KELOMPOK 2 1.
Pengertian Distribusi Distribusi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen yang membutuhkan. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. 2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi agar menunjang kelancaran distribusi produk. Hal ini penting karena mempengaruhi keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi meliputi hal-hal berikut. a. Produk. Produk berkaitan dengan objek fisik yang dihasilkan perusahaan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangakan antara lain nilai barang, besar dan berat barang, mudah rusaknya barang, dan keluasan lini produk. b. Pasar. Saluran distribusi dipengaruhi pola pembelian konsumen beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain jumlah pembeli, letak geografis, jumlah pesanan, dan kebiasaan dalam pembelian. c. Produsen. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dari segi produsen antara lain pendanaan, pengalaman dan kemampuan dalam distribusi, pengawasan saluran, dan pelayanan yang diberikan. d. Perantara. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain pelayanan perantara, keuangan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan, dan ongkos penyaluran barang. 3.
Mata Rantai Distribusi Untuk mengetahui bagaimana barang-barang dari produsen bisa disalurkan atau disebarluaskan kepada konsumen, perlu diketahui mata rantai distribusi yang digunakan. Mata rantai distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang-barang dari tangan produsen ke tangan konsumen. Mata rantai distribusi kita bedakan atas sangat panjang, panjang, agak panjang, pendek, dan sangat pendek/langsung. Pada mata rantai ini, perusahaan atau produsen menyampaikan barangnya kepada konsumen akhir melalui banyak sekali distributor atau penyalur. Misalnya untuk memasarkan barang-barang ke seluruh Indonesia, perusahaan dapat menempatkan agen tunggal untuk seluruh indonesia, agen untuk setiap provinsi, sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer. Perhatikan peraga 3.5 (e). Mata Rantai Panjang Pada mata rantai ini, perusahaan menyalurkan barang-barang melalui perantara, tetapi tidak sepanjang saluran distribusi yang sangan panjang. Misalnya produsen mempergunakan agen untuk provinsi, sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer. Pehatikan peraga 3.5 (d). Mata Rantai Saluran Distribusi Agak Pendek Pada mata rantai ini, penggunaan saluran distribusi lebih sedikit, meskipun terdapat perantara. Saluran distribusi ini umumnya menggunakan dua tingkat yaitu grosir (wholesaler) dan pengecer. Perhatikan peraga 3.5 (c). Mata Rantai Saluran Distribusi Pendek. Pada mata rantai ini, perusahaan hanya menggunakan satu perantara yaitu pengecer. Perhatikan peraga 3.5 (b). Mata Rantai Saluran Distribusi Sangat Pendek/Langsung. Pada mata rantai ini, perusahaan menjual barangnya langsung pada konsumen akhir. Konsumen akhir dapat berupa perorangan maupun perusahaan-perusahaan yang menggunakan barang-barang tersebut secara langsung atau diolah lagi. Perhatikan peraga 3.5 (a).
Peraga 3.5 Mata Rantai Saluran Distribusi