INTERPRETASI HASIL BELAJAR MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Remedial yang dibimbing oleh Prof. Dra. Herawati Soesilo, M.Sc. Ph.D dan Dr. Istamar Syamsuri, M.Pd
Oleh: Kelompok 2 Offering C/2012 Arwinda Probowati
(120341421929)
Arnika
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Januari 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelaporan Hasil Belajar”dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam kepada baginda nabiullah Muhammad SAW selaku tokoh reformasi yang mengajarkan kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada jalan kebenaran dan kebaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu dan penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan terutama kepada: 1. Prof. Dra. Herawati Soesilo, M.Sc. Ph.D dan Dr. Istamar Syamsuri, M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Evaluasi Pendidikan. 2. Rekan-rekan peserta mata kuliah pembelajaran remedial yang juga ikut membantu dan berpartisipasi dalam perkuliahan. 3. Tidak lupa dan yang paling penting adalah ucapan terimakasih kepada kedua orang tua, adik dan kakak yang sudah mendo’akan, memberikan masukan, dorongan, arahan dan semangat yang tak ternilai agar penyususn bisa secepatnya menyelesaikan makalah ini. 4. Teman-teman yang telah berbagi ilmu selama masa perkuliahan. 5. Serta banyak pihak yang tidak dapat disebutkan keseluruhannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan masukan sangat diperlukan guna lebih baik untuk penulisan makalah selanjutnya.
Malang, Januari 2015 Penulis BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat diketahui
tingkat
kemajuan
belajar
siswa,
kekurangan,
kelebihan, dan posiisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan merupakan feed back bagi
guru/dosen
untuk
mengevaluasi
tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar. Idiealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan perlakukan
yang
adil
pada
siswa
dengan
mempertimbangankan situasi waktu, tempat, dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar adalah
instrumen
pengembangan
yang
disusun
instrumen
menggunakan
yang
baku
prosedur
dan
dapat
dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Ada
dua
pendekatan
penilaian
dipergunakan dalam dunia
dalam
seni
yang sering
pendidikan, yaitu pendekatan
objektif dan pendekatan subjektif (intuitif). (Sudjana, 2004) Pendekatan objektif mempersyaratkan sifat satu dimensi dari
objek
pengukuran,
padahal
penilaian
dalam
seni
khususnya pada bidang seni tari pada umumnya objeknya adalah
perilaku yang sangat kompleks (multidimensi), dan
penampilan yang diamati relatif panjang durasi waktunya,
sehingga
apabila
dilakukan
penilaian
terhadapnya
akan
membutuhkan instrumen yang sangat panjang. Jenis-jenis seni pertunjukan kehadirannya untuk dinilai hanya sesaat dan tidak dapat diulang kembali.Sekalipun bisa diulang misalnya dengan rekaman audio visual, situasinya sudah berubah dari situasi yang
sesungguhnya.Di
samping
itu
menikmati
seni
sesungguhnya adalah penikmatan emosional.Oleh karena itu terlalu banyak atau secara ekstrim menikmati seni dengan dengan
kacamata
nalar
atau
rasio
menjadi
kurang
relevan.Sehingga kesan subjektif penilai/penikmat seni juga turut menentukan. Pada sisi yang lain, Pendekatan subjektif cenderung bersifat intuitif, subjektifitas penilai sangat tinggi. Selera seni , aliran seni yang diikuti oleh penilaian, dan latar belakang kesenian
penilai
sangat
mempengaruhi
hasil
penilaian.
Akibatnya objektifitas penilaian sulit dipertanggung-jawabkan, lebih-lebih bila beberapa jenis karya tari yang dinilai tersebut sangat beraneka ragam bentuk, aliran, dan latar belakang budayanya. Penilaian hasil belajar seni tari di perguruan tinggi atau di sekolah selama ini lebih
banyak menggunakan
pendekatan intuitif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan efesiensi. Sesungguhnya pendekatan ini dalam praktiknya kadangkadang sudah disertai dengan kompromi-kompromi tertentu oleh para penilai sebelum melakukan penilaian bersama.Halhal yang disepakati biasanya adalah aspek yang dinilai, prioritas (bobot) yang diutamakan, dan rentang nilai.Hal ini sesungguhnya sudah memasuki wilayah pendekatan objektif.
Akan tetapi hal-hal yang disepakati tersebut biasanya tidak didokumentasikan, tidak diwujudkan dalam suatu instrument yang formal B. Rumusan Makalah C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada
objek
tertentu
berdasarkan
suatu
kriteria
tertentu. Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. (Zainul & Nasoetion. 1993). Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat
tentang
keberhasilan
penyelenggaraan
belajar
peserta
didik,
pembelajaran guru,
serta
dan proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri 1. Penilaian formatif
Penilaian
formatif
dilakukan dengan
maksud
memantau
sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. 2. Penilaian sumatif. Penilaian
sumatif
dilakukan
untuk
mengetahui
sejauhmanakah peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit berikutnya. Untuk melakukan penilaian hasil belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan teknik penilaian. B. Prinsip Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsipprinsip sebagai berikut. 1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian
harus
dapat
memberikan
umpan
balik
dan
memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar. 2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait. 3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai. Penilaian yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. 4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu
dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan pokok bahasan tertentu melainkan saat mereka sedang melakukan proses pembelajaran. 5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai. 6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
untuk
memperoleh
gambaran
tentang
perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya. 7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan jender. 9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
C. Tujuan Penilaian Penilaian
memiliki
tujuan
yang
sangat
penting
dalam
pembelajaran: 1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan
hasil
kerja
peserta
didik
dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan
kedudukan
peserta
didik
dalam
urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment). 2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu. 3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi. 4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami
langkah
dirinya,
berikutnya,
baik
membuat untuk
keputusan pemilihan
tentang program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan
apakah
seseorang
perlu
remidiasi
atau
pengayaan. 6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang
dapat
memprediksi
bagaimana
kinerja
peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik. Dari keenam
tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan
kompetensi,
bimbingan,
dan
diagnostik
merupakan peranan utama dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan
penilaian
pembelajaran.
Untuk
dalam
menilai
keseluruhan
sejauhmana
siswa
proses telah
menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai,
seperti
unjuk
kerja/kinerja
(performance),
penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil
test).
Jadi,
tujuan
penilaian
adalah
memberikan
masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan
berbagai
cara
penilaian
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
sesuai
dengan
peserta didik.
(Mardapi, 2004) D. Pendekatan Penilaian Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu
penilaian yang
mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau normreferenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Penilaian acuan norma berasumsi bahwa kemampuan orang berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi
normal.
Perbedaan
pengukuran,
itu
misalnya
harus setelah
ditunjukkan mengikuti
oleh
hasil
pembelajaran
selama satu semester, peserta didik dites. Hasil tes seorang peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi peserta didik tersebut di kelas itu. Penilaian acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang dapat belajar apa saja, meskipun dengan waktu yang berbeda. Dalam acuan kriteria, penafsiran skor hasil tes selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bagi peserta didik yang telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan (standar) diberi pelajaran tambahan yang biasa disebut pengayaan, sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai standar diberi remedi. Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan.Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. E. Teknik Penilaian Berbagai macam
teknik
menurut
penilaian
dapat
dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan
kompetensi
yang
dinilai.Teknik
penilaian
yang
dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai
dengan
karakteristik
kompetensi
dan
tingkat
perkembangan peserta didik. 1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan. Sedangkan
tes
yang
jawabannya
berupa
isian
dapat
berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
peserta
didik
dengan
pendidik.
Pertanyaan
dan
jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes
yang
meminta
peserta
perbuatan/mendemonstasikan/ Dalam
rancangan
didik
melakukan
menampilkan
keterampilan.
penilaian,
tes
dilakukan
secara
berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah. 2. Observasi
adalah
penilaian
yang
dilakukan
pengamatan terhadap peserta didik selama berlangsung
dan/atau
di
luar
kegiatan
melalui
pembelajaran pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian
observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk. 4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai
bersama
karyakarya
dikerjakannya. Peserta didik dan
atau
tugastugas
yang
pendidik perlu melakukan
diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karyakarya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit. 5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian
melalui
pengumpulan,
pengorganisasian,
dan
analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan
terhadap
persiapan,
pelaksanaan/proses
pembuatan, dan hasil. 7. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang
dipakai
untuk
mengungkapkan
sikap,
minat,
dan
persepsi peserta didik terhadap objek psikologis. 8. Jurnal
merupakan
pembelajaran yang
catatan berisi
pendidik
selama
informasi hasil
proses
pengamatan
terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. 9. Penilaian
diri
merupakan
teknik
penilaian
dengan
cara
meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. 10.
Penilaian
antarteman
merupakan
teknik
penilaian
dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. 11.
Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di
atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
F. Tindak Lanjut Penilaian Hasil Belajar
Penilaian
kelas
menghasilkan
informasi
pencapaian
kompetensi peserta didik yang dapat digunakan antara lain: (1) Perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai criteria ketuntasan, (2) Pengayaan bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) Perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) Pelaporan, (5) Penentuan kenaikan kelas (Suwono, 2012) 1. Layanan Remedial Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya
mampu
mencapai
kriteria
ketuntasan
setiap
kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, memberikan bantuan yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar mandiri, kemudian dilakukan
penilaian
dengan
cara
menjawab
pertanyaan,
membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas, dan mengumpulkan kesepakatan
data.
antara
Waktu peserta
remedial didik
diatur
dengan
berdasarkan guru,
dapat
dilaksanakan pada atau di luar jam. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas. Siswa yang mendapat remedial diberikan kesempatan untuk mengikuti tes atau bentuk penilaian lainnya seperti siswa lain
yang sudah tuntas. Skor berapapun yang diperoleh oleh siswa yang
mendapat layanan remedial (tetapi harus sama atau di
atas KKM)
adalah sebesar KKM. Karena siswa yang mendapat
layanan remedial membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dari siswa lain yang sudah tuntas tanpa melalui remedial. Misalnya di suatu kelas siswa A mendapat nilai 75 dan siswa B mendapat nilai 60. Dengan KKM 75 berarti siswa A sudah tuntas dan siswa B belum tuntas. Siswa B mendapatkan layanan remedial sedangkan siswa A
tidak. Dalam penilaian remedial
siswa B mendapatkan skor 85. Bagaimana skor akhir siswa tersebut? Siswa A akan tetap mendapat skor 75 apabila ia tidak memperbaiki nilai tersebut. Siswa B tentu saja tidak dapat dikatakan mendapat nilai 85, nilai siswa B tidak bias di atas nilai siswa A karena waktu belajar siswa B lebih lama daripada siswa A. jadi nilai siswa A dan nilai siswa B adalah 75. 2. Layanan Pengayaan Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensial secara optimal. Bentuk kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan
untuk
memperkaya
dicapainya.
Hasil
penilaian
menambah
nilai
peserta
kompetensi
kegiatan didik
pada
yang
telah
pengayaan
dapat
mata
pelajaran
bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan pada jam efektif ataupun di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang
secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi. 3. Manfaat Penilaian bagi Guru dan Pembelajaran Guru
dapat
memanfaatkan
hasil
penilaian
untuk
perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu, program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi, direvisi, atau mungkin diganti apabila ternyata tidak efektif membantu peserta didik dalam mencapai penguasaan kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai akhir semester, karena bila dilakukan akhir semester, perbaikan tersebut akan sangat terlambat atau
malah
tidak
bermanfaat
jika
digunakan
untuk
memperbaiki nilai siswa. Evaluasi dan refleksi yang dilakukan oleh guru di akhir semester digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan digunakan pada semester selanjutnya. Hal ini sangat penting terutama bila guru atau sekolah ingin meningkatkan batas ketuntasan. 4. Manfaat Penilaian bagi Sekolah Hasil penilaian dapat digunakan sekolah untuk menilai keberhasilan siswa dan jugakinerja guru. Sekolah sebaiknya
menganalisis hasil penilaian siswa dan memtakan KD dan mata pelajaran mana yang sulit, yang selanjutnya digunakan oleh
sekolah
pembelajaran
untuk pada
menyusun KD
atau
program
mata
peningkatan
pelajaran
tersebut.
Demikian pula dengan kinerja guru, sekolah dapat menyusun program peningkatan kualitas guru apabila terdapat guru yang kualitasnya perlu ditingkatkan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar
peserta
didik,
mendiagnosa
kesulitan
belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan
peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri. B. Saran Saran yang dapat diberikan berupa: - Sebaiknya dalam penyusunan makalah menggunakan sumber yang cukup banyak untuk referensi agar konsep atau isi yang -
ditulis lebih tepat dan memiliki dasar yang kuat Sebaiknya dalam menulis makalah berkonsultasi baik dengan asisten maupun dengan dosen agar isi yang ditulis benarbenar sesuai dengan pokok bahasan.
DAFTAR RUJUKAN
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis KompetensiSMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Pendidikan . Bandung: Sinar Baru.
Penelitian
dan
Penilaian
Suwono, Hadi. 2012. Penilaian Hasil Belajar IPA. Malang: Bayumedia Publishing.
Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Depdikbud:Pusat Antar Universitas.
Penilaian
Hasil
Belajar ,