SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STUDI KASUS PT. MITRA BINAMANDIRI MAKMUR MOJOKERTO Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang Diampu oleh Bapak Lutfi Harris, SE, M.Ak., Ak.
Oleh :
Ihsan Smartdyanda
(145020301111026)
Noven Syahdan R
(145020307111032)
Yudhistira Fajar
(145020307111066)
M Subkhan Syaukani
(145020301111085)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
1. Yang maksud tujuan pengendalian material dalam perusahaan manufaktur Tujuan pengendalian material dalam Perusahaan manufaktur sebagai bentuk pengelolaan material dengan melakukan perencanaan dan pengendalian material yang berhubungan dengan produksi, agar material selalu tersedia saat dibutuhkan dan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, sehingga proses produksi tidak mengalami keterlambatan, dan produk pesanan pelanggan dapat dipenuhi tepat waktu yang menyebabkan menjaga kepuasan pelanggan, eksistensi dan kelangsungan perusahaan tetap terjaga 2. Masalah yang dihadapi MBM dalam pengeolaan material bahan bakunya Masalah apa yang dihadapi MBM yaitu baik saat persiapan proses produksi maupun saat proses produksi mulai berjalan karena masih dilakukan secara manual sehingga masalah – masalah yang timbul seperti tiadakan bahan karena kertelambatan pemesanan dan kedatangannya, terjadi kelebihan atau kekurangan bahan. Hal tersebut bisa berakibat keterlambatan produksi dan pembengkakan HPP dan tingkat persediaan yang tinggi sehingga dapet berpengaruh dengan ketepatan waktu pengiriman produk dan laba perusahaan. 3. Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pengendalian material A. Metode lot for lot (LFL) Dimana kebutuhan komponen – komponen dipenuhi sesuai dengan jumlah permintaanya, dengan metode ini akan memperoleh on hand inventory menjadi nol B. Economic order quantity (EOQ) Dimana kebutuhkan komponen – komponen dipenuhi dengan jumah tertentu, dimana biaya invetorynya (Cost order dan Holding cost) minimal C. Periode order quantity (POQ) Dimana kebutuhan kompenen – komponen dipenuhi dengan menentukan jumlah periode permintaan yang harus dipenuhi (tidak termasuk permintaan nol) untuk setiap kali pemesanan Hasil dari pehitungan masing – masing metode akan dibandingkan dan dipilih mana yang betul ditinjau dari biaya invetory meliputi order cost dan holding cost. Metode yang paling baik akan digunakan sebagai metode perencanaan pengendalian persediaan material, untuk keperluan proses pengadalaan dan perencanaan produksi
baik barang rakitan maupun barang jadi, sehingga perlaksanaan bahan maupun proses produksi terlaksana dengan baik. 4. Jelaskan aplikasi MRP dalam rangka pengendalian material Material Requirement Planning (MRP) adalah sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan MRP adalah : 1. Respons yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus menerus diperbaiki. 2. Respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. 3. Pemanfaatan fasilitas tenaga kerja yang terus ditingkatkan. 4. Tingkat persediaan yang berkurang.
MRP memanfaatkan informasi tentang kebergantungan pada permintaan ini untuk mengendalikan persediaan untuk komponen. Metode ini dikembangkan secara spesifik dengan tujuan berhadapan dengan kompleksitas penempatan waktu dan hubungannya dengan inventori.
Pengendalian persediaan ini memperhatikan hubungan antar item persediaan,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam menentukan hubungan setiap item secara cepat dan tepat. Tujuan utama dari MRP adalah untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk melakukan aksi yang tepat dalam pembelian bahan maupun produksi, baik merupakan keputusanyang baru atau perbaikan atas keputusan yang lalu. Keberhasilan suatu proses manufaktur sangat bergantung pada kemampuan untuk mengontrol aliran bahan yang tepat pada saat yang tepat untuk memenuhi jadwal pengiriman pada konsumen, menekan jumlah persediaan seminimum mungkin, memelihara tingkat pembebasan atas pekerjaan dan mesin, dan pada akhirnya untuk mencapai efisiensi produksi yang optimum. Kebutuhan dalam tiap level dari struktur produk mempunyai dua macam komponen yaitu jumlah dan waktu.
5. pihak pihak yang terlibat dalam proses pengendalian material a) PPIC (Production Plan and Inventory Control); bertugas melakukan perencanaan produksi dan mengontrol persediaan b) Bagian Gudang
c) Bagian produksi d) bagian pembelian e) supplier Pada context diagram sistem informasi perencanaan dan pengendalian persediaan material dengan menggunakan metode lot sizing terdapat 4 external entity, yaitu : PPIC, produksi, pembelian, dan supplier. Masing-masing dari entity tersebut memberikan input dan oleh sistem akan diberikan keluaran atau output yang berupa laporan atau dokumen yang lain.
6. Tahapan proses pengendalian persediaan dengan metode lot sizing Untuk menyusun rencana kebutuhan dan waktu pemesanan serta penyelesaian pekerjaan, langkah dasar proses material requirement planning dengan metode lot sizing adalah sebagai berikut:
Tahap pertama adalah tahap menentukan kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar jadwal induk produksi (MPS) terpenuhi
Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.
Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan hasil perhitungan netting. Dengan demikian Lotting merupakan proses penentuan ukuran pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih untuk satu atau beberapa periode sekaligus sehingga dapat meminimalkan persediaan. Ada 3 metode dalam perhitungan besarnya pesanann atau lot yaitu: Lot for Lot, Economic Order Quantity, dan Period Order Quantitiy.
Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting), dimana rencana pemesanan diperoleh dengan mengurangkan saat awal tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan Lead Time. Dengan kata lain, menentukan pelaksanaan perencanaan pemesanan (planned order released), kapan pemesanan atau pembatalan harus dilakukan dengan mempertimbangkan Lead Time. Waktu tunggu (lead time) yang diperlukan untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan, di mana untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan tersebut tergantung pada : Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses istrasi pemesanan atau birokrasi perusahaan Waktu yang dibutuhkan untuk kedatangan pesanan mulai dari saat pemesanan
sampai
kedatangan
pesanan
(tergantung
kepada
kesanggupan supplier untuk memenuhi pesanan) Waktu yang dibutuhkan untuk proses inspeksi pesanan Waktu tunggu tersebut merupakan penjumlahan secara kumulatif dari waktu tunggu tersebut di atas.
Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah, berdasarkan atas rencana produksi.