Ptk Kelas Xii (1).docx 75d3w

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa. Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat belajar siswa itu sendiri. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap tingkat dan jenis pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam tiap pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas Pembelajaran pada masa sekarang bukan lagi pembelajaran satu arah, dimana guru lebih dominan dalam menentukan konsep menemukan permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran akan dapat berjalan dan respons akan dapat diharapkan kemunculannya jika terjadi dalam situasi yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada dorongan dan kebutuhan yang jelas dari pihak guru maupun peserta didik yang dioperasionalkan dalam tujuan instruksional, tujuan

1

pembelajaran yang harus dapat diukur, sehingga perubahan perilaku siswa dapat jelas terlihat sebagai akibat dari proses pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan

merupakan

upaya

sadar

yang

dilakukan

untuk

membentuk manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti media yang seluas-luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diarahkan melalui pendidikan dan pembelajaran

yang

terorganisir.

Salah

satu

tempat

membina

dan

mengembangkan kemampuan manusia adalah sekolah. Sekolah sebagai wadah pembinaan dan pengembangan serta penambahan wawasan pengetahuan yang ditransfer dari pengajar atau guru kepada anak didik, Sehingga keilmuan yang dimiliki anak didik merupakan modal untuk hidup di masyarakat. Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat mengetahuinya,

2

termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat menjadikan pendidikan sebagai dasar untuk mendapatkan power of skill yang baik. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah (2009: 34), berpendapat bahwa “baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

3

menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. Kemampuan professional guru salah

satunya

ditunjukan

dengan

kemampuan

penguasaan

metode

pembelajaran dan mampu menganalisa metode pembelajaran apa yang tepat digunakan untuk suatu bahasan tertentu dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran kreatif dan inovatif adalah sebuah tatanan dan konsep pembelajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mempresentasikan hasil belajar dan siswa penuh dengan kertifitas dan menemukaan permasalahan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif hendaknya sinergis dengan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang berorientasi pencapaian kompetensi. Dalam hal ini, tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru tetap bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab untuk belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu peranan guru lebih bertindak sebagai mediator, fasilitator, dan motivator. Pembelajaran yang dirancang tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolahnya, sehingga

pembelajaran

menjadi

bermakna

dan kontekstual,

artinya

menyentuh langsung dalam kehidupan nyata sehari-hari. Penggunaan metode pembelajaran merupakan sebuah cara penyajian bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok/klasikal. Metode yang dipilih harus pula memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta sumber-sumber belajar yang ada. Penggunaan metode yang bervariasi tidak lain agar anak didik tidak merasa bosan selama

4

pelajaran berlangsung, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional yang memegang peran sangat penting pada sistem pembelajaran. Ilmu fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) merupakan pedoman bagi umat manusia dalam persoalan atau masalah hukum dan masalah ibadah bagi umat islam. Yaitu peraturan-peraturan yang diperuntukkan kepada manusia sekaligus bagaimana tata cara pelaksanaan atau praktiknya. Ada banyak persoalan yang harus dijawab mengapa terkadang kita menjumpai seseorang yang menjalankan suatu amalan dalam pelaksanaannya tidak sama dengan apa yang kita lakukan, padahal sumber atau pedoman yang dipakai sama, yaitu al-Qur’an dan hadist. Semua materi yang bersangkutan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan, khususnya pendidikan yang berbasis agama islam, oleh sebab itu adanya buku fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) ini sangat penting untuk menunjang pelajaran tersebut. Namun pada kenyataannya banyak buku fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) yang materinya belum sesuai dengan apa yang seharusnya dicapai oleh para murid sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Maka diperlukan kecermatan atau dengan ketelitian yang maksimal untuk merancang materi yang akan dijadikan buku sebagai pelajaran peserta didik. Terlebih lagi untuk guru atau pengajar sekolah dan yayasan agar materi yang ada dalam buku tersebut tidak ada kesalahan pemahaman untuk peserta didik dan guru.

5

Begitu pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar fikih (hokum materi zakat, haji dan wakap). Dalam hal ini penggunaan metode Think Pair Share (TPS) adalah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian tindakan kelas tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih (Hukum Zakat, Haji dan Wakap) dengan Menggunakan Metode Think Pair and Share Pada Siswa Kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2017/2018)”.

1.2 Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menimbulkan permasalahan baru, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih (Hukum Zakat, Haji dan Wakap) dengan Menggunakan Metode Think Pair and Share Pada Siswa Kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2017/2018)”.

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

6

Apakah metode Think Pair and Share dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih (Hukum Zakat, Haji dan Wakap) pada siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2017/2018?

1.4 Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuannya ialah untuk mengetahui gambaran sebagai berikut: Peningkatkan hasil belajar Fiqih (Hukum Zakat, Haji dan Wakap) dengan menggunakan metode Think Pair and Share pada siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2017/2018.

1.5 Manfaat Penelitian Mnfaat yang dapat dihasil dalam penelitian ini adalah: 1) Manfaat bagi guru. Manfaat praktis bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru khusus dalam pengajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. 2) Manfaat bagi siswa,

memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang

bermakna dengan pembelajaran menggunakan metode Think Pair and Share. 3) Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak – pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara dan guru sebagai pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas

7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Konseptual 2.1.1 Definisi PTK Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research sejak lama berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika. Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran (Arikunto, 2010: 139). Penelitian Tindakan Kelas juga dapat memperpadukan antara teori dan praktik dalam pendidikan. Dengan demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif. Senada dengan di atas Setyosari (2012 : 47-48). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk mencapai kondisi yang lebih baik di lapangan. Walau demikian pelaksanaan penelitian ini sangat beragam di lapangan. Penelitian ini disebut juga sebagai penelitian

8

berdasarkan praktik lapangan. Penelitian ini dianggap sebagai jalan untuk merubah dan memperbaiki keadaan di lapangan menjadi lebih baik. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Mulyasa: 2008: 123), dapat mencakup

sejumlah

siklus,

masing-masing

terdiri

dari

tahap-tahap:

perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Desain penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu:(1) Rencana; rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki , meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi; (2) Tindakan: apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan. Peningkatan atau perubahan yang diinginkan; (3) Observasi; mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa; (4) Refleksi (merefleskikan hasil pembelajaran). Dari uraian di atas dapat didefinisikan pengertian PTK secara lebih tegas. Secara singkat PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Sebagai contoh jika guru merasa bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia rendah, keadaan ini sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, maka guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia tentang menulis teks anekdot siswa.

9

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein dalam Mulyasa, 2008: 78). Sebagai berikut: a) PTK Diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas. b) PTK Partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan peneliti harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan itian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil itiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian. c) PTK Empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.

10

d) PTK Eksperimental yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajarmengajar. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.

2.2 Hakikat Hasil Belajar PAI Materi Fiqih (Hukum Haji, Zakat dan Wakap) 2.2.1 Hasil Belajar Tujuan proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah adanya perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajar. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa disebut dengan hasil belajar. Perubahan-perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, kebiasaan, tindakan, atau keterampilan tertentu. Sudjana mengemukakan, “Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”

11

(Nana Sudjana, 2004: 22). Selanjutnya Nasution juga berpendapat : “Hasil Belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”(S Nasution, 1992: 39). Sedangkan menurut Winkel, beliau mengatakan : “Hasil belajar adalah perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat konstan/menetap” (Wiinkel, 1996: 15). Dari beberapa pendapat di atas jelaslah bahwa seseorang yang sudah belajar tidak sama keadaanya dengan saat ketika belum belajar. Perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar, menurut Benjamin Bloom seperti yang dikutip oleh Sudjana, dapat diamati melalui tiga ranah yaitu : 1) Ranah kognitif: berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah Afektif: berkenaan dengan hasil belajar sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik: berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru,

12

karena berkaiatan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. (Sudjana, 2004: 22-23). Senada dengan pendapat diatas Russefendi mengemukakan “Kegiatan belajar mencakup tiga aspek, yaitu kognitif,afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berhubungan dengan intelektualitas dan ilmu pengetahuan, dan aspek afektif berhubungan dengan sikap dan minat.” (Russefendi, 1990: 122). Hasil belajar dapat dikatakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pola Tingkah laku. Apabila usaha siswa telah menghasilkan pola tingkah laku yang dituju semula, maka proses belajar dapat dikatakan mencapai titik akhir sementara. Pola tingkah laku tersebut terlihat pada perubahan reaksi dan sikap siswa secara fisik maupun mental. Hasil belajar yang diperoleh biasanya berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainya. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor kematangan, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran, dan sebagainya. Hasil belajar di dalam kelas dapat diterapkan kedalam situasi-situasi di luar kelas. Dengan kata lain, siswa dapat dikatakan berhasil belajar bila ia dapat mentransfer hasil belajarnya kedalam situasi yang sesungguhnya. Belajar merupakan proses yang unik dimana banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1) Faktor intern, yakni faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individual. Menurut Slameto faktor ini dibedakan menjadi tiga faktor,

13

yaitu : “(1) faktor jasmaniah, (2) faktor psikologis, dan (3) faktor kelelahan”(Slameto, 2010: 56). 2) Faktor ekstern, yakni faktor yang ada diluar siswa atau faktor sosial. Slameto menjabarkan lagi faktor ini menjadi tiga faktor utama, yaitu “faktor keluarga, sekolah dan masyarakat”(Slameto, 2010: 62). Memperhatikan faktor-faktor tersebut diatas, ternyata keberhasilan belajar siswa selain ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada diri siswa sendiri juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Kedua faktor ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, siswa yang memperoleh hasil belajar kurang memuaskan belum bisa disimpulkan kalau siswa tersebut bodoh, sebab masih banyak faktor yang turut menentukan keberhasilan belajarnya. Berdasarkan uraian dan beberapa pendapat /teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah pola-pola perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan atau psikomotorik setelah menempuh kegiatan belajar tertentu yang tingkat kualitas perubahannya sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan lingkungan sosial yang mempengaruhinnya.

2.2.2 Materi Fiqih (Hukum Zakat, Haji dan Wakap) 2.2.2.1 Hakikat Zakat Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yakni rukun yang ketiga, fardhu ‘ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya.

14

Perintah wajib mengeluarkan zakat ialah pada tahun kedua Hijriah atau tahun sebelum perintah puasa Ramadhan. Dalil tentang zakat antara lain adalah sbb. “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus(benar).” (QS Al-Bayinnah/98:5)

َّ ‫ص ََلة َ َويُؤْ تُوا َويُ ِقي ُموا‬ َّ ‫الز َكاة َ ال‬ “Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat hartamu” (An-Nisā:77)

َّ ْ‫صَلَة َ َوآتُوا‬ ‫الز َكاة َ فَلَ َّما‬ َّ ‫أَلَ ْم ت َ َر ِإلَى الَّذِينَ قِي َل لَ ُه ْم ُكفُّواْ أ َ ْي ِديَ ُك ْم َوأَقِي ُمواْ ال‬ ٌ ‫ب َعلَ ْي ِه ُم ْال ِقتَا ُل ِإذَا فَ ِر‬ َّ‫شد‬ َ َ ‫ّللاِ أ َ ْو أ‬ ‫اس َك َخ ْشيَ ِة ه‬ َ ِ‫ُكت‬ َ َّ‫يق ِ هم ْن ُه ْم يَ ْخش َْونَ الن‬ ‫ب‬ َ ‫َخ ْش َيةً َوقَالُواْ َربَّنَا ِل َم َكتَب‬ ٍ ‫ْت َعلَ ْينَا ْال ِقتَا َل لَ ْوال أ َ َّخ ْرتَنَا ِإلَى أ َ َج ٍل قَ ِري‬ ْ ُ ‫اآلخ َرة ُ َخي ٌْر ِله َم ِن اتَّقَى َوالَ ت‬ ً‫ظلَ ُمونَ فَ ِتيَل‬ ُ ‫قُ ْل َمتَا‬ ِ ‫ع الدَّ ْن َيا قَ ِلي ٌل َو‬ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah:277) Zakat menjadi suatu kewajiban yang harus ditunaikan kepada yang berhak dan bukan karena belas kasihan orang yang berharta kepada orang yang tidak punya. Ada pula kewajiban lain yang harus kita patuhi, seperti menunaikan pajak terhadap kelebihan atau keuntungan dalam berbisnis. Hal ini merupakan pemberian wajib kepada negara sesuai dengan ketentuan untuk digunakan sebagai anggaran negara dalam pembangunan. Zakat maupun pajak adalah upaya untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.

15

Kedudukan zakat sebagai salah satu rukun islam mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di satu pihak, ia merupakan bentuk pelaksanaan interaksi manusia sebagai makhluk sosial, dan di lain pihak, ia mendorong dinamika manusia untuk berusaha mendapatkan harta benda sehingga dapat menunaikan kewajibannya berzakat sebagai bukti pelaksanaan dari rukun islam. Pengertian zakat menurut syarak adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, sedangkan zakat menurut istilah artinya “kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat”. Ada 8 golongan penerima zakat (asnaf) berdasarkan firman Allah SWT. “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan), hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS At-taubah/9:60) Penjelasan ayat tersebut menurut Imam Syafi’i adalah sebagai berikut. 1) Fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki harta. 2) Miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan atau sering disebut keluarga prasejahtera. 3) Amil adalah panitia yang menerima zakat dan membagi-bagikan zakat (pengurus zakat).

16

4) Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam karena imannya belum teguh. 5) Riqab adalah budak yang yang ingin memerdekakan diri dengan membayar uang tebusan. 6) Garim adalah orang yang banyak hutang, baik untuk diri sendiri maupun untuk menjamin hutang orang lain. 7) Sabillilah adalah perjuangan untuk kepentingan agama (syiar islam, pembangunan masjid, dan lain-lain). 8) Ibnu Sabil adalah musafir yang kehabisan bekal. Barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah emas dan perak. Syarat bagi pemilik emas dan perak yang wajib dizakati: 1) Islam 2) Merdeka 3) Milik yang sempurna 4) Sampai satu nisab 5) Sampai satu tahun disimpan

Firman Allah Swt.:

‫اس‬ ُّ ‫ار َو‬ ِ َّ‫ان لَيَأ ْ ُكلُونَ أ َ ْم َوا َل الن‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ إِ َّن َكثِيرا ً ِ همنَ األ َ ْحب‬ ِ َ‫الر ْهب‬ َ‫ضةَ َوال‬ ‫سبِي ِل ه‬ َّ ‫َب َو ْال ِف‬ ِ َ‫ِب ْالب‬ ُ َ‫اط ِل َوي‬ َ ‫ّللاِ َوالَّذِينَ يَ ْكنِ ُزونَ الذَّه‬ َ ‫صدُّونَ َعن‬ ‫بَ ه‬ ‫ف‬ ‫ب أَلِيمٍ يُ ِبي ِل ه‬ ٍ ‫ش ِْر ُهم ِب َعذَا‬ َ ِ‫ّللا‬ “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (At-Taubah:34)

17

Rikaz adalah emas atau perak yang ditanam oleh kaum Jahiliyah (sebelum Islam). Apabila kita menemukan harta terpendam tersebut seperti emas dan perak, maka wajib mengeluarkan zakatnya (20%). Dari Abu Hurairah ra. telah bersabda Rasulullah saw., “Zakat rikaz seperlima.” (HR Bukhari dan Muslim). Zakat rikaz tidak disyaratkan harus dimiliki selama satu tahun. Selain itu menurut Imam Maliki, Imam Abu Hanifah , dan Imam Ahmad serta pengikut mereka, bahwa nisab pada harta terpendam tidak menjadi syarat. Hanya Imam Syafi’i yang berpendapat harus sampai nisabnya baru dikeluarkan zakatnya. Rikaz menjadi kepunyaan yang mendapatkannya, dan ia wajib membayar zakat apabila didapat dari tanah yang tidak dipunyai orang. Tetapi kalu didapati dari tanah yang dipunyai orang, maka perlu ditanyakan kepada semua orang yang telah memiliki tanah itu. Kalau tidak ada yang mengakuinya, maka rikaz itu kepunyaan yang membuka tanah. Yang dimaksud dengan zakat fitrah adalah zakat pribadi yang dikeluarkan pada sebelum hari Idul Fitri dan pembagiannya diprioritaskan untuk fakir miskin karena maksud utamanya adalah untuk membantu fakir miskin pada hari lebaran. Zakat fitrah dikeluarkan untuk setiap orang/jiwa sebanyak 2,5 kg atau 3,5 liter atau boleh diganti dengan uang senilai 2,5 kg beras. Syarat-syarat wajib zakat fitrah: 1) Islam 2) Lahir senelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan. Anak yang lahir sesudah terbenam matahari tidak wajib fitrah. Orang yang kawin sesudah terbenam matahari tidak wajib membayarkan fitrah istrinya

18

yang baru dikawininya itu. Karena yang dimaksud dalam hadis di atas ialah “zakat fitri” (berbuka) bulan Ramadhan. Yang dimaksud berbuka dari bulan Ramadhan adalah malam hari raya. Jadi, malam hari raya itulah waktu wajib fitrahnya. 3) Dia mempunyai lebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan yang wajib dinafkahinya, baik manusai ataupunbinatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Orang yang tidak mempunyai lebihan harta tidak wajib membayar fitrah Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap hikmah zakat antara lain sebagai berikut. 1) Melaksanakan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal secara rutin tiap tahun. 2) Menunjukkan kepekaan terhadap fakir miskin atau kaum dhuafa. 3) Mengutamakan keikhlasan dalam beramal. 4) Berpartisipasi dalam kepanitiaan zakat, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. 5) Menjauhi sifat ego, kikir, dan sombong karena sifat tersebut membuat miskin hati. 6) Mengembangkan ekonomi berbasis Islam untuk memperkuat ekonomi umat. 7) Mempelajari ilmu ekonomi dan disesuaikan dengan semangat dan hikmah ajaran islam. 8) Menyadari

pentingnya

membayar

pengembangan umat.

19

zakat

demi

pembangunan

dan

9) Berperan aktif menciptakan lapangan kerja di tengah masyarakat. Haji dan umrah merupakan suatu kegiatan rohani yang didalamnya terdapat pengorbanan, ungkapan rasa syukur, berbuat kebajikan dengan kerelaan hati, melaksanakan perintah Allah serta mewujudkan pertemuan besar dengan umat Islam lainnya di seluruh dunia. Firman Allah SWT . Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Kakbah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia, dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!” (QS Al-Baqarah/2:125) 2.2.2.2 Pengertian Haji dan Umrah Haji (asal maknanya) adalah “menyengaja sesuatu”. Pengertian haji secara istilah adalah pergi beribadah ke tanah suci (Mekah), melakukan tawaf, sa’i, dan wukuf di Padang Arafah serta melaksanakan semua ketentuan-ketentuan haji di bulan Zulhijah. Pengertian umrah menurut bahasa yaitu berkunjung. Di dalam syariat, umrah artinya adalah berkunjung ke Baitullah (Masjidil Haram) dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan memenuhi syarat tertentu yang waktunya tidak ditentukan seperti halnya haji. Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu, satu kali seumur hidupnya. Allah Swt. berfirman:

‫ت َم ِن‬ ِ ‫اس ِح ُّج ْالبَ ْي‬ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ِ‫ِيم َو َمن دَ َخلَهُ َكانَ ِآمنا ً َو ِ هلِل‬ َ ‫فِي ِه آيَاتٌ بَ ِيهـنَاتٌ َّمقَا ُم ِإب َْراه‬ َ َ ‫ا ْست‬ َ ً‫سبِيَل‬ ‫ع ِن ْال َعا َل ِمينَ َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن هللا‬ َ ‫طا‬ َ ‫ي‬ َ ‫ع ِإلَ ْي ِه‬ ٌّ ِ‫غن‬ Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) 20

kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS Ali ‘Imran/3:97)

Ibadah haji wajib segera dikerjakan. Artinya, apabila orang tersebut telah memenuhi syarat-syaratnya, tetapi masih dilalaikanjuga (tidak dikerjakan pada tahun itu), maka ia berdosa karena kelalaiannya itu.

1) 2) 3) 4)

Syarat wajib haji adalah sbb. Islam Berakal Balig Mampu (Mempunyai cukup bekal, Ada kendaran yang pantas dengan keadaannya dan Aman perjalanannya).

Rukun Haji 1) Ihram Ihram yaitu berniat untuk mulai mengerjakan ibadah haji dengan memakai kain putih yang tidak dijahit. Ibadah ini dimulai setelah sampai di miqat (batas-batas yang telah ditetapkan). Miqat ini dibagi dua yaitu: a) Miqat zamani, yakni batas yang telah ditentukan berdasarkan waktu. Mulai bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah. Maksudnya, hanya pada masa itulah ibadah haji bisa dilaksanakan. b) Miqat makani, yakni, batas yang telah ditetapkan berdasarkan tempat. Miqat makani dibagi ke dalam beberapa tempat yaitu sebagai berikut. o Bagi orang yang bermukim di Mekah, niat Ihram dihitung sejak keluar dari Mekah. o Bagi orang yang berasal dari Madinah dan sekitarnya. Niat ihram dimulai sejak mereka sampai di Dzulhulaifah (Bir Ali). o Bagi orang sari Syam, Mesir dan arah barat, memulai ihram mereka ketika sampai di Juhfah. o Bagi orang yang dating dari Yaman dan Hijaz, ihram dimulai setelah mereka sampai di bukit Qarnul Manazil. o Bagi orang dari India, Indonesia dan Negara yang searah memulai ihram setelah mereka berada di bukit Yalamlam. o Bagi yang datang dari arah Irak dan yang searah dengannya, ihram dimulai dari Dzatu Irqin.

21

2) Wukuf Wukuf yang dilaksanakan di Arafah berhenti di padang Arafah sejak tergelincirnya matahari tanggal 9 bulan Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah. 3) Tawaf Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam, yaitu seperti berikut ini. a) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di Mekah. b) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji. Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dengan syarat sebagai berikut. 1. Suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaian. 2. Menutup aurat. 3. Kakbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya. 4. Memulai tawaf dari arah Hajar Aswad (batu hitam) yang terletak di salah satu pojok di luar Kakbah. c) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida Allah. d) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar. e) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota Mekah. 4) Sa’i Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa. Syaratsyarat sa’i adalah sebagai berikut. a) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa. b) Dilakukan sebanyak 7 kali.

22

c) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum. 5) Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang mengatakan bercukur sebagai rukun haji beralasan karena tidak dapat diganti dengan penyembelihan. 6) Tertib. Tertib maksudnya adalah menjalankan rukun haji secara berurutan. Wajib haji ada 7 macam, yakni sebagai berikut. 1) Ihram mulai dari miqat. 2) Bermalam di Muzdalifah pada malam hari raya haji. 3) Melempar jumratul aqabah. 4) Melempar tiga jumrah, yakni jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah aqabah. 5) Melempar jumrah ini dilakukan setiap hari pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah dan waktunya setelah tergelincir matahari. Masing-masing jumrah dilempar sebanyak 7 kali dengan batu kecil. 6) Bermalam di Mina. 7) Menjauhkan diri dari larangan atau perbuatan yang diharamkan dalam ihram dan umrah.

2.2.2.3 Pengertian Wakaf Wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang dapat diambail manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan. Kelebihan wakaf dari amal yang lain adalah berwakaf bukan hanya seperti sedekah biasa, tetapi lebih besar ganjaran dan bermanfaatnya terhadap diri yang berwakaf itu sendiri, karenan ganjaran wakaf itu terus menerus mengalir

23

selama barang wakaf itu masih berguna, juga terhadap masyarakat, dapat menjadi jalan untuk kemajuan yang seluas-luasnya. Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil-dalil wakaf bagi kepentingan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh Islam. Firman Allah SWT. Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sunnguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran/3:92).

2.3 Pengertian Metode Thing Pair and Share Menurut Sibermen (2007: 91) mengemukakan metode pembelajaran think pair share merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran ini berbasis pembelajaran diskusi kelas. Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara ekplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain Pembelajaran dengan Think Pair and Share ini akan memberikan variasi tersendiri dalam lingkungan belajar siswa. salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil siswa. Dengan think pair share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam kelompoknya. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan 24

guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab. Think pair share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya yang melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke mitranya. Dengan think pair share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab. Senada dengan di atas Arends ( dalam Trinato, 2007: 61), menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas, Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Adapun menurut Sanjaya (2012: 56) metode think pair share merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif sederhana. Dengan metode pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Think Pair Share dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil

25

Selain itu juga Dimyati (2006: 23) memberikan pengertian metode Think Pair Share (TPS) adalah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas Sedangkan menurut Suyatno (2007: 24) mengatakan bahwa Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa TPS adalah metode pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplinsit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Sedangkan menurut Huda (2012: 67) mengemukakan metode Think Pair Share adalah sebuah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan teori para ahli di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode Think Pair Share (TPS) adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dalam memecahkan masalah pembelajaran. a. Langkah-langkah pembelejaran Think Pair and Share Trianto (2007: 98) memberikan beberapa langkah-langkah metode Think Pair Share (TPS) adalah untuk membandingkan tanya jawab kelompok

26

keseluruhan. Langkah-langkah dalam strategi Think Pair Share (TPS) adalah sebagi berikut: (a) Lagkah 1 : Berfikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian dari berfikir. (b) Langkah 2 : Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan suatu msalah khusus yang diidentifikasi. (c) Langkah 3 : Berbagi (Shairing) Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan. Metode think pair and share berarti memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang akan diberikan oleh guru. Metode pembelajaran think pair and share merupakan struktur kegiatan pembelajaran gotong-royong. Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerta sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran kooperatif ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Metode think

27

pair and share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Menurut Munawaroh (2009: 87) langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif metode think pair and share adalah berikut ini: (1) Berpikir (thinking): guru mengajukan pertanyaan atau isu atau materi mengenai mata pelajaran tertentu dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban pertanyaan tersebut. (2) Berpasangan (pairing): selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan. Namun, jika tidak memungkinkan, maka kelas dapat dibentuk kelompok dengan anggota empat sampai lima orang. Interaksi selama periode ini dapat menghsilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama. (3) Berbagi (sharing): pada langkah ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut atau kelompok tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Senada dengan yang diungkapkan Suprijono (2005: 43) langkah-langkah metode think pair and share. Pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertayaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan peserta didik. Guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking), selanjutnya guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka

28

pikirkan (pairing). Hasil diskusi antar pasangan didiskusikan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Pada tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengostruksian pengetahuan secara integratif. Siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya. Sejalan dengan pendapat di atas Lyman dan kawan-kawan (dalam Trianto: mengungkapkan langkah-langkah dalam metode think pair and share sebagai berikut: (1) Thinking (berfikir): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atas isu tersebut. (2) Pairing (berpasangan): Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan memdiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi dalam periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatau pertanyaan telah diajukan atau penyampaikan ide bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru membolehkan tidak lebih dari 4 sampai 5 menit untuk berpasangan. (3) Sharing (berbagi ): Pada langkah terakhir ini guru meminta pasanganpasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada tahap ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu kepasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasanga tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

29

Isjoni mengemukakan langkah-langkah metode Think pair and Share sebagai berikut (1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. (3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. (4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya (5) Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa (6) Guru memberi kesimpulan (7) Penutup. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik sebuah simpulan tentang langkah-langkah dalam pembelajran metode think pair and share: 1) guru menyampaikan materi atau permasalahan sesuai kompetensi sebagai pancingan, 2) tiap siswa memikirkan pengembangan materi atau gagasan pemecahan masalah, 3) siswa berdiskusi berpasangan atau berkelompok untuk mengutarakan hasil pemikiran masing-masing sampai menemukan kesepakatan, 4) guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap pasangan atau kelompok mengemukakan hasil diskusinya, 5) guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum

30

diungkapkan para siswa, 6) guru atau siswa menarik simpulan, 7) refleksi atau penutup.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Think pair and Share Menurut Kagan (dalam Munawaroh, 2008: 123) menyatakan kelebihan metode Think pair and share adalah sebagai berikut. (1) Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan di dalam kelompok. Siswa banyak yang mengangkat tangan dalam pembelajaran setelah mereka mengikuti pembelajaran kooperatif metode think pair and share dalam pasangannya. (2) Para guru mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggu nakan metode think pair and share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi. Dengan demikian, pembelajaran metode think pair and share dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mengajukan kata atau kalimat yang terdapat di dalam kartu kata atau kalimat untuk mengisi bagian cerita anak yang hilang. Siswa juga dapat belajar menghormati dan menerima pendapat siswa lain dalam kelompok. Jika ada jawaban siswa lain yang tidak sama dengan jawaban yang diajukan siswa dapat mendiskusikannya dalam kelompok mengenai jawaban yang benar.

31

2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah teori atau kesimpulan yang dapat diterima sementara waktu, yang kebenarannya masih dapat di uji (Arikunto, 2008 : 63). Dalam penelitian ini penulis memakai hipotesis tindakan yaitu terdapat peningkatan hasil belajar fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung dengan menggunakan metode metode Think Pair and Share

32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

: SMK Negeri 1 Rangkasbitung

2. Waktu Penelitian

: Dari bulan Februari sampai Maret 2018

3.2 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu rancangan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan

melibatkan

siswanya

sendiri

melalui

tindakan

yang

direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Dengan demikian, diperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan

33

dievaluasi. Dengan demikian, diperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Hopkin ( dalam Arikunto, 105 : 2008) adalah sebagai berikut.

Refleksi Awal

Observasi, Refleksi dan Evaluasi

Perencanaan Tindakan 1

Pelaksanaan Tindakan 1

Pelaksanaan Tindakan II Observasi, Refleksi, dan Evaluasi II

Solusi, Temuan dan Kesimpulan

Desain PTK Model Hopkin (dalam Mulyasa, 2008: 87)

1) Perencanaan Penelitian Perencanaan pada siklus pertama adalah untuk menjawab fokus permasalahan yang didapat sebelum proses pembelajaran dimulai (data awal). Pada siklus kedua, penyusunan perencanaan pembelajaran ditentukan pada kejadian yang timbul pada pelaksanaan siklus pertama, demikian seterusnya untuk siklus selanjutnya perencanaan pembelajaran mengacu pada kejadian siklus sebelumnya.

34

2) Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada setiap siklus penelitian dengan mengacu pada perencanaan tersebut. Setiap kejadian yang ada pada pelaksanaan dicatat dalam catatan lapangan, diamati untuk selanjutnya dibuat refleksi untuk bahan siklus berikutnya. Hasil setiap pelaksanaan dihimpun dan dianalisis, diambil kesimpulan untuk menjawab pokok permasalahan. 3) Observasi Bersamaan dengan pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan penelitian, tujuannya adalah : (a) Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya; (b) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. 4) Refleksi Hasil yang telah dihimpun pada pelaksanaan pembelajaran (tindakan), juga kejadian-kejadian yang ada pada saat pelaksanaan dihimpun untuk dijadikan tolak ukur keberhasilan siklus tersebut. Keberhasilan yang maksimal tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan yang ada diperbaiki pada siklus berikutnya.

35

RENCANA TINDAKAN Siklus 1

Perencanaan

1) Merencanakan pembelajaran 2) Menentukan KD. 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Guru menyusun lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan sumber belajar. 6) Mengembangkan format penilaian. 7) Mengembangkan format observasi pembelajaran. 8) Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran, dan lembar Kerja Siswa (LKS).

Tindakan

Pelaksanaa tindakan siklus I

Pengamatan

1) Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan. 2) Menilai hasil tindakan sesuai format yang telah disiapkan.

36

Refleksi

1) Melakukan evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus 2

Perencanaan

1) Identitas dan penentuan alternatif pemecahan masalah. 2) Pengembangan program tindakan kedua.

Tindakan

Pelaksanaan tindakan kedua

Pengamatan

Pengumpulan dan analisis data tindakan kedua.

Siklus III

Refleksi

Evaluasi tindakan kedua.

Perencanaan

Identitas da penentuan pemecahan permasalahan dalam siklus II. Pengembangan proses pembelajaran dan pengembangan tindakan ketiga.

Tindakan

Pelaksanaan tindakan ketiga

37

Pengamatan

Mengumpulkan data-data tindakan ketiga

Refleksi

Evaluasi tindakan ketiga dan simpulan tindakan secara keseluruhan.

3.3 Data dan Sumber Data 3.3.1 Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data awal (tindakan I) atau data studi pendahuluan, data pelaksanaan tindakan, dan data hasil tindakan. Data awal adalah data hasil wawancara, data foto aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan sebelum diberikan tindakan, yang digunakan untuk mengidentifikasi merumuskan masalah sebagai dasar menyusun rencana tindakan. Data pelaksanaan tindakan adalah data foto aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

3.4.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung yang berjumlah 36.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

38

(1) Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyan lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkapkan dapat digali dengan baik. Wawancara yang diajukan secara bebas dan disesuaikan dengan kondisi saat wawancara, wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan untuk memperoleh data berupa informasi terkait dengan pembelajaran Agama fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). (2) Pengamatan ataua Observasi Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana meliputi atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi dalam penelitian dilakukan dalam dua tahap, yakni observasi awal dan observasi pelaksanaan tindakan. Observasi awal dilaksanakan pada tahap studi pendahuluan untuk mengidentifikasi permasalahan sebelum dilaksanakan tindakan, sedangkan observasi pelaksanaan tindakan bertujuan untuk merekam aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran Agama fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). (3) Analisis dokumen Analisis dokumen dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). Dokumen yang digunakan adalah hasil karya siswa yang berupa fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). Analisis dokumen juga dilaksanakan untuk mengetahui adanya tindakan peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran agama fiqih (hukum haji,

39

zakat dan wakap) setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode Think Pair and Share

3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data kolabolatif dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa diratarata

untuk

menemukan

peningkatan

hasil

para

siswa

dalam

pembelajaran Agama fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan menggunakan metode Think Pair and Share. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: NK NP = ------ x 100% R Keterangan: NP = Nilai persentase NK = Nilai komulatif R = Jumlah responden 2. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan metode pembelajaran, yang ditandai dengan meningkatnya pembelajaran Agama fiqih (hukum

40

haji, zakat dan wakap) dengan menggunakan metode Think Pair and Share dan perubahan tingkah laku yang menyertainya.

3.6 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah penyederhanaan data mentah menjadi informasi yang bermakna, misalnya data yang terhimpun dari pelaksanaan siklus banyak dan beragam, semua diproses, yang memperoleh hasil maksimal tetap dipertahankan, sedangkan yang kurang agar dilakukan proses pada siklus selanjutnya. Paparan data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama peneliti dan setelah penelitian melalui analisis dan refleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah bahwa :” Analisis data penelitian tindakan kelas diwakili oleh refleksi pada setiap siklus”. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menelaah data terkumpul yaitu menilai hasil siswa. 2) Mereduksi data, yakni menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang diperoleh yaitu mengumpulkan hasil dari siswa yang baik, cukup dan sedang. 3) Menyimpulkan data yang telah direduksi dan disajikan.

41

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Penelitian 4.1.1 Profil SMK Negeri 1 Rangkasbitung SMK Negeri 1 Rangkasbitung adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang dirintis bulan Maret 1966 dibawah pembinaan PEMDA Lebak, dimana salah seorang perintisnya adalah Drs. H. SUDIYA SAPUTRA yang juga merupakan Kepala Sekolah SMKN 1 Rangkasbitung . Kampus awalnya berlokasi di SMEP yang sekarang menjadi SLTP Negeri 4 Rangkasbitung. Tanggal 1 Januari 1968 berdasarkan SK No. 34/PP/IV/1967 secara resmi menjadi SMEA Negeri dan sepenuhnya dibawah pembinaan DEPDIKBUD. Tahun Pelajaran 1986/1987 kampus SMEA Negeri pindah ke Jln. Komplek Pendidikan dengan luas area 20.000 m2, yang merupakan bantuan dari ADB (ASIA DEVELOPMENT BANK). Salah satu prestasi SMKN 1 Rangkasbitung yang paling monumental adalah sebagai salah satu juara Nasional Wawasan Wiyatamandala pada tahun 1992. sekarang SMKN 1 Rangkasbitung berlokasi di JL.Dewi Sartika No.61L Rangkasbitung Lebak Banten. Sekolah ini memiliki 6 Kompetensi Keahlian (Spektrum Terbaru) , yaitu : 

AKL (Akuntansi Keauangan dan Lembaga)



OTKP ( Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran)

42



BDP (Bisnis Daring dan Pemasaran)



TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan)



MM (Multimedia)



TELIN ( Teknik Elektronika Industri)

Sejak tahun 2009 SMKN 1 Rangkasbitung di rintis sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Tak heran jika sekolah ini merupakan rujukan atau “imam” bagi SMK-SMK lain di Kabupaten Lebak. Setiap tahun Sekolah ini mengirimkan siswa-siswi terbaiknya dalam ajang LKS (Lomba Kompetensi Siswa) untuk mengikuti berbagai perlombaan, baik tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional. Prestasi yang di raih SMKN 1 Rangkasbitung memang tidak mudah. ISO telah dicapai. Kini, SMKN 1 Rangkasbitung sedang memperjuangkan untuk dapat menjadi sekolah bertaraf internasional. Memang berat menjadikan sekolah ini menjadi sekolah bertaraf internasional. Namun dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, dengan berupaya terus mempertahankan nilai ujian nasional (UN) baik untuk calon siswa baru maupun lulusannya dan sosialisasi kepada orangtua tentang program sekolah. Selain itu, meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Inggris dan komputer, karena dua program ini yang menjadi standar utama hal itu bisa terlaksana, Semoga semua bisa tercapai.

43

Dalam deskripsi umum penelitian ini penulis berusaha untuk mendapatkan data yang menunjang keberhasilan dalam penelitian tindakan, dengan melakukan prosedur kegiatan. Orientasi tindakan bertujuan agar guru maupun siswa tidak terganggu aktivitasnya dalam pembelajaran. Hasil orientasi tersebut mengenai kesediaan guru pendamping dan siswa. Untuk diwawancarai waktu pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) Perencanaan tindakan penelitian dilakukan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan difokuskan pada pembelajaran yang telah ditentukan. Perencanaan tindakan dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). dengan metode Thing Pair and Share melalui tahap-tahap: (a) Persiapan, (b) Pelaksanaan, (c) Penilaian. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Thing Pair and Share melalui tahap-tahap: (a) Persiapan, (b) Pelaksanaan, (c) Penilaian.

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Data Awal Untuk memperoleh data awal, peneliti melakukan orientasi lapangan sebelum pembelajaran dimulai terhadap fakta yang terjadi di dalam kelas. Hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut:

44

a) Iklim belajar siswa sudah kondusif, tempat duduk siswa sudah teratur dengan rapi. b) Pola interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran, guru lebih banyak memancing keaktifan siswa dalam belajar. Sementara interaksi sesama siswa belum kelihatan merata. c) Kegiatan siswa dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) masih kurang. d) Cara guru mengajar kurang bervariasi, sehingga tidak menumbuhkan minat siswa. Guru tidak pernah membahas kesulitan pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). e) Alokasi waktu pembelajaran di SMK tentang fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) masih terbatas. f) Data awal dalam pembelajaran pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) adalah adanya kesulitan yang dihadapi siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Rangkasbitung. 1) Siswa kurang mampu menerapkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dalam kehidupan sehari-hari. 2) Nilai pembelajaran fiqih (hukum zakat, haji dan wakap) masih di bawah KKM. 3) Etika,

kedisiplinan

siswa

dalam

kehidupan

relatif

tidak

menggambarkan indikator dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).

45

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Kelas 4.2.2.1 Tindakan Kelas Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Kelas Dari hasil refleksi awal, rancangan tindakan dilakukan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 X 45 menit kegiatan pembelajaran menggunakan metode Think Pair and Share dengan fokus pembelajaran persiapan, pelaksanaan dan penelitian. Dalam pelaksanaannya kegiatan itu meliputi: 1) Empat tahap persiapan: a) Menentukan metode yang akan dijadikan dasar untuk pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). b) Menentukan format penilaian. c) Menyiapkan bahan angket yang akan diisi oleh siswa dan guru, daftar wawancara dan daftar observasi lapangan. d) Menyiapkan catatan lapangan, untuk mencatat segala kejadian yang ada pada saat penelitian. 2) Tiga tahap pelaksanaan: a) Mengadakan kegiatan belajar mengajar pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Think Pair and Share. b) Pengisian angket oleh siswa dan guru. c) Mengobservasi dan mencatat kekurangan siswa dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) yang perlu diperbaiki.

46

3) Tiga tahap penilaian: a) Selama kegiatan belajar mengajar pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Think Pair and Share peneliti melakukan observasi untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. b) Menilai hasil pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap)siswa. c) Perbaikan. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama secara rinci diuraikan dalam perencanaan bentuk rencana pembelajaran, berikut ini rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir).

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan pembelajaran di mulai pada tanggal 6 Februari 2018 pukul 07.00 Wib samapai dengan pukul 9.15 Wib, jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 orang. Langkah yang ditempuh pada pelaksanaan siklus 1 yaitu: mengadakan pretes sebelum materi pelajaran diberikan. Pertemuan

kesatu,

kegiatan

pembelajaran

di

awali

dengan

mengabsen siswa satu persatu dan pada hari ini tidak ada siswa yang tidak masuk, kemudian guru menginformasikan materi pembelajaran tentang fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) sekilas dengan metode Think Pair and Share sekilas gambaran pembelajaran:

47

“Anak-anak, hari ini Bapak akan menjelaskan cara pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Think Pair and Share“. Anakanak, dalam

pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) yang

memegang peran sangat penting pada sistem pembelajaran ilmu fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) merupakan pedoman bagi umat manusia dalam persoalan atau masalah hukum dan masalah ibadah bagi umat islam. Yaitu peraturan-peraturan

yang

diperuntukkan

kepada

manusia

sekaligus

bagaimana tata cara pelaksanaan atau praktiknya. Ada banyak persoalan yang harus dijawab mengapa terkadang kita menjumpai seseorang yang menjalankan suatu amalan dalam pelaksanaannya tidak sama dengan apa yang kita lakukan, padahal sumber atau pedoman yang dipakai sama, yaitu alQur’an dan hadist. Setelah penjelasan dianggap cukup, guru menugaskan siswa untuk membentuk

kelompok

menjadi

lima

kelompok,

kemudian

guru

memberikan tugas untuk pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) kepada masing-masing kelompok dan menugaskan untuk pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Think Pair and Share. “Anak-anak, hari ini Bapak akan menjelaskan cara pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) merupakan fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) merupakan pedoman bagi umat manusia dalam persoalan atau masalah hukum dan masalah ibadah bagi umat islam. Yaitu peraturanperaturan yang diperuntukkan kepada manusia sekaligus bagaimana tata cara pelaksanaan atau praktiknya. Ada banyak persoalan yang harus

48

dijawab mengapa terkadang kita menjumpai seseorang yang menjalankan suatu amalan dalam pelaksanaannya tidak sama dengan apa yang kita lakukan, padahal sumber atau pedoman yang dipakai sama, yaitu al-Qur’an dan hadist. Di akhir pembelajaran, ada waktu lima menit, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan merefleksiakan pelajaran PAI. Guru menutup pelajaran pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) denganmetode Think Pair and Sharesiswa istirahat dan untuk selanjutnya dilanjutkan dengan pelajaran yang lain. Hasil yang diperoleh siswa dalam siklus 1 penelitian ini dapat diuraikan dalam tabel berikut ini Tabel 4.1 Nilai Siklus I No

No Responden

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010 0011 0012 0013 0014 0015 0016 0017

70 75 70 60 60 60 65 65 65 65 60 60 55 55 55 60 60

49

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

0018 0019 0020 0021 0022 0023 0024 0025 0026 0027 0028 0029 0030 0031 0032 0033 0034 0035 0036

60 70 75 75 75 70 60 65 80 60 80 75 60 70 80 75 75 75 60

Tabel 4.2 Persentase Nilai Siswa Siklus I No

Rentang Nilai

Frekuensi

Persentase

1

86 - 100

0

0%

2

76 - 85

2

27,77%

3

65 - 75

19

52,77%

4

0 - 64

15

41,66%

36

100

Jumlah

Dari

tabel

4.2

dapat

dijelaskan

bahwa

dikatakan

mampu

mengaplikasikan metode Think Pair and Share ke dalam pembelajaran fiqih

50

(materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan nilai baik antara 86 sampai dengan 100 adalah tidak ada. Nilai baik antara 76 sampai 85 dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sejumlah 2 (7,77%) siswa dari 36 siswa. Nilai yang cukup pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) antara 65 sampai 75 sejumlah 19 siswa (52,77%) dan nilai antara > 64 sejumlah 15 siswa (41,66%) dari 36 siswa.

4.3 Deskripsi Data Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan Kelas Dari hasil refleksi siklus I rancangan tindakan dilakukan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 X 45 menit kegiatan pembelajaran menggunakan teknik penggunaan metode Think Pair and Sharedengan fokus pembelajaran persiapan, pelaksanaan dan penelitian. Dalam pelaksanaannya kegiatan itu meliputi : 1) Empat tahap persiapan: a) Menentukan metode Think Pair and Share yang akan dijadikan dasar untuk pembelajaran b) Menentukan format penilaian. c) Menyiapkan bahan angket yang akan diisi oleh siswa dan guru, daftar wawancara dan daftar observasi lapangan. d) Menyiapkan catatan lapangan, untuk mencatat segala kejadian yang ada pada saat penelitian.

51

2) Tiga tahap pelaksanaan: a)

Mengadakan kegiatan belajar mengajar fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Thik Pair and Share.

b)

Pengisian angket oleh siswa dan guru.

c)

Mengobservasi dan mencatat kekurangan siswa dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) yang perlu diperbaiki.

3) Tiga tahap penilaian: a) Selama kegiatan belajar mengajar fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan teknik penggunaan metode Think Pair and Share, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. b) Menilai hasil belajar siswa. c) Perbaikan. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama secara rinci diuraikan dalam perencanaan bentuk rencana pembelajaran, berikut ini rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir)

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan kesatu, kegiatan pembelajaran diawali dengan mengabsen siswa satu persatu dan pada hari ini tidak ada siswa yang tidak masuk, kemudian guru menginformasikan materi pembelajaran tentang fiqih (materi

52

hukum haji, zakat dan wakap) dengan metode Think Pair and Share sekilas gambaran pembelajaran: “Anak-anak, hari ini Bapak akan menjelaskan pembelajaran tentang fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) adalah Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yakni rukun yang ketiga, fardhu ‘ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Perintah wajib mengeluarkan zakat ialah pada tahun kedua Hijriah atau tahun sebelum perintah puasa Ramadhan. Dalam penerapan metode Think Pair and Share guru memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh siswa. Pada waktu siswa belajar fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap), guru berkeliling di antara tempat duduk mereka, melihat siswa yang sedang belajar PAI, ada siswa yang bertanya tentang metode Thing Pair and Share yang kurang jelas, dan guru menjelaskannya. Ada beberapa kejadian yang terpantau, ketika siswa mengerjakan tugas tentang fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sebagai pelajaran yang sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut: (1) Ada beberapa siswa dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) masih kurang mengerti. (2) Pebelajaran telah selesai, kemudian beberapa siswa ditugaskan maju ke depan membacakan hasil dari pembelajaran yang ditugaskan oleh guru, kemudian siswa yang lain menyimak. . Hasil yang diperoleh siswa dalam siklus II penelitian ini dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:

53

Tabel 4.3 Nilai Siklus II No

No Responden

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010 0011 0012 0013 0014 0015 0016 0017 0018 0019 0020 0021 0022 0023 0024 0025 0026 0027 0028 0029 0030 0031 0032 0033 0034 0035 0036

80 80 85 76 76 78 79 80 75 78 78 86 76 75 75 80 80 70 77 79 78 77 77 75 75 88 75 88 80 75 76 88 77 77 77 75

54

Tabel 4.4 Persentase Nilai Siswa Siklus II No

Rentang Nilai

Frekuensi

Persentase

1

86 - 100

4

11,110%

2

76 - 85

20

55,55%

3

65 - 75

12

33,33%

4

0 - 64

0

0%

∑

36

100

Dari tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dikatakan mampu mengaplikasikan metode Think Pair and Share ke dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan nilai baik antara 86 sampai dengan 100 adalah 4 (11,11%). Nilai baik antara 76 sampai 85 dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sejumlah 20 (55,55%) siswa dari 36 siswa. Nilai yang cukup pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) antara 65 sampai 75 sejumlah 12 siswa (33,33%) dari 36 siswa dan siswa dengan nilai > 64 tidak ada.

4.3.3 Analisis dan Refleksi Siklus II Dari hasil observasi terhadap siklus I dan setelah berdiskusi dengan guru pendamping dan kepala sekolah, diperolah simpulan refleksi antara lain:

55

1) Variasi guru dalam pembelajaran secara berkelompok dan individu untuk pembelajaran fiqih (hukum zakat, haji dan wakap) dengan metode Think Pair and Share sangat baik untuk mengetahui kelemahan siswa dalam penerapannya di lingkungan. 2) Teknik guru menggunakan metode Think Pair and Share dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sangat membantu untuk menemukan masalah-masalah siswa dalam penerapan dan kedisiplinan anak tentang akhlak dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat. 3) Pemberian semangat oleh guru dan temannya dengan bertepuk tangan setelah siswa selesai membacakan hasil diskusinya dlam memeccahkan masalah tentang pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).dapat memberikan rasa percaya diri dan rasa bangga pada siswa karena merasa dapat melaksanakan tugas. 4) Dari hasil pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) hal-hal yang perlu mendapat perhatian untuk dilaksanakan pada siklus berikut adalah: a) Penekanan terhadap siswa pentingnya pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dalam kehidupan sehari-hari dan prakteknya di masyarakat. b) Belum berkembangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terlihat pada saat guru memberi kesempatan siswa untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusi masih kurang.

56

4.4 Deskripsi Data Siklus III 4.4.1 Perencanaan Tindakan Siklus II Dari hasil refleksi siklus II, rancangan tindakan siklus III dilakukan dalam satu kali pertemuan, pembelajaran untuk siswa kelompok dan individu dijadikan satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 X 45 menit, dimulai dengan kerja kelompok dan dilanjutkan tugas individu. Berdasarkan hasil refleksi siklus II, kegiatan-kegiatan yang masih belum tercapai meliputi: (1) Penekanan terhadap siswa pentingnya pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) dalam kehidupan sehari-hari dan praktiknya di masyarakat. (2) Belum berkembangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terlihat pada saat guru memberi kesempatan siswa untuk maju ke depan kelas.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pelaksanaan siklus II penelitian ini dilakukan sekali pertemuan dengan waktu 3 X 45 menit. Pembelajaran terlebih dahulu dengan menggunakan kelompok, yaitu membagi siswa menjadi 10 kelompok, satu kelompok terdiri dari tiga orang. Setelah tugas kelompok selesai dikumpulkan, dilanjutkan tugas individu dengan formasi tempat duduk seperti waktu kelompok.

57

Sekilas tentang pelaksanaan tindakan kelas siklus III, dengan mengabsen siswa satu persatu dan pada hari ini tidak ada siswa yang tidak masuk, kemudian guru menginformasikan materi pembelajaran tentang akidah akhlaq dengan gambar yang ada di buku pelajaran tentang akidah dan akhlak manusia. Sekilas gambaran pembelajaran: “Anak-anak, hari ini kita akan mengamati gambar yang ada pada buku pelajaran tentang bagimana akidah dan akhlak manusia dalam kehidupan seharihari?. Disini bapak akan menerangkan tentang wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang dapat diambail manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan. Kelebihan wakaf dari amal yang lain adalah berwakaf bukan hanya seperti sedekah biasa, tetapi lebih besar ganjaran dan bermanfaatnya terhadap diri yang berwakaf itu sendiri, karenan ganjaran wakaf itu terus menerus mengalir selama barang wakaf itu masih berguna, juga terhadap masyarakat, dapat menjadi jalan untuk kemajuan yang seluas-luasnya. Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil-dalil wakaf bagi kepentingan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh islam Jika tugas pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) telah selesai, setiap wakil kelompok

untuk

membacakan

hasil

pengamatannnya

tentang

pembelajaran pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) di depan kelas, yang pertama maju adalah dari kelompok 3. Hasil yang diperoleh siswa dalam siklus II peneliti dapat diuraikan dalam tabel berikut:

58

Tabel 4.5 Nilai Siklus III No

No Responden

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010 0011 0012 0013 0014 0015 0016 0017 0018 0019 0020 0021 0022 0023 0024 0025 0026 0027 0028 0029 0030 0031 0032 0033 0034 0035 0036

88 88 87 77 85 85 85 86 80 78 78 87 79 79 78 86 86 75 78 80 86 77 77 78 78 88 78 88 85 75 76 88 78 79 78 75

59

Tabel 4.6 Persentase Nilai Siswa Siklus III No

Rentang Nilai

Frekuensi

Persentase

1

86 - 100

10

27,77%

2

76 - 85

14

38,89%

3

65 - 75

2

5,55%

4

0 - 64

0

0%

∑

36

100

Dari tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dikatakan mampu mengaplikasikan metode Think Pair and Share ke dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan nilai baik antara 86 sampai dengan 100 adalah 10 (27,77%). Nilai baik antara 76 sampai 85 dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sejumlah 14 (38,89%) siswa dari 36 siswa. Nilai yang cukup pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) antara 65 sampai 75 sejumlah 2 siswa (5,55%) dari 36 siswa dan siswa dengan nilai > 64 tidak ada. Penggunaan metode Think Pair and Share dapat meningkatkan pembelajaran Fiqih (materi hukum zakat, haji dan wakap) di kelas X AKL 1.

60

4.4.3 Analisis dan Refleksi Siklus III Setelah dilakukan diskusi diperoleh simpulan refleksi antara lain: 1) Agar siswa dalam belajar, perlu adanya informasi yang diketahui siswa, seperti bentuk kegiatan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap). 2) Pemberian tugas pada siswa di akhir pembelajaran sangat baik, karena dapat membantu siswa dalam meningkatkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap). 3) Dalam proses kegiatan di kelas, menugaskan siswa untuk membacakan hasil dari pengamatan secara bergiliran sangat baik, dapat menumbuhkan keaktifan proses pembelajaran. 4) Peningkatan pencapaian hasil pada siklus III sangat baik. Hal ini dari hasil rekapitulasi nilai pra-siklus sampai dengan siklus II pada tabel berikut:

4.5 Pembahasan Dalam penelitian ini, pelaksanaan siklus tindakan dibatasi sampai siklus III. Hal ini didasarkan atas perolehan hasil belajar siswa yang sudah relatif baik. Hasil rangkaian pelaksanaan tindakan pra-siklus sampai siklus III menunjukkan bahwa penggunaan metode Think Pair and Share untuk pembelajaran fiqih dapat meningkatkan kejujuran, kedisiplinan dan ketaqwaan siswa dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.

61

Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair and Share dapat menciptakan rasa senang dan semangat pada diri siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan dapat mempermudah mereka dalam pembelajaran guna menemukan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk aktif serta mencari sendiri permasalahan pembelajaran fiqih (materi haji, zakat dan wakap). Dengan bantuan metode Think Pair and Share siswa dapat mengatasi kesulitan dalam pembelajaran fiqih (materi haji, zakat dan wakap) dengan mengamati tingkah laku dan penilain diri serta teman sebaya yang ada di kelas juga di dalam lingkungan sekitarnya serta dapat membuka wawasan siswa tentang metode Think Pair and Share hal ini dapat di lihat pada hasil setiap indikator/kriteria penilaian pada setiap siklus. Dalam rangkaian pelaksanaan siklus tindakan, pada umumnya setiap siklus tindakan menampakkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik, meskipun di sisi lain masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Adapun hasil pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan menggunakan metode Think Pair and Share dari hasil pembahasan temuan pra-siklus sampai siklus III adalah sebagai berikut:

62

Tabel 4.8 Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih Tindakan Siklus No

Aspek yang Diamati I

II

III

Keaktivitasan siswa dalam proses pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap)

36

36

36

Prosentase keaktivitasan siswa dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap)

100%

100%

100%

3

Kemampuan awal fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap)

70%9%

85%

90%

4

Hasil peningkatan hasil belajar

31,21%

69,65%

90,40%

5

Keefektifan metode 60%

80%

100%

1

2

Tabel 4.9 Hasil Tindakan Siklus I, II, dan III Frekuensi

Prosentase

Nilai Siklus I

Siklus II

Siklus III Siklus I Siklus II

Siklus III

86 - 100

0

4

10

0%

11,110%

27,77%

76 - 85

2

20

14

27,77%

55,55%

38,89%

65 - 75

19

12

2

52,77%

33,33%

5,55%

0 - 64

15

0

0

41,66%

0%

0%

∑

36

100

63

Gambar 3 Histogram Hasil Tindakan Siklus I, II, dan III

20 15

86 -100 76-85

10

65 -75 >64

5 0 Pra-Siklus

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan gambar histogram di atas, pencapaian hasil belajar Fiqih (hokum zakat, haji dan wakap) pada siswa kelas X AKL 1 dari siklus 1 meningkat pada tindakan siklus 2 dan siklus 3 yang bernilai 86 sampai 100 dari siklus I tidak ada dan tindakan siklus II sebanyak 4 siswa meningkat menjadi 10 siswa pada siklus III. Nilai 76 sampai 85 dari siklus I sejumlah 2 siswa meningkat menjadi 20 siswa dan nilai > 64 tidak ada.

64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus I sampai siklus tindakan III dengan menggunakan metode Think Pair and Share dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi fiqih di kelas X AKL 1 SMK Negeri

1

Rangkasbitung serta pembahasan penulis lakukan, maka dapat penulis kesimpulkan sebagai berikut: mampu mengaplikasikan metode Think Pair and Share ke dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) dengan nilai baik antara 86 sampai dengan 100 adalah 10 (27,77%). Nilai baik antara 76 sampai 85 dalam pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) sejumlah 14 (38,89%) siswa dari 36 siswa. Nilai yang cukup pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap) antara 65 sampai 75 sejumlah 2 siswa (5,55%) dari 36 siswa dan siswa dengan nilai > 64 tidak ada. Penggunaan metode Think Pair and Share dapat meningkatkan pembelajaran Fiqih (materi hukum zakat, haji dan wakap) di kelas X AKL 1.

5.2 Saran-saran Pembelajaran fiqih sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu, penulis sarankan, hendaknya guru memberikan waktu dan kesempatan yang luas bagi siswa untuk menerapkan pembelajaran fiqih (hukum haji, zakat dan wakap) di masyarakat dan di sekolah.

65

Pengarahan dan dorongan guru bahasa sangat diperlukan agar siswa merasakan betapa pentingnya fiqih (hukum zakat, haji dan wakap) dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sarankan agar guru PAI kelas X dapat menggunakan metode pembelajaran variatif dan melibatkan aktivitas-aktivitas siswa agar pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).menjadi mudah dan tidak membosankan. Metode pembelajaran yang penulis sarankan adalah penggunaan metode Thing Pair and Share dalam pembelajaran fiqih (hukum zakat, haji dan wakap).

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, dkk. 2008. PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Darajat, Zakiya. Ilmu Fiqih.Yogyakarta: PT Dana Bakti Waqaf Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hasbi . 2012. Pembelajaraan Fiqih (hukum haji, zakat dan wakap). Jakarta: Depag. Huda, Miftahu. 2013. Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta. Isa Asyur, Ahmad.1995.Fiqih Islam Praktis. Jakarta: Mantiq Mulyasa, H, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosda Karya. Margino dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam 1. Jakarta: Ghalia Indonesia Muhammad, al-‘Allamah. 2004. FIQIH EMPAT MAHZAB. Bandung: Hasyim Rasjid, Sulaiman. 2010. FIQH ISLAM. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah. Qosim, M. Rizal.2009.Pengamalan Fikih.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka http://www.makalah.ilmu.fiqih.blogspot.com

67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Mata Pelajaran

: PAI

Kelas/ Semester

: X/2

Waktu

: 3 Jam Pelajaran (3 X 45 menit)

I. Kompetesi Dasar Siswa dapat menerapkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).dalam kehidupan sehari-hari. II. Hasil Belajar Akidah akhlaq melalui metode Think Pair and Share dengan etika yang baik. III. Indikator Mendeskripsikan gambaran-gambaran yang ada dalam

metode Think Pair

and Share secara rinci d dengan kedisiplinan dan etika yang baik. IV. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal a. Mengabsen siswa b. Guru menginformasikan pada siswa kegiatan yang dilaksanakan, indikator waktu harus dikuasai oleh siswa. 2. Kegiatan Inti a. Siklus 1 pertemuan kesatu 1) Siswa dibentuk menjadi empat kelompok 2) Tiap kelompok diberi gambaran tentang metode Think Pair and Share

68

3) Informasi dari guru tentang materi pelajaran. 4) Siswa mengamati dengan baik dan memahami metode scientific inquiry. 5) Siswa membacakan hasil dari tugas pembelajaran akidah ahlaq, tiap kelompok dengan melalui perwakilan, kelompok yang lain menanggapi. 6) Hasil diskusi dikumpulkan.

c. Kegiatan Akhir Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas, sebagai tindak lanjut, guru memberi dorongan kepada siswa agar menerapkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).dalam kehidupan sehari-hari. V. Penilaian Prosedur

: Proses

Jenis

: Observasi pengamatan dan hasil akidah akhlaq siswa

Alat

: Format penilaian pembelajaran akidah akhlaq.

VI. Alat dan Sumber Alat

: Video pembelajaran akidah akhlaq.

Sumber

: 1. Kurikulum 2013 2. Buku pelajaran Agama Islam untuk SMK

69

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III Mata Pelajaran

: PAI

Kelas/ Semester

: X/2

Tema

: Kedisiplinan dalam kehidupan

Waktu

: 3 Jam Pelajaran (3 X 45 menit)

I. Kompetesi Dasar Siswa dapat menerapkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).dalam kehidupan sehari-hari. II. Hasil Belajar Akidah akhlaq melalui

penggunaan metode Think Pair and Sharedengan

kedisiplinan dan etika yang baik. III. Indikator Mendeskripsikan gambaran-gambaran yang ada dalam

metode Think Pair

and Sharesecara rinci d dengan kedisiplinan dan etika yang baik. IV. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal a) Mengabsen siswa b) Guru menginformasikan pada siswa kegiatan yang dilaksanakan, indikator waktu harus dikuasai oleh siswa. 2. Kegiatan Inti a) Siswa dibentuk menjadi empat kelompok b) Tiap kelompok diberi gambaran tentang metode scientific inquiry.

70

c) Informasi dari guru tentang materi pelajaran. d) Siswa mengamati dengan baik dan memahami metode scientific inquiry. e) Siswa membacakan hasil dari tugas pembelajaran akidah ahlaq, tiap kelompok dengan melalui perwakilan, kelompok yang lain menanggapi. f) Hasil diskusi dikumpulkan. 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas, sebagai tindak lanjut, guru memberi dorongan kepada siswa agar menerapkan pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).dalam kehidupan sehari-hari. V. Penilaian Prosedur Jenis

: Proses : Observasi pengamatan dan hasil pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).siswa

Alat

: Format penilaian pembelajaran pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).

VI. Alat dan Sumber Alat

: Video pembelajaran pembelajaran fiqih (materi hukum haji, zakat dan wakap).

Sumber

: 1. Kurikulum 2013 2. Buku pelajaran Agama Islam untuk SMK

71

LATIHAN SOAL

3. a. b. c. d. e. 4. a. b. c. d. e. 5. a. b. c. d. e. 6. a. b. c. d. e. 7. a. b.

1. Zakat yang kita bayarkan menjelang hari raya Idul Fitri adalah…. a. Zakat mal b. Zakat pertanian c. Zakat fitrah d. Zakat emas dan perak e. Zakat harta 2. Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang berhak menerimanya apabila…. a. Telah diminta oleh mustahik b. Harta telah banyak c. Harta telah melebihi kebutuhan d. Harta itu telah sampai nisabnya e. Setahun dikelola Orang yang baru masuk islam dan perlu bimbingan iman disebut…. Ibnu sabil Musafir Fuqara Mualaf Duafa Di bawah ini adalah golongan yang tidak berhak menerima zakat…. Amil Mustad’afin Ibnu sabil Mualaf Sabilillah Berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwa disebut…. Tawaf Wukuf Sa’i Tahalul Ihram Ihram ketika pelaksanaan ibadah haji termasuk…. Syarat-syarat haji Rukun haji Sunah haji Larangan dalam ibadah haji Anjuran dalam ibadah haji Rukun haji yang tidak ada pada rukun umrah adalah…. Ihram Wukuf

72

c. Tawaf d. Sa’i e. Tahalul 8. Dibawah ini adalah rukun wakaf, kecuali…. a. Wakaf b. Mauquf c. Mauquf alaih d. Sigat e. Qabul 9. Hukum wakaf ialah…. a. Wajib b. Sunnah c. Jaiz d. Makruh e. Wajib kifayah 10. Harta yang paling baik untuk diwakafkan adalah harta yang… a. Paling dicintai b. Sudah jelek c. Tidak mahal d. Ingin dibuang e. Paling lama dimiliki

73