SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP) PEMENUHAN ASAM FOLAT DAN ZAT BESI BAGI IBU HAMIL Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan Dosen Pembimbing: Ibu Christin Hiyana Tungga Dewi
Disusun Oleh: Alfiatun Nikmah Efril Nur Puspitasari Novi Amalia R Rizka Wulansari
P.174.24.213.045 P.174.24.213.056 P.174.24.213.077 P.174.24.213.083
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG 2014
SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP) PEMENUHAN ASAM FOLAT DAN ZAT BESI BAGI IBU HAMIL Topik Pembelajaran : Kebutuhan Asam Folat dan Zat Besi bagi Ibu Hamil Sasaran
: Ibu Hamil
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Prodi Kebidanan Magelang
1. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN UMUM Setelah
mendapatkan
pendidikan
kesehatan
tentang
kebutuhan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil selama 30 menit, diharapkan ibu hamil dapat mengerti dan memahami tentang kebutuhan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil. B. TUJUAN KHUSUS Setelah mendapatkan penjelasan selama 30 menit ibu hamil akan mampu : 1. Menjelaskan pengertian asam folat dan zat besi 2. Menjelaskan kebutuhan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil 3. Menjelaskan fungsi dari asam folat dan zat besi bagi ibu hamil 4. Menyebutkan cara dan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi asam folat dan tablet Fe 5. Menyebutkan sumber makanan yang mengandung asam folat dan zat besi 6. Menyebutkan akibat yang akan timbul jika kekurangan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil
2. MATERI BELAJAR a. Pengertian asam folat dan zat besi b. Kebutuhan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil c. Fungsi asam folat dan zat besi bagi ibu hamil d. Cara dan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi asam folat dan tablet Fe bagi ibu hamil e. Sumber makanan yang mengandung asam folat dan zat besi f. Akibat kekurangan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil Materi terlampir
3. METODE PEMBELAJARAN a. Ceramah untuk materi belajar A sampai F b. Tanya Jawab untuk materi belajar A sampai F
4. ALAT PERAGA a. Media Lembar Balik (berisikan contoh jenis sayuran dan buah-buahan yang mengandung asam folat dan zat besi). b. Leaflet 5. EVALUASI BELAJAR Evaluasi akan dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya. Bentuk Evaluasi: Pertanyaan lisan a. b. c. d.
Apa pengertian asam folat dan zat besi? Berapakah kebutuhan asam folat dan zat besi bagi ibu hamil? Apakah fungsi dari asam folat dan zat besi bagi ibu hamil? Bagaimana cara dan kapan waktu yang tepat untuk
mengkonsumsi asam folat dan tablet Fe bagi ibu hamil? e. Sumber makanan apa saja yang mengandung asam folat dan zat besi?
f. Apa saja efek samping dari asam folat dan zat besi bagi ibu hamil?
Kebutuhan Asam Folat dan Fe Untuk Ibu Hamil 1. Pengertian asam folat dan Fe a. Asam Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Asam Folat berasal dari bahasa Inggris yaitu folic acid, folate atau folacin yang artinya adalah vitamin yang larut dalam air. Folat berasal dari bahasa latin folium yang artinya daun. Asam folat digolongkan sebagai vitamin B. Asam folat merupakan salah satu dari beberapa jenis vitamin B9 yang sangat penting bagi tubuh (Almatzier, 2004).
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga dengan liver lactobacillus cosil factor/ factor U dan factor R atau vitamin B11. Asam folat adalah garam dari folic acid atau pteroyglutamate. Kerja dan pemakaiannya sama dengan folic acid, tetapi garam ini khususnya digunakan melalui parental (T.M. Hanafiah, 2008)
b. Fe Fe atau zat besi merupakan mikrolemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Susiloningtyas, 2004). Zat besi dalam tubuh manusia sebagian besar terdapat sel darah merah yaitu sekitar 65%, dalam jaringan hati, limpa dan sumsum tulang 30% dan sekitar 5% terdapat dalam inti sel, dalam plasma dan dalam otot sebagai mioglobin. Sebagaimana di ketahui, dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yaitu molekul protein yang mengandung zat besi dan merupakan pigmen darah yang membuat darah berwarna merah. Zat besi merupakan komponen yang sangat penting dari hemoglobin (Tristiyanti, 2006). Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu fungsional dan reserve (simpanan). Zat besi yang fungsional sebagian
besar adalah dalam bentuk hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan jumlah yang sangat kecil vital adalah hem enzim dan non hem enzim. Bila tubuh kekurangan Fe, penyebaran Fe non hem dapat meningkat sepuluh kali dan penyebaran Fe hem meningkat samapi dua kali (Marizal, 2007). 2. Kebutuhan asam folat dan Fe pada ibu hamil a. Asam folat Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Pada tiga bulan sebelum hamil sebaiknya wanita mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,6 mg/ hari, sedangkan kebutuhan asam folat ibu hamil dan usia subur sebanyak 0,4 mg/ hari atau sama dengan 2 gelas susu.
b. Fe Pada setiap kehamilan, kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Kebutuhan zat besi selama triwulan pertama relatif kecil yaitu 0,8 mg/hari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3 mg/hari. Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0,25 mg
asam folat. Penanggulan anemia pada balita diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. 3. Fungsi Asam Folat dan Fe bagi ibu hamil a. Asam folat Asam folat penting dalam untuk pertumbuhan dan pembelah sel dan jaringan
pada
janin
dalam
kandungan,
yang
membuat
dan
memperbaiki DNA, membantu mencegah cacat tabung saraf (neural tube defects/ NTDs), seperti cacat pada sumsum tulang belakang (misal spina bifida) dan otak (anencephaly) dan membantu membuat sel-sel darah merah normal, sehingga dapat mencegah anemia.
b. Fe Asupan Fe uang cukup mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi pada ibu hamil. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh, menecegah bayi lahir dengan berat badannya di bawah normal ( BBLR) dan mencegah bayi lahir premature.Selain itu, juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
4. Cara dan waktu yang tepat pengkonsumsian asam folat dan Fe a. Asam folat Waktu yang baik untuk pemberian asam folat:
Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk pada minggu pertama kehamilan. Dengan demikian,
pemberian suplementasi harus dilaksanakan sebelum
konsepsi terjadi. Besarnya suplementasi ialah 280, 660, dan 470 mikro g/hari, masing-masing pada trimester I,II,dan III. Cara mengkonsumsi asam folat yang benar: Dianjurkan untuk tidak memasak sayuran hijau terlalu lama atau menyeduhnya dengan air yang sangat panas. Mengonsumsi asam folat sebaiknya disertai dengan asupan vitamin C, B6, atau B12 untuk mengoptimalkan penyerapannya dalam tubuh.
b. Fe Waktu yang tepat untuk mengkonsumsi zat besi: Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan. Oleh karena itu, suplemen sebesar 30-60 mg, dimulai pada minggu ke12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pascapartum, perlu diberikan setiap hari. Cara mengkonsumsi zat besi yang benar: Sebaiknya makanan yang mengikat Fe seperti kopi, teh, garam kalsium, magnesium, dan fitat, dihindari atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan, karena ada tanin sebagai zat penghambat penyerapan zat besi. Jika memang sudah terbiasa minum kopi atau teh
ketika makan maka ada cara agar zat besi yang dikonsumsi tetap dapat diserap tanpa dihambat oleh Tanin yaitu dapat minum teh atau kopi 2 jam setelah makan karena makanan yang telah selesai dimakan, dicerna dan diserap oleh tubuh kurang lebih selama 2 jam. Cara lainnya adalah dengan mengkonsumsi sumber vitamin C seperti jeruk setelah makan (segera setelah selesai makan) karena vitamin C dapat mempercepat penyerapan zat besi.
5. Sumber asam folat dan Fe a. Asam folat Jenis makan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, susu, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), kacangkacangan (kacang kering, kedelai), ikan, daging, jeruk, alpukat, gandum, strowberi, pisang, dan putih telur. Karena tidak stabil dalam pemanasan, dan mudah rusak jika dimasak, sayuran sebaiknya dimakan mentah setelah dicuci dengan air mengalir untuk melenyapkan sisa peptisida/telur cacing. Selain itu, harus diperhatikan pula penggangu penyerapan lain, seperti alkohol, kontrasepsi oral, barbiturat, aspirin, dan obat anti-kejang.
b. Fe
Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5 – 10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti hati ayam, kerang, udang, hati sapi, telur bebek, telur puyuh, telur ayam, daging sapi, daging ayam, ikan kembung merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buahbuahan (Wirakusumah,1999). Berikut ini kandungan zat besi dalam bahan kacang-kacangan: oncom, kacang merah, Kacang hijau, Kacang tanah, tempe, Kacang mete, Tahu, Kacang polong. Berikut ini kandungan zat besi dalam bahan sayuran: bayam merah, bayam, daun katu, sawi, selada, kangkung, daun pakis, daun singkong, daun papaya, kol. Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).
6. Akibat kekurangan asam folat dan zat besi selama kehamilan a. Asam Folat Keracunan karena kelebihan asam folat jarang terjadi. Dosis folat sebanyak 5-10 mg dianggap aman, dianjurkan untuk menghindari konsumsi melebihi 2,5 kali AKG pada ibu hamil. Sedangkan,
kelebihan zat besi atau Fe2+ jarang terjadi karena makanan, tetapi data disebabkan oleh suplemen zat besi. Gejala yang timbul antara lain rasa enek, mual, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan. Kekurangan asam folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lebih berat, dan gangguan tidur. Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang ditandai dengan kelelahan dan depresi. Kekurangan asam folat yang parah mengakibatkan anemia megaloblastik atau meglositik. Gejala anemia jenis ini adalah diare, depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat, dan perlambatan frekuensi nadi. Selain itu juga bisa menyebabkan keguguran. Bagi janin, kekurangan asam folat pada ibu hamil, bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi lahir dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, bayi mengalami kelainan pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya. Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi.
b. Fe
Kurangnya zat besi dapat menyebabkan anemia. Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat besi lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar Hb. Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit ditemukan tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, tubuh lemah, nafas pendek dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak variabel seperti ketebalan kulit dan pigmantasi yang tidak dapat diandalkan kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan beratnya anemia (Daemeyer, 1993). Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, dan keguguran. Selain itu, jika ibu kekurangan zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun tidak akan memadai. Padahal zat besi sangat
dibutuhkan
untuk
perkembangan
otak
kelahirannya.
Contoh bahan makanan yang mengandung asam folat dan Fe Sayuran hijau
bayi
di
awal
Alpukat
Kacang Hijau
Ikan
Brokoli
Stawberry