Makalah Akuntansi Manajemen 5h2a6c

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Kualitas dan Produktivitas

Oleh : Aliffia Nastiti Rahmayanti (C1C016041)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2018

i

DAFTAR ISI

Halaman Depan ........................................................................................................................ i Daftar Isi ................................................................................................................................... ii BAB I Pendahuluan A. Latar belakang ...................................................................................................................... 1 BAB II ISI A. Pengertian Kualitas ............................................................................................................... 2 B. Pengertian Biaya Kualitas ..................................................................................................... 3 C. Mengukur Biaya Kualitas ..................................................................................................... 4 D. Pelaporan Informasi Biaya Kualitas...................................................................................... 6 E. Produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian ...................................................................... 7 F. Kualitas dan produktivitas .................................................................................................... 11 BAB III PENUTUP KESIMPULAN .......................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini persaingan antar perusahaan perusahaan semakin hari semakin kompetitif. Hal ini menyebabkan perusahaan akan mencari cara bagaimana perusahaan miliknya menjadi unggul daripada perusahaan perusahaan lain yang ada. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Dengan meningkatkan kualitas tersebut akan membuat para pelanggan menjadi puas. Dengan memperbaiki kualitas secara terus menerus akan membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif di dalam bisnis itu sendiri. Selain itu dengan perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan profitabilitas yang didapat oleh perusahaan. Prinsip dasar dari perbaikan kualitas adalah biaya kualitas. Biaya kualitas sendiri berarti kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan perbaikan kualitas produk yang buruk yang mungkin terjadi atau telah terjadi. Dalam biaya kualitas berhubungan dengan dua kegiatan yaitu kegiatan pengendalian, yang dilakukan sebelum produk yang buruk itu terjadi dan kegiatan karena kegagalan, yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas produk yang sudah buruk itu. Semakin tinggi biaya kualitas berarti masih banyak produk perusahaan yang memiliki kualitas kurang bagus sehingga haru dilakukan perbaikan akan produk itu. Bagi seorang manajer biaya kualitas sangat penting karena dengan adanya biaya kualitas manajer dapat mengindentifikasi seberapa banyak produk yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga menajer dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap produk yang dihasilkannya. Pelaporan biaya kualitas bisa membantu manajer untuk melakukan pengambilan keputusan terkait dengan produk perusahaan. Oleh karena itu penting sekali bagi perusahaan untuk melakukan pengukuran,pelaporan dan pengendalian biaya kualitas sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

1

BAB II ISI A. Pengertian Kualitas Menurut kamus kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan. Secara operasional yang dimaksud dengan produk dan jasa yang berkualitas adalah saat produk dan jasa tersebut memenuhi dan melebihi kepuasan pelanggan. Dalam memenuhi atau melebihi kualitas pelanggan terdapat 8 dimensi yaitu : 1. Kinerja (perfomance) Secara umum kinerja berarti konsistensi dan seberapa baik fungsi fungsi sebuah produk. Dalam dimensi untuk jasa, kinerja berarti atribut daya tanggap, kepastian dan empati. Daya tanggap (responsiveness) berarti bahwa keinginan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan dilakukan dengan cepat. Kepastian (assurance) mengacu pada pengetahuan, keramahan, dan kemampuan karyawan dalam membangun kepercayaan dan kenyakinan pelanggan tehadap jasa yang kita berikan. Empati (empathy) berarti bahwa dalam memberikan jasanya kepada pelanggan kita peduli dan mempunyai perhatian kepada pelanggan. 2. Estetika (aesthetics) Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, materi komunikasi berkaitan dengan jasa. 3. Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability) Hal ini berkaitan dengan kemudahan dalam perawatan dan perbaikan suatu produk . 4. Fitur (features) Fitur berarti karakteristik prduk yang berbeda dari produk produk sejenis yang fungsinya sama. Seperti contohnya penerbangan pada kelas eksekutif dan kelas ekonomi. Pada kelas eksekutif menawarkan tempat duduk yang lebih mewah, tempat kaki yang lebih longgar dan makanan yang lebih baik. Dengan adanya perbedaan fitur pada penerbangan pada kelas eksekutif dan kelas ekonomi akan membantu perusahaan dalam menentukan pasarnya. 5. Keandalan (realitibility) Hal ini berarti bahwa produk atau jasa dapat menghasilkan kualitas yang sama pada jangka waktu tertentu 6. Tahan Lama (durability) Hal ini berarti produk atau jasa dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu tanpa mengalami penurunan fungsi. 7. Kualitas Kesesuaian (quality of conformance) Kualitas kesesuaian berarti produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan memiliki kesesuaian spesifikasi yang telah ditetapkan. Misalnya spesifikasi bagian dari sebuah 2

mesin adalah memiliki lubang berdiameter tiga inci dengan tingkat kesalahan lebih atau kurang 1/8 inci. Bagian yang berada dalam batasan ini disebut bagian yang memenuhi tingkat kesesuaian. Jika prduk tidak memenuhi spesifikasinya maka produk tersebut disebut produk cacat 8. Kecocokan Penggunaan (fitness for use ) Kecocokan penggunaan berarti suatu produk memiliki kecocokan dengan apa yang telah diiklankan. Jika suatu produk memiliki kesalahan desain produk itu termasuk produk gagal karena tidak sesuai dengan yang diiklankan dan harus ditarik kembali. Dengan demikian, perbaikan kualitas berarti perbaikan pada salah satu atau lebih dimensi yang telah dijelaskan diatas sambil mempertahankan kinerja dari dimensi lainnya. Dari kedelapan dimensi tersebut yang paling mendapat perhatian adalah tingkat kesesuaian karena produk yang memenuhi tingkat kesesuaian adalah produk yang andal, tahan lama, bermanfaat, dan berkinerja baik. B. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya biaya yang timbul karena adanya kegiatan yang dilakukan karena kualitas suatu produk yang buruk. Biaya kualitas sendiri. Elemen biaya kualitas sendiri dapat dibedakan menjadi biaya yang berasal dari dalam perusahaan dan yang berasal dari luar perusahaan. Biaya kualitas yang berasal dari dalam perusahaan yakni biaya kualitas yang berhubungan dengan upaya menjaga kualits produk yang dihasilkan dan pelayan yang diberikan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Yang temasuk biaya ini yaitu biaya penilaian dan biaya pencegahan. Sedangkan biaya kualitas yang berasal dari luar perusahaan yaitu biaya yang timbul setelah produk atau jasa jadi dan siap untuk dipasarkan kepada pelanggan. Dengan mempertimbangkan asal atau sumber biaya kualitas, dapat diidentifikasi setidaknya empat komponen biaya kualitas yaitu: 1. Biaya pencegahan (prevention costs) Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas produk yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah jika dapat mencegah sebelum terjadinya cacat pada produknya daripada dengan menemukan dan memperbaiki cacat pada produk tersebut. Contoh dari biaya pencegahan adalah biaya pengembangan sistem, biaya rekayasa kualitas, biaya program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas,siklus kualitas, uji lapangan, dan peninjauan desain. 2. Biaya penilaian (appraisal costs) Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Biaya penilaian disebut juga biaya inspeksi. Contoh biaya penilaian adalah biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemeriksaan dan pengujian ), dan pengesahan dari pihak luar. 3. Biaya kegagalan internal ( internal failure costs)

3

Biaya yang terjadi saat menemukan adanya ketidaksesuaian produk atau jasa yang dihasilkan dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Produk yang tidak sesuai ini biasanya dapat dideteksi sebelum dikirim kepada pelanggan Biaya kegagalan internal dapat dideteksi melalui kegiatan penilaian. Contoh biaya kegagalan internal adalah sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin ( karena adanya produk yang cacat), pemeriksaan ulang, pengujian ulang dan perubahan desain. Dengan semakin efektif aktivitas penilaian akan semakin besar kesempatan untuk mendeteksi produk cacat secara internal. Aktivitas penilaian memberikan data produk cacat kepada manajemen yang dapat digunakan oleh manajer untuk meningkatkan usaha pencegahan sehingga tidak ditemukannya lagi produk yang cacat. 4. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure costs) Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi akibat produk dan jasa yang tidak sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan setelah produk atau jasa tersebut disampaikan kepada pelanggan. Contoh biaya kegagaln eksternal adalah garansi perbaikan dan penggantian, penarikan produk, kewajiban hukum yang mungkin terjadi dan hilangnya penjualan karena reputasi kualitas buruk. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang paling merugikan perusahaan dan mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan C. Mengukur Biaya Kualitas Biaya kualitas dapat juga diklasifikasikan dalam biaya yang dapat diamati (observable costs) yakni biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Dan biaya kualitas yang tersembunyi ( hidden costs) yakni biaya kesempatan atau opportunity yang terjadi karena kualitas buruk (biaya opportunity biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Yang temasuk biaya yang tersembunyi yaitu biaya kegagalan eksternal dan biasanya sulit untuk mengetahui jumlah biayanya. Akan tetapi ada 3 metode untuk mengetahui biaya yang tersembunyi yaitu : 1. Metode pengali ( multiplier method) Dalam metode ini mengasumsikan bahwa biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya biaya kegagalan yang terukur. Total Biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal terukur)

Dimana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh dari pengalaman. Sebagai contoh jika diketahui nilai k antara 3 dan 4 dan biaya kegagalan eksternal yang terukur adalh $ 2 juta. Maka biaya kegagalan eksternal dapat diketahui dengan pengali nilai k yakni 3 dan 4 dengan $ 2 juta sehingga dapat diperoleh biaya kegagalan eksternal yaitu $ 6 juta dan $ 8 juta. Dengan meningkatnya biaya kegagalan eksternal, maka manajer harus mencari cara untuk meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian. 2. Metode penilitian pasar ( market search method) Dalam metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar. Dengan melakukan survei pelanggan dan wawancara dengan anggota tim penjualan. Perusahaan dapat mengetahui biaya 4

kegagalan eksternal sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi kegagalan eksternal lagi. 3. Fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function) Menurut pengertian tanpa cacat tradisional mengasumsikan biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Sedangkan menurut fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi. Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi akan meningkat secara kuadrat saat nilai aktual menyimpang dari nilai target. Fungsi kerugian kualitas Taguchi dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut : 𝐿(𝑦) = 𝑘(𝑦 − 𝑇)2

Di mana : 𝑘

: konstanta proporsional yang besarnya bergantung pada struktur biaya

𝑦 𝐿 𝑇

kegagalan eksternal : nilai aktual dari karakteristik kualitas : nilai target dari karakteristik kualitas : kerugian kualitas

Tampilan 1-1 Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi Keterangan : BB = Batas Bawah BA = Batas Atas

5

Tampilan 1-1 memperlihatkan biaya kualitas adalah nol pada nilai target dan meningkat secara simetris dengan tingkat yang semakin bertambah ketika nilai aktual menyimpang dari nilai target Untuk menggunakan fungsi kerugian kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari batas nilai target. 𝑘=

𝑐 𝑑2

Dimana : 𝑐 = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah 𝑑 = jarak batas dari nilai target Kita dapat menggunakan salah satu dari metode pengali atau metode penelitian pasar untuk membantu estimasi nilai k. Jika nilai k diketahui, maka biaya kualitas tersembunyi bisa ditemukan untuk setiap tingkat penyimpangan dari nilai target. Sebagai contoh jika nila k = $ 400 dan diameter T = 10 inci maka berikut ilustrasi perhitungan kerugian kualitas Unit Diameter Aktual (y) 1 9,9 2 10,1 3 10,2 4 9,8 Total Rata-rata

𝑦−𝑇

(𝑦 − 𝑇)2

𝑘(𝑦 − 𝑇)2

-0,10 0,10 0,20 -0,20

0,010 0,010 0,040 0,040 0,100 0,025

$ 4,00 4,00 16,00 16,00 $40,00 $10,00

D. Pelaporan Informasi Biaya Kualitas Sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan dalam hal perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama dalam membuat sistem pelaporan biaya kualitas adalah dengan menilai biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas aktual dilakukan dengan terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua manfaat penting. Yang pertama, catatatan tersebut memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya karena biaya kualitas dicatat berdasarkan kategorinya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategorinya yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori. Berikut ini contoh laporan biaya kualitas

6

Selain itu kita juga dapat mengetahui distribusi relatif dari biaya kualitas yang dapat digambarkan dengaan bagan lingkaran sebagai berikut :

E. Produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian Produktivitas mengacu hubungan antara input dan output yang digunakan untuk menghasilkan output yang efisien. Efektivitas produktif total adalah suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi: 7

1. Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan melebihi apa yang diperlukan untuk menghasilkan output. Kondisi ini digerakkan oleh hubungan teknis sehingga disebut efisiensi teknis (technical efficiency). Pada kondisi ini kegiatan yang tidak bernilai tambah dihapuskan dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas yang minimal yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Untuk mencapai efissiensi teknis dapat dilakukan dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau memproduksi lebih banyak output dengan input yang relatif lebih kecil. 2. Atas bauran – bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi ini digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input sehingga disebut efisiensi trade- off input ( input trade- off efficiency). Harga input mempengaruhi proporsi relatif dari setiap input yang harus digunakan. Pengukuran Produktivitas Parsial 



Pengukuran Produktivitas ( Productivity measurement) ialah penilaian kuantitas atas perubahan produktivitas. Dalam pengukuran produktivitas dapat berupa aktual maupun prospektif. Pengukuran produktivitas aktual berarti manajer dapat menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan. Sedangkan pengukuran produktivitas prospektif membantu manajer melihat ke masa depan dan berguna dalam pengambilan keputusan strategis. Pengukuran Produktivitas Parsial (partial productivity measurement) ialah pengukuran produktivitas untuk satu input pada satu waktu. Dalam pengukuran ini biasanya diukur menggunakan rasio output terhadap input 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡/𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik maka kita akan mendapat ukuran produktivitas operasional (operational productivity measure). Sedangkan jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita akan memperoleh ukuran produktivitas keuangan ( financial productivity measure) 



Keunggulan Ukuran Parsial Dalam penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan seperti mudah di interpretasikan oleh semua pihak didalam perusahaan sehingga ukuran parsial mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional. Kelemahan Ukuran Parsial Selain memiliki keunggulan, ukuran parsial juga memiliki kelemahan seperti penggunaan ukuran parsial secara terpisah dapat menyesatkan sehingga diperlukan ketelitian dalam menggunakan ukuran ini.

Pengukuran Produktivitas Total 8

Pengukuran produktivitas total didefinisikan sebagai pengukuran produktivitas dari seluruh input. Akan tetapi dalam istilah praktis, pengukuran produktivitas total didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian kepada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan secara total. Ada dua pendekatan untuk mengukuran produktivitas total yaitu: 1. Pengukuran profil (profile measurement) Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Pengukuran profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu sehingga manajer dapat mengetahui perubahan dalam produktivitas. Kita dapat mengambil contoh pada Ladd Lighting yang memiliki data untuk tahun 2007 dan 2008 2007 Jumlah mesin yang diproduksi Jam tenaga kerja yang digunakan Bahan yang digunakan (dalam satuan pon)

120.000 40.000 1.200.000

2008 150.000 37.500 1.428.571

Dari data diatas kita dapat mengetahui Rasio Produktivitas Parsial sesuai tertera dalam tabel dibawah ini

Tampilan 1-2 Ukuran Produktivitas : Analisis Profil Tanpa Trade Off Ligthing Corporation.

- Ladd

Analisa profil dapat menyediakan pengetahuan tentang perubahan produktivitas yang bermnafaat bagi manajer. Nameun, membandingkan berbagai profil produktivitas tidak selalu mengungkapkan sifat dari keseluruhan perubahan efisiensi produktif 2. Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba (profit- linked productivity measurement) Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba ialah pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas. Dalam pengukuran ini terdapat Aturan Keterkaitan Laba (Profil – Linkage Rule) : “untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.”

9

Dimisalkan jika PQ adalah jumlah input tanpa adanya perubahan produktivitas. Untuk mengetahui PQ pada suatu input tertentu, dapat dicari dengan cara berikut 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑄 = 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 Kita dapat mengambil contoh pada Ladd Ligthing dengan trade-off input. Mempunyai data data sebagai berikut

2007 Jumlah mesin yang diproduksi Jam tenaga kerja yang digunakan Bahan yang digunakan (pon) Harga jual per unit (mesin) Upah tenaga kerja per jam Biaya bahan per pon

120.000 40.000 1.200.000 $50 $11 $2

2008 150.000 37.500 1.700.000 $48 $12 $3

Output untuk periode berjalan (tahun 2008) adalah 150.000 mesin dan rasio produktivitas periode dasar untuk tenaga kerja dan bahan masing masing adalah 3 dan 0,100. Sehingga kita dapat mengetahui jumlah setiap input untuk keadaan tanpa perubahan produktivitas yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : PQ ( tenaga kerja) = 150.000/3 = 50.000 jam PQ ( bahan baku) = 150.000/0,100 = 1.500.000 pon Kemudian untuk mengetahui jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan, dihitung dengan mengalikann jumlah setiap input (PQ) dengan harga periode berjalan (P) dan menjumlahkannya seperti perhitungan dibawah ini Biaya tenaga kerja ( 50.000×$12) Biaya bahan baku ( 1.500.000 ×$3) Total biaya PQ

$

600.000 4.500.000 $ 5.100.000

Selanjutnya kita juga harus menghitung biaya input aktual yang diperoleh dengan mengalikan jumlah input aktual (AQ) dengan harga berjalan setiap unit (P) dan menjumlahkannya seperti perhitungan di bawah ini Biaya tenaga kerja ( 37.500 × $12) Biaya bahan baku ( 1.700.00 × $3) Total biaya periode berjalan

$

450.000 5.100.000 $ 5.550.000

Yang terakhir kita dapat menghitung pengaruh produktivitas terhadap laba yang dilakukan dengan mengurangkan total biaya berjalan dari total biaya PQ

10

Pengaruh terkait dengan laba = Total Biaya PQ – Total biay periode berjalan = $ 5.100.000 – $ 5.500.000 = $ 450.000 penurunan laba F. Kualitas dan produktivitas Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas begitupun sebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena adanya penurunan unit produk cacat, maka akan berakibat pada penggunaan lebih sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk memproduksi output yang sama. Penurunan jumlah unit cacat menandakan adanya perbaikan kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan berarti adanya peningkatan produktivitas Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan sehingga peningkatan kualitas akan meningkatkan produktivitas dalam perusahaan.

11

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dengan mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan biaya kualitas, seorang manajer diharapkam mampu mengestimasi biaya kualitas secara benar sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan agar dapat mengurangi produk produk yang kualitasnya kurang bagus yang menyebabkan tingginya biaya kualitas. Selain itu seorang manajer juga dapat menggunakan biaya kualitas untuk evaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan hubungan output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi harga, laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial. Sedangkan, pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktivitas maka perusahaan akan mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien. Yang akan berdampak pada perusahaan akan memperoleh laba yang lebih besar.

12

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial Buku 2. Terjemahan oleh Denny Arnos Kwary.Jakarta: Salemba Empat Garrison, Ray H., dan Eric W. Noreen. 2001. Akuntansi Manajerial.Tejemahan oleh A.Totok Budisantoso,S.E.,Akt. Jakarta: Salemba Empat http://www.academia.edu/28777531/Makalah_biaya_kualitas ( di akses pada 26 Juni 2018 ) https://sites.google.com/site/kelolakualitas/biaya-kualitas ( di akses pada 26 Juni 2018)

13