TUGAS MAKALAH REKAYASA DRAINASE “DRAINASE PERKOTAAN”
OLEH: KELOMPOK V ANGGOTA: 1. FAUZI OKATAFIANTO
1010942012
2. RAHMI HIDAYATI
1110941011
3. SILVIA FITRIANI
1110942024
4. HESTIA MARIESTA
1110942037
DOSEN: DENNY HELARD, DR. Eng
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu. Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan perkotaan yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung pula oleh menurunnya kondisi saluran drainase baik kapasitas, sistem operasi maupun pengelolaannya telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah di sektor drainase. Apalagi dengan penurunan permukaan tanah secara tidak langsung akan menimbulkan penambahan beban pada sector drainase. Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.
Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan disesuaikan dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. 1.3 Identifikasi Masalah Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut: 1. Definisi drainase dan sistem drainage; 2. fungsi dan tujuan drainse perkotaan; 3. faKtor-faktor yang mempengaruhi pada system drainase perkotaan; 4. defenisi dari jenis-jenis perencanaan system rekayasa drainase; 5. drainase perkotaan berwawaan lingkungan; 6. lingkup permasalahan drainase perkotaan kota Padang dan solusinya.
BAB II ISI 2.1 Pengertian Drainase Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistemsistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di kawasan kota tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistim pengeringan dan pengaliran air dan wilayah perkotaan yang meliputi: pemukiman, kawasan industri & perdagangan, sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya, lapangan olah raga, Lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, sungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota. Sedangkan sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/ atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal (Anonim, 2012). 2.2 Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan Fungsi dari drainase perkotaan antara lain: 1.
Mengeringkan
bagian
wilayah
kota
dari
genangan
sehingga
tidak
menimbulkan dampak negatif; 2.
Mengalirkan air permukaan kebadan air penerima terdekat secepatnya;
3.
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik;
4.
Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).
Tujuan drainase perkotaan meliputi: 1.
Keperluan pembangunan, seperti : jalan, rumah, gedung, lapangan terbang, pertanian;
2.
Keperluan kesehatan masyarakat;
3.
Keperluan pertanian dan perkebunan;
4.
Mengamankan dan mencegah kegagalan fungsi bangunan saat dibangun ataupun setelah dibangun dari kelebihan air;
5.
Secara umum, drainase memberikan efek pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kenyamanan hidup, kelestarian lingkungan alam ataupun buatan,
pengamanan bangunan dan
peningkatan produksi
tanaman. 2.3 Jenis-Jenis Drainase Perkotaan Jenis-jenis pembagian drainase perkotaan mempunyai beberapa kategori diantaranya: 1. Jenis-jenis drainase berdasarkan sejarah terbentuknya terdiri dari: a. Drainase alamiah (natural drainage) Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang b. Drainase buatan (artificial drainage) Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus 2. Jenis-jenis drainase berdasarkan letak bangunannya terdiri dari: a. Drainase permukaan tanah (surface drainage) Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan. b. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. 3. Jenis-jenis drainase berdasarkan fungsinya terdiri dari: a. Single purpose Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dan lain-lain. b. Multi purpose Beberapa jenis air buangan tercampur.
4. Jenis-jenis drainase berdasarkan konstruksinya terdiri dari: a. Saluran terbuka b. Saluran tertutup Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota. 5. Berdasarkan fungsi layanan, drainase kota terbagi menjadi: a. Sistem drainase lokal yang termasuk sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks pemukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistem ini melayani area kurang dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya. b. Sistem drainase utama yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani
kepentingan
sebagian
besar
warga
masyarakat.
Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab peemrintah kota. c. Berdasarkan Pengendalian banjir (Flood Control) terdiri dari: Adalah
sungai
yang
melintasi
wilayah
kota
yang
berfungsi
mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Pengeloaan pengendalian banjir merupakan tanggung jawab dinas pengairan. (sumber daya air). 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Sistem Drainase Perkotaan Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem drainase perkotaan yaitu: 1. Faktor meteorologi, meliputi: a.
Jenis presipitasi;
b.
Intensitas hujan;
c.
Lamanya hujan;
d.
Distribusi hujan dalam daerah pengaliran;
e.
Arah pergerakan hujan;
f.
Curah hujan yang terdahulu dan kelembaban tanah;
g.
Kondisi meteorologi lainnya seperti kecepatan aliran udara (angin), temperatur
2. Faktor hidrolik, meliputi: a.
Kecepatan maksimal aliran tidak lebih besar dari kecepatan maximum yang diizinkan sehingga tidak terjadi kerusakan. Untuk saluran tanah V max = 0,7 m/det;
b.
Kecepatan minimal agar tidak lebih kecil dari kecepatan minimum yang diizinkan agar tidak terjadi pengendapan;
c.
Penampang saluran bisa berupa segi empat, trapezium, lingkaran bulan atau kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut;
d.
Disarankan bentuk majemuk agar memudahkan pemeliharaan
e.
Dimensi bangunan pelengkap seperti pintu air, gorong-gorong agar ditentukan berdasarkan kriteria disain sesuai tifologi kota dan macam saluran.
3. Faktor Struktur, meliputi: a. Jenis bahan konstruksi yang dipilih agar disesuaikan dengan persyaratan disain, mudah diperoleh dan tersedia banyak; b. Kekuatan dan kestabilan struktur agar diperhitungkan sesuai dengan unsur layanan yang ditentukan.
2.5 Pengertian Tahap-Tahap Perencanaan Drainase Perkotaan 1. Master plan (rencana induk) Master plan
pada sistem drainase adalah rencana awal mengenai
pembangunan sistem drainase di wilayah yang telah ditetapkan dimana pembangunan drainase telah dirancang sedemikian rupa sehingga dimaksudkan untuk mengatasi permasalah drainase yang ada di kota tersebut dalam jangka panjang. 2. Fasibility study (studi kelayakan) Suatu studi kelayakan dilaksanakan setelah melengkapi Rencana Induk Sistem Drainase. Sasaran hasil studi kelayakan dipusatkan pada implementasi sistem drainase alternatif yang terpilih. Dengan kata lain studi kelayakan merupakan merupakan tahap mempelajari keadaan eksisting suatu perkotaan guna perancangan pembangunan sistem drainase yang tepat guna untuk kota tersebut. Diperlukan kajian kelayakan secara : a. Teknis; b. Ekonomi;
c. Lingkungan; d. Sosial. 3. Detail engineering design (studi kelanjutan) Studi kelanjutan merupakan tahap perencanaan detail sistem drainase suatu perkotaan dengan berpedoman pada permasalahan drainase yang ada di suatu kota dan hasil tinjauan lapangan dari tahap studi kelayakan yang telah dilakukan sehingga drainase yang akan dirancang memang sesuai peruntukkannya pada perkotaan tersebut. 2.6 Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan Drainase perkotaan berwawasan lingkungan terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air. 2. Pola retensi (meresapkan) yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air antara lain dengan membuat sumur resapan, bidang resapan atau kolam resapan. 2.7 Lingkup Permasalahan Drainase di Kota Padang dan Solusinya Lingkup permasalahan drainase di Kota Padang terutama mengenai permasalah banjir. Banjir selalu terjadi setiap kali musim hujan di Kota Padang, salah satu tempat yang menjadi langganan banjir yakni Jalan Siteba, Padang. Penyebab terjadinya banjir di Kota Padang sendiri diakibatkan oleh: 1. Drainase masih merupakan saluran gabungan antara saluran drainase dan air limbah; 2. Pengelolaan drainase yang kurang baik; 3. Kualitas dan daya dukung lingkungan menurun.
Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalah drainase di Kota Padang ini antara lain: 1. Perlunya langkah dan teknologi yang ramah lingkungan untuk memperbaiki lingkungan; 2. Perencanaan drainase terpisah anatara air kotor dengan air hujan; 3. Pengenalan tentang cara-cara pengelolaan drainase yang baik, sehingga masyarakat mampu mengelola dan memelihara sendiri drainasenya.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/ atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal
2. Pembagian drainase perkotaan mempunyai beberapa kategori diantaranya: Jenis-jenis drainase berdasarkan sejarah terbentuknya terdiri dari: - Drainase alamiah (natural drainage) - Drainase buatan (artificial drainage) Jenis-jenis drainase berdasarkan letak bangunannya terdiri dari: - Drainase permukaan tanah (surface drainage) - Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) Jenis-jenis drainase berdasarkan fungsinya terdiri dari: - Single purpose. - Multi purpose Jenis-jenis drainase berdasarkan konstruksinya terdiri dari: - Saluran terbuka - Saluran tertutup Berdasarkan fungsi layanan, drainase kota terbagi menjadi: - Sistem drainase lokal - Sistem drainase utama - Berdasarkan Pengendalian banjir (Flood Control) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem drainase perkotaan yaitu: -
Faktor meteorologi;
-
Faktor hidrolik;
-
Faktor Struktur.
4. Tahap-tahap perencanaan drainase perkotaan -
Master plan (rencana induk);
-
Fasibility study (studi kelayakan);
-
Detail engineering design (studi kelanjutan).
5. Drainase perkotaan berwawasan lingkungan terbagi menjadi 2, yaitu:
- Pola detensi (menampung air sementara); - Pola retensi (meresapkan). 3.2 Saran Saran yang dapat diberikan terkait drainase perkotaan yaitu perlu adanya pembenahan drainase di perkotaan terkait berbagai masalah yang telah terjadi saat ini. Seperti perencanaan saluran drainase terpisah antara saluran air buangan dengan saluran air hujan sehingga mengurangi daya tampung drainase agar bisa mengatasi terjadinya banjir.
DAFTAR PUSTAKA Dinas PU, 2014. Drainase Perkotaan.http://ranahberita.com/ news.php? id_news =1970&kategori=Berita, diakses 27 Februari 2014 Ihsan,
Muhammad.
2010.
Drainase
Perkotaan.
https://www.academia.edu/3673535/SISTEM_DRAINASE_PERK OTAAN diakses 27 Februari 2014.