Makalah Monopoli (isi) 4w1o4z

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli, atau dengan kata lain pasar adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran. Jadi salah sekali jika diartikan bahwa pasar itu adalah suatu tempat tanpa kita memperinci apakah di sana sedang terjadi permintaan dan penawaran atau tidak. Berdasarkan pengertian tersebut, pasar bisa saja ada di mana-mana selama di dalamnya terdapat transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar itu sendiri digolongkan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Salah satu pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar monopoli. Pemahaman tentang monopoli bagi sebagian besar ialah sesuatu yang bersifat negatif, padahal ada pula monopoli yang bersifat sangat menguntungkan, contohnya adalah PLN. Menurut Dr. Boediono (1982), menjelaskan tentang pasar monopoli lebih dalam, monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Perusahaan yang melakukan kegiatan monopoli inilah yang menghasilkan barang dan jasa yang tidak mempunyai pengganti yang sangat dekat. Kegiatan monopoli terkadang dijumpai pada suatu Negara. Kegiatan monopoli pada suatu pasar sangat memengaruhi kegiatan perekonomian di suatu Negara. Maka diharapkan dengan pembuatan makalah ini kita dapat mengetahui lebih jauh dan mendalam tentang pasar monopoli. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang disebut dengan monopoli? 2. Mengapa pasar monopoli bisa terjadi? 3. Bagaimana monopoli menghasilkan keputusan produksi dan penetapan harga? 4. Apa saja yang termasuk beban kesejahteraan dari monopoli? 5. Apa saja kebijakan publik terhadap monopoli? 1

1.3 TUJUAN Sejalan dengn rumusan masalah di atas makalah ini disusun dengn tujuan : 1. Memahami pengertian monopoli 2. Mengetahui alasan terbentuknya monopoli 3. Mengetahui cara pelaku monopoli menghasilkan keputusan produksi dan penetapan harga 4. Mengetahui beban kesejahteraan dari monopoli 5. Memahami kebijakan publik terhadap monopoli

2

BAB II ISI 2.1 PENGERTIAN MONOPOLI Secara etimologis istilah monopoli berasal dari bahasa Yunani, monos dan polein. Monos berati satu dan polein adalah menjual, jadi monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut “monpolis”. Mardiyatmo (2010: 67) mengemukakan bahwa monopoli adalah pasar yang terdiri dari satu penjual yang melayani permintaan yang sangat banyak dan produk yang dijual tersebut tidak memiliki subtitusi. Menurut Sadono Sukirno (2002), pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Di sisi yang lain Dr. Boediono (1982), menjelaskan tentang pasar monopoli lebih dalam, monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus monpoli murni atau pure monopoli. Dalam dunia nyata sulit untuk mendapatkan contoh dari suatu perusahaan monopoli murni yang sama sekali tidak ada unsur persainan dari perusahaan lain. Menurut UU no. 5 tahun 1999 menyatakan monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang danatau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.

2.2 CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI Pasar monopoli memiliki ciri-ciri yang sangat bertentangan dengan ciriciri yang dimiliki oleh pasar persaingan sempurna. Adapun ciri-ciri pasar monopoli adalah sebagai berikut: 1.

Di dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual. Barang atau jasa yang dihasilkan hanya dapat dibeli di pasar monopoli, tidak tersedia di tempat lain. 3

2.

Jenis barang yang diproduksi atau dijual tidak ada barang penggantinya, nosubstituties yang mirip. Barang yang dihasilkan merupakan satu-satunya dan jenis barang tersebut tidak dapat digantikan oleh barang lainnya.

3.

Adanya hambatan atau rintangan atau barriers bagi perusahaan baru yang akan masuk ke dalam pasar monopoli. Hambatan ini merupakan faktor kuat mengapa pasar monopoli terbentuk. Hambatan dapat berupa legalistas yaitu dibatasi oleh undang-undang, hambatan teknologi yaitu teknologi yang digunakan sangat tinggi sehingga barang sulit ditiru, atau hambatan modal yaitu perlunya modal besar dalam memproduksi barang sejenis.

4.

Pelaku pasar monopoli dapat menentukan harga barang sesuai keinginannya. Namun demikian, Penjual ini tidak mempengaruhi harga dan output dari produk lain yang dijual atau ditawarkan dalam perekonomian.

5.

Sifat monopolinya menyebabkan Perusahaan tidak memerlukan promosi atau iklan dalam memasarkan produknya. Tidak ada barang alternatif atau penggantinya menyebabkan pembeli terpaksa membeli hasil produksi dari perusahaan monopoli.

2.3 ALASAN TERBENTUKNYA PASAR MONOPOLI Sebuah perusahaan disebut monopoli jika perusahaan itu merupakan penjual tunggal produk atau barang yang tidak memiliki subtitusi atau pengganti yang mirip. Sebab mendasar monopoli adalah sekat masuk: monopoli tetap menjadi penjual tunggal di pasarnya karena perusahaan lain tidak dapat memeasuki pasar dan bersaing dengannya. Sekat masuk memiliki tiga sumber utama sebagai berikut.

a.

Sumber Daya Penting Dimiliki Oleh Satu Perusahaan (Monopoli Sumber Daya) Monopli sumber daya terjadi jika sebuah perusahaan tertentu menguasai sumber daya yang tergolong penting (pokok) yang dibutuhkan banyak orang. Misalnya, di sebuah gurun ditemukan sebuah mata air,maka perusahaan yang memiliki mata air ini akan menjadi pelaku monopoli untuk pasar air di gurun tersebut. 4

Meskipun kepemilikan eksklusif terhadap sumber daya penting merupakan penyebab potensial monopoli, pada praktiknya hal tersebut jarang terjadi karena perekonomian sebenarnya sangat besar dan sumber daya dimiliki oleh orang banyak. Selain itu sekarang banyak barang yang diperdagangkan secara internasional dan memiliki cakupan pasar yang mendunia. b. Pemerintah Memberikan Hak Eksklusif Kepada Satu Perusahaan Untuk Memproduksi Barang Atau Jasa Tertentu (Monopoli Ciptaan Pemerintah) Monopoli ini tercipta karena dampak tindakan yang diambil pemerintah seperti memberikan hak eksklusif untuk memjual barang atau jasa kepada seseorang atau suatu perusahaan. Terkadang, monopoli ini terjadi akibat pengaruh politik pelaku monopoli potensial. Misalnya raja-raja banyak membrikan lisensi bisnis eksklusif kepada para sahabat dan sekutu mereka. Di sisi yang lain, pemerintah mengizinkan monopoli karena dipandang berpihak kepada publik. Sebagai contoh pemerintah Indonesia menunjuk PT KAI sebagai satu-satunya perusahaan yang melayani jasa pengangkutan dengan kereta api. Sealain itu pemberian pemberian hak paten dan hak cipta dapat juga membuat terjadinya monopoli. Misalnya, bila ada perusahaan yang menemukan obat dengan formula baru untuk mengobati penyakit HIV-AIDS. Untuk melindungi hasil inovasi ini pemerintah akan memberikan hak paten dan hak cipta yang memungkinkan hanya perusahaan tersebut yang boleh meproduksi obat tersebut. Undang-undang hak paten dan hak cipta memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya mendorong perusahaan obat-obatan untuk melakukan riset guna menemukan formula-formula baru. Sedangkan dampak negatifnya menyebabkan harga-harga menjadi lebih tinggi daripada menggunakan sistem kompetisi. c. Biaya Produksi Menyebabkan Produsen Tunggal Lebih Efisien Daripada Sejumlah Produsen Lainnya (Monopoli Alamiah) Monopli alamiah terjadi jika dalam satu pasar tertentu terdapat satu perusahaan tunggal yang mampu menyediakan suatu jenis barang atau jasa bagi keseluruhan pasar dengan biaya lebih murah dibandingkan jika di sektor 5

tersebut terdapat dua atau lebih perusahaan. Contoh monopoli alamiah adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 2.4 PELAKU MONOPOLI DALAM MENGHASILKAN KEPUTUSAN PRODUKSI DAN PENETAPAN HARGA  Bagaimana monopoli menghasilkan keputusan produksi dan penetapan harga Jumlah

Harga

Pendapatan

Pendapatan

Pendapatan

Air

(P)

Total

Rata-Rata (AR

Marginal (MR

(TR= P x Q)

= TR/Q)

= ΔTR/ΔQ

(Q) 0 Liter

$11

$0

-

-

1

$10

$10

$10

$10

2

$9

$18

$9

$8

3

$8

$24

$8

$6

4

$7

$28

$7

$4

5

$6

$30

$6

$2

6

$5

$30

$5

0

7

$4

$28

$4

-2

8

$3

$24

$3

-4

Memaksimumkan keuntungan secara sistematis Untuk mengetahui keuntungan pelaku monopoli,ingat kembali bahwa keuntungan sama dengan pendapatan total ( TR) dikurangi biaya total (TC) Keuntungan = TR – TC 

Kita dapat menyatakan ulang persamaan ini menjadi



Keuntungan = (TR/Q – TC/Q) x Q



TR/Q adalah pendapatan rata-rata,yang sama dengan H,dan TC/Q adalah biaya total rata-rata ATC.Dengan demikian



Keuntungan = (P – ATC) x Q



Persamaan keuntungan ini memungkinkan kita untuk mengukur keuntungan pelaku monopoli dalam grafik yang kita buat 6

 Kurva Permintaan Dan Kurva Pendapatan Marginal Pelaku Monopoli Kurva permintaan memperlihatkan bagaimana jumlah keluaran mempengaruhi harga barang.kurva pendapatan marginal memperlihatkan bagaimana pendapatan perusahaan berubah apabila jumlah keluaran bertambah sebanyak 1 Unit.karena harga untuk seluruh unit terjual harus diturunkan jika pelaku monopoli menambah produksi sehingga pendapatan marginal selalu lebih kecil dari pada harga. 2.5 BEBAN KESEJAHTERAAN DARI MONOPOLI Perusahaan monopoli, sebagai kebalikan dari perusahaan kompetitif, memasang harga di atas biaya marginal. Dari sudut pandang konsumen, harga tinggi ini menyebabkan monopoli tidak dikehendaki. Namun pada waktu yang sama, perusahaan monopoli meraih keuntungan dengan memasang

7

harga tertinggi tersebut. Dari sudut pandang pemilik perusahaan, harga tinggi membuat monopoli sangat dikehendaki. Keuntungan perusahaan yang lebih besar daripada biaya yang dibebankan kepada konsumen, yang menyebabkan monopoli dikehendaki dari sudut pandang masyarakat dapat dianalisis dengan menggunakan jumlah surplus sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi. Jumlah surplus adalah jumlah surplus konsumen ditambah dengan surplus produsen. Surplus konsumen adalah kesediaan konsumen untuk membayar suatu barang dikurangi jumlah sebenarnya yang mereka bayar. Surplus produsen adalah jumlah yang diterima oleh produsen untuk suatu barang dikurangi biaya produksi mereka. Dalam kasus ini, hanya ada satu produsen, yaitu pelaku monopoli. Keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar kompetitif bukan hanya merupakan hasil alamiah, melainkan juga hasil yang dikehendaki. Secara spesifik, tangan tak tampak pasar menyebabkan alokasi sumber daya yang menyebabkan jumlah surplus menjadi sebesar mungkin. Karena monopoli menyebabkan alokasi sumber daya yang berbeda dengan di pasar kompetitif, hasilnya pun seharusnya gagal memaksimalkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. 

Kerugian Beban Baku Perusahaan monopoli dijalankan oleh perencana sosial yang bijak. Perencana sosial ini, tidak hanya peduli terhadap keuntungan yang diperolah perusahaan, tetapi juga manfaat yang diperolah konsumen perusahaan. Perencana tersebut berupaya memaksimalkan jumlah surplus, yang setara dengan surplus produsen (keuntungan) ditambah dengan surplus konsumen. Jumlah surplus sama dengan nilai barang bagi konsumen dikurangi dengan biaya produksi barang yang ditanggung oleh perusahaan monopoli. Kurva permintaan mencerminkan nilai barang bagi konsumen, yang diukur oleh kesediaan mereka untuk membayarnya. Kurva biaya marginal mencerminkan biaya bagi pelaku monopoli. Dengan demikian, jumlah yang efisien secara sosial diperoleh apabila kurva permintaan dan 8

kurva biaya marginal berpotongan. Di bawah jumlah ini, nilai bagi konsumen

melebihi

biaya

marginal

peyediaan

barang

sehingga

peningkatan jumlah produk akan menyebabkan kenaikan jumlah surplus. Di atas jumlah ini, biaya marginal melebihi nilai bagi konsumen sehingga penurunan jumlah produk dapat meningkatkan jumlah surplus. Jika perencana sosial menjalankan perusahaan monopoli tersebut, perusahaan itu dapat mencapai hasil efisien ini dengan memasang harga yang diperoleh di titik perpotongan kurva permintaan dengan kurva biaya marginal. Pelaku monopoli memilih untuk memproduksi dan menjual jumlah produk di titik perpotongan kurva pendapatan marginal dengan kurva biaya marginal. Perencana sosial akan memilih jumlah produksi di titik perpotongan kurva permintaan dengan kurva biaya marginal. Pelaku monopoli memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil daripada jumlah produk yang efisien secara sosial. 

Keuntungan Pelaku Monopoli: Beban Sosial? Kesejahteraan di pasar yang dimonopoli, sama seperti semua pasar, meliputi kesejahteraan konsumen maupun produsen. Kapan pun seorang konsumen membayar satu dolar tambahan kepada seorang produsen akibat harga monopoli, konsumen tersebut rugi sebanyak satu dolar, sedangkan produsen untung sebanyak jumlah yang sama. Perpindahan dari konsumen barang kepada pelaku monopoli tidak mempengaruhi jumlah surplus pasar, yaitu jumlah surplus konsumen dan produsen. Dengan kata lain, keuntungan monopoli sendiri tidak mencerminkan penurunan ukuran kue ekonomi, keuntungan itu hanya mencerminkan bagian kue yang lebih besar bagi produsen dan bagian lebih kecil bagi konsumen. Kecuali jika konsumen lebih layak meneriman daripada produsen karena satu dan lain hal keuntungan monopoli bukan merupakan masalah sosial. Perusahaan dengan pasar yang dimonopoli terjadi karena perusahaan memproduksi dan menjual jumlah produk di bawah tingkat yang memaksimalkan jumlah surplus. Kerugian beban baku ini mengukur 9

berkurangnya bagian kue ekonomi. Ketidakefisienan ini berhubungan dengan harga tinggi yang dipasang oleh pelaku monopoli. Namun, keuntungan yang diperoleh dari unit yang tetap dijual bukan merupakan persoalan. Persoalan ini muncul akibat ketidakefisienan jumlah keluaran yang rendah. Jika harga monopoli yang tinggi tidak mencegah sebagian konsumen agar tidak membeli barang itu, maka harga itu akan meningkatkan surplus produsen tepat sejumlah yang dikuranginya dari surplus konsumen yang menyebabkan jumlah surplus sama seperti yang dapat dicapai oleh perencana sosial yang bijak.

2.6 KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP MONOPOLI a. Regulasi Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan monopoli adalah dengan meregulasi perilaku perusahaan monopoli. Cara ini sering kali diberlakukan pada perusahaan monopoli alamiah seperti perusahaan listrik dan air. Namun, penetapan harga yang harus dilakukan oleh pemerintah bukanlah perkara yang mudah. Ada dua persoalan praktis yang berhubungan dengan penetapan harga biaya marginal sebagai system regulasi : 1. Monopoli alamiah memiliki biaya total rata-rata yang menurun dan biaya marginal lebih kecil daripada biaya total rata-rata. Dengan demikian, apabila pemerintah menetapkan harga sesuai dengan harga marginal maka perusahaan monopoli akan kehilangan uang. Ada dua jalan yang bisa ditempuh oleh pemerintah yaitu, dengan memberikan subsidi pada harga marginal yang ditetapkannya sebagai pengganti kerugian biaya instrinsik yang diperoleh dari uang pajak atau memberikan ijin kepada perusahaan monopoli untuk menetapkan harga yang lebih tinggi dari biaya marginal. Namun, jika biaya yang ditetapkan sama dengan harga biaya total rata-rata maka perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan usaha.

10

2. Penetapan harga biaya marginal sebagai system regulasi adalah penetapan tersebut tidak memberikan insentif bagi perusahaan monopoli untuk menurunkan biaya. Karena perusahaan monopoli tidak seperti perusahaan kompetitif yang jika menurunkan harga perusahaan kompetitif akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar sedangkan perusahaan monopoli tidak akan diuntungkan dengan menurunnya biaya. b. Meningkatkan kompetisi dengan undang-undang Antitrust Undang-undang Antitrust bertujuan untuk membatasi kekuatan monopoli dengan mengurangi daya pasar dari trust besar dan kuat yang dipandang

mondominasi

perekonomian.

Mahkamah

Agung

AS

menyatakan bahwa undang-undang Antitrust merupakan “peraturan yang komprehensif mengenai kebebasan ekonomi yang bertujuan untuk menjamin persaingan bebas dan tanpa kekangan sebagai aturan perdagangan.” Undang-undang

Antitrust

memungkinkan

pemerintah

untuk

mencegah merger dan pemecahan perusahaan. Ada kelebihan dan kekurangan dari undang-undang Antitrust. Terkadang perusahaan-perusahaan melakukan merger bukan untuk mengurangi persaingan, melainkan untuk menurunkan biaya melalui produksi bersama yang lebih efisien. Manfaat dari merger ini terkadang disebut sinergi. Jika undang-undang Antitrust bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

social,

pemerintah

harus

mampu

mengukur

dan

membandingkan manfaat social dari sinergi terhadap beban social berkurangnya persaingan. c. Kepemilikan publik Kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah dalam menangani monopoli adalah kepemilikan public. Artinya, alih-alih meregulasi monopoli alamiah yang dilakukan oleh perusahaan swasta, pemerintah sendiri dapat menjalankan monopoli.

11

d. Tidak melakukan apa-apa Ada sebagian ekonom yang berpendapat bahwa cara terbaik bagi pemerintah adalah tidak berupaya untuk mengatasi ketidakefisinan penetapan harga monopoli . George Stigler, seorang ekonom pemegang Hadiah Nobel untuk karyanya Fortune Encyclopedia of Economics berpendapat sebagai berikut Sebuah teorema terkenal dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa perekonomian perusahaan kompetitif akan menghasilkan hasil terbesar dari persediaan sumber daya yang ada. Tidak ada satu perekonomian pun yang memenuhi syarat teorema ini sepernuhnya, dan semua perekonoian nyata tidak akan memenuhi perekonomian

yang ideal.

Sebuah

ketimpangan yang disebut dengan “kegagalan pasar”. Namun menurut saya, tingkat “kegagalan pasar” dalam perekonomian Amerika jauh lebih kecil daripada “kegagalan politik” yang muncul akibat ketidaksempurnaan kebijakan ekonomi yang terdapat dalam system politik yang ada. e. Pasar monopoli dari segi hukum di Indonesia Di Indonesia larangan praktek monopoli dijelaskan di dalam UU No. 5 tahun 1999. Pasal 4 ayat 1 UU No. 5 tahun 1999 menyatakan bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Pasal 17 UU No. 5 tahun 1999 menyatakan (1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila : (a) barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya atau (b) mengakibatkan elaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persainan usaha barang dan atau jasa yang sama atau (c) satu pelaku usaha atau satu 12

kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

2.7 KESIMBANGAN PASAR MONOPOLI DALAM JANGKA PANJANG Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangka panjang, selama dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum. Dalam pasar persaingan sempurna, laba supernormal akan menarik perusahaan lain untuk masuk ke dalam industry sehingga dalam jangka panjang perusahaan itu hanya akan menikmati laba normal. Hal tidak berlaku pada perusahaan monopoli. Hambatan untuk masuk menyebabkan perusahaan monopoli mampu menikmati laba supernormal, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Perusahaan monopoli hanya akan kehilangan laba supernormal jangka panjang bila tidak mampu mempertahankan daya monopolinya. Hal tersebut dapat saja terjadi, terutama jika perusahaan lalai melakukan riset dan pengembangan untuk memperoleh teknologi yang meningkatkan efesiensi produksi. Akibatnya posisi perusahaan tergantikan oleh perusahaan lain yang mempu menghasilkan atau memanfaatkan teknologi produksi yang lebih efisien. Keseimbangan jangka panjang akan menjadi masalah jika dalam jangka pendek perusahaan mengalami kerugian. Monopoli mempunyai slop kurva demand negatif (d = AR) dan keuntungan ekonomi maksimumdicapai pada MR = MC, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Monopolis dapat memaksimumkan profit dengan melakukan: 1. Diskriminasi harga atau menjual produk yang sama dengan harga yang berbeda pada pasar yang berbeda (multi-market monopoly). 2. Menjual produk yang sama dan harga yang sama dari pabrik yang berbeda (multi-plantmonopoly). 3. Perusahaan dapat menggunakan input yang sama dengan output berbeda (multi-productmonopoly)

13

4. Limit pricing adalah cara penentuan harga di bawah biaya rata-rata minimum suatu perusahaan agar perusahaan yang akan memasuki suatu industri menjadi takut.

Dalam janngka pendek saat kurva average cost dan marginal cost adalah SAC1 dan MSC1, maka keuntungan yang maksimum akan dicapai bila marginal cost jangka

pendek

sama

dengan

marginal

revenue

(SMC=MR).

untuk

mencapainya perusahaan harus memproduksi sebanyak Q1 unit dengan harga P1. Dapat dilihat bahwa keseimbangan ini (i) harga lebih tinggi dari average cost (yaitu sebanyak OC1) dan ini menunjukkan bahwa perusahaan mendapat untung melebihi untung normal., dan (ii) average cost lebih tinggi dari average cost paling minimum. Kedua kesamaan ini tidak berbeda dengan yang mungkin berlaku kepada suatu perusahaan dalam persaingan sempurna dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang keuntungnan maksimum dapat dicapai pada tingkat produksi di mana LRMC = MR. (catatan: pada waktu keadaan ini dicapai marginal cost jangka pendek dari suatu kapasitas, yang dalam

hal ini

ditunjukkan oleh SMC2 juga harus sama dengan MR, dan kalau keadaan itu berlaku haruslah average cost jangka pendek SAC2 menyinggung LRAC). Tingkat produksi pada saat LRMC = MR adalah Q2 dan ini berarti sekarang harga pasar adalah adalah P2. Keadaan keseimbangan dalam jangka panjang ini menunjukkan bahwa harga masih tetap melebihi average cost minimum 14

yang dapat dicapai. Keseimbangan jangka panjang dalam perusahaan monopoli sangat berbeda dengan keseimbangan jangka panjang pada pasar persaingan tidak sempurna. 2.8 DISKRIMINASI HARGA YANG TERJADI PADA PASAR MONOPOLI Pengusaha monopoli seringkali menerapkan strategi harga yang tidak mungkin dilakukan oleh para pengusaha yang berada pada pasar persaingan sempurna. Salah satu contoh strategi tersebut adalah diskriminasi harga (price discrimination). Dengan kebijakan diskriminasi harga maka terhadap komoditas yang sama dikenakan harga yang berbeda. Dalam hal ini variasi harga dapat terjadi untuk pembeli yang sama, untuk pembeli yang berbeda atau untuk pembeli yang sama dan berbeda. Dalam melakukan diskriminasi harga. Perbedaan bukan didasarkan pada perbedaan biaya produksi. Diskriminasi harga perlu dibedakan dengan perbedaan harga. Perbedaan harga (price differential) bukanlah suatu diskriminasi harga, melainkan harga yang berbeda dikenakan kepada konsumen yang berlainan. Misal, sebuah pabrik di Jakarta menjual radio di Jakarta dengan harga Rp100.000,00 dan menjual barang yang sama ke Bandung dengan harga Rp125.000,00. Bila perbedaan Rp25.000,00 per satu unit radio tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya transportasi, maka hal itu bukan disebut diskriminasi harga. Perusahaan yang memiliki kemampuan monopoli memiliki rangsangan menerapkan diskriminasi harga karena kebijakan tersebut dapat meningkatkan keuntungan dengan pertimbangan tidak terlalu mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk mengidentifikasi keinginan pembeli potensial yang berbedabeda dan mencegah upaya penjualan ulang. A. Syarat-syarat diskriminasi harga Diskriminasi harga dapat dilakukan dengan sukses pada kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa kondisi yang memungkinkan monopolis melakukan diskriminasi harga. a. Pasar sasaran benar-benar terpisah sehingga komoditas tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang lainnya. Konsumen yang 15

membeli komoditas dengan harga yang lebih murah di satu pasar tertentu tidak akan dapat menjual kembali komoditas tersebut kepada konsumen lain yang bersedia membayar dengan yang lebih tinggi di pasar lainnya. Terpisahnya pasar ini bisa disebabkan karena faktor biaya transportasi (dengan kata lain biaya transportasi yang digunakan untuk menjual ke konsumen lain lebih besar dari perbedaan harga komoditas di kedua pasar tempat mereka membeli dan menjual komoditas). Bila dimungkinkan membawa komoditas dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal. Maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif karena komoditas dari pusat yang lebih murah akan dijual lagi oleh [ihak di luar perusahaan ke pasar yang lebih mahal. Dengan demikian monopolis tidak dapat memperoleh keuntungan. b. Komoditas yang dijual memungkinkan dilakukannya perbedaan harga. Komoditas tertentu dapat dijual dengan harga yang berbeda. sebagai contoh hukum dapat menetapkan tarif berdasarkan kemampuan pelanggan, orang kaya dikenakan tariff yang tinggi. Sebaliknya orang miskin diberikan dispensasi. c. Adanya perbedaan sifat dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar. Pada pasar yang memiliki elastisitas tidak elastis, maka harga akan ditetapkan pada tingkat yang relatif tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan keuntungan dimaksimumkan. d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi keuntungan dari ditetapkannya kebijakan tersebut. Bila biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan diskriminasi harga melebuhi tambahan keuntungan yang diperoleh, maka kebujakan tersebut tidak bermanfaat. e. Monopolis dapat mengeksploitasi sikap tidak rasional konsumen. Misalnya dengan menjual komoditas yang sama tetapi dengan kemasan, merek atau cap, dan promosi iklan yang berbeda. Dengan 16

cara ini mereka dapat menjual komoditas yang dikesankan bermutu tinggi kepada konsumen yang kaya dan sisanya kepada masyarakat lainnya. Cara lain adalah menjual komoditas yang sama, tetapi dengan harga yang berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokoan orang kaya harganya lebih mahal daripada di daerah pertokoan orang yang kurang mampu. f. Monopolis harus mempunyai kekuatan pasar, yaitu kemampuan untk menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen. B. Terapan Kebijakan Diskriminasi Harga Kebijakan diskriminasi harga banyak dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut akan dipaparkan beberapa contoh dari kebijakn diskriminasi harga : a. Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli milik pemerintah. Perusahaan listrik Negara misalnya menggunakan tarif yang berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai perusahaan. b. Kebijakan diskriminasi oleh jasa-jasa professional. Dokter spesialis, doker praktik umum, ahli hokum, dan guru privat adalah beberapa contoh professional yang sering menjalankan diskriminasi harga terhadap barang dan jasa yang mereka berikan. Mereka biasaya mempunyai tarif fleksibel. Kepada masyarakat yang relatif tk mampu dikenakan tariff yang rendah, sedangkan kepada orang kaya dikenakan tariff yang tingi. c. Tarif sarana rekreasi di hari libur dengan hari kerja. Pada umumnya tariff masuk lokasi rekreasi di hari libur lebih tinggi dibandingkan dengan tariff masuk di hari kerja d. Pembedaan harga jual buku untuk keperluan pribadi dengan keperluan perpustakaan. e. Harga pulsa telepon yang yang berbeda-beda sesuai dengan klasifikasi waktu f. Kebijakan diskriminastis harga di pasar internasional. Dalam aspek ini perusahaan membedakan antara harga yang dijual di dalam negeri 17

dengan harga penjualan di luar negeri. Biasanya harga yang di dalam negeri lebih tinggi dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena di pasaran internasional terdapat banyak saingan, sehingga untuk mempertnggi kemampuan bersaingnya, perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat serendah mungkin. C. Jenis Diskriminasi Harga Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu diskriminasi harga derajat pertama, derajat kedua dan derajat ketiga. Selain itu terdapat varian dari diskriminasi haraga derajat kedua dan derajat ketiga yaitu two part tariff, intertemporal price discrimination dan peak load pricing. a.

Diskriminasi harga derajat pertama Dalam diskriminasi harag derajat pertama, monopolis berusaha sepenuhnya untuk mengambil seluruh surplus konsumen dengan cara menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah komoditas yang berbeda. Dengan menggunakan kebijakan ini tiap untit output dijual pada tingkat harga maksimum yang mau dibeli konsumen. Penjelasan tentang kebijakan diskriminasi harga akan dimulai dengan ilustrasi awal sebagai berikut : Monopolis menghasilkan suatu jurnal yang terbit bulanan. Terhadap jurnal tersebut tiap consume hanya akan membeli satu unit tiap bulannya, jarang diantara mereka mau membeli lebih dari dua atau lebih jurnal yang sama bahkan dengan harga yang lebih rendah pun.kurva permintaan yang dihadapi oleh pengusaha monopoli tersebut. Ditunjukkan oleh kurva D yang memiliki kemiringan negatif karena konsumen hanya mau membayar dengan harga yang berbeda.

18

Satuan uang $20 C $15 = p1 A

B MC

$10

D 0

Q1 (100)

Q2 (200)

output

Pada tingkat harga yang lebih rendah, kuantitas meningkat karena lebih banyak konsumen yang mau membeli jurnal tersebut. Tetai tiap konsumen hanya membeli satu unit jurnal. Marginal cost per jurnalnya konstan pada 10. Monopolis harus menetapkan harga yang sama untuk tiap konsumen, dengan memperhatika pencapaian tingkat keuntungan maksimal, mereka akan menetapkan harga 15 pada unit output 100, sehingga keuntungan yang dapat diraihnya ditunjukkan oleh daerah A. seandainya pengusaha monopoli tersebut berharap untuk meningkatkan keuntungannya atas dasar kurva permintaan yang dihadapinya maka yang bersangkutan dapat menerapkan kebijakan diskriminasi harga. Katakan ada satu konsumen yang mau membeli jurnal tersebut pada harga lebih rendah dari 15 (misalkan 14,95) terhadap jurnal yang belum terjual, amka jika pengusaha monopoli dapat member harga 14,95, konsumen tersebut akan melakukan pembelian. Dalam hal ini keuntungan pengusaha monopoli akan naik 4,95 (14,95 – 10), asal pengusaha monopoli tersebut tidak harus mengurangi harga 15 yang diberlakukan bagi 100 konsumen pertamanya. Selanutnya jika unit yang ke 102 dapat dijual pada haega 14,90 maka sekali lagi keuntungan pengusaha monopolii akan naik 4,90 asalkan monopolis tidak harus menurunkan harga untuk 101 konsumen pertamanya. Tambahan keuntungan tersebut dapat terus diperolehnya hingga unit jurnal ke 200, Karena tiap unit 19

jurnal dapat dijual pada harga melebihi tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksinya. Dengan cara ini pengushaa monopoli dapat meningkatkan keuntungan sebesar daerah B. kebijakan penetapan harga demikian tidak dibatasi hanya dari unit ke 101 hingga 200, tetapi semua unit dapat dihargai pada tingkat tertinggi yang mau dibayar konsumen. Misalnya unit jurnal pertama dapat dijual pada harga 20, yang kedua 19,95 dan seterusnya. Bila kondisi ini dapat dijalankan maka kurva marginal revenue yang relevan dengan output berimpit dengan kurva demand, sehingga aturan MR = MC untuk memperoleh keuntungan maksimal akan menghasilkan output sebesar Q2. pada kondisi ini keuntungan monopolis ditunjukkan oelh daerah A+B+C yang bernilai lebih besar bila hanya dibandingkan deng harga tunggal bagi semua unit. Dalam

kenyataannya

untuk

menerapkan

kebijakan

diskriminasi harga derajat pertama tidaklah mudah, dibutuhkan mekanisme sedemikian rupa agar monopolis dapat menerapka harga maksimum yang mau dibayar oleh pembeli terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh monopolis. Bertanya langsung kepada pembelii tentang keinginan membayar mereka tentu bukan merupakan cara yang baik, upay pencarian informasi dengan teknik-teknik tertentu seringkali dijalankan, misalnya pengacara dan dokter memberikan tarif yang berbeda kepada konsumen mereka yang kaya dan yang miskin

seandainya

mereka

mengetahui

kondisi

ekonomi

konsumennya. Para broker mobil bekas juga seringkali menerapkan kebiijakan ini. Meski mereka tidak dapat secara sempurna memperkirakan harga tertinggi yang mau dibayar oleh konsumen, mereka seringkali menerapkan taktik kira-kira dengan menggali minat konsumen. Karena taktik ini maka pembeli yang berbeda akan membayar dengan harga yang berbeda untuk komoditas yang sama. b.

Diskriminasi harga derajat kedua Pada kebijakan ini, harga persatuan komoditas turun sebagai fumgsi jumlah komoditas yang dibeli. Dengan pertimbangan bahwa 20

turunnya harga menggambarkan pertimbangan biaya (sebagai contoh economic of scale), kebijakan diskriminasi harga derajat kedua dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa kurva permintaan yang dihadapi perusahaan memiliki kemiringan negatif. Contoh di Indonesia adalah penerapan tariff dasar listrik yang ditetapkan dengan voltase 220. Dalam hal ini harga persatuan listrik yang digunakan tergantung [ada kuantitas output yang dikonsumsi oleh konsumen. Fenomena ini sering kali disebut dengan block pricing. Pada kasus ini pemakai komoditas A dalam kuantitas yang semakin banyak akan memperoleh harga yang sama atau mendekati marginal cost.

Satuan uang per kwh kilowatt

1 2 10

8 D 0

100

20 0

30 0

Konsumsi (kwh) (kwh)

Sebagaimana dengan kebijakan harga sebelumnya block pricing

dapat

meningkatkan

keuntungan

perusahaan

dengan

mengambil bagian dari surplus konsumen denagn bertambahnya pemakaian produk. Meskipun demikian kebijakan diskriminasi harga derajat kedua ini tidak dapat mengambil semua surplus konsumen

21

menjadi keuntungan pengusaha monopoli sebagaimana yang dapat dilakukan pada kebijakan diskriminasi harga derajat pertama. c. Diskriminasi harag derjat ketiga Monopolis yang ingin menjalankan kebijakan diskriminasi harga harga harus menetapkan harga di tiap-tiap pasar agar keuntungan dapat dimaksimumkan. Dalam hal ini monopolis harus mempertimbangkan biaya produksi dan sifat permintaan di tiap-tiap pasar. Kurva pasar dalam negeri P e Pd d

c

Dd MRd Qd

Q

Kurva pasar luar negeri P

b

Pw c

Dw a 0

d.

Qw

MRw Q

Two part tariff Two part tariff adalah salah satu bentuk diskriminasi harga derajat kedua. Dalam hal ini perusahaan menerapkan suatu beban 22

tetap (entry fee) kepada konsumen yang diberlakukan untuk suatu periode waktu tertentu disamping juga biaya untuk setiap kali pembelian barang atau pemakaian jasa. Contohnya adalah pemakaian jasa telepon, rumah tangga dikenai biaya tetap bulanan dan biaya untuk pulsa yang dipakai. e. Intertemporal price discrimination Intertemporal price discrimination, (diskriminasi harga atas dasar beda waktu) merupakan satu bentuk diskriminasi harga derajat ketiga. Ketika kelompok konsumen yang berbeda bersedia membayar dengan harga yang berbeda tergantung pada saat mengonsumsi komoditas yang sama, perusahaan berkesempatan meningkatkan keuntungan dengan menyesuaikan harga denagn permintaan dari berbagai kelompok konsumen yang dihadapi. f. Peak load pricing Sering diasumsikan bahwa MC yang terkait dengan penjualan output pada berbagai waktu adalah konstan. Tetapi dalam praktiknya hal ini tidak selalu terjadi. Produsen terkadang menetapkan harga yang berbeda pada waktu yang berbeda karena terkait dengan permintaan biaya produksi komoditas yang sama akan bervariasi tergantung waktu produksinya. Untuk itu perbedaan harga tidak hanya ,encerminkan perbedaan permintaan (yaitu diskriminasi harga) tetapi juga menggambarkan perbedaan biaya. Contoh penggunaan pulsa telepon sangat bervariasi dalam 24 jam. Pada umumnya orang-orang menggunkan fasilitas telepon saat jam kerja dan sedikit saat malam hari. Periode dengan permintaan tinggi dikenal dengan peak period dan waktu sepi dikenal dengan off peak period.

23

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pasar Monopoli adalah suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu penjual atau perusahaan saja yang menghasikan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Pasar monopoli memiliki ciri-ciri hanya terdapat satu penjual saja, tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri dapat memengaruhi penentuan harga dan promosi iklan kurang diperlukan. Factor yang menimbulkan monopoli antara lain perusahaan memiliki suatu sumber daya yang unik dan tidak dimiliki perusahaan lain, perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga tingkat produksi yang sangat tinggi, monopoli wujud dan bekembang melalui undang-undang yaitu pemerintah memberikan hak monopoli kepada perusahaan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa monopoli cenderung memperburuk distribusi pendapatan dalam masyarakat. 3.2 SARAN Dari makalah ini kita dapat mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan pasar monopoli. Mulai dari pengertian, ciri-ciri hingga kebijakan yang terkait dengan pasar monopoli. Dari kesimpulan yang ditarik dapat diketahui bahwa pasar monopoli cenderung

memperburuk

pendistribusian

pendapatan

dalam

masyarakat, akantetapi ada saat dimana monopoli sangat diperlukan untuk melindungi hal-hal vital yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap agar pemerintah hanya melakukan monopoli pada hal-hal yang tepat dengan tujuan yang baik, seperti penguasaan SDA yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.

24

DAFTAR PUSTAKA Mankiw, N Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Sugiarto. Tedy Herlambang, Brastoro dkk. 2002. Ekonomi Mikro. Jakarta: Gramedia. Anonim, Ekonomi Mikro. http://ardra.biz/ekonomi-mikro/pengertian-fungsijenis-pasar/pengertian-dan-ciri-ciri-pasar-monopoli/. diakses 10 September 2015. Anugerah Sari. Struktur Pasar Monopoli. http://www.academia.edu/9779757/Struktur_Pasar_Monopoli_STRUKTUR_PA SAR_MONOPOLI. diakses 10 September 2015. Aang. Pasar Monopoli. http://aang-uzumaki-aang.blogspot.co.id/2012/03/pasarmonopoli.html. diakses 10 September 2015.

25