PEMASANGAN SPALK/BIDAI No. Dokumen : 575/SOP/C/IV/2017 No.Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 20 April 2017 Halaman : 1/2 UPTD PUSKESMAS BONE-BONE 1. Pengertian 2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur/langkahlangkah
1
MUJIANINGSIH NIP.196403211989032006
Tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yangmengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator yang berfungsi untuk mempertahankan kedudukan tulang. 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah 2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang. 3. Mengurangi rasa sakit 4. Mengistirahatkan daerah patah tulang Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bone-Bone Nomor 005 Tahun 2017 tentang Kebijakan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Klinis UPTD Puskemas Bone-Bone 1. Potter, 2000, perry Guide to Basic Skill and prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC 2. Annama jacob,dkk,2014, Buku Ajar : Clinical Nursing Procedures, Jilid Satu 1. Bidai atau spalk sesuai ukuran yang terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat tetapi ringan 2. Pembalut segitiga 3. Kasa steril 4. Kapas 5. Gunting 1. Mencuci tangan, menggunakan masker dan handscoen 2. Menyiapkan dan memeriksa alat, yaitu bidai kayu yang melewati 2 sendi dan pembalut untuk fiksasi bidai 3. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 4. Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi 5. Membuka pakaian (kalau perlu digunting) pada lokasi yang dicurigai fraktur atau dislokasi 6. Jika terjadi perdarahan, hentikan dulu perdarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang luka dengan kain bersih 7. Hindari menekan atau mendorong fragmen-fragmen tulang ke dalam kulit pada fraktu terbuka 8. ihkan dan menutupi semua luka dengan kasa steril 9. Menambahkan kapas sebagai padding (bantalan) pada bidai kayu dan pada tulang yang menonjol 10. Rigid splint (kaku keras) dapat dipasang di kedua sisi, di depan atau dibelakang ekstremitas yang cedera 11. Memasang bidai dengan benar dan memenuhi syarat pemasangan bidai, yaitu bidai kayu harus meliputi sendi diatas dan sendi dibawah lokasi fraktur 12. Memasang pembalut segitiga untuk fiksasi bidai, jangan membalut terlalu kuat atau terlalu longgar 13. Rapikan pasien dan cuci alat 14. Perawat cuci tangan dan lepaskan handscoen 15. Catat Tindakan yang telah dilakukan dalam catatan perawat
SOP PEMASANGAN SPALK/BIDAI
7. Bagan Alir Menyiapkan dan memeriksa alat, yaitu bidai kayu yang melewati 2 sendi dan pembalut untuk fiksasi bidai
Mencuci tangan, menggunakan masker dan handscoen
Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi
Membuka pakaian (kalau perlu digunting) pada lokasi yang dicurigai fraktur atau dislokasi
ihkan dan menutupi semua luka dengan kasa steril
Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Jika terjadi perdarahan, hentikan dulu perdarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang luka dengan kain bersih
Hindari menekan atau mendorong fragmen-fragmen tulang ke dalam kulit pada fraktu terbuka
Menambahkan kapas sebagai padding (bantalan) pada bidai kayu dan pada tulang yang menonjol
Rigid splint (kaku keras) dapat dipasang di kedua sisi, di depan atau dibelakang ekstremitas yang cedera
Memasang pembalut segetiga untuk fiksasi bidai, jangan membalut terlalu kuat atau terlalu longgar
Memasang bidai dengan benar dan memenuhi syarat pemasangan bidai, yaitu bidai kayu harus meliputi sendi diatas dan sendi dibawah lokasi fraktur
Rapikan pasien dan cuci alat
Perawat cuci tangan dan lepaskan handscoen
Catat Tindakan yang telah dilakukan dalam catatan perawat
8. Hal-Hal yang harus di perhatikan
1. 2. 3. 4.
Respons atau keluhan pasien. Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar Observasi vaskularisasi darah distal
9. Unit terkait
1. Rekam Medis 2. UGD
10. Dokumen terkait
Rekam Medis
11. Rekaman Historis perubahan
2
No.
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai di berlakukan
SOP PEMASANGAN SPALK/BIDAI