SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS
BAB I LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DATA PROGRAM Nama Kegiatan : Perencanaan Rehabilitasi Taman Kota Batu Nama Pekerjaan: Perencanaan Rehabilitasi Taman Kota Batu Lokasi
: Taman Masjid An - Nur Kota Batu
Tahun Angggaran
: 2014
Pemilik Program: Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kota Batu LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah Perencanaan Perencanaan Rehabilitasi Taman Kota Batu tahun anggaran 2014 yang dilaksanakan sesuai gambar terlampir. Uraian/jenis Pekerjaan Utama antara lain : a) Pekerjaan Persiapan b) Pekerjaan Tanah c) Pekerjaan Dinding Pembatas Taman d) Pekerjaan Beton e) Pekerjaan Taman Baru f) Pekerjaan Finishing
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN
uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum ditentukan pada patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul ditaati dan dilaksanakan sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraikan. Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal tersebut diatas : a) pedoman pelaksanaan APBN/PERPRES No. 59 Tahun 2010 b) pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. CIPTA KARYA) c) Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan : H.I 3 PUBB—1996 ; NI 33 ; PUBB—1996 d) Peraturan beton Indonesia ; PBI. NI—2/1955 ; PBI. NI—2/1971. e) Peraturan Semen Portland Indonesia NI—8. f) Peraturan perburuhan di Indonesia (tentang pengerahan tenaga Kerja) antara lain tentang larangan mempekerjakan anak-anak dibawah umur. g) Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan dengan pekerjaan ini. Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain yang sah berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa diperbandingkan dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran. a) Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini harus didatangkan dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat sesuai spesifikasi terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini. b) Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk pekerjaan struktur dan di uraikan secara terperinci terpisah dalam spesifikasi terpisah.
RENCANA KERJA Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang, kontraktor harus menunjukan rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara rinci urusan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus yang diperlukan, persiapan-persiapannya, perawatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan, dan pihakpihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut diatas. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib memeriksa kekuatan/kualitas konstruksi yang akan dilaksanakan dan harus berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), atau Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan kontraktor atas tanggungjawab pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak. TENAGA KERJA Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga yang sudah terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai ketentuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan. LAPORAN a) Kontraktor harus membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan.
b) Laporan kemajuan fisik pekerjaan harus diserahkan oleh kontraktor pada setiap akhir pekan untuk dievaluasi berupa laporan mingguan dan harian.
GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN Gambar-gambar adalah:
yang
diperlukan
dalam
melaksanakan
pekerjaan
a) Gambar yang termasuk dalam dokumen tender. b)
Gambar perubahan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan.
c)
Gambar lain yang disediakan dan disetujui PPK, Pengawas Lapangan.
PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA Pekerjaan ini harus mencakup pekerjaan pembongkaran, karena seluruh atau sebagian yang lain bisa dimanfaatkan sepanjang memungkinkan untuk perbaikan. Juga harus meliputi pemindahan yang memenuhi syarat-syarat dari material bongkaran dari pasal ini, yang meliputi pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan kerusakan dari material yang ditentukan oleh PPK, Pengawas Lapangan. PENGATURAN PEMBUANGAN SISA-SISA Kontraktor berkewajiban membuang semua sisa-sisa bongkaran dan memikul seluruh biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai dan untuk penyimpanan material yang bisa diselamatkan.
BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
Umum Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.
Mengadaan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pekerjaan guna menjamin kelancaran pekerjaan.
Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan.
Menyediakan kotak P3K dan perlengkapannya
pembantu
Pengukuran dan Pasang Bowplang
Dasar untuk pengukuran dan layout Pekerjaan adalah Gambar Rencana.
Bahan untuk bowplang:
Papan meranti 2/20cm
Kayu meranti 5/7cm untuk tiang bowplang.
Paku-paku
Cat meni untuk tanda perletakan as-as.
Pemasangan bowplang harus kuat, dengan mempergunakan papan meranti 2/20cm dan tiang meranti 5/7cm yang dipancang kuat-kuat pada tanah. Semua titik as (sumbu-sumbu) dinding
tembok dan sebagainya harus diberi tanda denga cat dan tampak jelas, serta tidak mudah berubah-ubah.
Bowplang merupakan pedoman letak tinggi dengan permukaan tanah yang merupakan elevasi + 0.00 meter.
Hasil pengukuran bowplang harus dibuat berita acara pengukuran yang disetujui oleh direksi.
Pada bagian dalam bowplang, dimana pekerjaan akan dilaksanakan, tidak diizinkan untuk menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.
Pekerjaan Bongkaran
Umum
Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan pembongkaran sebagaimana dituntut oleh gambar dan dokumen kontrak yang berhubungan.
Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai Kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan.
Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus menyiapkan: lokasi untuk penimbunan bongkaran, alat-alat bantu dan perangkat alat utk keselamatan kerja yang memadai.
Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh pihak pengguna maka kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap pelaksanaan pekerjaan yang aman sehingga tidak mengganggu pihak pengguna. Rencana sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui oleh Konsultan dan Direksi Teknik.
Pembongkaran Tanaman Existing dilakukan dengan hati – hati dikarenakan Tanaman Existing tersebut harus dipindah
ke lokasi lain yang telah ditentukan oleh pihak owner dimana kondisi tanaman yang dibongkar / dipindah masih dapat dilakukan penanaman kembali oleh pihak owner di tempat lain tersebut diatas.
BAB III PEKERJAAN TANAH
Umum
Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah sebagaimana dituntut oleh gambar dan dokumen kontrak yang berhubungan.
Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai Kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan kegiatan.
Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi pada kondisi lapisan bawah tanah, walaupun telah dilakukan penyelidikan tanah oleh konsultan perencana bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, Kontraktor diperkenankan untuk melaksanakan penyelidikan tanah tambahan atas biaya sendiri dan melalui persetujuan tertulis dari direksi teknik.
Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan pembangunan ini seperti apa adanya seluruh
pekerjaan pembersihan dan penyesuaian ketinggian-ketinggian halaman/lantai, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Uraian
Pekerjaan urugan tanah Katel
Urugan Tanah dari luar Lokasi untuk peninggian peil Taman existing.
Bahan-bahan
Umum Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir sebelum digunakan harus seijin direksi.
Urugan tanah
Bahan urugan berupa tanah urug yang harus bersih dari kotoran, humus, dan organisme lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan kepadatan urugan itu sendiri.
Tanah urug dapat digunakan tanah bekas galian.
Pasir urug Pasir urug harus berbutir halus dan bergradasi tidak seragam.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Pekerjaan galian
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus ihkan atau meratakan tanah tersebut, termasuk sebelumnya juga ihkan kotoran-kotoran dan segala macam tanaman sampai keakar-akarnya.
Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas-bekas akar, pokok kayu, longsoran atau benda-benda yang dapat menggangu konstruksi.
Galian tanah harus dibuang ke luar bowplang dan diratakan di luar sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali ke dalam lubang parit.
Kedalaman galian minimal sesuai gambar.
Pada galian tanah yang mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang penahan atau cara lain yang disetujui Direksi.
Dalam pelaksanaan penggalian, pekerjaan lain di dalam galian harus dihindarkan dari genangan air. Untuk itu kontraktor harus menyediakan pompa air dengan jumlah yang cukup untuk menunjang kelancaran pekerjaan tersebut.
BAB IV PEKERJAAN DINDING PEMBATAS TAMAN
Umum Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah sebagaimana dituntut oleh gambar dan dokumen kontrak.
Sebelum pekerjaan pengukuran dan galian dimulai, kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan pengukuran ulang dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan kegiatan.
Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan dan perubahan yang mungkin terjadi pada kondisi lapangan, walaupun telah dilakukan penyelidikan kontur tanah oleh konsultan perencana bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, Kontraktor diperkenankan untuk melaksanakan
penyesuaian rencana tambahan atas persetujuan tertulis dari direksi teknik dan konsultan pengawas.
Uraian
Pekerjaan galian
Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan ini dan dapat dilakukan penyesuaian ketinggianketinggian drainase, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Galian tanah untuk saluran drainase dan pasangan bata merah struktur nya, serta bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan pasangan bata merah
Pekerjaan pasangan bata merah ½ bata di kiri kanan galian saluran sepanjang Ukuran yang telah ditentukan
Urugan tanah bekas lubang galian dan di bawah lantai untuk peninggian permukaan.
Urugan pasir di bawah pasangan bata merah ½ bata
Pekerjaan plesteran
Plesteran digunakan sebagai penutup pasangan ½ bata.
Menggunakan campuran 1 : 4 dan tidak dilakukan acian.
Pekerjaan penutup saluran
Penutup saluran terbuat dari plat beton K175.
Menggunakan wire mesh sebagai struktur.
Dikerjakan dengan cara pra cetak untuk memudahkan perawatan darainase.
Perhatikan gambar teknis.
Bahan-bahan
Umum Semua bahan konstruksi yang akan digunakan berupa bahan kualitas baik dan sebelum digunakan dan atau dikerjakan harus seijin direksi.
Bata merah Bata merah yang dipakai harus berkualitas baik dengan ciri visual matang pembakaran dan memiliki sudut bagus. Apabila di bagi dua memiliki tekstur bagus dan tidak mudah pecah, hingga mengurangi faktor buangan.
Pasir pasang Pasir untuk pekerjaan pasangan dan plesteran menggunakan pasir yang berstekstur bagus dan tidak mengandung lumpur. Bisa menggunakan pasir pasang lokal.
Pasir cor Pasir ini digunakan untuk pekerjaan plat beton penutup saluran darainase. Memiliki syarat tekstur kasar dan bersih lumpur dan segala jenis kotoran.
Air kerja Air yang digunakan harus bersih dan tidak tercemar zat lain yang dapat mengurangi kekuatan struktur.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Pekerjaan galian
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang menjadi titik acuan dasar nol.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat galian secara baik dan rapi sesuai profil terlihat pada gambar.
Selama pelaksanaan penggalian, harus diperhatikan bendabenda yang dapat menggangu konstruksi.
Galian tanah harus dibuang ke luar bowplang dan diratakan di luar sedemikian rupa hingga tidak mudah jatuh kembali ke dalam lubang drainase.
Kedalaman galian minimal sesuai gambar.
Karena ini adalah galian dangkal, maka diharapkan tidak terjadi genangan air pada galian sehingga tidak memerlukan adanya pompa air.
Pekerjaan pasangan bata merah
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang menjadi titik acuan dasar nol.
Bata merah yang akan digunakan sebelumnya harus disiram dengan air agar monilit
Pemasangan Bata Merah harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
Campuran yang dipakai untuk perekat antar bata merah adalah 1 PC ( Portland Cement ) : 6 Pasir
Pemasangan Bata Merah dipasang lapis demi lapis dimana setelah lapis pertama, maka pemasangan lapis kedua dipasang dengan poisisi bata merah as tengah bata merah sejajar dengan ujung lapis bata merah bertama sehingga setelah terpasang maka akan membentuk ikatan saling bersinggungan antara lapis pertama dengan lapis berikutnya.
BAB V PEKERJAAN BETON
Umum
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut dokumen kontrak. Kecuali untuk ketentuan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai SNI 2002
Beton Bertulang (struktural)
Pekerjaan beton struktural terdiri dari : pondasi, kolom-kolom konstruksi, sloof, plat lantai, duiker (plat penutup drainase), yang tercantum dalam gambar rencana.
Mutu beton struktural adalah K—175 dengan tegangan izin 60kg/cm2 untuk pekerjaan konstruksi yang harus megikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam SNI 2002 dengan pengawsan yang ketat terhadap mutu dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinue berupa pemeriksaan benda-benda uji melakukan laboratorium yang ditunjuk atas biaya Kontraktor.
Sebagai pedoman, maka campuran minimal untuk beton struktural adalah 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil, apabila dari hasil mix desain untuk mutu K—175 didapatkan kurang dari campuran 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
Beton tidak bertulang Beton tidak bertulang seperti beton lantai kerja dan rabatan dibuat dengan campuran 1 PC : 3 PS : 5 KR.
Pengujian pekerjaan beton Pada prinsip pengujian beton mengikuti persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2002 dan sesuai petunjuk/instruksi dari Direksi.
Dalam hal penggunaan beton fabrikasi atau ready mix concrete, diperbolehkan, namun harus seizin tertulis kepada Direksi dan Konsultan pengawas dengan menyebutkan dimana dan kapan serta dengan spesifikasi apa beton tersebut dibuat, untuk memudahkan pengawasan mutu beton yang dibuat.
Bahan-bahan Bahan bahan campuran beton berupa PC, agregat halus dan agregat kasar. Kontraktor harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang memenuhi syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).
Semen
Jenis semen PC yang dipakai memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI. 8—1969 dan
sebagai pedoman dalam memakai semen merek PC type 1 produksi Gresik/setaraf dan seusia standar SNI.
Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan-sobekan.
Semen yang sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera di keluarkan dari lapangan/lokasi.
sipakai
harus selalu
diperiksa
oleh
direksi
Bahan agregat beton
Agregat halus (pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dengan syarat susunan diameter butirnya memenuhi SNI 2002.
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran bahan kimia, bahan-bahan organic serta bersifat kekal.
Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5% (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik.
Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan saringan harus masuk dalam daerah baik (well graded) menurut grafik-grafik yang ada pada SNI 2002.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
Agregat kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi SNI 2002.
Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih daripada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tigaperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum tiga muka.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori serta bersifat kekal.
Agregat harus bersih dengan kandungan lumpur maximum 1%, bila melebihi, maka agregat kasar harus dicuci dan tak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton seperti zat reaktif alkali dan memenuhi persyaratan SNI 2002.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bebas dari asam, garam, bahan alkalin dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari direksi dan bila air yang digunakan meragaukan, maka kontraktor harus mengadakan penelitian laboratorium atas tanggungan kontraktor.
Besi beton
Beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu ST 37 dan atau U—32 dengan diameter-diameter seperti yang tertera dalam gambar dengan tegangan izin 1400kg/cm2.
Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar atau rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.
Pengukuran dimensi dan mutu baja tulangan harus dilakukan setiap kali kontraktor mendatangkan baja tulangan tersebut ke lapangan, jumlah sampel yang diambil
harus memenuhi criteria statistic dan tidak boleh ada pengurangan mutu atau dimensi yang lebih besar dari 5%.
Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.
Kayu untuk cetakan beton
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat SNI 2002, yang cukup kering dengan tebal minimum 2 cm atau panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12mm dan pemakaiannya maximum 2 (dua) kali.
Sebelum pengecoran bidang multipleks dilapisi mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada papan multipleks, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7cm atau rangka baja/schafolding.
Rangka penguat konstruksi bekesting dari kayu ukuran 5/7 sebagai penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
Penyanggah struktur lantai (balok, lantai dll) dapat digunakan kayu dengan ukuran minimal 5/7cm dengan jarak maksimum 50cm dengan dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan penyanggah (perancah).
Bahan pembantu (bahan kimia)
Pemakaian bahan kimia pembantu kecuali yang disebut dalam gambar atau syarat harus izin tertulis dari direksi.
Apabila kontraktor akan menggunakan bahan kimia, maka kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis lebih dulu dengan disertai dengan alas an-alasan dan bukti-bukti manfaat yang telah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorim, denga hasil-hasil percobaanya.
Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk ternis dari pabrik dan selama bahan-bahan pembantu ini digunakan, maka harus diadakan pengawasan yang cermat.
Pemakaian bahan pembantu tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
Spesi beton
Pada pengecoran plat, balok dan kolom yang bersifat structural diwajibkan menggunakan ready mix sedang untuk pekerjaan pondasi, kolom maupun konstruksi beton yang bersifat praktis kontraktor di izinkan menggunakan campuran yang dibuat sendiri, dengan tuntutan mutu beton seperti yang disyaratkan.
Penggunaan ready mix (beton pabrik) di izinkan dengan campuran sesuai dengan yang telah ditentukan.
Syarat-syarat pelaksanaan
Lapisan penutup beton
Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat pesetujuan direksi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut SNI 2002
Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang seragam, maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok persegi yang dapat di ikat terhadap baja tulangan dengan mutu perekat yang sama dengan suatu batas yang dicor.
Beton ganjal tulangan/beton blok persegi harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 4mm.
Sehubungan dengan ketepatan tebal penutup beton, maka selain dipasang beton-beton ganjal bila perlu dipasang penahan jarak dari baja tulangan (korset) dengan jumlah minimum empat buah tiap-tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
Penulangan
Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian dan lain-lain, untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh kontraktor kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syaratsyarat yang harus diikuti menurut SNI 2002.
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang sesuai yang ditentukan dalam gambar.
Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamana dianggap direksi teknik akan melemahkan konstruksi.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak antar tulangan dengan tulangan, jarak tulangan dengan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton/beton decking yang cukup. Untuk ini kontraktor harus menggunakan penyekat/spacer dudukan/chairs dari balok beton atau baja.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran dan diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh direksi.
Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan
Kontraktor diharuskan membuat gabar detail pemotongan baja tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton yang ada sesuai dengan SNI 2002.
Gambar-gambar detail setelah mengikat untuk dilaksanakan.
disetujui
direksi
Baja tulangan di bengkok atau diluruskan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemasangan di izinkan oleh direksi.
Pembengkokan atau meluruskan tulang tidak boleh dengan cara-cara yang merusak tulangan.
Tulangan susut Untuk seluruh plat beton ditambahkan tulangan susut seperti tercantum pada gambar, apabila dalam gambar tidak tercantum, maka kontraktor harus memasang tulangan susut dengan besi beton Ø 8-20
Begesting
Umum
Pembuatan bekesting dalam SNI 2002
Ukuran dalam bekesting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar.
Bekesting harus diperkuat sedemikian rupa sehingga tidak bocor/pecah pada saat mendapatkan tekanan spesi.
Untuk mendapat bentuk penampang, ukuran beton seperti yang diminta dalam gambar konstruksi bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
Konstruksi dari bekesting harus kedap adukan/mortegtigh dan tidak melengkung menerima beban-beban dari adukan basah, tulangan dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator.
Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
harus
memenuhi
syarat-syarat
Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari air limbah dan kotoran lainnya, kemudian bekesting dibasahi air sampai jenuh. Kolom
Bekesting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom, atau denga cara pengecoran bertahap.
Bekesting kolom harus tegak lurus ke atas, dengan pemeriksaan menggunakan unting-unting atau theodolit.
Hubungan horizontal antara kolom harus lurus kemudian diikat dengan kaso 5/7 antara sesama bekesting.
Antara bagian dalam bekesting kolom dengan tulangan terluar dipasang pengganjal yang diikat pada tulangan tersebut, agar tulangan tidak melekat pada bekesting.
balok dan plat
perancah balok/plat dipasang apabila tanah landasan telah dipadatkan, agar pada saat dibebani pada saat pelaksanaan pengecoran tidak terjadi penurunan.
Kaki perancah dilandasi dengan papan kelas III, sehingga menjadikan beban merata pada tanah dasar perancah.
Perancah diikat satu dangan lainnya dengan reng 2/3 atau bambu.
Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekesting balok/plat dapat dilaksanakan.
Pada penggunaan ready mix akan menerima beban lebih berat akibat menumpuknya adukan beton yang di tuang dari concrete pump unit, maka konstrusi penunjang bekesting harus lebih kuat.
Untuk menghindari ini, kontraktor dapat membuat penuangan menurut zona-zona yang ditetapkan bagian yang dicor, sehingga dalam waktu istirahat memindahkan slang concrete pump unit ke penuangan yang dimaksud.
lokasi diluar dapat lokasi
Ijin pengecoran akan pemeriksaan terhadap :
diberikan
setelah
dilakukan
Kesiapan bahan-bahan pengecoran beton.
Kesiapan bekesting.
Pemasangan penulangan beton.
Siar rencana pemutusan pengecoran.
Perkiraan volume yang akan dicor dalam 1 (satu) hari.
Saluran-saluran instalasi yang akan tertanam di dalam beton.
Rencana waktu pengecoran.
Apabila atas pemeriksaan dari direksi, bahwa segala sesuatunya siap, maka direksi dapat mengijinkan pelaksanaan pengecoran sesuai dengan rencana pelaksanaan, dengan menulis pada buku direksi.
Peralatan kerja dan pengujian
Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :
Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat campuran sendiri.
Mesin penggetar (vibrator).
Takaran-takaran bahan-bahan beton.
Pengangkut adukan.
Jalan kerja, yaitu jalan diatas tulangan, agar dalam pelaksanaan pengecoran tidak terjadi kerusakan tulangan, terutama tulangan plat, tempat berdiri orang, atau jalan bagi gerobak pengangkut adukan beton.
Jalan kerja terbuat dari papan meranti 2/20, dibuat sedemikian rupa tidak menempel tulangan sehingga tulangan yang telah terpasang tidak rusak terinjak.
Dimensi beton Dimensi beton adalah ukuran beton sendiri, tanpa adanya plesteran, yang merupakan ukuran dalam (rong) bekesting.
Pelaksanaan pengecoran dengan cara manual
Pengecoran Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SNI 2002.
Takaran campuran beton Pelaksanaan penakaran campuran beton harus dengan kotakkotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume yang sama dengan atau kelipatan 1 zak semen. Hal ini akan diatur oleh direksi teknis.
Pengadukan campuran beton Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik. Pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah rata/homogen.
Pengangkutan campuran beton Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus hati-hati dapat dipergunakan ember talang atau kereta dorong sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah homogen tidak berubah/terjadi pemisahan bahan.
Penuangan adukan beton pada bekesting
Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak terjadi segregasi.
Penuangan pada pengecoran kolom jangan terlalu tinggi, sehingga terjadi penguraian campuran. Apabila terpaksa dapat dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada bagian tertentu untuk penuangan campuran beton
Pengujian slump spesi beton
Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh direksi sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasar referensi dari hasil percobaan pendahuluan.
Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada pasal-pasal dalam SNI 2002 yang masih berlaku disesuaikan dengan kondisi bahan dilapangan.
Apabila takaran air telah ditentukan, berdasarkan pengujian slump, maka alat penakar tersebut harus digunakan selama pelaksanaan pengecoran.
Apabila takaran air dalam ember, maka pada muka air yang telah ditentukan, dibuat lubang sehingga tinggi air tetap seperti yang dikehendaki.
Peratan pengujian slump harus tersedia dilapangan dimana sewaktu-waktu pengawas lapangan dapat melakukan pengujian slump sesuai denga hasil pencampuran bahan yang ada di lapangan.
Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak boleh dicor kedalam cetakan.
Pemadatan dan penggunaan alat penggetar (vibrator)
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarangsarang kerikil, adukan beton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkan dan merata dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator)
Pemadatan plat/balok
Alat penggetar pada pengecoran plat/balok harus digunakan berdiri 90 derajat hanya dalam keadaan khusus dipergunakan bersudut 45 derajat, dan tidak diperkenankan menyentuh tulangan.
Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan apabila adukan terlihat mulai mengkilap sekitar ujung penggetar atau kurang lebih 30 detik.
Penghentian dan pencegahan pada waktu hujan
Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang telah disetujui oleh direksi di dalam pola rencana pengecoran.
Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-tenda atau plastik secukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancar.
Apabila ternyata gangguan terhadap spesi akibat hujan tidak dapat dihindari, maka setelah beton yang dicor ditutup dengan terpal, maka pengecoran harus diberhentikan.
Penyambungan dengan beton lama/tembok Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan adukan beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus dikeraskan dulu, dibersihkan dengan susunan seperti adukan beton (tanpa agregat kasar) barulah kemudian dicor adukan beton yang baru. Cara seperti ini adalah untuk mendapatkan hubungan beton yang lama dan baru yang baik.
Pembongkaran bekesting Bekesting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Pembongkaran tersebut harus mendapat persetujuan dari pengawas ahli. Setelah ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-barang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.
BAB VI PEKERJAAN PENGECATAN
Umum Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan antara lain :
Pengecatan Topi Benangan Dinding Pembatas Taman
Pengecatan Topi Benangan Kolom Taman
Pengecatan Bagian – bagian lain pada Taman
Bahan-bahan
Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh direksi teknik
Cat tembok
Cat penutup tembok
Plamur tembok buatan sendiri
Syarat-syarat Pelaksanaan
Pengecatan Topi Benangan Dinding Pembatas Taman
Setelah semua pekerjaan atap terpasang baik dan kuat secara struktur, dapat dilakukan pengecatan
Dilakukan pembersihan dari debu dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat bahan cat dengan terlebih dahulu dilapisi meni besi.
Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
Pengecatan Topi Benangan Kolom
Pengecatan baru bisa dilakukan setelah bidang beton benarbenar sudah kering.
Permukaan-permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih dahulu dengan bahan-bahan yang sama dengan struktur beton, baru dilaksanakan plamuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh direksi sampai rata dan halus.
Setelah plamuran betul-betul kering, maka plamuran diamplas sampai halus dan dibersihkan dari debu yang menempel.
Setelah percobaan warna-warna disetujui oleh direksi, maka dilakukan pengecatan dengan roller setidak-tidaknya 3 (tiga) kali pengecatan setiap bidang pengecatan.
Untuk warna-warna sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.
Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk halus utuh, rata dan tidak ada bagian-bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
BAB VII PEKERJAAN PEMASANGAN BATU ALAM
Umum Pekerjaan Pemasangan Batu Alam antara lain :
Pemasangan Batu Alam Pada Kolom
Pemasangan Batu Alam Pada Dinding Pagar Pembatas taman
Pemasangan Batu Alam Pada Kursi Taman Buatan
Bahan-bahan Bahan yang dipakai adalah :
Bahan Utama
Batu Lempeng Cirebon Untuk Kolom
Batu Candi Untuk Dinding Taman dan Kursi Taman Buatan
Bahan Perekat
Sement Portland
Pasir
Air
Bahan Finishing
Coating Batu Alam
Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua bahan – bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya
Batu Alam sebelum dipasang harus disiram dengan air agar monolit terlebih dahulu
Batu Alam yang akan dipasang harus bersih dari semua kotoran dan debu
Pemasangan dilakukan pada Kolom di sisi terbawah dilanjut keatas berurutan di semua 4 sisi kolom dengan tetap memperhatikan siku kolom mulai dari bawah sampai atas serta samping kanan dan kiri
Ujung pertemuan antar sisi batu alam harus dilakukan pemotongan bagian dalam batu alam agar sisi pertemuan menjadi satu garis lurus
Pemasangan batu alam dilakukan dengan campuran 1 PC ( Portland Cement ) : 6 Pasir
Setiap sekali pemasangan batu alam, maka permukaan batu alam harus segera dibersihkan dari segala kotoran akibat campuran atau debu pada hari itu juga agar kondisi permukaan batu alam tetap bersih dan tidak terjadi kerak.
Setelah sehari pemasangan batu alam selesai permukaan batu alam bisa dilakukan pelapisan Coating.
BAB VIII PEKERJAAN PEMBUATAN TAMAN BARU
Umum Pekerjaan pembuatan Taman Baru :
Urugan Tanah Katel baru
maka
Penanaman Rumput Gajah
Penanaman Pohon Palem kipas Tinggi 2,5 Meter
Penanaman Tanaman Pendukung
Bahan-bahan Bahan yang dipakai adalah :
Bahan Utama
Tanah Katel
Rumput Gajah Mini
Pohon Palem Kipas Tinggi 2,5 Meter
Tanaman Hias Pendukung
Bahan Pendukung
Humus / Pupuk Organik
Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua bahan – bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya
Sebelum dilakukan penanaman maka areal taman harus dilakukan urugan tanah katel terlebih dahulu dan diratakan sesuai dengan gambar
Selanjutnya dilakukan penanaman Pohon utama dalam hal ini yaitu Palem kipas tinggi 2,5 Meter
Dilanjut dengan penanaman Tanaman Hias Pendukung
Pada waktu penanaman Pohon Utama dan Tanaman Pendukung harus disertai dengan taburan humuis atau pupuk organik agar tanaman dapat menyatu dengan media tanam yang baru
Dilanjut dengan penanaman rumput gajah mini yang mana seluruh areal taman dasar utama adalah hamparan rumput gajah mini
Pemeliharana berkala terhadap tanaman baru dilakukan dengan penyiraman berkala dan pengecekan berkala terhadap kondisi tanaman tersebut sampai dengan serah terima pekerjaan.
BAB IX PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Umum Pekerjaan Instalasi Listrik antara lain :
Pasang Lampu Dinding
Pasang Saklar Ganda
Bahan-bahan Bahan yang dipakai adalah :
Bahan Utama
Lampu Dinding Taman
Saklar Ganda
Bahan Pendukung
Kabel Listrik sesaui sengan Spek dan Gambar Detail
Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua bahan – bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya
Pemasangan Lampu dinding ditempatkan Pada titik – titik yang telah ditentukan
Pemasangan saklar dipasang pada tempat diperhitungkan untuk perlindungan dari hujan
BAB X JADWAL PELAKSANAAN
yang
telah
Umum Untuk jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dikerjakan dalam jangka waktu 60 ( Enam Puluh ) hari kalender.
Addendum Waktu Addendum waktu / Penambahan waktu berlaku jika terjadi Kahar atau Force Majeur berupa : -
Bencana Alam
-
Kebakaran
-
Kerusuhan
-
Eskalasi Harga Bahan drastis
/ Perubahan Harga dan Ekonomi secara
Diluar kejadian tersebut diatas maka addendum waktu tidak berlaku.
BAB XI PENUTUP
a.
Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c.
Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi
dan
lain-lain
sebagainya
sehubungan
dengan
keadaan
setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraankendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. c.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
Malang,..............................2014 CV. Sinan Konsultan
Enik Ika Anggraini, ST Direktris