchsin ). Petugas laboratorium memanaskan sedian dari
seluru
bawah dengan menggunakan api sulut sampai
keluar uap, diamkan selama 5 menit. Petugas laboratorium membilas sedian dengan air
mengalir jangan ada percikan ke sedian lain. Petugas laboratorium membuang sisa air yang
menggenang pada sedian. Petugas laboratorium menggenangi sediaan dengan ZN 2 (Asam Alkohol) sampai tidak tampak warna
merah. Petugas laboratorium membilas sedian dengan air
mengalir sampai bersih. Petugas laboratorium menggenangi sedian ZN 3
( Methylen Blue ) selama 10-20 detik. Petugas laboratorium membilas lagi sedian dengan
air mengalir sampai bersih. C. Cara Pembacaan Sediaan Petugas laboratorium memberika 1 tetes oil emersi
pada sedian. Petugas laboratorium meletakkan sediaan diatas meja
benda
mikroskop
dan
dibaca
dengan
pembesaranlensa objektif 100x. Petugas laboratorium menentukan sedian positif jika ditemukan kuman berbentuk batang berwarna
merah (BTA ). Petugas laboratorium menentukan derajat kepastian dengan derajat skala IUATLD, sebagai berikut : a. Negatif = tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang. b. Scanty = Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (ditulis jumlah BTA yang ditemukan per 100 lapang pandang). c. +1 : Ditemukan10-99 BTA dalam 100 lapang d.
pandang. +2 : Ditemukan 1- 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal
e.
pandang. +3 : Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50
7.
Diagram
50 lapang
pandang
lapangan
8.
Alir Unit
1. Ruangan Laboratorium
9.
Terkait Dokumen
1. Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium.
Terkait
2. Buku Harian Laboratorium
2. Ruangan Penyakit Menular
Rekaman Historis Perubahan
No
Yang Diubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan