LAPORAN PENDAHULUAN RUBELLA PADA ANAK A. DEFINISI Rubella adalah penyakit saluran nafas ( ringan ) yang biasanya disertai ruam, namun mempunyai akibat serius bagi bayi yang belum lahir. Rubella atau campak jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari golongan Toga virus. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi di dapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan. Rubella merupakan virus RNA, terselubung penyebab penyakit yang kadang-kadang disebut “ campak 3 hari” atau “campak jerman”. Penyakit ini hampir terberantas dengan diproduksinya faksin rubella hidup dilemahkan. Ini merupakan satu-satunya virus dimana vaksin telah dibuat terutama untuk memberantas akibat-akibat infeksi janin. Syndrome rubella menggambarkan prototype infeksi virus kongenital. Selam infeksi pada ibu, virus rubella dapat menembus plasenta, menyebabkan infeksi pada janin dan mengakibatkan kematian pada konseptus atau bayi dilairkan dengan menderita rubella kongenital. Bayi yang menderita infeksi kronik, ketika masih dalam kandungan dapat merupakan sumber yang mempertahankan virus. B. ETIOLOGI Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus rubivirus, family Togaviridae.virus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secar fisikokimia virus ini sama dengan anggota virus lain dari family tersebut, tetapi virus rubela secara serologic berbeda. Pada waktu terdapat gejal klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, darah, feses dan urin. Virus rubella hanya menjangkiti manusia saja. Virus rubella adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga paramyxovirus, dari genus morbilivirus. Virus campak hanya hanya menginfeksi manusia, dimana virus cmpak ini tidak aktif oleh panas, PH asam, eter dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara, atau pada
benda dan permukaan. Virus rubella ditularkan melaui percikan ludah penderita atau karena kontak dengan penderita. Penyakit ini juga ditularkan dari ibu hamil kepada janin yang penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melallui nasofaring dan orofaring setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11-14 hari samapi timbulnya gejala. Hampir 60% pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia vetal. Viremia maternal terjadi pada saat replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia vetal dapat menyebabkan kelainan organ secara luas. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan rubella kongenital 90% dapat menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30-50a%, dan dalam satu tahun sebanyak kurang dari 10%. Dengan demikian bayi-bayi tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi. 3.
PATOFISIOLOGI
PATHWAY Virus Rubella
Oral Droplet
Plasenta (infeksi congenital) Ibu hamil ke janin
Nasofaring (saluran pernapasan) Aliran darah
Kelahira n mati
Non infeksi
Infeksi tanpa kelainan apapun
Masa prodormal (1-5 hari)
Resiko infeksi Demam
Viremia (erupsi dikulit) Enatema, forcheimer spot (petekia pada palatum mole, fautica)
Sakit kepala Nyeri tenggorok an Kemerahan pada konjungtiva, rhinitis, limfadenopa ti
Hiperterm
Nyeri akut
Abortus
Infeksi dengan kelainan kongenital
Resorbsi embrio
Embrio <6-16 minggu Trias anomaly congenital pada mata (katarak, mikroftalmia, glaucoma), ketulian, defekmental, kelainan SSP, defek jantung Resiko gangguan hubungan ibu dan janin
4.
MANIFESTASI KLINIK Keluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak. Bercak-bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa. Biasanya, bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini biasanya hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari. Masa inkubasi adalah 14-21 hari. Tanda yang paling khas adalah adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Enantem mungkin muncul tepat sebelum mulainya ruam kulit. Ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan jelas pada sekitar 24jam sebelum ruam. Eksantemnya lebih bervariasi daripada eksantem rubeola. Eksantem pada muka dan menyebar dengan cepat. Evolusinya begitu cepat sehingga dapat menghilang pada muka pada saat ruam lanjutannya muncul pada badan. Makulopapula tersendiri ada pada sejumlah kasus; ada juga daerah kemerahan yang luas yang menyebar dengan cepat ke seluruh badan, biasanya dalam 24 jam. Ruam dapat menyatu, terutama pada muka. Selama hari kedua ruam dapat mempunyai gambaran sebesar ujung jarum, terutama di seluruh tubuh, menyerupai ruam demam scarlet. Dapat terjadi gatal ringan. Erupsi biasanya jelas pada hari ke 3. Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang. Berbeda dengan rubeola, tidak ada fotofobia. Demam ringan atau tidak selama ruam dan menetap selama 1, 2 atau kadang-kadang 3 hari. Suhu jarang melebihi 38oC (101oF). Anoreksia, nyeri kepala, dan malaise tidak biasa. Limpa. sering sedikit membesar. Angka sel darah putih normal atau sedikit menurun, trombositopeni jarang, dengan atau tanpa purpura. Terutama pada wanita yang lebih tua dan wanita dewasa, poliartritis dapat terjadi dengan artralgia, pembengkakan, nyeri dan efusi tetapi biasanya tanpa sisa apapun. Setiap sendi dapat terlibat, tetapi sendi-sendi kecil tangan paling sering terkena. Lamanya biasanya beberapa hari; jarang artritis
ini menetap selama berbulan-bulan. Parestesia juga telah dilaporkan. Pada satu epidemi orkidalgia dilaporkan pada sekitar 8% orang laki-laki usia perguruan tinggi yang terinfeksi. Masa inkubasi Masa inkubasi berkisar antara 14-21 hari. Dalam beberapa laporan lain waktu inkubasi minimum 12 hari dan maksimum 17-21 hari. Masa prodromal pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya, jarang disertai gejala dan tanda pada masa prodromal. Namun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung 1-5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala dan nyeri tenggorokan, kemerahan konjungtiva, rinitis, batuk,dan limfodenopati. Gejala ini sering menghilang pada waktu erupsi timbul. Gejala dan prodromal biasanya mendahului erupsi dikulit 1-5 hari sebelumnya. Masa eksantema sepert pada rubela, eksentema mulai muncul pada muka dan dengan cepat meluas kebagian lain dari dari tubuh.Mula-mula berupa makula yang berbatas tegasd a n k a d a n g - k a d a n g d e n g a n c e p a t m e l u a s d a n m e n y a t u , m e m b e r i k a n b e n t u k morbilliform. Pada hari kedua ekstensema di muka menghilang, diikuti hari ketigadi tubuh dan hari keempat di anggota gerak.L i m f e d e n o p a t i padarubella. berlangsung
merupakan
gejala
klinis
B i a s a n y a pembengkakan kelenjer selama
5-8
hari.
Sebagai k e c i l
yang
getah
penting
bening
penderita
itu
masih
t e r g a n g g u d e n g a n n y e r i k e p a l a , s a k i t k e p a l a , r a s a g a t a l selama 710 hari.Pada remaja dan dewasa dapat terjadi artiritis dan artralgia dari sendi kecil tangan,kaki, lutut, dan bahu yang berupa pembengkakan dan nyeri. Khususnya artralgia pada tangan timbul setelah erupsi pada penderita dewasa. Robella Kongenital Infeksi rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan infeksi pda janin dengankelainan teratogenesis yang bergantungdari umur kehamilan. Pada waktumengalami infeksi Rubella ibu hamil tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis.Meskipun demikian virus dapat menimbulkan infeksi pada plasenta dabditeruskan ke janin, yang mana virus itu itu banyak menyerang ke organ dan jaringan.Bayi yang lahir dari ibu hamil menderita infeksi Rubella pada
trimester pertama bisa terkena sindrom rubella kongenital, yaitu trias anomali kongenital pada mata ( katarak, mikroftalmia, glaukoma, retinopati), telinga ( ketulian), dandefek jantung (stenosis arteri pulmonalis, patent ductus arteriosus, ventrikal septaldefect). Kerusakan jantung dan mata terjadi karena infeksi embrio yang berumur kurang dari 6 minggu, sedangkan ketulian defek mental terjadi pada semua embrio yang berumur kira-kira 16 minggu. 5.
KOMPLIKASI Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak: 1.Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2.Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan 3.Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus. 4.Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) 5.Otitis Media (infeksi telinga) 6.Laringitis (infeksi laring) 7. Diare 8.Kejang Demam (step) 6.
DIAGNOSIS Untuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus, hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan titer antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG dan IgM. Antibodi rubella dapat ditemukan pada hari kedua ruam dan mengalami peningkatan pada hari 10 – 21. biopsy jaringan atau darah dan CSF dapat pula digunakan untuk menunjukkan adanya antigen rubella dengan antibodi
monoklonal dan untuk mendeteksi RNA rubella dengan hibridisasi dan reaksi polymerase berantai dari tempat asal. 7.
DIAGNOSIS BANDING Karena gejala serupa dan ruam dapat terjadi pada banyak infeksi virus yang lain, rubella merupakaan penyakit yang sukar untuk didiagnosis secara klinis kecuali bila penderita ditemukan selama epidemi. Riwayat telah mendapat rubella atau vaksin rubella tidak dapat dipercaya, Imunitas harus ditentukan dengan uji untuk antibodi. Terutama pada bentuk lebih berat, rubella dapat terancukan dengan tipe dernam skarlet dan rubeola ringan. Roseola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari rubella oleh keparahan demamnya dan oleh munculnya ruam pada akhir episode demam bukannya pada saat gejala-gejala dan tanda-tandanya sedang naik. Ruam karena obat mungkin sangat sukar dibedakan dari rubella. Pembesaran khas limfonodi sangat mendukung diagnosis rubella. Pada mononukleosis infeksiosa ruam dapat terjadi menverupai ruam rubella, dan pembesaran limfonodi pada setiap penyakit dapat menimbulkan kerancuan. Tanda-tanda hematologik mononukleosis infeksiosa akan cukup membedakan dua penyakit tersebut. Infeksi enterovirus yang disertai dengan ruam dapat dibedakan dari beberapa keadaan pada manifestasi pernafasan atau saluran cerna dan tidak adanya adenopati retroaurikuler.
8.
PENGOBATAN Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang dibiakkan. Upaya untuk mengobati anak yang sedang menderita rubella congenital dengan obat ini tidak berhasil. Karena amantadin tidak dianjurkan pada wanita hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon dan isoprinosin telah digunakan dengan hasil yang terbatas.
9 . PENCEGAHAN Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20 mL/lb) dalam 7-8 hari pasca pemajanan. Efektiviias globulin imun tidak dapat diramalkan. Tampaknya tergantung. pada kadar antibodi produk yang digunakan dan pada faktor yang belum diketahui. Manfaat GIS telah dipertanyakan karena pada beberapa keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada atau minimal walaupun virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk pencegahan ini tidak terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun. Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi sernua lakilaki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas tidak hamil. Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-parotitis-rubella (measlesmumps-rubella [MMR]). Imunisasi rubella harus diberikan pada wanita pasca pubertas yang kemungkinan rentan pada setiap kunjungan perawatan kesehatan. Untuk wanita yang mengatakan bahwa mereka mungkin hamil imunisasi harus ditunda. Uji kehamilan tidak secara rutin diperlukan, tetapi harus diberikan nasehat mengenai sebaiknya menghindari kehamilan selama 3 bulan sesudah imunisasi. Kebijakan imunisasi sekarang telah berhasil memecahkan siklus epidemic rubella yang biasa di Amerika Serikat dan menurunkan insiden sindrom rubella kongenital yang dilaporkan pada hanya 20 kasus pada tahun 1994. Namun imunisasi ini tidak mengakibatkan penurunan presentase wanita usia subur yang rentan terhadap rubella. 10.PROGNOSIS Kornplikasi relatif tidak lazim pada anak. Neuritis dan artritis kadangkadang terjadi. Resistensi terhadap infeksi bakteri sekunder tidak berubah. Ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan pada rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6.000 kasus. Prognosis rubella anak adalah baik; sedang prognosis
rubella kongenital bervariasi menurut keparahan infeksi. Hanya sekitar 30% bayi dengan ensefalitis tampak terbebas dari defisit neuromotor, termasuk sindrom autistik. Kebanyakan penderitanya akan sembuh sama sekali dan mempunyai kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini. Namun, dikhawatirkan adanya efek teratogenik penyakit ini, yaitu kemampuannya menimbulkan cacat pada janin yang dikandung ibu yang menderita rubella. Cacat bawaan yang dibawa anak misalnya penyakit jantung, kekeruhan lensa mata, gangguan pigmentasi retina, tuli, dan cacat mental. Penyakit ini kerap pula membuat terjadinya keguguran.
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN RUBELLA PADA ANAK Tn.S dan Ny.T memiliki anak R, usia anak tersebut 5 tahun, anak dari tiga bersaudara dan berjenis kelamin perempuan. Masuk rumah sakit pada tanggal 15Mei 2013dengan keluhan; Bercak-bercak dengan warnanya lebih muda dari campak biasa. Yang dimana bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil berwarna merah muda. Kemudian dalam waktu 24 jam lalu muncul bercak tersebut dan menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Demam ringan dengan suhu 38,5 derajat Celcius,Sakit kepala, Hidung tersumbat atau pilek yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan nyeri di tenggorokan.Saat sebelum sakit kebiasaan istirahat,bermain dan tidur berjalan normal,
waktu
sakit, istirahat
disaat hidungnya tersumbat/pilek. A.
Pengkajian
1.
Biodata
a.
Identitas Anak
dan
tidurnya
agak
terganggu
terutama
b.
Nama
: “An. R”
Umur
: 5 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: -
Alamat
: Jln R. Suprapto No 164
Identitas penanggung Nama ayah
: “Tn. S”
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Bugis/Indonesia
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Guru
Penghasilan
: Rp 2.200.000,-
Alamat
: Jln R. Suprapto No 164
Nama ibu
: “Ny. T”
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Sunda/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jln R. Suprapto No 164
2.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang
1.)
Keluhan utama : Bercak-bercak dengan warnanya lebih muda dari campak biasa. Yang dimana bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titiktitik kecil berwarna merah muda. Kemudian dalam waktu 24 jam lalu muncul bercak tersebut dan menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap.
2.)
Riwayat keluhan utama :
a.)
Keluhan dirasakan sejak dua hari yang lalu, mulai dari tanggal 13 Mei 2013, ibu klien mengatakan Demam ringan dengan suhu 38,5 derajat Celcius,Sakit kepala, Hidung tersumbat atau pilek yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan nyeri di tenggorokan Faktor pencetus : minum susu SGM 2 yang disimpan di kulkas,selalu makan makanan yg tidak hegien,mengisap jarinya.
b.)
Sifat keluhan tidak terus-menerus.
b.
Riwayat kesehatan masa lalu
1.)
Klien belum ada penyakit tertentu hanya saja sebelumnya klien hanya mengalami demam dan flu.
2.)
Makanan pantangan tidak ada
c.
Riwayat kesehatan keluarga.
1.)
Keluarga tidak ada menderita asma, dll.
2.)
Keluarga tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.
3.)
Tidak ada anggota keluarga minum minuman keras dan alkohol.
4.)
Ada anggota keluarga yang merokok (ayahnya). .
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Orang tua klien
: Saudara kandung klien : Klien : Serumah dengan klien. -
G I, dari pihak bapak klien (nenek klien) meninggal karena proses ketuaan
-
G I, dari pihak bapak klien (kakek klien) meninggal karena proses ketuaan.
-
G II, bapak dan ibu klien sehat.
-
G III, anak kedua umur 5 tahun rubella.
3.
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum
: Klien nampak lemah.
b.
Kesadaran
: Composmentis
c.
Tanda-tanda vital : Nadi
: 108 x/menit
Suhu badan
: 38,5 0C
d.
Kepala
1.)
Inspeksi
a.)
Keadaan rambut
-
Warna hitam.
-
Penyebaran merata.
-
Tidak mudah rontok.
b.)
Keadaan kulit kepala
-
Tampak bersih.
-
Tidak ada ketombe.
2.) -
Palpasi Tidak ada nyeri tekan.
e.
Mata
1.)
Inspeksi
-
Mata nampak cekung.
-
Bulu mata tumbuh merata.
2.) -
Palpasi Tidak ada peningkatan tekanan bola mata.
f.
Hidung
1.)
Inspeksi
2.) -
Septum : ada sekret/cairan. Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada sinus.
g.
Telinga
1.)
Inspeksi
-
Bentuk simetris kiri dan kanan.
-
Kanalis tidak ada serumen/cairan.
-
Telinga nampak bersih.
2.)
Palpasi
h.
Mulut
1.)
Inspeksi
-
Bibir nampak kering.
-
Keadaan mulut bersih.
-
Gusi tidak ada peradangan.
2.)
Palpasi
-
Mukosa mulut agak kering.
i.
Dada dan paru-paru
1.)
Inspeksi
-
Dada simetris kiri dan kanan.
-
Pergerakan dada ikut pola pernafasan.
2.)
Palpasi
-
Vokal resonan teraba getaran seimbang paru-paru kiri dan kanan.
-
Tidak teraba adanya massa.
-
Tidak ada nyeri tekan pada lapang paru.
3.)
Perkusi
4.)
Terdengar sonor pada semua lapang paru. Auskultasi
-
Bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi tambahan.
j.
Abdomen
1.)
Inspeksi
-
Tidak nampak pembesaran pada perut.
-
Warna kulit sama bercak merah muda dengan daerah sekitarnya.
2.)
Auskultasi
-
Peristaltik usus 20 kali permenit.
-
Bising usus meningkat.
3.)
Palpasi
-
Tidak ada nyeri tekan.
-
Tidak teraba adanya massa.
k.
Kulit
1.)
Inspeksi
-
Warna merah muda.
-
Turgor kulit kurang.
-
Kelembaban kering.
2.) -
Palpasi Kulit teraba hangat.