PENGETAHUAN BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA DAN KOROSI KAYU
DISUSUN OLEH : RIZKY WANADYA NASTITI
21030116060066
MAYRANI AINUN CHARISMA P
21030116060067
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah Pengetahuan Bahan Konstruksi Teknik Kimia Dan Korosi tentang kayu dan pemanfaatannya dengan baik. Adapun makalah ilmiah PBKTK dan Korosi tentang kayu dan pemanfaatannya ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah PBKTK dan Korosi ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah PBKTK dan Korosi tentang kayu dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Semarang, Maret 2017 Tim Penyusun
i
Mind Mapping Kayu
PENGERTIAN KAYU
PENGAWETAN KAYU
SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU
KAYU MANFAAT KAYU
JENIS KAYU
STRUKTUR KAYU
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i MINDMAPPING................................................................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 3 2.1 Pengertian Kayu................................................................................................... 3 2.2 Sifat Kayu............................................................................................................ 3 2.3 Manfaat Kayu....................................................................................................... 9 2.4 Struktur Kayu....................................................................................................... 10 2.5 Jenis Kayu............................................................................................................ 11 2.6 Pengawetan Kayu.................................................................................................12 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi.............................13 BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 14 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 14 3.2 Saran.....................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kayu banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering digunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.
Terkadang kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat
khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan. Saat ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah didapatkan. Namun, walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan menggunakan kayu dengan jenis dan ukuran seperti apa. Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan. Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan untuk konstruksi (yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi) dapat dipilih jati, balau, bungur, bangkirai dan lain-lain. Untuk lantai (yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapat dipilih jati, bungur dan lain-lain. Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis menguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam tentang karakteristik, sifat dan jenis kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu, sehingga kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik secara material maupun metode konstruksi.
1
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sifat fisik dan mekanik dari kayu? 2. Apasaja manfaat dari kayu untuk kehidupan? 3. Bagaimana struktur dari kayu? 4. Apasaja jenis-jenis kayu? 5. Bagaimana cara pengawetan kayu?
1.3 Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai karakteristik, sifat, dan jenis kayu. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi kayu.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kayu Kayu merupakan hasil hutan sekaligus hasil sumber kekayaan alam yang mengolah bahan mentah kemudian diproses untuk dijadikan barang jadi sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu mempunyai beberapa sifat istimewa yang tidak dimiliki bahan-bahan lain. Kayu dapat didefinisikan sebagai sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan bagian dari pohon dihutan. Kayu merupakan bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Dalam ilmu kayu, kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu selulosa dan lignin. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosa yang di ikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. (Yani, 2013) 2.2 Sifat Kayu Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu : 1.
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2.
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3.
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu bahan yang dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4.
Kayu dapat diserang oleh hama penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
3
Sifat Fisik Kayu 1. Berat dan Berat Jenis Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan berat jenis-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara berat jenis minimum 0,2 (kayu balsa) sampai berat jenis maksimum 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi berat jenis kayu, maka kayu semakin berat dan semakin kuat. 2. Keawetan Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal. 3. Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. 4. Tekstur Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll). 5. Arah Serat Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
4
6.Kesan Raba Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu. 7. Bau dan Rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb. 8. Nilai Dekoratif Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif. 9. Higroskopis Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban
udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content). 10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari : a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll). 11. Daya Hantar Panas Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
5
12. Daya Hantar Listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu : a. Keteguhan tarik sejajar arah serat. b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat. 2. Keteguhan tekan / Kompresi Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu : a. Keteguhan tekan sejajar arah serat. b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
6
3.Keteguhan Geser Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan geser sejajar arah serat b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan c. Keteguhan geser miring Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat. 4. Keteguhan lengkung (lentur) Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan. b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. 5. Kekakuan Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas. 6. Keuletan Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7
7.Kekerasan Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu. 8. Keteguhan Belah Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu. b. Faktor dalam kayu (internal): berat jenis, cacat mata kayu, serat miring dsb. (Revandy, 2005)
8
2.3 Manfaat Kayu a. Bahan Bakar Kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar hingga saat ini, terutama di pedesaan. Kayu keras lebih dipilih sebagai bahan bakar karena mampu terbakar lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Tungku pembakaran dengan cerobong asap (fireplace) banyak dibangun di rumah di kawasan beriklim sedang yang bertujuan untuk memberikan kehangatan di dalam rumah. Selain dibakar secara langsung, kayu dapat dijadikan biofuel dengan mengolah biomassa lignoselulosa dengan gasifikasi, pirolisis, dan biokimia menghasilkan berbagai jenis bahan bakar seperti syngas, biometanol, bioetanol, dimetil eter, dan butanol tergantung jenis proses yang digunakan. b. Seni Kayu telah lama digunakan sebagai media seni untuk membuat pahatan kayu. Patung totem hasil karya masyarakat pribumi Amerika Utara dibuat dari kayu konifer, biasanya Cedar Merah (Thuja plicata).Berbagai jenis alat musik, seperti biola dan gitar terbuat dari kayu. Jenis kayu yang dipilih disesuaikan dengan nada yang diinginkan. c. Olahraga Berbagai peralatan olahraga seperti pemukul baseball dan lantai arena basket terbuat dari kayu. Papan ski, tongkat hockey, busur panah juga biasanya terbuat dari kayu namun kini telah banyak digantikan oleh bahan polimer dan logam. d. Kedokteran Pada tahun 2010, para ilmuwan italia mengatakan bahwa kayu dapat digunakan sebagai bahan pengganti tulang. Diperkirakan pada tahun 2015 metode ini dapat diaplikasikan ke manusia. (Wahyudi, 2014)
9
2.4 Struktur Kayu
Gambar 1 Struktur Kayu Bagian-bagian kayu terdiri dari : 1.
Kulit luar, lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2.
Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3.
Cambium merupakan lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4.
Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagianbagian pohon yang lain.
5.
Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6.
Lingkaran tahun, pada kayu gubal dan kayu teras akan tampak cincin-cincin lingkaran tumbuh tiap tahunnya. Perbedaan kesuburan tumbuh pada musim penghujan dan musim kemarau akan tampak pada lingkaran ini, berupa perbedaan pori-pori yang tumbuh.
7.
Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
8.
Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur. (Asat, 2013) 10
2.5 Jenis Kayu
Menurut jenisnya kayu di bagi menjadi dua yaitu:
Kayu Berdaun Jarum ( Konifer ) Yang termasuk dalam kategori kayu berdaun jarum yaitu : Kayu Agatis (damar, damar pilau), kayu melur (kayu putri, kayu cina, kayu embun, jamuju), Tusam (hujam, pinus, markus, pine, sumatera pine).
Kayu Berdaun Lebar Yang termasuk kayu yang berdaun lebar antara lain: Kayu balsa, kayu jatu, kayu cendana, bungur, dan sebagainya.
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat : a. Kelas Kayu Istimewa Yang termasuk kelas kayu istimewa antara lain : Kayu Balsa, Kayu Jati, Kayu Ebony, Kayu Cendana, Kayu Salimuli, dsb. b. Kelas Kayu Awet : Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain : Kayu Rengas, Kayu Cempaka, Kayu Gofasa, Kayu Sono Kembang, Kayu Ulin, Kayu Bungur, dst c. Kelas Kayu Cukup Awet Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain : Kayu Mahoni, Kayu Sindur, Kayu Sungkai, Kayu Meranti Merah, dsb d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet : Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain : Kayu Jelutung, Kayu Medang, Kayu Surian, Kayu Durian, dsb. (Unsoed, 2012)
11
2.6 Pengawetan Kayu Mengawetkan Kayu Dengan Dicat & Ter Cara mengawetkan kayu yang cukup mudah adalah dengan memberikan lapisan cat atau melebur dengan ter, bisa juga menggunakan politur. Ini merupakan cara paling mudah untuk diaplikasikan. Metode ini juga akan mengawetkan kayu dari serangan serangan penyakit kayu. Namun ini hanya dianjurkan dipakai sementara. Mengawetkan Kayu Dengan Direndam Cara mengawetkan kayu yang kedua ialah dengan direndam pada air dan larutan Natrium Flouride. Bisa juga dengan menggunakan air saja dalam beberapa minggu. Dengan cara ini kayu akan lebih awet daripada kayu yang tidak direndam. Bila menggunakan larutan Natrium Flouride bisa digunakan untuk beberapa kali dan akan membuat biaya lebih hemat. Semua bagian / permukaan kayu harus direndam seluruhnya. Adapun kelemahan dari merendam kayu ini adalah waktu yang cukup lama. Tidak dianjurkan untuk kayu yang akan segera dipakai. Mengawetkan Kayu Dengan Cara Vakum Mengawetkan kayu dengan vakum biasa digunakan oleh perusahaan perusahaan / pabrik kayu. Kelebihan dari pengawetan ini adalah penetrasi dan retensi bahan pengawet yang sangat tinggi, proses pengerjaan yang cepat dan bisa digunakan untuk mengawetkan kayu basah maupun kayu kering. Sedangkan kekurangannya adalah, biaya cukup mahal dan diperlukan ketelitian yang tinggi, biasa digunakan untuk pabrik dan perusahaan perusaaan komersial. Mengasapi Kayu Saat ini, metode pengasapan belum terlalu banyak diaplikasikan guna mengawetkan kayu. Padahal asap mengandung bahan kimia fenol, asam organik, aldehid, alkohol, keton, hidrokarbon, ester, serta bahan heterosiklis lainnya. Perlu diketahui, zat phenol dan turunannya bersifat racun bagi bakteri, rayap, dan jamur. Proses pengasapan kayu dengan tujuan untuk menaikkan kualitas idealnya dilakukan selama 3 hari. Proses ini akan membuat kayu yang semula bermutu rendah menjadi tahan terhadap serangan rayap. Contohnya kayu sengon, pulai, dan sugi yang telah diasapi memakai bahan bakar kayu mangiun, mutunya akan meningkat menjadi setara dengan kayu kelas pertama. (Eko, 2016)
12
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi Hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu. Mulai dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski saat ini sudah ada bahan alternatif pengganti kayu, misalnya baja, besi, plastik, dan lain sebagainya, namun kayu masih menjadi bahan yang paling banyak dipergunakan. Dibandingkan dengan material lain, kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan
Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat diketahui secara kasat mata.
Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.
Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan indah.
Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat resonansinya.
Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.
Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu hanya menjadi limbah.
Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu harus disambung atau diperlebar/perbesar.
Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga lainnya.
Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.
Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban. (Unsoed, 2012)
13
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam perkembangannya, kayu banyak digunakan di kehidupan manusia sehari-hari. Pada dasarnya, kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer jika dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya, saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan perindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu dan di daerah tertentu kayu masih digunakan sebagai bahan struktur untuk bahan bangunan karena lebih menguntungkan. 3.2 Saran Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran dan harga untuk menggunakan kayu sebagai bahan kontruksi. Sehingga dalam penggunaannya maksimal dan dapat digunakan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA Asat,
2010.
Sifat
dan
Jenis
Kayu.
http://asat.staff.umy.ac.id/files/2010/02/2.-Inti-
STRUKTUR-KAYU.pdf. Diakses pada 31 Mei 2017 pukul 19.00 Eko, 2016. Pengawetan Kayu. http://eko.dosen.isi-ska.ac.id/files/2016/12/PENGAWETANKAYUqqq.pdf Diakses pada 1 Juni 2017 pukul 19.55 Liliks,
2017.
Pengetahuan
Dasar
Kayu
Sebagai
Bahan
Bangunan.
liliks.staff.gunadarma.ac.id/s/files/13277/Pengetahuan+Dasar+Kayu.pdf. Diakses pada 1 Juni 2017 pukul 20.00 Revandy, 2017. Kekuatan Kayu. http://library.usu.ac.id//fp/hutan-revandy3.pdf. Diakses pada 31 Mei 2017 pukul 19.22 Unsoed, 2012 Kayu https://hmtsunsoed.files.wordpress.com/2012/05/58288209-kayu.pdf Diakses pada 1 Juni 2017 pukul 21.00 Wahyudi, 2014. Hubungan Struktur Anatomi Kayu Dengan Sifat Kayu. http://www.fordamof.org/files/Imam_Wahyudi-IPB.pdf Diakses pada 29 Mei 2017 pukul 19.56 Yani, 2013. Pengertian Kayu. http://repository.upi.edu/3478/4/S_BIO_0905620_CHAPTER1.pdf. Diakses pada 30 Mei 2017 pukul 19.00
LAMPIRAN Pertanyaan Mengapa kayu jati digolongkan dalam kayu istimewa? Jawaban Karena kayu jati termasuk kayu yang awet dan tidak mudah rapuh dengan catatan kayu jati diperlakukan khusus terlebih dahulu. Kayu jati juga merupakan kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri sehingga menyebabkan kayu ini termasuk kedalam kelas kayu istimewa. Sumber : Kresna, 2014. Jenis – Jenis Kayu dan Kegunaannya. https://mc-tester.com/jenis-jeniskayu-dan-kegunaannya/ Diakses pada 2 Juni 2017 pukul 19.00 Wibowo,
2017
Arsitektur
Tradisional
Daerah
DIY.
https://books.google.co.id/books?id=zt5xCwAAQBAJ&pg=PA103&lpg=PA103&dq=me ngapa+kayu+jati+termasuk+kayu+istimewa&source.pdf Diakses pada 2 juni 2017 pukul 19.02