1. Penyebab Penyakit PES ditinjau dari segitiga epidemiologi a. Host Penyakit ini tidak spesifik menyerang golongan umur tertentu ataupun jenis kelamin tertentu tetapi penyakit ini dapat menyerang semua kalangan masyarakat, karena jika kondisi lingkungan kotor maka dapat menjadi tempat hidup reservoir sehingga dapat terjadi penularan. Semua orang rentan terhadap penyakit ini, timbulnya kekebalan setelah sembuh dari sakit bersifat relatif, tidak melindungi seseorang jika terjadi inokulasi dalam jumlah banyak.
b. Agent Agent penyakit ini ialah bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis). Bakteri berbentuk batang, ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bersifat bipolar, non motil/tidak bergerak, non sporing/tidak berspora dan bersifat anaerob fakultatif, gram negatif. Y. pestis dapat tumbuh pada kisaran suhu 25-37°C. Pada suhu 28°C merupakan suhu optimum tetapi kapsul yang terbentuk tidak sempurna. Pada
suhu
37°C
merupakan
suhu
terbaik
bagi
pertumbuhan bakteri tersebut. Pertumbuhan bakteri akan lebih cepat apabila berada dalam perbenihan yang mengandung darah atau cairan jaringan dan tumbuh paling cepat pada suhu 30°C. Dalam biakan darah pada suhu 37°C dalam 24 jam dapat muncul koloni yang sangat kecil, berwarna keabu-abuan dan kental. c. Environment Reservoir dari penyakit ini biasanya hidup di lingkungan rumah yang kotor atau tempat-tempat yang biasanya dihuni sebagai sarang tikus seperti gudang penyimpanan barang, gudang peti kemas di pelabuhan, daerah persawahan dan juga di daerah perbukitan. Daerah-daerah tersebut merupakan tempat sarang tikus karena di daerah tersebut terdapat sumber makanan bagi reservoir. 2. Riwayat alamiah penyakit PES Plague, disebut juga penyakit pes merupakan infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan atau cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan-bulan lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara. Jenis-jenis plague dan gejalanya pada manusia, ada 3 jenis penyakit plague yaitu:
a. Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.
b. Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.
c. Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paruparu), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar. Pembahasan Riwayat Alamiah Penyakit PES sebelum manusia sakit. 1. Pre patogenesis (Stage of Susceptibility) Pada tahap ini agen penyakitnya yersinia pestis, sedangkan inang atau penjamu (host) adalah manusia. Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu (manusia) dengan agen atau bibit penyakit (bakteri yersinia pestis), tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh setelah berinteraksi dengan hewan yang terjangkit (interaksi penyebab, penjamu dan lingkungan terhadap stimulus). 2. Patogenesis Merupakan reaksi penjamu terhadap stimulus, pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu (host), tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Setelah itu terjadi tahap penyakit dini (Stage of Clinical Disease) pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. Mekanisme Patogenesis adalah efek patogen yang dihasilkan oleh unsur penyebab infeksi, dapat terjadi karena mekanisme infeksi yang menetap (infeksi laten). Penyakit pes merupakan infeksi disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang berada di pejamu dengan keadaan menimbulkan gejala setelah mengalami infeksi. Seperti timbul papula yaitu benjolan kecil pada kulit, pustula merupakan benjolan permukaan kulit bernanah, karbunkel yaitu bisul, penyebaran daerah kulit petekie yaitu timbulnya bintik merah akibat oendarahan intra dermel atau submokosa, vaskulitis yaitu radang pembuluh darah dan perdarahan karena trombositopenia yang disebabkan jumlah trombosit kurang dari normal. Selanjutnya kesakitan dini yang mulai nampak, berdasarkan aspek klinis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Tipe Bubonik
Demam > 41◦C Bubo (perbesaran, radang suparatif kelenjar limfe) daerah inguinal (lipat
paha)/ femoral (kaitan femur)/ aksila (ketiak)/ servical (leher) dan takikardi yaitu denyut jantung cepat lebih dari 100 tiap menit b. Tipe Meningeal
Komplikasi type bubonic tjd pd hr ke 7 –9
Sakit kepala
c. Tipe Pneumonik (radang paru)
Lemas
Sakit kepala
Vomotus (mual/muntah)
d. Tipe Septikemik
Pucat
Lemas
e. Tipe Kutaneal
Papula (penonjolan kecil pada kulit)
Pustula ( Penonjolan permukaan kulit berisi nanah)
Karbunkel (bisul besar, radang pada folikel rambut)
3. Postpatogenesis Tahap akhir penyakit pes pada manusia, meliputi: a. Tipe 1 (Bubonik)
: Kegagalan pada jantung, kematian
b. Tipe 2 (Meningeal)
: Kematian
c. Tipe 3 (Pneumonik) : Meninggal pada hari ke-4 dan 5 d. Tipe 4 (Septikemik) : Meninggal pada hari pertama, setelah timbul gejala fibris (demam) e. Tipe 5 (Kutaneal)
: Kematian
3. Kegiatan Surveilans Epidemiologi penyakit PES 4. 5. Survailens Epidemiologi 6.
A. Pengertian Surveilans Epidemiologi
7. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. 8. Penyelidikan Epidemiologi 9.
A. Pengertian Penyelidikan Epidemiologi (PE)
10. Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan. 11. B. Tujuan PE 12. Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari penyakit itu. 13. C. Kegiatan PE 14. a.
Tahap Survei pendahuluan
15.
Menegakan diagnosa
16.
Memastikan adanya KLB
17.
Buat
hypotesa
mengenai
mempengaruhinya 18. b. Tahap pengumpulan data
penyebab,
cara
penyebaran,
dan
faktor
yg
19.
Identifikasi kasus kedalam variabel epid (orang, tempat, waktu)
20.
Tentukan agen penyebab, cara penyebaran, dan faktor yg
21.
Menentukan kelompok yang rentan/beresiko
22. c.
Tahap pengolahan data
23.
Lakukan pengolahan data menurut variabel epidemiologi, menurut
mempengaruhinya.
ukuran epid
(Angka insiden, Angka prevalen, Case fatality), menurut nilai statistik
(Mean,
median mode, deviasi) 24.
Lakukan analisa data
25.
Buat intepretasi hasil analisa
26.
Buat laporan hasil PE
27. d. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahannya 28.
Tindakan penanggulangan
29.
Tindakan pencegahan
30. Skrining Penyakit PES 31. Penyakit Pes : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Penyakit pes adalah infeksi bakteri serius yang bisa mematikan. Terkadang disebut sebagai “black plague” (wabah hitam) atau penyakit sampar. Penyakit ini disebabkan oleh galur bakteri yang disebut Yersinia pestis. Bakteri yang sering ditemukan pada hewan dan biasanya ditularkan ke manusia melalui kutu. Risiko wabah tertinggi terjadi di daerah yang memiliki sanitasi buruk, penduduk padat, dan populasi besar hewan pengerat. Pada abad pertengahan, wabah penyakit pes bertanggung jawab atas kematian jutaan orang di Eropa. Hari ini, hanya ada 1.000 hingga 2.000 kasus dilaporkan di seluruh dunia setiap tahun, dengan insiden tertinggi di Afrika. sampar penyakit pes gambar pes bubonic Penyakit pes ini bisa berkembang pesat dan berpotensi tinggi menyebabkan kematian jika tidak diobati. Oleh sebab itu Anda harus menghubungi dokter segera atau pergi ke layanan gawat darurat apabila mengalami gejala-gejala penyakit pes yang akan kami paparkan di sini. Mengenal Jenis-Jenis Penyakit Pes Ada tiga bentuk dasar dari wabah: # Bubonic Plague Jenis pes yang paling umum. Hal ini biasanya terjadi akibat gigtan hewan pengerat yang terinfeksi. Dalam kasus yang sangat jarang, seseorang bisa tertular memalui kontak dengan dengan orang yang terinfeksi. Sesuai dengan namanya bubos (kelenjar getah bening), jenis penyakit pes menginfeksi sistem limfatik (sistem kekebalan tubuh), menyebabkan inflamasi. Jika tidak diobati, bakteri dapat bergerak ke dalam darah dan menyebabkan septicemic plague, atau ke paruparu, menyebabkan pneumonic plague. # Septicemic plague Ketika bakteri memasuki aliran darah secara langsung maka banyak bakteri yang berada dalam aliran darah sehingga kondisi ini disebut sebagai septicemic plague. Ini merupakan kelanjutan dari semua jenis penyakit pes. # Pneumonic plague Terjadi ketika bakteri menyebar ke paru-paru, ini merupakan jenis penyakit pes yang paling mematikan. Ketika seseorang dengan pneumonic plague batuk, maka bakteri dari paru-paru mereka akan dikeluarkan ke udara. Orang lain yang menghirup udara tercemar ini bisa tertular sehingga dapat menyebabkan epidemi atau meluasnya penyebaran penyakit.
Pneumonic plague adalah satu-satunya jenis penyakit pes yang dapat ditularkan dari orang ke orang. Penyebab dan Cara Penularan Penyakit Pes Kuman penyebab penyakit pes adalah Yersinia pestis. Seseorang dapat terpapar kuman ini dan bisa terkena sampar melalui berbagai banyak cara, seperti berikut ini: Gigitan kutu yang sebelumnya telah bersarang pada hewan yang terinfeksi seperti tikus, marmut, kelinci, tupai, dan anjing padang rumput. Kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau memakan hewan yang terinfeksi. Goresan kuku atau gigitan kucing atau anjing piaraan yang terinfeksi. Kotoran ke mulut (fecal-oral transmission) atau menelan makanan terkontaminasi oleh tinja manusia atau hewan yang terinfeksi, Melalui udara dengan menhirup droplet atau percikan air dari batuk atau bersin orang yang sakit. Bakteri juga dapat masuk ke tubuh jika Anda memiliki luka di kulit dan terkena darah hewan yang terinfeksi. Kucing dan anjing piaraan dapat terinfeksi pes dari gigitan kutu atau dari makan tikus yang terinfeksi. Risiko terkena pes akan meningkat apabila berada atau baru saja mengunjungi daerah-daerah yang memiliki kasus wabah pes. Dokter hewan dan asistennya, serta orang-orang yang memiliki aktivitas erat dengan hewan memiliki resiko yang lebih besar. Tanda dan Gejala Penyakit Pes Orang yang terinfeksi pes biasanya akan mengalami gejala seperti flu selama 2-6 hari. Mengingat ada tiga jenis penyakit, maka gejala pes dapat dibedakan berdasarkan jenisnya tersebut: # Gejala Penyakit Pes: Bubonic Plague Gejala umumnya muncul dalam waktu dua sampai enam hari berupa: demam dan menggigil sakit kepala nyeri otot kelemahan umum kejang Anda juga mungkin mengalami nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, disebut buboes. Ini biasanya muncul di pangkal paha, ketiak, leher, atau lokasi gigitan serangga atau hewan pengerat. . # Gejala Penyakit Pes: Pneumonic plague Gejala Pneumonic plague dapat muncul secepat satu hari setelah terpapar bakteri. Gejala-gejala yang bisa timbul antara lain: kesulitan bernapas sakit dada batuk demam sakit kepala kelemahan seluruh tubuh dahak berdarah (air liur dan lendir atau nanah dari paru-paru) # Gejala Penyakit Pes: Septicemic Plague Gejala septicemic plague biasanya mulai dalam waktu dua sampai tujuh hari setelah paparan, namun dapat menyebabkan kematian bahkan sebelum gejala muncul. Gejalanya bisa berupa: sakit perut diare mual dan muntah demam dan menggigil kelemahan ekstrim pendarahan (karena darah tidak dapat membeku) syok kulit menjadi hitam (gangren) Apa yang harus dilakukan jika mengalai gejala pes seperti di atas? Penyakit pes adalah penyakit yang mematikan. Jika Anda terkena gigitan tikus atau kutu, atau jika baru saja mengunjungi wilayah di mana wabah pes diketahui terjadi, dan selanjutnya Anda mengalami gejala penyakit pes, maka segeralah menghubungi dokter. Beri dokter keterangan yang jelas tentang lokasi wisata yang baru Anda kunjungi. Sebutkan juga semua jenis obat, suplemen, dan obat resep yang Anda gunakan sebelumnya. Buatlah daftar orang-orang yang telah memiliki kontak dekat dengan Anda. Anda juga harus memberitahu dokter tentang semua gejala yang dialami mulai dari pertama kemunculannya. Untuk mencegah penyebaran penyakit pes, maka gunakanlah masker ke manapun Anda pergi dimana disana banyak orang. Penagakan Diagnosis Untuk memastikan apakah seseorang menderita penyakit pes, maka dokter akan melakukan serangkaian wawancara medis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi keberadaan bakteri dalam tubuh. Tes darah akan diperlukan untuk mendiagnosis septicemic plague karena pada kasus ini bakteri penyebab berada dalam aliran darah pasien. Pemeriksaan cairan kelenjar getah bening akan diperlukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri apabila pasien dicurigai mengalami Bubonic plague. Sedangkan untuk memastikan diagnosis pneumonia plague, maka diperlukan pemeriksaan cairan pada saluran pernapasan. Sampel akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Hasil
awal mungkin siap hanya dalam waktu dua jam, namun pengujian konfirmasi memakan waktu 24 sampai 48 jam. Ketika penyakit sampar dicurigai, maka dengan segera dokter akan mulai pengobatan dengan antibiotik sebelum diagnosis konfirmasi ditegakkan. Hal ini dilakukan karena perjalanan penyakit pes berlangsung cepat, sehingga penanganan yang sedini mungkin dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan. Bersumber dari: Penyakit Pes : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan - Mediskus Pencegahan Pencegahan penyakit ini adalah dengan mengendalikan populasi tikus dan populasi pinjal. Pengendalian tikus adalah dengan menghilangkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang tikus. Pengendalian pinjal dapat dilakukan dengan menggunakan predator pinjal dan larvanya seperti semut dan kumbang. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah: 1. Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan guna memperkecil tempat hidup vektor. 2. Sosialisasi mengenai perbaikan rumah masyarakat agar tidak mudah menjadi sarang tikus. 3. Memperbaiki kondisi lingkungan agar tetap sehat dan bersih. 4. Bagi masarakat pecinta alam ataupun yang senang berburu, diharuskan untuk menggunakan peralatan seadanya agar terhindar dari gigitan tikus. Bagi petugas di gudang-gudang
penyimpanan
ataupun
di
pelabuhan,
diharuskan
untuk
menggunakan APD. 5. Bagi petani diharapkan untuk menggunakan insektisida guna pemberantasan hama tikus. 6. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya. 7. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus. 8. Melaporkan kepada petugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas. 9. Tinggi tempat tidur lebih dari 20cm dari tanah.