Skenario Pendidikan Budaya Anti Korupsi.docx 6r635n

SKENARIO PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI DAMPAK KORUPSI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

Ahmad Sidik

: Perawat 2

Chintia Yola Andini

: Perawat 1

Handika Gayuh Pratama

: Pasien

Nova Triska Purnama Sari

: Apoteker

Ria Mulya Sari

: Dokter

Tria Rahmawati

: Ibu Pasien

Di suatu Rumah Sakit daerah Bandar Lampung, dirawatlah seorang pasien yang bernama Tn.Gayuh dan didampingi oleh 1 orang anggota keluarganya (Ibu Tria). Pasien Tn.Gayuh yang mengalami demam typoid ini sudah dirawat selama 1 hari. Perawat 1

: “Selamat pagi, bapak Gayuh.”

Pasien

: “Selamat pagi, suster.”

Perawat 2

: “Saya perawat Sidik dan ini suster Yola.. di rumah sakit ini yang akan merawat bapak pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00. ”

Ibu pasien

: “Oh, iya suster. Mohon bantuannya ya sus.”

Perawat 1

: “Iya ibu. Baiklah, sekarang kami akan melakukan tindakan pemeriksaan TTV ya terhadap anak ibu.”

Perawat 2

: “Kami akan menyiapkan alatnya terlebih dahulu ya bu. Kami akan kembali ke ruangan ini dalam waktu 5 menit.”

Ibu pasien

: “Iya, silahkan.”

Beberapa menit kemudian perawat 1 dan perawat 2 kembali ke ruangan untuk melakuka pemeriksaan TTV. Perawat 1

: “Bisa kita mulai sekarang ya, pak Gayuh.”

Pasien

:”Iya, suster.”

Perawat

: “...”

Setelah melakukan pemeriksaan TTV, Dokter menginstruksikan kepada perawat 1 dan perawat 2 agar memberikan obat yang telah diresepkan. Dokter

:”Suster yola dan perawat Sidik, bisa ke ruangan saya sebentar ?”

Perawat 1 & 2 : “Baiklah, dok. Kami akan segera ke ruangan dokter.” Perawat 1 & 2 memasuki ruangan Dokter . Perawat 2

:”Selamat pagi, dok. ”

Dokter

: “Selamat pagi. Silahkan duduk. ”

Perawat 1

: “Maaf sebelumnya, Dokter memanggil kami untuk keperluan apa ya dok ?”

Dokter

: “ Bagaimana hasil TTV dari Tn.Gayuh ?”

Perawat 2

: “...”

Dokter

: “ Baiklah, dengan hasil TTV yang sudah kalian sampaikan, saya akan meresepkan obat untuk Tn.Gayuh.”

Perawat 1

: “Iya, dok.”

Dokter memberikan resep kepada perawat. Dan perawat 1 & 2 mulai berdiskusi untuk melakukan manipulasi dana pembelian obat pasien. Perawat 2

: “ Suster yola, ini resep dari dokter. Disini tertulis obat... dengan harga Rp.125.000,- untuk 5 tablet. Hm kalau kita manipulasi harga obat yang tertera diresep ini, sepertinya akan memberikan keuntungan untuk kita. Bagaimana menurut kamu ?”

Perawat 1

: “Yaa, ide bagus Sidik. Kebetulan keuangan saya juga sudah menipis. Lumayan lah untuk biaya makan hari ini.”

Perawat 2

: “Nah, kalau kamu setuju. Kita harus mengajak Apoteker rumah sakit ini juga untuk ikut melakukan kerja sama ini. Nanti hasilnya kita bagi 3.”

Perawat 1

: “Yasudah, kalau begitu saya akan menemui Apotekernya dulu ya Sidik.”

Perawat 2

: “Iya , yola. Secepatnya ya, agar tidak ada pihak yang mencurigai kita.”

Perawat 1

: “Siap..”

Perawat 1 menuju Apotek untuk menemui Apoteker untuk bernegosiasi tentang penggelapan dana pengobatan pasien. Perawat 1 tidak ?”

: “Mbak, Nova. Saya yola perawat dari ruangan Anyelir. Mbak sedang sibuk

Apoteker

: “Oh, iya yola. Saya tidak sedang sibuk kok. Ada apa ya ??”

Perawat 1

: “Saya punya misi mbak. Ini saya mendapat instruksi dari Dokter untuk memberikan resep obat ini kepapa Tn.Gayuh. Nah disini tertulis harga Rp.125.000,- untuk 5 tablet gimana kalo kita ganti dengan obat yang harganya jauh lebih murah? Itu akan memberikan keuntungan untuk kita.”

Apoteker

: “Boleh boleh. Ini ada obat dengan harga yang jauh lebih murah loh. Sekitar 5 kali lipat dari harga yang tertera diresep yang diinstruksikan Dokter. ”

Perawat 1

: “Nah, bagus kalau begitu mbak. Saya ganti resepnya ya. Mbak ada kertas resepnya ?”

Apoteker

: “Ada, yol. Ini. Kamu tulis saja obat... dengan harga Rp.125.000,- untuk 5 tablet. Sebenarnya harga asli obat ini hanya Rp.5.000,-. ”

Perawat 1 memanipulasi resep obat yang diberikan oleh dokter. Apoteker

: “Yasudah, sudah selesai kan menulisnya ? langsung kamu berikan saja kepada keluarga pasien agar cepat ditebus diapotek ini.”

Perawat 1

: “Baiklah, mbak. Terimakasih ya untuk kerja samanya, nanti saya kabari lagi mbak.”

Apoteker

: “Okee, yola..”

Perawat 1 menghampiri perawat 2 dan mereka menuju ruangan Tn.Gayuh. Perawat 2

: “Permisi, keluarga Tn.Gayuh?”

Ibu Pasien

: “Iya, saya sendiri.”

Perawat 1

: “Ibu, ini ada resep obat dari dokter. Ditebus ya diapotek 1.”

Ibu pasien

: “Iya, suster. Terimakasih.”

Perawat 1

: “Sama-sama Ibu.”

Ibu Pasien menuju apotek untuk menebus resep obat dari dokter. Ibu Pasien

: “Permisi, mbak. Saya mau menebus obat dengan resep ini.”

Apoteker

: “Oh, iya ibu. Silakan tunggu sebentar.”

Ibu Pasien

: “Iya, mbak.”

Apoteker

: “Tn.Gayuh ?”

Ibu Pasien

: “Iya, mbak.”

Apoteker

: “Ini obatnya. Totalnya Rp.125.000,-”

Ibu Pasien

: “Iya, mbak.” (menyerahkan uang dan kembali ke ruangan)

Ibu pasien meminumkan obat kepada anaknya. Namun, dalam beberapa hari obatnya belum juga bereaksi. Keadaan anaknya malah semakin parah. Perawat 1

: “Sidik, pasien yang kita manipulasi obatnya sekarang makin parah loh. Gimana ini ?”

Perawat 2

: “Yasudah lah yol, emang udah takdirnya dia mungkin . Tenang aja gak akan terjadi apa apa kok.”

Perawat 1

: “Hm, iya deh. Kalau terjadi apa apa tanggung jawab kita yah..”

Perawat 2

: “Iya iya, yola..”

Karna keadaan pasien semakin memburuk, ibu klien pun mengeluhkan kepada dokter saat visit dokter dipagi hari. Dokter melakukan visit untuk melihat keadaan pasien dirumah sakit ini. Dokter

: “Tn.Gayuh ? bagaimana keadaannya ? apakah sudah membaik ?”

Pasien

: “Saya merasa semakin parah dok yang saya rasakan. Badan saya semakin terasa lemah.”

Dokter

: “Obatnya sudah diminum ?”

Pasien

: “Sudah, dok. Saya sudah meminum obatnya dengan teratur.”

Dokter

: “Bisa saya lihat obatnya ?”

Ibu Pasien

: “Iya, dokter.” (memperlihatkan obat yang diminum pasien)

Dokter melihat ada perbedaan obat antara obat yang diresepkan dengan obat yang dimiliki pasien. Dokter

: “Saya bawa ya ibu obatnya. ”

Ibu Pasien

: “Iya, dok. Silakan.”

Dokter

: “baiklah kalau begitu saya permisi dulu.”

Ibu Pasien

: “Iya, dok.”

Dokter memanggil perawat yang memberikan resep obat yang ia instruksikan kepada pasien. Karena Dokter merasa ada kejanggalan dari obat yang diminum pasien. Dokter

: “Sidik, Yola. Ke ruangan saya sebentar.”

Perawat 1 & 2 : “Baik, dok.” Perawat 1 dan 2 menuju ruangan dokter.

Dokter

: “silakan duduk.”

Perawat 1 & 2 : “Iya, dok.” Dokter

: “Kalian ingat saat saya meresepkan obat untuk Tn.Gayuh ? apakah kalian langsung memberikannya kepada kelurga pasien ?”

Perawat 1 & 2 : (hanya terdiam dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun) Dokter

: “Saya tahu apa yang kalian lakukan. Apakah kalian memikirkan resiko kedepannya untuk pasien kita ? saat ini keadaan Tn.gayuh sangat buruk. Karna obat yang seharusnya diminum ternyata kalian manipulasi dengan obat lain. Tolong bekerja dengan profesional. Kesampingkan kebutuhan pribadi kalian. Jangan merugikan pasien.”

Perawat 2

: “Kami salah, dokter. Kami khilaf. Kami minta maaf.”

Dokter

: “Perbuatan kalian merugikan pasien, sangat merugikan pasien. Bahkan akan membahayakan pasien.”

Perawat 1

: “Kami memang salah dokter.”

Dokter

: “Saya akan mengurus ini. Agar kalian merasa jera.”

Akhirnya Perawat 1 dan 2 diberikan hukuman agar mereka jera terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Pasien pun mendapatkan pelayanan yang baik dan tidak kembali terulang apa yang sudah dilakukan oleh perawat 1 dan 2.