TINJAUAN PUSTAKA
adalah hasil pengobatan bedah
1. Kolostomi
kanker kolorektal.
1.1 Pengertian Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006)
1.2.3 Double-Barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma bagian proksimal dan stoma bagian distal (Perry & Potter, 2005).
1.2 Stoma Perlengkapan ostomi terdiri atas satu
1.3 Jenis kolostomi berdasarkan
lapis atau dua lapis dengan barier
lokasinya
kulit
Jenis
hipoalergenik
mempertahankan peristomal.
untuk
integritas
Kantong
kulit
harus
cukup
kolostomi
lokasinya;
berdasarkan
transversokolostomi
merupakan
kolostomi
di
kolon
besar untuk menampung feses dan
transversum,
flatus dalam jumlah sedang tetapi
kolostomi
tidak
tidak
desenden yaitu kolostomi di kolon
anak.
desenden dan kolostomi asenden,
Perlindungan kulit peristomal adalah
adalah kolostomi di asenden (Suriadi,
aspek penting dari perawatan stoma.
2006)
Peralatan
1.4 Indikasi Kolostomi
terlalu
besar
membebani
bayi
yang
merupakan mencegah
agar atau
sesuai
hal
ukurannya
penting
kebocoran
isi
untuk (Wong,
sigmoidostomi
di
sigmoid,
yaitu
kolostomi
1.4.1 Atresia Ani Penyakit atresia ani adalah tidak
2009). Lokasi kolostomi menentukan
terjadinya perforasi membran
konsistensi tinja baik padat ataupun
yang memisahkan bagian entoderm
cair.
mengakibatkan pembuatan lubang
Pada
kolostomi
transversum
umumnya menghasilkan feses lebih
anus
padat. Lokasi kolostomi ditentukan
langsung dengan rektum (Purwanto,
oleh
2001). Atresia ani adalah kelainan
masalah
medis
pasien
dan
yang
tidak
berhubungan
kondisi umum. Ada 3 jenis kolostomi,
kongenital
yaitu:
anus
1.2.1 Kolostomi loop atau loop
rektum atau keduanya (Betz, 2002).
colostomy,
Menurut Suriadi (2006), Atresi ani
biasanya
dilakukan
yang
imperforate
dikenal
sebagai
meliputi
anus,
dalam keadaan darurat .
atau imperforata anus adalah tidak
1.2.2 End colostomy, terdiri dari
komplit
satu stoma dibentuk dari ujung
pada distal usus (anus) tertutupnya
proksimal usus dengan bagian distal
anus secara abnormal.
saluran pencernaan. End colostomy
1.4.2 Hirschprung
perkembangan
embrionik
Penyakit Hirschprung atau
Pada
megakolon aganglionik bawaan
rektum berhubungan dengan bagian
disebabkan oleh kelainan inervasi
bawah
uretra
usus, mulai pada sfingter ani interna
uretra.
Mereka
yang
mempunyai
dan meluas ke proksimal, melibatkan
Fistula
Rektoprostatik
mengalami
panjang usus yang bervariasi
perkembangan sakrum yang jelek
(Nelson, 2000).
dan
Penyakit
Hischprung
kongenital
disebut
aganglionosis
juga atau
megacolon yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam colon (Suriadi, 2006)
kasus
Fistula
sering
atau
Rektouretra, bagian
perineumnya
atas
datar.
Penderita ini mengalami kolostomi protektif
selama
masa
neonatus.
Fistula Rektouretra merupakan cacat anorektum yang paling sering pada penderita laki-laki ( Nelson, 2000).
1.4.3 Malforasi Anorektum Istilah Malforasi Anorektum merujuk pada
suatu
Perhatian
spektrum
utama
pengendalian
ditujukan
usus
cacat. pada
selanjutnya,
fungsi seksual dan saluran kencing. Beberapa kelainan yang memerlukan pembedahan kolostomi adalah; (1) Fistula Rektovesika Pada penderita Fistula Rektovesika, rektum berhubungan dengan saluran kencing pada setinggi leher vesika urinaria. Mekanisme sfingter sering berkembang sangat jelek. Sakrum sering tidak terbentuk atau sering kali tidak ada. Perineum tampak datar. Cacat ini mewakili 10% dari seluruh penderita laki-laki dengan cacat ini. Prognosis fungsi ususnya biasanya jelek. Kolostomi diharuskan selama masa neonatus yang disertai dengan operasi perbaikan korektif (Nelson, 2000). (2) Fistula Rektouretra
(3) Atresia Rektum Atresia Rektum adalah cacat yang jarang
terjadi,
hanya
1%
dari
anomali anorektum. Tanda yang unik pada
cacat
penderita
ini
adalah
mempunyai
bahwa
kanal
anus
dan anus yang normal ( Nelson, 2000). (4) Fistula Vestibular Fistula Vestibular adalah cacat yang paling
sering
perempuan. diperlukan
ditemukan Kolostomi
sebelum
pada proteksi
dilakukan
operasi koreksi, walaupun kolostomi ini tidak perlu dilakukan sebagai suatu
tindakan
darurat
karena
fistulanya sering cukup kompeten untuk
dekompresi
saluran
cerna
( Nelson, 2000). (5) Kloaka Persisten Pada kasus Kloaka Persisten, rektum, vagina, dan saluran kencing bertemu
dan menyatu dalam satu saluran
Fungsi kolostomi akan mulai tampak
bersama. Perineum mempunyai satu
pada hari ke 3 sampai hari ke 6
lubang
pascaoperatif.
yang
belakang
sedikit
klitoris.
pengalihan lahir,
terletak
Kolostomi
terindikasi
lagipula
menderita
pada
penderita
kloaka
keadaan
darurat
di
saat
mengambil
yang
Perawatan
mengalami
urologi,
kolostomi
karena
Perawat
menangani
sampai
pasien
alih
perawatan
kulit
bersamaan
harus
dengan
dapat ini.
diajarkan bagaimana
menerapkan drainase kantung dan
sekitar 90% diserai dengan cacat
melaksanakan
urologi.
kolostomi,
Brunner dan suddarth (2000), ada
diagnosis urologi harus ditegakkan
beberapa yang harus diperhatikan
untuk
dalam menangani kolostomi, antara
Sebelum mengosongkan
saluran
irigasi.
kencing, jika perlu pada saat yang
lain;
bersamaan
1.6.1 Perawatan Kulit
dilakukan
kolostomi
( Nelson, 2000).
Menurut
Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe ostomi. Pada kolostomi
1.5 Komplikasi Kolostomi Insidens
komplikasi
untuk
transversal, terdapat feses lunak dan
pasien
berlendir yang mengiritasi kulit. Pada
dengan kolostomi sedikit lebih tinggi
kolostomi desenden atau kolostomi
dibandingkan
sigmoid,
pasien
ileostomi.
feses
Beberapa komplikasi umum adalah
sedikit
prolaps
dianjurkan
stoma,
perforasi,
retraksi
agak
mengiritasi
padat kulit.
dan
Pasien
melindungi
kulit
stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit.
peristoma dengan sering mencuci
Kebocoran
area tersebut menggunakan sabun
dari
sisi
anastomotik
dapat terjadi bila sisa segmen usus
ringan,
mengalami
protektif
Kebocoran
sakit dari
atau
lemah.
anastomotik
usus
memberikan di
sekitar
barrier
kulit
stoma,
dan
mengamankannya
dengan
menyebabkan distensi abdomen dan
meletakan kantung drainase. Kulit
kekakuan, peningkatan suhu, serta
dibersihkan
dengan
tanda shock. Perbaikan pembedahan
menggunakan
sabun
diperlukan (Brunner dan Suddarth,
waslap lembab serta lembut. Adanya
2000).
kelebihan barrier kulit dibersihkan.
1.6 Perawatan Kolostomi
Sabun
bertindak
abrasif
ringan
residu
enzim
ringan
sebagai
untuk dari
perlahan dan
agen
mengangkat
tetesan
fekal.
Selama kulit dibersihkan, kasa dapat
terjadi
digunakan untuk menutupi stoma.
mengirigasi stoma pada waktu yang
1.6.2 Memasang Kantung
teratur, terdapat sedikit gas dan
Stoma
retensi cairan pengirigasi.
diukur
untuk
menentukan
drainase
fekal.
ukuran kantung yang tepat. Lubang
1.7
kantung harus sekitar 0,3 cm lebih
Kolostomi
besar dari stoma. Kulit dibersihkan
1.7.1 Persiapan Alat
terlebih
a. Dua pasang sarung tangan
dahulu.
peristoma
Barier
dipasang.
kantung
kulit
Kemudian
dipasang
dengan
cara
kertas
perekat
dan
membuka
Prosedur
Dengan
Pelatihan
b. Pengalas c. Kom berisi air hangat air hangat d. Kain kasa atau washlap
menekanya di atas stoma. Iritasi kulit
e. Kantung kolostomi yang baru
ringan memerlukan tebaran bedak
f. Pembersih seperti sabun
stomahesive
i. Gunting
sebelum
kantung
dilekatkan.
j. Kantung plastik
1.6.3 Mengangkat Alat Drainase
k. Tissue
Alat drainase diganti bila isinya telah
1.7.2 Persiapan pasien
mencapai
a. Atur posisi pasien berbaring
sepertiga
sampai
seperempat bagian sehingga berat
b. Jelaskan pada pasien dan orang
isinya tidak menyebabkan kantung
tua tentang prosedur yang akan
lepas dari diskus perekatnya dan
dilakukan dan jaga privasi pasien.
keluar isinya. Pasien dapat memilih
c. Ciptakan suasana senyaman
posisi
mungkin
duduk
nyaman
atau
dan
mendorong
berdiri
dengan
kulit
yang
perlahan
menjauh
dari
permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma. Tekanan perlahan mencegah kulit
dari
trauma
dan
mencegah
adanya isi fekal yang tercecer keluar. 1.6.4 Mengirigasi Kolostomi Tujuan
pengirigasian
1.7.3 Prosedur a. Cuci tangan b. Jelaskan prosedur pada klien dan jaga privasi klien c. Gunakan sarung tangan d. Letakkan kain pengalas di sekitar perut dan buka kantung kolostomi. e. Buka kantung kolostomi dengan
kolostomi
hati-hati, tangan non dominan (kiri)
adalah untuk mengosongkan kolon
menekan kulit dan tangan dominan
dari gas, mukus, dan feses. Sehingga
(kanan)
pasien dapat menjalankan aktivitas
kolostomi.
sosial dan bisnis tanpa rasa takut
melepaskan
kantung
f. Kosongkan kantung: ukur jumlah feses, kantung
feses
dibuang
kolostomi
ke
toilet
dibuang
ke
kantong plastik g. bersihkan stoma
dan kulit di
sekitar lubang dengan menggunakan kain kasa atau washlap yang lembab dan hangat, atau air sabun jika sisah perekat
dan
dibersihkan.Cuci
feses
sulit
tangan
dan
gunakan sarung tangan kembali. h.
Keringkan
kulit
dan
pasang
kantung kolostomi yang baru i. Buka sarung tangan dan rapikan alat serta sampah j. Cuci tangan ( Joyce, 2002).