PEMERINTAH KOTA GORONTALO RUMAH SAKIT UMUM MULTAZAM KOTA GORONTALO Jalan Gelatik No.158, Kel. Heledulaa Utara (0435) 8522498 Fax (0435) 8522498
KEPUTUSAN
DIREKTUR
RUMAH
SAKIT
UMUM
MULTAZAM
Nomor:
/03/SK-RSM/2018
KOTA
GORONTALO
TENTANG
PROSES
PENDAFTARAN
PENDAFTARAN
RAWAT
PROSES PENERIMAAN
RAWAT
INAP, GAWAT
PASIEN
JALAN,
PROSES
GAWAT
DARURAT,
DARURATKE
UNIT
RAWAT
INAP, MENAHAN PASIEN UNTUK OBSERVASI DAN MENGELOLA PASIEN
BILA
TIDAK
TERSEDIA
TEMPAT
DI RUMAH SAKIT UMUM MULTAZAM KOTA GORONTALO DIREKTUR Menimbang
: a. Bahwa rumah sakit perlu memperhatikan proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran
rawat
inap,
pasien
gawat
darurat, proses penerimaan gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat. b. Bahwa
bedasarkan
butir
a
maka
dipandang perlu untuk memberlakukan proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran
rawat
inap,
pasien
gawat
darurat, proses penerimaan gawat darurat ke unit rawat inap,
menahan pasien
untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat. Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor 012tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit; 4. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan NomorHK.02.04./ I / 2790 / 11 tertanggal
1
Januari
2012
tentang
StandarAkreditasi Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan KESATU
: KEPUTUSAN DIREKTUR RS MULTAZAM KOTA GORONTALO TENTANG PROSES PENDAFTARAN RAWAT JALAN, PROSES PENDAFTARAN RAWAT INAP, PASIEN GAWAT DARURAT, PROSES PENERIMAAN GAWAT DARURATKE UNIT RAWAT INAP, MENAHAN PASIEN UNTUK OBSERVASI DAN MENGELOLA PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA TEMPAT DI RS MULTAZAM KOTA GORONTALO
KEDUA
: Proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan gawat daruratke unit
rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat di RS Multazam Kota Gorontalo sebagaiman tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Gorontalo Pada tanggal 2018
(dr. Syahruddin Sam Biya) Direktur Tembusan disampaikan kepada Yth : 1. Yth. Direktur PT. MULTAZAM Gorontalo 2. Yth. Dewan Pengawas RS. Multazam 3. Yth. Yang bersengkutan 4. Arsip
Lampiran KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MULTAZAM KOTA GORONTALO Nomor:
/03/ SK-RSM/2018 TENTANG
PROSES PENDAFTARAN RAWAT JALAN, PROSES PENDAFTARAN RAWAT INAP, PASIEN GAWAT DARURAT, PROSES PENERIMAAN GAWAT DARURATKE UNIT RAWAT INAP, MENAHAN PASIEN UNTUK OBSERVASI DAN MENGELOLA PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA TEMPAT DI RUMAH SAKIT UMUM MULTAZAM KOTA GORONTALO
1. Proses Pendaftaran Rawat Jalan a. Pengertian Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap
b. Prosedur Pendaftaran Rawat Jalan Menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi : a) Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untukkeperluan berobat b) Pasien
lama
adalah
pasien
yang
sebelumnya untuk keperluan berobat
pernah
datang
PROSEDUR 1) Pasien Umum -
Receptionist
menanyakan
Kartu
Berobat
pasien
(untuk pasien lama) ataumencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien baru). -
Menanyakan kepada pasien tentang Poli yang akan dituju.
-
Receptionist
menyerahkan
pendaftaran
pasien
ke
bagian Rekam Medis untukdicarikan berkas Status Pasien Rawat Jalan sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Jalan diantarkan oleh petugas Rekam Mediske POLI. -
Arahkan
pasien
ke
POLI
yang
dituju
sambil
memberikan Kartu Berobat Pasien. -
Bagian Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien. di fasilitasi pelayanan kesehatan.
2) Pasien dengan Menggunakan Kartu BPJS -
Pasien mengambil nomor antrian di Receptionist
-
Pasien mendaftar di Receptionist sesuai dengan nomor antrian
-
Pihak receptionist menanyakan apakah pasien pernah berobat
sebelumnya
datang
adalah
atautidak,
pasien
lama,
jika
pasien
pasien
yang harus
menyerahkankartu berobat pasien, fotocopy surat rujukan atau ringkasan pulang (jika sebelumnya pasien pernah dirawat inap di RS Multazam Kota
Gorontalo) fotocopyKK, fotocopy KTP dan fotocopy kartu
BPJS,
selanjutnya
pasien
melakukan
fingerprint. -
Untuk pasien baru diberikan nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke rumah sakit, baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap. Data pada ringkasan riwayat klinik diantaranya
berisi:
Dokter
penanggung jawab
Poliklinik, nomor rekam medis, nama pasien, tanggal lahir, umur dan jenis kelamin. -
Receptoinist
menyerahkan
pendaftaran
pasien
ke
bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Pasien Rawat Jalan sesuai dengan Nomor
Rekam
Medik
(untuk
pasien
lama)
dan
selanjutnya status pasien rawat jalan diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke POLI yang dituju. -
Arahkan
pasien
ke
POLI
yang
dituju
sambil
memberikan Kartu Berobat Pasien -
Unit POLI melayani pasien yang telah rampung kelengkapan berkas asuransinya.
2. Proses Pendaftaran Rawat Inap a. Pengertian Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang memeriksa, baik yangmasuk melalui rawat jalan maupun
gawat
darurat,
untuk
diobservasi
dan
ataumendapatkan tindakan medis lebih lanjut sehingga perlu dirawat inap.
b. Prosedur Pendaftaran Rawat Inap 1) Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap. 2) Atas
persetujuan
pasien,
perawat
pasien/keluarga/penanggungjawab IGD/POLImemberitahu
receptionist
bahwa pasien akan dirawat inap. 3) Perawat pasien
mengarahkan untuk
keluarga
/
mendaftarkan pasien
penanggungjawab rawat
inap
ke
receptionist 4) Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data/ identitas pasien dengan lengkpan (untuk pasien baru).
Untuk Pasien Umum a) Receptionist menawarkan tarif jasa Rawat Inap secara jelas kepada pasien. b) Apabila
sudah
ada
kesepakatan
dari
keluarga
/
penanggungjawab pasien, maka receptionist memberikan form “Surat Pernyataan Pasien Umum” kepada keluarga / penanggungjawab
pasien
untuk diisi
dan
ditanda
inap
kepada
tangani. c) Receptionist
meminta
jaminan
rawat
keluarga / penanggungjawab pasien berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya. d) Setelah form “Surat Pernyataan Umum“ diisi dan ditanda tangani oleh pasien, form tersebut dimasukkan ke dalam status pasien.
e) Receptionist
menjelaskan
kepada
pasien/
keluarga
tentang persetujuan umum (general concent), hak pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP. f) Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya. g) Perawat rawat inap mempersiapkan ruangan pasien baru. h) Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangantelah siap untuk ditempati. i) Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan. j) Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
Untuk Pasien dengan Menggunakan Asuransi a) Receptionist
menanyakan
kepemilikan
asuransi
kesehatan yang dimiliki pasien. b) Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan yang dikeluarkan oleh Perusahaan / Asuransi
terkait.
Bila
pasien
masuk
diluar
jam
kerja, jaminan diambil keesokan harinya, pada saat jam kerja. c) Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari Puskesmas (kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan. d) Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki.
e) Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggungjawab pasien diberi waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM. f) Receptionist
menjelaskan
kepada
pasien/
keluarga
tentang persetujuan umum (general concent), hak pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP. g) Tentukan dan beritahu keluarga / penanggungjawab pasien tentang kamar yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait, dengan mengelompokkan Dewasa (Pria/Wanita) dan atau Anak. h) Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS, JKA dan JKN Mandiri kelas 3, pasien/ keluarga harus mengisi “naik kelas rawatan” di formulir persetujuan umum (general concent). i) Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya. j) Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru. k) Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati. l) Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan. m) Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
3. Proses Pendaftaran Pasien Gawat Darurat a. Pengertian
Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota badannya sehingga memerlukan penanganan segera.
b. Prosedur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat a. Pada saat pasien dilakukan triase, keluarga dianjurkan untuk melakukan pendaftaran pasien. b. Petugas receptionist mengambil data pasien. c. Meminta
keluarga
untuk
melengkapi
persyaratan
berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki. d. Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggungjawab pasien diberi waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawatinap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM. e. Receptionist
menjelaskan
kepada
pasien/
keluarga
tentang persetujuan umum (general concent), hak pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP. f. Memberitahukan keluarga / penanggungjawab pasien tentang kamar yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait,dengan mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan atau Anak. g. Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS, JKA dan JKN Mandiri kelas 3), pasien/ keluarga harus mengisi “naik kelas rawatan” di formulir persetujuan umum (general concent).
h. Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya. i. Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru. j. Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati. k. Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan. l. Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
4. Proses Penerimaan Pasien Gawat Darurat Ke Unit Rawat Inap a. Pengertian Prosedur penerimaan pasien rawat inap adalah tata cara penerimaan pasien yang akandirawat agar dapat berjalan dengan lancar dan tertib. b. Prosedur Proses Penerimaan Pasien Gawat Darurat Ke Unit Rawat Inap a) Pasien datang ke ruangan diantar oleh perawat IGD disertai status pasien b) Pasien diantar oleh perawat IGD dan perawat ruang rawat inap ke kamar yang telah disiapkan c) Perawat IGD melakukan serah terima pasien dan status pasien kepada perawat rawat inap d) Perawat
rawat
inap
memperkenalkan
diri
dan
menjelaskan hak dan kewajiban kepada pasien serta tata tertib di ruang rawat inap
e) Perawat melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu
tentang
denah
ruangan,
letak
kamar
mandi, ruangan perawat dan memberitahu fasilitas yang tersedia
serta
memberitahu tentang
cara penggunaannya. Perawat jadwal kegiatan
rutin
ruangan
antara lain waktu makan, kunjungan dokter dan waktu besuk. f) Melaksanakan
asuhan
keperawatan
mulai
dari
pengkajian sampai evaluasi.
5. Proses Menahan Pasien Untuk Observasi a. Pengertian Melakukan penilaian dan pengawasan kepada pasien yang sudah diatasi kegawatdaruratnnya. b. Prosedur a) Dokter
jaga
memutuskan
pasien
yang memerlukan
observasi b) Observasi dilakukan oleh perawat dan dokter jaga c) Obeservasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Hal-hal yang perlu diobservasi:
Keadaan umum pasien
Kesadaran pasien
Airway (jalan nafas)
Tanda-tanda vital
d) Apabila
dalam
masa
observasi
keadaan
pasien
memburuk maka perawat yang melakukuan observasi akan melaporkan kepada Dokter Jaga e) Dokter jaga melakukan Re-Assesment terhadap kondisi pasien f) Observasi kepada pasien Emergent dilakukan maksimal dalam waktu 8 (delapan) jam selanjutnya penderita dialihkan ke ruang ICU/ kamar operasi/ rumah sakit lain g) Observasi
kepada
pasien
Urgent
dan
Non
Urgent
dilakukan maksimal dalam waktu 8 (delapan) jam untuk kemudian diputuskan apakah penderita boleh pulang ataudialihkan ke ruang ICU/ kamar operasi/ rumah sakit lain h) Perkembangan
pasien
selama
observasi
dicatat
di
formulir catatan perkembangan terintegrasi
6. Proses Mengelola Pasien Bila Tidak Tersedia Kamar a. Pengertian Tindak lanjut terhadap pasien yang akan dirawat inap di RS Multazam Kota Gorontalo tetapi ruangan yang dituju penuh/ tidak tersedia tempat tidur kosong. b. Prosedur a) Perawat rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap pasien memastikan bahwa tempat tidur ke ruangan yang akan dituju benar-benar tidak ada/penuh b) Petugas receptionist menawarkan ruangan kelas lain yang tersedia
c) Jika pasien/ keluarga setuju, pihak receptionist meminta pasien/
keluarga
untuk
mengisi
surat
pernyataan
bersedia ditempatkan sementara di ruang tersebut d) Jika pasien/ keluarga tetap menolak kelas lain, maka ditawarkan alternatif rumah sakit lain.
Ditetapkan di Gorontalo Pada tanggal 2018
(dr. Syahruddin Sam Biya) Direktur