Dalam pengujian logam Al dilakukan dua perlakuan yaitu dengan ivasi dan tanpa ivasi Pasivasi adalah proses pembentukan senyawa oksida logam di permukaan logam tersebut untuk mencegah proses perkaratan lebih lanjut.
Pada pengujian logam Al tanpa ivasi
Pada reaksi logam Al di masukan pada larutan HCl pekat langsung terlihat reaksi berupa berkarat dengan cepat karena keadaan asam merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya korosi dan pada pengujian ini logam Al ter oksidasi hingga hampir tidak menyisakan sisa logam Al yang ada.
Pada pengujian Al yang dimasukan ke Larutan HNO3 jika kita lihat dari aspek teori seharusnya ini bereaksi, karena E sel menunjukan nilai positif (+) Namun dalam praktiknya logam Al dengan asam nitrat tidak bereaksi meskipun asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, namun tidak terjadi reaksi karena Dengan adanya HNO3 menyebabkan aluminium tidak dapat mengalami reaksi dipengaruhi oleh kuatnya daya oksidasi dari HNO3, Terbentuk oksida yang dapat melapisi logam sebagai logam yang terlindungi sehingga tidak terjadi reaksi lanjut. Walaupun HCL dan HNO3 sama sama merupakan asam kuat tapi yang bereaksi dengan cepat disini ketika Al dimasukan kedalam HCL dibandingkan dengan Al yang dimasukan ke dalam HNO3 karena jika kita lihat HCL maka disitu ada Cl- yang merupakan unsur halogen yang sangat reaktif , kemudian pada HNO3 terlihat dari reaksinya menghasilkan uliminat (AlNO3) dimana uliminat ini nantinya akan melindungi logam Al dari korosi. B. Pengujian logam Al dengan ivasi
Pada pengujian a. Dilakukan pelapisan logam Al dengan HgCl2 pelapisan ini akan menyebabkan lapisan Hg akan ter oksidasi terlebih dahulu ketika logam Al direaksikan unsur lain yang mengakibatkan korosi, namun Al tidak mengalami korosi, hal ini merupakan salah satu fenomena korosi yang umum yaitu disebut korosi galvanik.
Ketiga logam Al yang telah diberi perlakuan ivasi oleh HgCl2 dilakukan kembali pengujian dengan 3 perlakuan berbeda yaitu
Reaksi b. Terjadi korosi logam Al namun sebenarnya Hg Lah yang mengalami korosi dengan kata lain Hg melindungi Al dari korosi, larutan campuran menjadi berwarna hitam dan kotor. Reaksi c. Logam Al dengan air menunjukan adanya gelembung ,gelembung ini menunjukan terjadinya reaksi redoks dimana yang teroksidasi disini bukanlah logam Al melainkan Logam Hg lah yang teroksidasi Reaksi d. Logam dengan udara terbuka, permukaan Al berwarna perak semu putih dengan adanya pelapisan dari logam Hg. Reaksi b,c,d dilakukan sebagai penguji Dan untuk Al sebagai pengontrol Reaksi
a. Pada reaksi ini, direaksikan logam Al dengan Larutan tembaga sulfat , terlihat dari reaksi sel bahwa reaksi berlangsung spontan, pada logam Al terjadi pengkaratan b. Menurut teori pada reaksi ini berlangsung spontan berlangsung spontan, namun karena karena pada reaksi ini terbentuk uliminat
(Al2O3) maka logam Al ini akan dilindungi oleh Uliminat (Al2O3) agar tidak terjadi korosi c. Seperti pada poin b reaksi ini menghasilkan uliminat dimana iluminat ini akan melindungi permukaan logam Al Pemanasan larutan dalam percobaan ini berguna sebagai katalis larutan dimana larutan akan semakin cepat untuk bereaksi. Kemudian saat terjadinya kenaikan temperatur tinggi mengakibatkan difusi oksigen yang tinggi dalam larutan, maka korosi dapat menjadi cepat.
Kesimpulan