KROMATOGRAFI PARTISI
KELOMPOK 1: DHIKI PERNANDO MIRATUSSALIHA FADHIL FERDIAN
(1510411006) (1510411015) (1510412015)
1. PENGERTIAN KROMATOGRAFI PARTISI
“
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan.
“
▷Kromatografi partisi ialah pemisahan komponen yang didasarkan atas perbedaan polaritas pada matrik (fase diam). ▷Sistem ini terjadi pada kromatografi yang menggunakan fase diam dan fase bergeraknya berupa cairan, fase diam dan fase bergeraknya berupa gas, fase diam berupa cairan sedangkan fase bergerak berupa gas, atau fase diam berupa gas sedangkan fase geraknya berupa cairan.
2. SEJARAH KROMATOGRAFI PARTISI
“
Pada 1952 Archer John Porter Martin dan Richard Laurence Millington Synge memenangkan anugerah Nobel bidang Kimia untuk temuannya mengenai kromatografi partisi.
Mereka mengembangkan Kromatografi Willstater menggunakan kromatografi kertas saring berpori, yang memungkinkan isolasi dan identifikasi bahan kimia yang mirip dengan asam amino.
3. PRINSIP KROMATOGRAFI PARTISI
“
▷ Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. ▷ Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa diam dan fasa gerak.
▷ Fasa diam dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa gerak adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang teradsorbsi.
4. ALAT KROMATOGRAFI PARTISI
“
“
Pada kromatografi partisi dapat digunakan bahan-bahan sebagai berikut : ▷ Bahan Penyangga Beberapa zat padat, misalnya tanah silika murni ▷
▷ Fase Diam Bila yang digunakan sebagai fase diam merupakan campuran, hendaknya dicampur dulu sebelum disalut pada bahan penyangga. ▷ ▷ Fase Gerak Bila fase diam dapat campur dengan air, hendaknya diseimbangkan dengan air terlebih dahulu, bila fase diam adalah senyawa organik polar, hendaknya di seimbangi dengan pelarutnya terlebih dahulu.
“
▷Faktor Selektifitas (α) Selektifitas merupakan kemampuan instrumen dalam mengenali senyawa-senyawa dalam campuran” untuk mendapat selektifitas yang maksimum maka harus dicari interaksi yang sesuai (apakah partisi, adsorpsi, size exclusion, atau ion exchange). Faktor selektifitas (α) dapat dicari dengan: ▷α = k2/k1 = (tR2-tm)/(tR1-tm) ▷Apabila kedua senyawa memiliki nilai K yang sama / α = 1 maka kedua senyawa tidak dapat dipisahkan. karena waktu retensinya identik. ▷Faktor Spesifisitas (Kd) Sifat spesifisitas dari kromatografi didasarkan pada sifat dari senyawa yang spesifik. Senyawa memiliki sifat spesifik karena memiliki Kd yang spesifik. ▷Kapasitas Kolom (K’) ▷Menunjukkan kemampuan kolom menampung analit. Semakin lama analit berada dalam kolom, akan semakin besar nilai kapasitasnya. Nilai K’ yang bagus antara 1-10. Jika k’ terlalu kecil, kemungkinan pemisahannya belum sempurna dan jika terlalu besar maka akan terjadi pelebaran puncak. ▷Resolusi (Rs) ▷Untuk taraf kepercayaan 95%, harga Rs yang baik adalah > 1,5. Jika kurang dari ini maka puncak dari masing2 analit akan saling tumpang tindih
6. TEORI MENDASARI KROMATOGRAFI PARTISI
Sebuah teori yang dikembangkan oleh Van Deemter berusaha menggambarkan bentuk puncak elusi dari kromatogram. Ekspresi pengertian kualitatifnya sangat berguna pada optimalisasikinerja kolom. Ada tiga prinsip yang memberikan kontribusi pada melebarnya suatu pita(puncak), yaitu :
“
1. Efek multipath atau difusi pusaran. (sebagai A) 2. Difusi molekuler (sebagai B) 3. Perlawanan pada perpindahan massa (gas dan cairan, sebagiai C) HETP = A + B/μ + C Dimana A, B, dan C adalah konstanta yang disebutkan di atas dan P adalah kecepatan linear gas( atau Kecepatan aliran) yang melalui kolom kromatografi.
7. JURNAL TENTANG KROMATOGRAFI PARTISI
▷ JUDUL Penentuan Kadar Sentrifugal
Urea
dalam
“
Krim
Urea
dengan
Menggunakan
Kromatografi
▷TUJUAN Untuk menentukan kadar urea dalam krim urea dengan metode kromatografi partisis dan spektro UV-Vis
▷FASE GERAK DAN FASE DIAM Fase diam = n-Heksan Fase gerak = Larutan metanol yang mengandung HCL dan PDAB
“
▷HASIL ▷ Pelarut pada C sistem ini dioptimasi dengan menghitung waktu retensi dari fase gerak, garis-garis spektrum, dan waktu retensi dari komposisi aktifnya. ▷
Grafik 2 menunjukkan bahwa spektrum UV-Vis dari fase gerak dan fraksi larutan urea dan PDAB pada panjang gelombang 430 nm hampir tidak mengalami absorpsi.
▷
Sementara larutan yang direaksikan menunjukkan absorpsi yang baik. Maka dari itu dipilihlah panjang gelombang 430 nm untukpenentuan kadar urea.
“
▷Laju Alir dan Dosis PDAB ▷Sebagai kromatografi partisi, fase gerak dan fase diam yang digunakan adalah larutan. ▷Sejumlah kecil fase diam dapat dialiri oleh fase gerak sehinga membuat grafiknya tidak stabil (grafik 3A). ▷Biasanya, semakin lambat fase gerak mengalir maka semakin besar volume dari fase diam yang teraliri. Lajun alir rata-rata yang didapat adalah 5 mL/menit
“
▷RSD dari penentuan kadar urea dihitung pada 1,2% dan rata-rata pengulangan adalah 98,5% dengan RSD-nya 0,7%. Hal ini mengindikasikan bahwa presisi dari peralatan dan pengulangan dari metode sudah memadai, dan larutan uji masih stabil lebih dari 24 jam setelah pengujian.
“
Thanks! Any questions?
Pertanyaan •Kamelia deswita : meminta Gambar alat. •Nofitri Utami : kolom berbentuk memutar apakah ada hubungannya dengan hasil ? •Harits Haman : 1. apa itu partisi? 2. Apa kelebihan dan kekurangan partisi dari ion exchange?